Konsep ini dikembangkan oleh Blunden 1971, Wardrop 1952 dan Davidson  1996.  Blunden  1971  menunjukkan  bahwa  hasil  eksperimen
menghasilkan karakteristik tertentu sebagai berikut : - Pada saat arus mendekati nol 0, titik potong pada sumbu y terlihat dengan
jelas T - Kurva mempunyai asimtot pada saat arus mendekati kapasitas
- Kurva meningkat secara menonton
2.5. Hubungan Arus Lalu Lintas dengan Waktu Tempuh
Besarnya  waktu  tempuh  pada  suatu  ruas  jalan  sangat  tergantung  dari besarnya  arus  dan  kapasitas  ruas  jalan  tersebut.  Hubungan  antara  arus  dengan
waktu  tempuh  dapat  dinyatakan  sebagai  suatu  fungsi  dimana  jika  arus bertambah maka waktu tempuh juga akan bertambah. Menurut Davidson 1966,
hal  ini  sebenarnya  merupakan  konsep  dasar  dalam  teori  antrian  yang menyatakan  bahwa  tundaan  yang  terjadi  pada  tingkat  kedatangan  dan  tingkat
pelayanan  yang  terbesar  secara  acak  dapat  dinyatakan  sebagai  persamaan  2.1. berikut :
] 1
[
2
ρ λ −
= P
W
Q
……............................................. 2.1 W
Q
= Tundaan per kendaraan λ
= Tingkat kedatangan ρ
= µ
λ
µ = tingkat pelayanan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan teori antrian stokastik untuk satu tempat pelayanan dengan sebaran  pelayanan  acak,  besarnya  waktu  tunggu  yang  dialami  oleh  setiap
kendaraan dengan sebaran kedatangan acak dapat dinyatakan dengan persamaan 2.2. berikut :
1 [
ρ µ
ρ −
=
W
E ..................................................... 2.2
W
E = Waktu pelayanan
Karena ρ
λ µ =
maka  sebenarnya  persamaan  2.2.  sama  dengan persamaan 2.1.
Konsep  antrian  dalam  waktu  pelayanan  merujuk  pada  waktu  minimum yang dibutuhkan kendaraan untuk melalui suatu ruas jalan sesuai dengan tingkat
pelayanan  jalan  yang  ada.  Waktu  pelayanan  adalah  waktu  tempuh  yang dibutuhkan  ketika  tidak  ada  kendaraan  lain  pada  jalan  tersebut  kondisi  arus
bebas,  sehingga  tundaan  antrian  dapat  dipertimbangkan  sebagai  pertambahan waktu  tempuh  akibat  adanya  kendaraan  lain  yang  dapat  dinyatakan  sebagai
berikut.
Waktu tempuh = waktu pelayanan + tundaan ................... 2.3
Nilai  nisbah  tundaan  antrian  dengan  waktu  pelayanan  dapat diturunkan dengan urutan persamaan 2.4. – 2.5. sebagai berikut :
] 1
[ 1
2
ρ λ
µ ρ
µ
− =
Q
W …………………………………… 2.4
] 1
[ 1
ρ ρ
µ −
=
Q
W ……………………………………...2.5
Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan  Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika waktu pelayanan adalah waktu tempuh pada kondisi arus bebas T maka  persamaan    2.5.  dapat  dinyatakan  dengan  bentuk  lain  seperti  persamaan
2.6. – 2.7. berikut :
] 1
[ ρ
ρ −
=
O Q
T W
……………………………………… 2.6
] 1
[ ρ
ρ −
= T W
Q
……………………………………2.7
Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan  Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi.
Tundaan  yang  terjadi  disebabkan  oleh  satu  rangkaian  antrian  sehingga variasi  pada  waktu  tempuh  tergantung  pada  tundaan  antrian.  Oleh  karena  itu,
persamaan  2.7. harus dimodifikasi dengan memasukkan suatu faktor ‘a’ indeks tingkat pelayanan besarnya tergantung dari karakteristik ruas jalan dan tundaan
akibat  adanya  kendaraan  lain  pada  ruas  jalan  tersebut  sehingga  dihasilkan persamaan 2.8. berikut :
] 1
[ .
. ρ
ρ −
= a
T W
Q
…………………………….. 2.8 Selanjutnya,  dengan  memasukkan  persamaan  2.8.  ke  persamaan  2.3.,
maka dihasilkan urutan persamaan 2.9. – 2.12. berikut ini :
Q Q
W T
T +
= …………………………………… 2.9
] 1
[ .
. ρ
ρ −
+ =
a T
T T
Q
………………………… 2.10
 
 
 
− +
= 1
1 ρ
ρ a
T T
Q
…………………………..2.11
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
 
 
 
− −
− =
ρ ρ
1 1
1 a
T T
Q
…………………………  2.12
Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan  Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi.
Dengan  mengasumsikan C
Q =
ρ maka  persamaan    2.12.  dapat  ditulis
kembali  sebagai  persamaan  2.13.  berikut  yang  biasa  disebut  persamaan Davidson. Secara matematis, ciri tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
 
 
 
 
 
 
− −
= C
Q C
Q a
T T
Q
1 1
1 ………………………… 2.13
Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan  Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi.
dengan :
Q
T = waktu tempuh pada saat arus = Q
T = waktu tempuh pada saat arus = 0 kondisi arus bebas
Q = arus lalu lintas
C = kapasitas
a =  indeks  tingkat  pelayanan    ITP  fungsi  dari  faktor-faktor
yang  menyebabkan  keragaman  dalam  arus,  seperti  parkir, penyeberang  jalan,  gangguan  samping,  lebar  jalan,  jumlah
lajur, tipe perkerasan, tanjakan, turunan dan lain-lain Dalam  banyak  kajian  transportasi,  terdapat  beberapa  pendekatan
sederhana  yang  digunakan  untuk  memperoleh  nilai  ‘a’  indeks  tingkat pelayanan untuk suatu ruas jalan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.6. Pendekatan Linier 2.6.1. Penurunan Pendekatan