45
c. Observasi dan Monitoring
Observasi dan monitoring dilakukan bersama ketika pembelajaran pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan ini tidak dilakukan
oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru tetapi bekerja sama dengan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang berperan
sebagai observerpengamat yang bertugas mengamati aktivitas siswa dalam kerjasama dalam kelompok dan aktivitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Observer juga mengamati aktivitas peneliti ketika peneliti melakukan tindakan.
d. Refleksi
Data hasil observasi berupa data kuantitatif yang berupa penguasaan materi nilai posttest dan tanggapan proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian
tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan
akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya didiskusikan antara guru
bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui a Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana, b Kemajuan apa yang
dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan aktivitas bertanya jawab, motivasi, dan hasil belajar siswa. Jika setelah refleksi terdapat
masalah, dilakukan tindakan lanjutan yang meliputi perencanaan,
46
tindakan dan observasi, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal.
e. Evaluasi
Setelah keempat tahap tersebut dilaksanakan, tahap terakhir sebagai penentu hasil belajar maka dilakukan evaluasi. Tahap ini merupakan
proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantara dialog
awal, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan proses yang terkait secara sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi
ditujukan pada penemuan bukti adanya peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi siswa kelas VIII A SMP Islam Sarbini
Grabag tahun ajaran 20122013.
3. Siklus II
Tahap-tahap kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, tetapi tindakannya yang berbeda. Perbedaan tindakan pada penelitian ini
adalah jumlah siswa tiap kelompok. Jika pada siklus I jumlah anggota kelompok 6 sampai 7 siswa, pada siklus II jumlah anggota kelompok 4
sampai 5 siswa. Tindakan pada siklus kedua ini dasarnya perbaikan siklus
pertama dan didasarkan atas refleksi siklus pertama. F.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, tes tertulis, dan quisioner.
47
1. Lembar Observasi
Tabel III.2 Lembar Observasi Aktivitas Tanya Jawab
No Nama
Siswa Indikator
Bertanya kepada
teman tentang
materi pelajaran
Bertanya kepada guru
tentang materi
pelajaran Menjawab
pertanyaan teman
tentang materi
pelajaran Menjawab
pertanyaan guru
tentang materi
pelajaran Menanggapi
jawaban siswa lain
Jumlah frekuensi
Persentase
Lembar observasi digunakan sebagai lembar penilaian aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tentang proses
pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan. Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan
rumus menurut Ali, 1992: 104, sebagai berikut: x100
maksimum Skor
perolehan Skor
Persentase Pada analisis data skala sikap, digunakan perhitungan kategori
tingkatan: persentase tertinggi adalah 44 x 100 = 100 dan terendah adalah ¼ x 100 = 25 sehingga rentangan skor
persentasenya adalah 100 - 25 = 75. Banyaknya kategori 3, jadi interval kelas persentasenya 75 : 3 = 25 panjang kelas. Interval
tersebut dapat dilihat pada kriteria Penilaian Deskriptif Persentase di bawah ini:
48
1 Persentase aktivitas 25 ≤ 50: aktivitas siswa dalam
pembelajaran “Rendah”. Artinya selama pembelajaran
berlangsung siswa tidak pernah bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau dari kelompok lain.
2 Persentase aktivitas 50 ≤ 75: aktivitas siswa dalam
pembelajaran “Sedang”. Artinya selama pembelajaran
berlangsung siswa hanya sesekali bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain.
3 Persentase aktivitas 75 ≤ 100 : aktivitas siswa dalam
pembelajaran “Tinggi”. Artinya selama pembelajaran berlangsung
siswa sering bertanya kepada guru dan mampu menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain. Selain aktivitas siswa,
aktivitas guru juga diamati dengan instrumen berikut ini.
Tabel III.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Elemen yang dinilai
Pratindakan Siklus I
Siklus II Ya
Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Guru menjelaskan pembelajaran
kooperatif dengan tipe snowball throwing
2. Guru mengorganisasikan bahasan
yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit
dan membantu siswa dalam pembelajaran snowball throwing
3. Guru memberikan materi yang akan
dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
4. Guru menjelaskan kepada siswa
cara membentuk kelompok dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
49
No Elemen yang dinilai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
5. Guru memotivasi siswa agar terlibat
dalam kegiatan diskusi kelompok.
6. Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
7. Guru memberdayakan pertanyaan
untuk meningkatkan kemampuan berfikir.
8. Guru mendorong siswa untuk
mendiskripsikan masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan
mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan jawaban.
9. Guru membantu dan mengarahkan
siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan.
10. Guru melakukan evaluasi hasil
pembelajaran melalui latihan soal dan tes formatif
11. Guru memotivasi siswa agar terlibat
aktif dalam turnamen.
12. Guru memberikan penghargaan
bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.
13. Guru melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Persentase
2. Tes Tertulis
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2006: 150. Untuk menyusun soal tes formatif digunakan kisi-
kisi soal sebagai berikut.
50
Tabel III.4 Kisi-kisi Soal Tes Formatif
Variabel Indikator
Jumlah Butir soal
Nomor Butir Soal
Hasil belajar
siswa 1.Pengertian pasar
8 1,2,6,11,12,16,17,18
2.Fungsi pasar 8
3,4,5,7,14,21,22,25 3.Peran pasar dalam
kegiatan ekonomi 9
8,9,10,13,15,19,20, 23,24
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes lampiran 6 halaman 104 diujicobakan terlebih dahulu, untuk
mendapatkan perangkat tes yang valid, dan mempunyai taraf kesukaran, serta daya pembeda soal yang baik.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto, 2006: 59. Suatu
instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari setiap variabel yang
diteliti atau tidaknya soal yang akan digunakan dalam model
pembelajaran snowball throwing.
Untuk mengukur validitas ini dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir soal dengan skor total. Skor butir soal
dianggap sebagai X dan skor total dipandang sebagai Y. Sebuah item butir soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada butir soal
memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas instrumen
digunakan rumus korelasi.
51
Dalam penelitian ini pengukuran validitas diukur dengan menggunakan bentuk metode statistik. Data yang terkumpul diuji
dengan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson Arikunto, 2006: 72
Keterangan: X : skor item yang akan dihitung validitasnya
Y : skor total dari tiap tes N : banyaknya peserta tes.
Kriteria validitas butir soal: jika r hitung r tabel 0,325, N= 28 orang dengan
= 5 maka item dinyatakan valid dan jika r hitung r tabel maka item dinyatakan tidak valid.
Tabel III.5 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Uji Coba
Butir Soal r.hitung
r tabel Kriteria
1 0,396
0,325 Valid
2 0,097
0,325 Tidak Valid
3 0,147
0,325 Tidak Valid
4 0,398
0,325 Valid
5 0,385
0,325 Valid
6 0,455
0,325 Valid
7 0,472
0,325 Valid
8 0,386
0,325 Valid
9 0,441
0,325 Valid
10 0,247
0,325 Tidak Valid
11 0,396
0,325 Valid
12 0,325
0,325 Valid
13 0,528
0,325 Valid
14 0,534
0,325 Valid
15 0,630
0,325 Valid
52
Butir Soal r.hitung
r tabel Kriteria
16 0,487
0,325 Valid
17 0,600
0,325 Valid
18 0,337
0,325 Valid
19 0,196
0,325 Tidak Valid
20 0,460
0,325 Valid
21 -0,009
0,325 Tidak Valid
22 0,175
0,325 Tidak Valid
23 0,288
0,325 Tidak Valid
24 0,229
0,325 Tidak Valid
25 0,111
0,325 Tidak Valid
Hasil perhitungan validitas pada instrumen uji coba diperoleh 16 butir soal dengan kriteria valid dan 9 butir soal yang tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang sama Sudjana, 2006: 120. Untuk mengetahui reliabilitas soal pokok bahasan
“Pasar” peneliti menggunakan rumus Cronbach Alpha:
2 2
1 1
t b
k k
r
dimana v
t
= Variabel total
dengan
N N
X X
t 2
2 2
r
11 =
reliabilitas instrumen k =banyaknya butir pertanyaan
∑ X
2
=jumlah skor total kuadrat
53
∑X
2
=kuadrat dari jumlah skor N =jumlah peserta tes
2 b
= total varians butir
2 t
= total varians Untuk mengetahui instrumen reliabel atau tidak digunakan
kriteria realibilitas sebagai berikut: 0 - 0,19 = Sangat Rendah
0,20 - 0,39 = Rendah 0,40 - 0,59 = Cukup
0,60 - 0,79 = Tinggi 0,80 - 1,00 = Sangat Tinggi
Berdasarkan kriteria Normally dalam Ghozali 2005, instrumen dikatakan reliabel, jika r
11
0,60. Berdasarkan uji coba reliabilitas butir soal uji coba dengan
= 5 diperoleh koefisien r
11
0,60 yang berarti instrumen tersebut reliabel dengan kategori tinggi.
c. Daya pembeda soal
Daya beda dicari dengan mengambil skor 50 skor teratas sebagai kelompok atas JA dan 50 skor terbawah sebagai kelompok
bawah JB. Rumus yang digunakan untuk pilihan ganda menurut Arikunto, 2006: 213 sebagai berikut.
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D
54
Dengan D = daya pembeda
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya
pembeda soal, digunakan klasifikasi menurut Arikunto 2006: 218, sebagai berikut:
0 - 0,20 jelek 0,21 - 0,40
cukup 0,41 - 0,70
baik 0,71 - 1,00
baik sekali Dari hasil perhitungan daya beda soal pada tes uji coba didapat
hasil sebagai berikut: 1
Soal yang tergolong baik adalah nomor: 6, 13, 14 dan 15. 2
Soal yang tergolong cukup adalah nomor: 7, 8, 16, 17, 18, 19, 20, 23, dan 25.
3 Soal yang tergolong jelek adalah nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12,
21, 22, dan 24.
55
d. Tingkat kesukaran soal
Rumus yang digunakan yaitu:
JS B
P Keterangan:
P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran menurut Arikunto 2006: 208 sebagai
berikut. 0,00 - 0,30 soal sukar
0,31 - 0,70 soal sedang 0,71 - 1,00 soal mudah
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran pada instrumen uji coba untuk butir soal dengan kriteria soal mudah adalah butir soal nomor 1,
2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 21, 22, 24, 25, soal dengan kategori kriteria sedang adalah soal nomor 5, 6, 7, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 23
dan soal dengan kriteria sukar adalah soal nomor 19. e.
Hasil analisis uji coba tes Setelah memperhatikan segenap aspek analisis item, baik
validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda, dari 25 butir soal yang diujicobakan, soal yang digunakan tes formatif
sejumlah 16 soal yaitu nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19 dan 20.
56
3. Kuisioner
Tabel III.6 Kuisioner Sikap Siswa Terhadap Metode Snowboll Throwing
No Pernyataan
Frekuensi Jml
SS S
TS STS
1 Pembelajaran IPS Ekonomi dengan
metode snowboll throwing ini menyenangkan
4 3
2 1
2 Pembelajaran IPS Ekonomi dengan
metode snowboll throwing ini mudah dipahami
4 3
2 1
3 Ingin mendalami pembelajaran IPS
Ekonomi lebih giat setelah penerapan metode snowboll throwing
ini 4
3 2
1
4 Pembelajaran IPS Ekonomi
menggunakan model snowboll throwing
perlu dilanjutkan 4
3 2
1 Jumlah
Persentase
G. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu:
1. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang keterampilan bertanya jawab. Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah:
1 observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas khususnya tanya jawab, 2 observasi kegiatan gurupeneliti di kelas.
Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan
yang berupa data aktivitas belajar siswa tentang keterampilan bertanya jawab dan data kegiatan guru.
57
Observasi digunakan untuk menilai kemampuan afektif dan psikomorik siswa. Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik
siswa, digunakan skala Likert dengan rentang dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian, jika dalam penelitian ada 6 aspek yang harus diamati,
maka skor maksimum 30 dan skor minimumnya adalah 6. Apabila dalam penilaian hasil belajar afektif siswa dibagi dalam empat kategori, maka
siswa dengan skor: 24
x ≤ 30 Kategori amat baik 18
x ≤ 24 Kategori baik 12
x ≤ 18 Kategori kurang 6≤ x ≤ 12 Kategori amat kurang
x adalah skor yang diperoleh siswa Winkel, 1983. 2.
TesPenilaian Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa
kognitif yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Pengambilan data hasil belajar siswa
dilakukan pada tiap akhir siklus dengan instrumen yang sudah diuji cobakan dan dianalisis, kemudian skor diubah menjadi nilai. Data hasil
belajar siswa ini menunjukkan prestasi siswa. Tes diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus diselesaikan
siswa pada waktu yang telah ditentukan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus.
58
3. Kuisioner
Dalam pengumpulan data peneliti juga menggunakan metode kuisioner. Metode kuisioner ini digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap
metode belajar yang digunakan. Adapun cara pelaksanaannya adalah anak mengisi daftar pernyataan yang telah disediakan oleh guru pada
instrument kuisioner tabel III.6.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. Pada
penelitian ini perbandingan nilai posttest dipergunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar diperoleh dari tes
yang dilakukan setiap akhir siklus, digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai siswa dari sebelum dan setelah menggunakan metode
pembelajaran snowball throwing. Adapun rumus yang digunakan adalah:
1. Menghitung rata-rata nilai
Untuk menghitung rata-rata nilai secara klasikal digunakan rumus rata- rata nilai Arikunto, 2006: 264
N X
X Keterangan:
X = Rata-rata nilai
59
∑X = jumlah seluruh nilai N = jumlah siswa
2. Menghitung ketuntasan belajar
Untuk menghitung ketuntaasan belajar secara klasikal digunakan rumus: 100
x N
n Persentase
Keterangan: Persentase = Tingkat persentase yang dicapai
n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh siswa
Dalam menjumlah ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas, maka
“n”merupakan simbol dari jumlah siswa yang mempunyai nilai 68 ≤ dan “N”merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes.
3. Menghitung data tentang nilai belajar kognitif siswa
Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 100
x SMI
X Nilai
Keterangan: X = skor yang dicapai
SMI = skor maksimal ideal
I. Indikator keberhasilan
Untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditunjukkan indikator sebagai berikut:
60
1. Kriteria keberhasilan aktivitas tanya jawab:
a. siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 60,
b. siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 75
2. Kriteria keberhasilan belajar:
a. siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam
tes akhir siklus I ≥ 60, b.
siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus II ≥ 75.
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Sarbini Grabag
1.
Keadaan Fisik Sekolah
SMP Islam Sarbini Grabag terletak di Jalan Raya XII-81 Grabag Kabupaten Magelang. Kondisi fisik SMP Islam Sarbini Grabag cukup
memadai untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMP Islam Sarbini Grabag memiliki luas tanah 20.000 m
2
. Di atas tanah tersebut berdiri bangunan-bangunan yang merupakan sarana dan prasarana
sekolah. Sarana dan prasarana sekolah meliputi ruang Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha, ruang BK, ruang Komite, ruang guru, ruang kelas,
perpustakaan , ruang laboratorium komputer, laboratorium IPA, mushola, ruang tunggu, tempat parkir, ruang UKS, ruang koperasi, ruang BP,
kamar mandi, kantin, ruang OSIS, ruang alat olahraga, dan gudang.
Selain itu, SMP Islam Sarbini Grabag telah memiliki lapangan olahraga yang berada di sekolah yaitu lapangan basket, lapangan voli, dan
lapangan sepakbola. 2.
Penggunaan Sekolah Gedung sekolah SMP Islam Sarbini Grabag hanya digunakan oleh
segenap warga SMP Islam Sarbini Grabag sebagai sarana belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan tambahan lain
Adapun jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari hari Senin sampai hari Sabtu. Hari Senin sampai Kamis pembelajaran
62
berlangsung dari pukul 07.30 – 12.30 WIB, hari Jum’at mulai pukul 07.30
– 10.40 WIB, sementara untuk hari Sabtu pembelajaran dimulai jam pukul 07.30
– 12.30 WIB. SMP Islam Sarbini Grabag memiliki beberapa kegiatan
ekstrakurikuler untuk menyalurkan minat siswa, mengembangkan dan meningkatkan potensi diri peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut
yaitu pramuka, mading, jurnalistik, voli, basket, renang, tenis meja, seni bela diri, Ba
ca Tulus Qur’an BTQ, seni musik, dan seni tari. 3.
Keadaan Guru dan Siswa
a. Guru
Guru di SMP Islam Sarbini Grabag berjumlah 19 yang terdiri atas 5 guru laki-laki dan 14 guru perempuan.
b. Siswa
Siswa di SMP Islam Sarbini Grabag berjumlah 168 siswa dengan rincian 114 siswa laki-laki dan 282 siswa perempuan.
4. Kondisi Kelas VIII A
Kelas VIII A terdiri dari 28 siswa yang memiliki latar belakang sosial keluarga beragam. Sebanyak 25 siswa berasal dari keluarga yang
kondisi sosial ekonominya termasuk keluarga miskin sehingga banyak orangtua yang kurang memperhatikan masalah pendidikan putra-putrinya.
Semua siswa yang belajar di kelas VIII A ini merupakan siswa yang tidak lolos seleksi masuk sekolah negeri. Dengan kondisi tersebut maka kelas
63
VIII A memerlukan perlakuan dan penanganan yang lebih baik dalam pembelajaran.
B. Hasil Penelitian
Sebelum pelaksanaan tindakan, dilakukan kegiatan pratindakan berupa pengamatan pembelajaran dengan model konvensional pada pokok bahasan
“Pasar”. Kemudian dilakukan pengamatan aktivitas belajar siswa khususnya aktivitas bertanya jawab dan dilakukan pengujian keadaan awal kemampuan
siswa yaitu dengan memberikan posttest atau ulangan harian. Berdasarkan observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana kelas serta analisis ulangan
harian maka peneliti bersama guru kolaborator melakukan tindakan siklus I sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana program pembelajaran 1,
materi “Pasar” 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain
itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan pemberian balikan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 September 2012 di kelas VIII A dengan
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran