Laki-laki dan perempuan PelajarMahasiswa Wawancara Observasi

44 Analisa : Remaja yang menginjak fase dewasa ini memiliki pola berfikir yang berbeda dengan remaja yang baru memasuki tahap awal dan pertengahan. Dalam fase berfikir usia 18 hingga 21 tahun, tingkat kedewasaan remaja akhir lebih tinggi dan remaja akhir mampu member keputusan untuk mereka pribadi. Remaja akhir juga mulai peduli akan lingkungan sekitar mereka. Lingkungan kebudayaan yang makin menurun membuat mereka berfikir untuk tetap melestarikannya.

a. Laki-laki dan perempuan

Alasan : Ludruk merupakan salah satu kesenian yang berkembang di kota Surabaya. Remaja perempuan yang lebih condong menyukai kebudayaan sangat cocok dengan target audience buku cergam dan laki- laki yang peduli terhadap kelestarian budaya.

b. PelajarMahasiswa

Alasan : Karakteristik dari pelajar dan mahasiswa sudah dikatakan mampu mengambil keputusan sendiri dalam sebuah permasalahan. Pergaulan yang luas dan tingkat berfikir yang cukup dewasa.

c. Tertarik terhadap kelesatarian budaya

Alasan : Sesuai dengan karakteristik target audience buku cergam Ludruk kota Surabaya yang tertarik dan peduli akan melestarikan budaya yang dimiliki kota Surabaya. Dengan adanya ketertarikan akan mampu menjaga dan melestarikan budaya. 3.2.2 Populasi 3.2.2.1 Target Audience Primer Target audience primer adalah target audience pokok untuk media buku cergam Ludruk Surabaya. Mulai dari isi cerita, gaya ilustrasi, layout, typhography, dan segala visual yang terdapat dalam isi buku cergam disesuaikan dengan target audience.

1. Geografi Target Audience

a. Indonesia, Jawa Timur, Surabaya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 45

2. Demografi Target Audience

a. Laki-laki dan perempuan Unisex b. Penghasilan orang tua ≥ Rp 5.000.000,- c. Usia 18-21 tahun d. Ukuran keluarga 4 orang e. Pelajar dan mahasiswa f. Pendidikan SMA Sekolah Menengah Keatas, D3, S1 g. Tinggal diperkotaan yang dimana banyak ditemukan toko-toko buku h. Kelas sosial dengan tingkat ekonomi menengah ke ke atas upper lowers

3. Psikografis Target Audience

a. Remaja yang memiliki ketertarikan terhadap budaya b. Suka berkunjung ke toko buku atau keperpustakaan c. Suka meluangkan waktu untuk membaca buku d. Menyukai hal-hal yang baru e. Menyukai hal yang attractive

3.2.2.2 Target Audience Skunder

Target audience sekunder merupakan targert audience kedua setelah primer. Target audience sekunder adalah target audience tambahan. Perancangan yang dibuat disesuaikan dengan karakteristik dar target audience sekunder.

1. Demografi Target Audience

a. Laki-laki dan perempuan unisex b. Usia 18 – 30 tahun c. Pelajar dan pegawai d. Pendidikan SMA, D3, S1 e. Pekerjaan pegawai swasta, pegawai bank f. SES kelas menengah g. Penghasilan penghasilan orang tua rata–rata 2.500.000–5.000.000 h. Ukuran keluarga 5 orang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 46

2. Geografis Target Audience

Geografis target audience sekunder cenderung sama dengan target audience primer yang tinggal di pulau Jawa, khususnya kota Surabaya.

3. Psikografi Target Audience

Target audience lebih banyak meluangkan waktunya untuk membaca dan mempelajari kebudayan daerah khususnya kota Surabaya. Menyukai hal baru tentang kebudayaan.

4. Behavior Target Audience

Target audience sangat tertarik akan kebudayaan. Tidak hanya menyukai membaca buku, terapi dalam kegemarannya ini mereka juga langsung terjun untuk mengetahui bagaimana kebudayaan yang sesungguhnya. Target audience lebih menyukai bagaimana perkembangan dan bagaimana awal mula terjadi budaya yang mereka pelajari. Mereka sangat aktif dalam mencari tahu tentang kebudayaan yang mereka pelajari. Target audience juga mencari hal yang baru terhadap buku yang mereka baca. Karena banyak dari buku yang membahas tentang kebudayaan lebih banyak berisi tulisan saja. Mereka menginginkan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. Target pasar buku cergam ini adalah mereka yang membutuhkan buku yang berbeda untuk lebih disukai saat membaca dan lebih attractive. Tetapi mereka, target audience tidak memiliki potensi untuk membeli produk yang mereka inginkan.

3.2.3 Sample

Hasil survei kepada 100 orang responden target audience Perancangan Buku Cerita Bergambar Perkembangan Ludruk di Surabaya : Jumlah responden : 100 anak Jenis kelamin a. Laki-laki : 42 anak b. Perempuan : 48 anak Jarak umur : 18 – 21 tahun a. 18 tahun : 11 anak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 47 b. 19 tahun : 36 anak c. 20 tahun : 24 anak d. 21 tahun : 29 anak 1. 80 dari 100 orang menjawab mengetahui Ludruk Surabaya. 2. 78 dari 100 orang menjawab mengetahui tentang penampilan Ludruk tradisional. 3. 70 dari 100 orang menjawab lebih suka media buku sebagai pengetahuan informasi mengenai Ludruk. 4. 83 dari 100 orang setuju atas pembuatan buku cergam perkembangan Ludruk di Surabaya. 5. 24 dari 100 orang pernah membaca buku cergam.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan dari pihak-pihak yang bersangkutan guna mengetahui informasi dan data-data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Hasil data yang telah dikumpulkan akan dirumuskan menjadi sebuah konsep untuk perancangan buku cergam perkembangan Ludruk di Surabaya. Dalam perancangan ini, data-data primer yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan penelitian adalah dengan cara :

1. Data Kualitatif

a. Wawancara

Dalam riset perancangan ini, sangat diperlukannya wawancara mendalam terhadap tokoh Ludruk maupun masyarakat yang menegtahui akan kesenian Ludruk, guna menghasilkan data yang valid untuk menentukan konsep yang akan dibuat dalam perancangan buku cergam perkembangan Ludruk di Surabaya. Hasil wawancara mendalam oleh salah satu tokoh Ludruk, Pak Agus Susasnto sebagai tokoh Ludruk Travesti menyatakan bahwa generasi muda Ludruk tidak memainkan pertunjukkan Ludruk yang sesuai dengan adat turun Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 48 menurun yang telah ada. Pemaparan tersebut tidak hanya disebutkan oleh salah satu narasumber. Agus Kuprit, salah satu tokoh Ludruk RRI juga memaparkan bahwa generasi muda menginginkan hasil yang isntan untuk menjadi pemain Ludruk yang sesungguhnya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh salah seorang penggemar Ludruk yaitu Yuli, salah seorang pengurus perpustakaan C2O yang lebih menyukai penampilan Ludruk tradisonal karena lebih membawa nilai-nilai budaya yang perlu untuk dilestarikan keberadaannya.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke komunitas-komunitas Ludruk Surabaya. Hasil pengamatan langsung akan menguatkan data-data seperti bagaimana perilaku keseharian, bagaimana lokasi tempat latihan maupun tempat pertunjukkan Ludruk, budaya. Selain iu, data dari hasil pengamatan langsung dapat digunakan sebagai pemanding dari perancangan buku cergam yang akan menuliskan tentang perkembangan Ludruk di Surabaya.

2. Data Kuantitatif

a. Kuisioner