Penurunan Model Greenshield. Pendekatan Linier 1. Penurunan Pendekatan

Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi A = Y – B X ………………………………… 2.18 Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi. Y dan X adalah nilai rata-rata Y i dan X i . Sehingga untuk mendapatkan tingkat kepadatan D dengan regresi linier dari model Greenshields dapat menggunakan rumus : D = VS..........................................................................2.19 Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi. D = Kepadatan Density V = Arus lalu lintas Volume S = Kecepatan Speed

2.6.2. Penurunan Model Greenshield.

Greenshield Wohl and Martin, 1967 ; Pignataro, 1973; Salter, 1978; dan Hobbs; 1979 merumuskan bahwa hubungan matematis antara kecepatan dan kepadatan di asumsikan linier, seperti yang dinyatakan dengan persamaan 2.20. S = Sff - Dj Sff . D ………………………………………………2.20 Dimana : Sff = kecepatan kendaraan saat kondisi tidak padat kmjam D M = kepadatan pada kondisi arus maksimum kapasitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi Selanjutnya, hubungan matematis antara arus dan kecepatan dapat diturunkan dengan menggunakan persamaan dasar . dan selanjutnya dengan memasukkan persamaan 2.21. ke persamaan 2.20. maka bisa diturunkan menjadi persamaan 2.22. – 2.23. S = D V ……………………………………………………….2.21 D V . Sff - Dj Sff . D …………………………………………….2.22 V = D . Sff - Dj Sff . D 2 ………………………………………..2.23 Persamaan 2.23. adalah persamaan yang menyatakan hubungan matematis antara arus dan kepadatan. Kondisi arus maksimum V M bisa didapat pada saat arus D = D M . Nilai D = D M , bisa didapat melalui persamaan 2.24. – 2.25. D V ∂ ∂ = Sff - Dj Sff . 2 . D = 0………………………………….2.24 D M = 2 Dj ……………………………………………………2.25 Dengan memasukkan persamaan 2.25. ke persamaan 2.23. maka nilai V M bisa didapat seperti terlihat dalam persamaan 2.26. V M = 4 .Sff Dj ………………………………………………2.26 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi. Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi Selanjutnya, hubungan matematis antara arus dan kecepatan dapat diturunkan dengan menggunakan persamaan dasar , dan dengan memasukkan persamaan 2.27, maka bisa diturunkan melalui persamaan 2.28. – 2.30. D = S V ………………………………………………………2.27 S = Sff - Dj Sff . S V ……………………………………………2.28 Dj Sff - S V = Sff – S……………………………………………2.29 V = Dj . S - Sff Dj . S 2 ……………………………………..…2.30 dimana : Dj = Kapadatan jenuh. Persamaan 2.30. adalah persamaan yang menyatakan hubungan matematis antara arus dan kecepatan. Kondisi arus maksimum V M bisa didapat pada saat arus S = S M . Nilai S = S M bisa didapat melalui persamaan 2.31. – 2.32. D V ∂ ∂ = Dj - Sff Dj . 2 . S M = 0……………………………………2.31 S M = 2 Sff …………………………………………………….2.32 Dengan memasukkan persamaan 2.32. ke persamaan 2.30. maka nilai V M bisa didapat seperti terlihat dalam persamaan 2.33. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber: Ofyar Z. Tamin Perencanaan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi. sff Dj A B V M = 4 .Sjj Dj …………………………………………………2.33 Sehingga dapat disimpulkan bahwa V M dapat dicapai pada kondisi S = S M dan D = D M . Parameter A dan B dapat dihitung dan dihasilkan beberapa nilai berikut: A = sff dan B = - , Sehingga akhirnya didapat nilai sff= A dan nilai Dj = - .

2.7. Penentuan Arus Bebas FV