1. Mewujudkan pelayanan prima. 2. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan baik
yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu responsivitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.
4. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan pembangunan. Dalam setiap organisasi ataupun instansi memiliki visi dan misi. Adapun
visi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah Terwujudnya Pelayanan Prima Perizinan untuk mewujudkan Medan Kota Metropolitan yang
modern, madani dan religius. Sedangkan, misi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan,
antara lain : 1. Mewujudkan pelayanan perijinan yang sederhana, transparan, tepat waktu
dan memiliki kepastian hukum. 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang memiliki daya saing dan
berkelanjutan.
B. Profil Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Medan
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan terbentuk sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009, yang didasarkan
atas Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Universitas Sumatera Utara
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.
Kesederhanaan, kepastian hukum, transparan itulah harapan dari dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yang merupakan
unit kerja pelayanan perijinan dan non perijinan. Dalam rangka Good Governance maka sudah saatnya dilakukan pelayanan kepada masyarakat secara sederhana,
jelas, aman, transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu. Hal ini diharapkan agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat serta
menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.
Dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 159 dan 160 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah Kota maka ditetapkan pengaturan mengenai pendelegasian sebagian kewenangan proses dan penandatanganan perijinan
kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan melalui Peraturan Walikota Medan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pendelegasian sebagian
Kewenangan Proses dan Penandatanganan Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tetapi setelah keluar Peraturan Walikota
Medan Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan Proses dan Penandatanganan Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Medan tanggal 18 Nopember 2010 dari 8 delapan ijin menjadi 11 sebelas ijin maka secara otomatis Peraturan Walikota Medan Nomor 7 Tahun
2010 tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan Proses dan Penandatanganan
Universitas Sumatera Utara
Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tidak berlaku lagi. Adapun ijin yang ditangani mulai bulan Januari 2011 adalah :
1. Ijin Usaha Perdagangan. 2. Ijin Usaha Industri Kecil dan Menengah.
3. Tanda Daftar Perusahaan. 4. Ijin Gangguan Perusahaan Industri.
5. Ijin Gangguan Bukan Perusahaan Industri. 6. Ijin Pelataran Parkir.
7. Ijin Optik. 8. Ijin Kerja Petugas Kesehatan.
9. Ijin Reklame Khusus Umbul-Umbul dan Spanduk. 10. Ijin Usaha Jasa Konstruksi.
11. Ijin Pengelolaan, Pengorbanan, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah.
Tetapi untuk tanda Daftar Perusahaan, Ijin Gangguan Perusahaan Industri dan Ijin Gangguan Bukan Perusahaan Industri direncanakan aktif pada awal Januari 2011.
Pelaksana kebijakan penyederhanaan pelayanan perijinan yaitu upaya peningkatan terhadap waktu, prosedur, dan baiaya pemberian perijinan dan non
perijinan. Dalam proses penyederhanaan pelayanan perijinan ada 6 enam langkah kebijakan yang telah ditempuh oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Medan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengurangi kontak petugas dengan para pemohon masyarakat. 2. Membuat pemisahan yang jelas antara unit penerimaanverifikasi dokumen
front office dengan unit pengolah perijinan back office. 3. Menciptakan transparansi dan kepastian waktu penyelesaian ijin pada
kertas tanda terima resmi dokumen. 4. Mempublikasikan prosedur dan persyaratan perijinan secara luas.
5. Mempercepat proses perijinan dengan memotong rantai birokrasi. 6. Menyediakan kotak saran.
C. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Medan