Tabel 2.1. Definisi tipe penampang jalan yang digunakan pada bagian panduan.
Lebar Bahu m
Tipe Jalan
Kode Lebar
Jalan m
Bahu Kereb
Luar Dalam Jarak
Kereb –
Penghalang m
Lebar Median
m
Bahu 1.50
22 UD 6.0 6.0
Kereb 2.00
Bahu 1.50
22 UD 7.0 7.0
Kereb 2.00
Bahu 1.50
22 UD 10.0 10.0
Kereb 2.00
Bahu 1.50
42 UD 12.0 12.0
Kereb 2.00
Bahu 1.50
42UD 14.0 14.0 Kereb
2.00 Bahu
1.50 0.50 2.00
42 D 12.0 12.0
Kereb 2.00
2.00 Bahu
1.50 0.50 2.00
42 D 14.0 14.0
Kereb 2.00
2.00 Bahu
1.50 0.50 2.00
62 D 18.0 18.0
Kereb 2.00
2.00 Bahu
1.50 0.50 2.00
62 D 21.0 21.0
Kereb 2.00
2.00
Sumber : MKJI 1997, hal 5-26
2.2. Karakteristik Arus Dan Komposisi Lalu Lintas
Arus atau volume lalu lintas pada suatu jalan diukur berdasarkan jumlah kendaraan yang melewati titik tertentu selama waktu tertentu. Dalam beberapa hal
lalu lintas dinyatakan dengan ” lalu lintas harian rata-rata per tahun ” yang disebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
AADT Average Annual Daily Traffic atau Lalu Lintas Harian Rata-rata LHR bila periode pengamatannya kurang dari 1 tahun.
Arus lalu lintas pada suatu lokasi tergantung pada beberapa faktor yang berhubungan dengan kondisi daerah setempat. Besaran ini sangat bervariasi pada tiap
jam dalam sehari, pada tiap hari dalam seminggu dan pada tiap bulan dalam setahun. Nilai arus lalu lintas Q mencerminkan komposisi lalu lintas dengan
menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang smp. Semua nilai arus lalu lintas per arah dan total diubah menjadi satuan mobil penumpang smp dengan
menggunakan ekivalensi, satuan mobil penumpang smp yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 sebagai
berikut : 1. Kendaraan ringan LV termasuk mobil penumpang, minibus, truk, pick up
dan jeep. 2. Kendaraan berat HV termasuk truk dan bus.
3. Sepeda motor. Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah
dalam faktor penyesuaian hambatan samping. Ekivalensi mobil penumpang smp untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas
total yang dinyatakan dalam kendaraan per jam.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.2. Nilai Normal untuk Komposisi Lalu Lintas.
Nilai normal untuk komposisi lalu lintas : Ukuran kota
LV HV
MC 0,1 Juta penduduk
0,1-0,5 Juta penduduk 0,5-1,0 Juta penduduk
1,0-3,0 Juta penduduk 3,0 Juta penduduk
45 45
53 60
69 10
10 9
8 7
45 45
38 32
24
Sumber : MKJI 1997, hal 5-37
Tabel 2.3. Ekivalensi mobil penumpang emp untuk jalan perkotaan tak terbagi.
emp MC
Lebar jalur lalu lintas Wcm
Tipe jalan : Jalan tak terbagi
Arus lalu lintas total
dua arah kendjam
HV 6
6 Dua-lajur tak-terbagi
22 UD 1800
1,3 1,2
0,5 0,35
0,40 0,25
Empat-lajur tak-terbagi 42 UD
3700 1,3
1,2 0,40
0,25
Sumber : MKJI 1997, hal 5-38
Tabel 2.4.Ekivalensi mobil penumpang emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah.
emp Tipe jalan
Jalan satu arah dan Jalan terbagi
Arus lalu lintas per lajur
kendjam HV
MC Dua-lajur satu-arah 21
dan Empat lajur terbagi 42D
1050 1,3
1,2 0,40
0,25 Tiga-lajur satu-arah 31
dan Enam-lajur terbagi 62D
1100 1,3
1,2 0,40
0,25
Sumber : MKJI 1997, hal 5-38
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Arus Lalu Lintas Dinamis