Siklus II Waktu Penelitian

51 Dalam penelitian ini pengukuran validitas diukur dengan menggunakan bentuk metode statistik. Data yang terkumpul diuji dengan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson Arikunto, 2006: 72 Keterangan: X : skor item yang akan dihitung validitasnya Y : skor total dari tiap tes N : banyaknya peserta tes. Kriteria validitas butir soal: jika r hitung r tabel 0,325, N= 28 orang dengan = 5 maka item dinyatakan valid dan jika r hitung r tabel maka item dinyatakan tidak valid. Tabel III.5 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Uji Coba Butir Soal r.hitung r tabel Kriteria 1 0,396 0,325 Valid 2 0,097 0,325 Tidak Valid 3 0,147 0,325 Tidak Valid 4 0,398 0,325 Valid 5 0,385 0,325 Valid 6 0,455 0,325 Valid 7 0,472 0,325 Valid 8 0,386 0,325 Valid 9 0,441 0,325 Valid 10 0,247 0,325 Tidak Valid 11 0,396 0,325 Valid 12 0,325 0,325 Valid 13 0,528 0,325 Valid 14 0,534 0,325 Valid 15 0,630 0,325 Valid 52 Butir Soal r.hitung r tabel Kriteria 16 0,487 0,325 Valid 17 0,600 0,325 Valid 18 0,337 0,325 Valid 19 0,196 0,325 Tidak Valid 20 0,460 0,325 Valid 21 -0,009 0,325 Tidak Valid 22 0,175 0,325 Tidak Valid 23 0,288 0,325 Tidak Valid 24 0,229 0,325 Tidak Valid 25 0,111 0,325 Tidak Valid Hasil perhitungan validitas pada instrumen uji coba diperoleh 16 butir soal dengan kriteria valid dan 9 butir soal yang tidak valid. b. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama Sudjana, 2006: 120. Untuk mengetahui reliabilitas soal pokok bahasan “Pasar” peneliti menggunakan rumus Cronbach Alpha: 2 2 1 1 t b k k r dimana v t = Variabel total dengan N N X X t 2 2 2 r 11 = reliabilitas instrumen k =banyaknya butir pertanyaan ∑ X 2 =jumlah skor total kuadrat 53 ∑X 2 =kuadrat dari jumlah skor N =jumlah peserta tes 2 b = total varians butir 2 t = total varians Untuk mengetahui instrumen reliabel atau tidak digunakan kriteria realibilitas sebagai berikut: 0 - 0,19 = Sangat Rendah 0,20 - 0,39 = Rendah 0,40 - 0,59 = Cukup 0,60 - 0,79 = Tinggi 0,80 - 1,00 = Sangat Tinggi Berdasarkan kriteria Normally dalam Ghozali 2005, instrumen dikatakan reliabel, jika r 11 0,60. Berdasarkan uji coba reliabilitas butir soal uji coba dengan = 5 diperoleh koefisien r 11 0,60 yang berarti instrumen tersebut reliabel dengan kategori tinggi. c. Daya pembeda soal Daya beda dicari dengan mengambil skor 50 skor teratas sebagai kelompok atas JA dan 50 skor terbawah sebagai kelompok bawah JB. Rumus yang digunakan untuk pilihan ganda menurut Arikunto, 2006: 213 sebagai berikut. B A B B A A P P J B J B D 54 Dengan D = daya pembeda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya pembeda soal, digunakan klasifikasi menurut Arikunto 2006: 218, sebagai berikut: 0 - 0,20 jelek 0,21 - 0,40 cukup 0,41 - 0,70 baik 0,71 - 1,00 baik sekali Dari hasil perhitungan daya beda soal pada tes uji coba didapat hasil sebagai berikut: 1 Soal yang tergolong baik adalah nomor: 6, 13, 14 dan 15. 2 Soal yang tergolong cukup adalah nomor: 7, 8, 16, 17, 18, 19, 20, 23, dan 25. 3 Soal yang tergolong jelek adalah nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 21, 22, dan 24. 55 d. Tingkat kesukaran soal Rumus yang digunakan yaitu: JS B P Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran menurut Arikunto 2006: 208 sebagai berikut. 0,00 - 0,30 soal sukar 0,31 - 0,70 soal sedang 0,71 - 1,00 soal mudah Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran pada instrumen uji coba untuk butir soal dengan kriteria soal mudah adalah butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 21, 22, 24, 25, soal dengan kategori kriteria sedang adalah soal nomor 5, 6, 7, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 23 dan soal dengan kriteria sukar adalah soal nomor 19. e. Hasil analisis uji coba tes Setelah memperhatikan segenap aspek analisis item, baik validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda, dari 25 butir soal yang diujicobakan, soal yang digunakan tes formatif sejumlah 16 soal yaitu nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19 dan 20.

56 3. Kuisioner Tabel III.6 Kuisioner Sikap Siswa Terhadap Metode Snowboll Throwing No Pernyataan Frekuensi Jml SS S TS STS 1 Pembelajaran IPS Ekonomi dengan metode snowboll throwing ini menyenangkan 4 3 2 1 2 Pembelajaran IPS Ekonomi dengan metode snowboll throwing ini mudah dipahami 4 3 2 1 3 Ingin mendalami pembelajaran IPS Ekonomi lebih giat setelah penerapan metode snowboll throwing ini 4 3 2 1 4 Pembelajaran IPS Ekonomi menggunakan model snowboll throwing perlu dilanjutkan 4 3 2 1 Jumlah Persentase

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu: 1. Observasi Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang keterampilan bertanya jawab. Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah: 1 observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas khususnya tanya jawab, 2 observasi kegiatan gurupeneliti di kelas. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa data aktivitas belajar siswa tentang keterampilan bertanya jawab dan data kegiatan guru. 57 Observasi digunakan untuk menilai kemampuan afektif dan psikomorik siswa. Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa, digunakan skala Likert dengan rentang dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian, jika dalam penelitian ada 6 aspek yang harus diamati, maka skor maksimum 30 dan skor minimumnya adalah 6. Apabila dalam penilaian hasil belajar afektif siswa dibagi dalam empat kategori, maka siswa dengan skor: 24 x ≤ 30 Kategori amat baik 18 x ≤ 24 Kategori baik 12 x ≤ 18 Kategori kurang 6≤ x ≤ 12 Kategori amat kurang x adalah skor yang diperoleh siswa Winkel, 1983. 2. TesPenilaian Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa kognitif yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan instrumen yang sudah diuji cobakan dan dianalisis, kemudian skor diubah menjadi nilai. Data hasil belajar siswa ini menunjukkan prestasi siswa. Tes diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus. 58 3. Kuisioner Dalam pengumpulan data peneliti juga menggunakan metode kuisioner. Metode kuisioner ini digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap metode belajar yang digunakan. Adapun cara pelaksanaannya adalah anak mengisi daftar pernyataan yang telah disediakan oleh guru pada instrument kuisioner tabel III.6.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. Pada penelitian ini perbandingan nilai posttest dipergunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setiap akhir siklus, digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai siswa dari sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran snowball throwing. Adapun rumus yang digunakan adalah: 1. Menghitung rata-rata nilai Untuk menghitung rata-rata nilai secara klasikal digunakan rumus rata- rata nilai Arikunto, 2006: 264 N X X Keterangan: X = Rata-rata nilai 59 ∑X = jumlah seluruh nilai N = jumlah siswa 2. Menghitung ketuntasan belajar Untuk menghitung ketuntaasan belajar secara klasikal digunakan rumus: 100 x N n Persentase Keterangan: Persentase = Tingkat persentase yang dicapai n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh siswa Dalam menjumlah ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas, maka “n”merupakan simbol dari jumlah siswa yang mempunyai nilai 68 ≤ dan “N”merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes. 3. Menghitung data tentang nilai belajar kognitif siswa Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 100 x SMI X Nilai Keterangan: X = skor yang dicapai SMI = skor maksimal ideal

I. Indikator keberhasilan

Untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditunjukkan indikator sebagai berikut: 60 1. Kriteria keberhasilan aktivitas tanya jawab: a. siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 60, b. siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 75 2. Kriteria keberhasilan belajar: a. siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus I ≥ 60, b. siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus II ≥ 75.