Tempat Penelitian Teknik Pengumpulan Data

45 c. Observasi dan Monitoring Observasi dan monitoring dilakukan bersama ketika pembelajaran pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan ini tidak dilakukan oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru tetapi bekerja sama dengan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang berperan sebagai observerpengamat yang bertugas mengamati aktivitas siswa dalam kerjasama dalam kelompok dan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Observer juga mengamati aktivitas peneliti ketika peneliti melakukan tindakan. d. Refleksi Data hasil observasi berupa data kuantitatif yang berupa penguasaan materi nilai posttest dan tanggapan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya didiskusikan antara guru bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui a Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana, b Kemajuan apa yang dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan aktivitas bertanya jawab, motivasi, dan hasil belajar siswa. Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan yang meliputi perencanaan, 46 tindakan dan observasi, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal. e. Evaluasi Setelah keempat tahap tersebut dilaksanakan, tahap terakhir sebagai penentu hasil belajar maka dilakukan evaluasi. Tahap ini merupakan proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantara dialog awal, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan proses yang terkait secara sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi ditujukan pada penemuan bukti adanya peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi siswa kelas VIII A SMP Islam Sarbini Grabag tahun ajaran 20122013.

3. Siklus II

Tahap-tahap kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, tetapi tindakannya yang berbeda. Perbedaan tindakan pada penelitian ini adalah jumlah siswa tiap kelompok. Jika pada siklus I jumlah anggota kelompok 6 sampai 7 siswa, pada siklus II jumlah anggota kelompok 4 sampai 5 siswa. Tindakan pada siklus kedua ini dasarnya perbaikan siklus pertama dan didasarkan atas refleksi siklus pertama. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, tes tertulis, dan quisioner. 47 1. Lembar Observasi Tabel III.2 Lembar Observasi Aktivitas Tanya Jawab No Nama Siswa Indikator Bertanya kepada teman tentang materi pelajaran Bertanya kepada guru tentang materi pelajaran Menjawab pertanyaan teman tentang materi pelajaran Menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran Menanggapi jawaban siswa lain Jumlah frekuensi Persentase Lembar observasi digunakan sebagai lembar penilaian aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan. Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurut Ali, 1992: 104, sebagai berikut: x100 maksimum Skor perolehan Skor Persentase Pada analisis data skala sikap, digunakan perhitungan kategori tingkatan: persentase tertinggi adalah 44 x 100 = 100 dan terendah adalah ¼ x 100 = 25 sehingga rentangan skor persentasenya adalah 100 - 25 = 75. Banyaknya kategori 3, jadi interval kelas persentasenya 75 : 3 = 25 panjang kelas. Interval tersebut dapat dilihat pada kriteria Penilaian Deskriptif Persentase di bawah ini: 48 1 Persentase aktivitas 25 ≤ 50: aktivitas siswa dalam pembelajaran “Rendah”. Artinya selama pembelajaran berlangsung siswa tidak pernah bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau dari kelompok lain. 2 Persentase aktivitas 50 ≤ 75: aktivitas siswa dalam pembelajaran “Sedang”. Artinya selama pembelajaran berlangsung siswa hanya sesekali bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain. 3 Persentase aktivitas 75 ≤ 100 : aktivitas siswa dalam pembelajaran “Tinggi”. Artinya selama pembelajaran berlangsung siswa sering bertanya kepada guru dan mampu menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain. Selain aktivitas siswa, aktivitas guru juga diamati dengan instrumen berikut ini. Tabel III.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru No Elemen yang dinilai Pratindakan Siklus I Siklus II Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif dengan tipe snowball throwing 2. Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran snowball throwing 3. Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas. 4. Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 49 No Elemen yang dinilai Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 5. Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok. 6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok 7. Guru memberdayakan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan berfikir. 8. Guru mendorong siswa untuk mendiskripsikan masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan jawaban. 9. Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan. 10. Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui latihan soal dan tes formatif 11. Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam turnamen. 12. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik. 13. Guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Persentase 2. Tes Tertulis Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2006: 150. Untuk menyusun soal tes formatif digunakan kisi- kisi soal sebagai berikut. 50 Tabel III.4 Kisi-kisi Soal Tes Formatif Variabel Indikator Jumlah Butir soal Nomor Butir Soal Hasil belajar siswa 1.Pengertian pasar 8 1,2,6,11,12,16,17,18 2.Fungsi pasar 8 3,4,5,7,14,21,22,25 3.Peran pasar dalam kegiatan ekonomi 9 8,9,10,13,15,19,20, 23,24 Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes lampiran 6 halaman 104 diujicobakan terlebih dahulu, untuk mendapatkan perangkat tes yang valid, dan mempunyai taraf kesukaran, serta daya pembeda soal yang baik. a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto, 2006: 59. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari setiap variabel yang diteliti atau tidaknya soal yang akan digunakan dalam model pembelajaran snowball throwing. Untuk mengukur validitas ini dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir soal dengan skor total. Skor butir soal dianggap sebagai X dan skor total dipandang sebagai Y. Sebuah item butir soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada butir soal memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus korelasi. 51 Dalam penelitian ini pengukuran validitas diukur dengan menggunakan bentuk metode statistik. Data yang terkumpul diuji dengan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson Arikunto, 2006: 72 Keterangan: X : skor item yang akan dihitung validitasnya Y : skor total dari tiap tes N : banyaknya peserta tes. Kriteria validitas butir soal: jika r hitung r tabel 0,325, N= 28 orang dengan = 5 maka item dinyatakan valid dan jika r hitung r tabel maka item dinyatakan tidak valid. Tabel III.5 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Uji Coba Butir Soal r.hitung r tabel Kriteria 1 0,396 0,325 Valid 2 0,097 0,325 Tidak Valid 3 0,147 0,325 Tidak Valid 4 0,398 0,325 Valid 5 0,385 0,325 Valid 6 0,455 0,325 Valid 7 0,472 0,325 Valid 8 0,386 0,325 Valid 9 0,441 0,325 Valid 10 0,247 0,325 Tidak Valid 11 0,396 0,325 Valid 12 0,325 0,325 Valid 13 0,528 0,325 Valid 14 0,534 0,325 Valid 15 0,630 0,325 Valid 52 Butir Soal r.hitung r tabel Kriteria 16 0,487 0,325 Valid 17 0,600 0,325 Valid 18 0,337 0,325 Valid 19 0,196 0,325 Tidak Valid 20 0,460 0,325 Valid 21 -0,009 0,325 Tidak Valid 22 0,175 0,325 Tidak Valid 23 0,288 0,325 Tidak Valid 24 0,229 0,325 Tidak Valid 25 0,111 0,325 Tidak Valid Hasil perhitungan validitas pada instrumen uji coba diperoleh 16 butir soal dengan kriteria valid dan 9 butir soal yang tidak valid. b. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama Sudjana, 2006: 120. Untuk mengetahui reliabilitas soal pokok bahasan “Pasar” peneliti menggunakan rumus Cronbach Alpha: 2 2 1 1 t b k k r dimana v t = Variabel total dengan N N X X t 2 2 2 r 11 = reliabilitas instrumen k =banyaknya butir pertanyaan ∑ X 2 =jumlah skor total kuadrat 53 ∑X 2 =kuadrat dari jumlah skor N =jumlah peserta tes 2 b = total varians butir 2 t = total varians Untuk mengetahui instrumen reliabel atau tidak digunakan kriteria realibilitas sebagai berikut: 0 - 0,19 = Sangat Rendah 0,20 - 0,39 = Rendah 0,40 - 0,59 = Cukup 0,60 - 0,79 = Tinggi 0,80 - 1,00 = Sangat Tinggi Berdasarkan kriteria Normally dalam Ghozali 2005, instrumen dikatakan reliabel, jika r 11 0,60. Berdasarkan uji coba reliabilitas butir soal uji coba dengan = 5 diperoleh koefisien r 11 0,60 yang berarti instrumen tersebut reliabel dengan kategori tinggi. c. Daya pembeda soal Daya beda dicari dengan mengambil skor 50 skor teratas sebagai kelompok atas JA dan 50 skor terbawah sebagai kelompok bawah JB. Rumus yang digunakan untuk pilihan ganda menurut Arikunto, 2006: 213 sebagai berikut. B A B B A A P P J B J B D 54 Dengan D = daya pembeda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya pembeda soal, digunakan klasifikasi menurut Arikunto 2006: 218, sebagai berikut: 0 - 0,20 jelek 0,21 - 0,40 cukup 0,41 - 0,70 baik 0,71 - 1,00 baik sekali Dari hasil perhitungan daya beda soal pada tes uji coba didapat hasil sebagai berikut: 1 Soal yang tergolong baik adalah nomor: 6, 13, 14 dan 15. 2 Soal yang tergolong cukup adalah nomor: 7, 8, 16, 17, 18, 19, 20, 23, dan 25. 3 Soal yang tergolong jelek adalah nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 21, 22, dan 24. 55 d. Tingkat kesukaran soal Rumus yang digunakan yaitu: JS B P Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran menurut Arikunto 2006: 208 sebagai berikut. 0,00 - 0,30 soal sukar 0,31 - 0,70 soal sedang 0,71 - 1,00 soal mudah Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran pada instrumen uji coba untuk butir soal dengan kriteria soal mudah adalah butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 21, 22, 24, 25, soal dengan kategori kriteria sedang adalah soal nomor 5, 6, 7, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 23 dan soal dengan kriteria sukar adalah soal nomor 19. e. Hasil analisis uji coba tes Setelah memperhatikan segenap aspek analisis item, baik validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda, dari 25 butir soal yang diujicobakan, soal yang digunakan tes formatif sejumlah 16 soal yaitu nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19 dan 20.

56 3. Kuisioner Tabel III.6 Kuisioner Sikap Siswa Terhadap Metode Snowboll Throwing No Pernyataan Frekuensi Jml SS S TS STS 1 Pembelajaran IPS Ekonomi dengan metode snowboll throwing ini menyenangkan 4 3 2 1 2 Pembelajaran IPS Ekonomi dengan metode snowboll throwing ini mudah dipahami 4 3 2 1 3 Ingin mendalami pembelajaran IPS Ekonomi lebih giat setelah penerapan metode snowboll throwing ini 4 3 2 1 4 Pembelajaran IPS Ekonomi menggunakan model snowboll throwing perlu dilanjutkan 4 3 2 1 Jumlah Persentase

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu: 1. Observasi Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang keterampilan bertanya jawab. Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah: 1 observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas khususnya tanya jawab, 2 observasi kegiatan gurupeneliti di kelas. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa data aktivitas belajar siswa tentang keterampilan bertanya jawab dan data kegiatan guru. 57 Observasi digunakan untuk menilai kemampuan afektif dan psikomorik siswa. Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa, digunakan skala Likert dengan rentang dari 5 sampai dengan 1. Dengan demikian, jika dalam penelitian ada 6 aspek yang harus diamati, maka skor maksimum 30 dan skor minimumnya adalah 6. Apabila dalam penilaian hasil belajar afektif siswa dibagi dalam empat kategori, maka siswa dengan skor: 24 x ≤ 30 Kategori amat baik 18 x ≤ 24 Kategori baik 12 x ≤ 18 Kategori kurang 6≤ x ≤ 12 Kategori amat kurang x adalah skor yang diperoleh siswa Winkel, 1983. 2. TesPenilaian Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa kognitif yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan instrumen yang sudah diuji cobakan dan dianalisis, kemudian skor diubah menjadi nilai. Data hasil belajar siswa ini menunjukkan prestasi siswa. Tes diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus. 58 3. Kuisioner Dalam pengumpulan data peneliti juga menggunakan metode kuisioner. Metode kuisioner ini digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap metode belajar yang digunakan. Adapun cara pelaksanaannya adalah anak mengisi daftar pernyataan yang telah disediakan oleh guru pada instrument kuisioner tabel III.6.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. Pada penelitian ini perbandingan nilai posttest dipergunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setiap akhir siklus, digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai siswa dari sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran snowball throwing. Adapun rumus yang digunakan adalah: 1. Menghitung rata-rata nilai Untuk menghitung rata-rata nilai secara klasikal digunakan rumus rata- rata nilai Arikunto, 2006: 264 N X X Keterangan: X = Rata-rata nilai 59 ∑X = jumlah seluruh nilai N = jumlah siswa 2. Menghitung ketuntasan belajar Untuk menghitung ketuntaasan belajar secara klasikal digunakan rumus: 100 x N n Persentase Keterangan: Persentase = Tingkat persentase yang dicapai n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh siswa Dalam menjumlah ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas, maka “n”merupakan simbol dari jumlah siswa yang mempunyai nilai 68 ≤ dan “N”merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes. 3. Menghitung data tentang nilai belajar kognitif siswa Dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 100 x SMI X Nilai Keterangan: X = skor yang dicapai SMI = skor maksimal ideal

I. Indikator keberhasilan

Untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditunjukkan indikator sebagai berikut: 60 1. Kriteria keberhasilan aktivitas tanya jawab: a. siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 60, b. siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 75 2. Kriteria keberhasilan belajar: a. siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus I ≥ 60, b. siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus II ≥ 75. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Sarbini Grabag

1. Keadaan Fisik Sekolah SMP Islam Sarbini Grabag terletak di Jalan Raya XII-81 Grabag Kabupaten Magelang. Kondisi fisik SMP Islam Sarbini Grabag cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMP Islam Sarbini Grabag memiliki luas tanah 20.000 m 2 . Di atas tanah tersebut berdiri bangunan-bangunan yang merupakan sarana dan prasarana sekolah. Sarana dan prasarana sekolah meliputi ruang Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha, ruang BK, ruang Komite, ruang guru, ruang kelas, perpustakaan , ruang laboratorium komputer, laboratorium IPA, mushola, ruang tunggu, tempat parkir, ruang UKS, ruang koperasi, ruang BP, kamar mandi, kantin, ruang OSIS, ruang alat olahraga, dan gudang. Selain itu, SMP Islam Sarbini Grabag telah memiliki lapangan olahraga yang berada di sekolah yaitu lapangan basket, lapangan voli, dan lapangan sepakbola. 2. Penggunaan Sekolah Gedung sekolah SMP Islam Sarbini Grabag hanya digunakan oleh segenap warga SMP Islam Sarbini Grabag sebagai sarana belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan tambahan lain Adapun jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari hari Senin sampai hari Sabtu. Hari Senin sampai Kamis pembelajaran 62 berlangsung dari pukul 07.30 – 12.30 WIB, hari Jum’at mulai pukul 07.30 – 10.40 WIB, sementara untuk hari Sabtu pembelajaran dimulai jam pukul 07.30 – 12.30 WIB. SMP Islam Sarbini Grabag memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler untuk menyalurkan minat siswa, mengembangkan dan meningkatkan potensi diri peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut yaitu pramuka, mading, jurnalistik, voli, basket, renang, tenis meja, seni bela diri, Ba ca Tulus Qur’an BTQ, seni musik, dan seni tari. 3. Keadaan Guru dan Siswa a. Guru Guru di SMP Islam Sarbini Grabag berjumlah 19 yang terdiri atas 5 guru laki-laki dan 14 guru perempuan. b. Siswa Siswa di SMP Islam Sarbini Grabag berjumlah 168 siswa dengan rincian 114 siswa laki-laki dan 282 siswa perempuan. 4. Kondisi Kelas VIII A Kelas VIII A terdiri dari 28 siswa yang memiliki latar belakang sosial keluarga beragam. Sebanyak 25 siswa berasal dari keluarga yang kondisi sosial ekonominya termasuk keluarga miskin sehingga banyak orangtua yang kurang memperhatikan masalah pendidikan putra-putrinya. Semua siswa yang belajar di kelas VIII A ini merupakan siswa yang tidak lolos seleksi masuk sekolah negeri. Dengan kondisi tersebut maka kelas 63 VIII A memerlukan perlakuan dan penanganan yang lebih baik dalam pembelajaran.

B. Hasil Penelitian

Sebelum pelaksanaan tindakan, dilakukan kegiatan pratindakan berupa pengamatan pembelajaran dengan model konvensional pada pokok bahasan “Pasar”. Kemudian dilakukan pengamatan aktivitas belajar siswa khususnya aktivitas bertanya jawab dan dilakukan pengujian keadaan awal kemampuan siswa yaitu dengan memberikan posttest atau ulangan harian. Berdasarkan observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana kelas serta analisis ulangan harian maka peneliti bersama guru kolaborator melakukan tindakan siklus I sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan. 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana program pembelajaran 1, materi “Pasar” 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan pemberian balikan. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 September 2012 di kelas VIII A dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran