memeriksakan tekanan darah ke petugas kesehatan dan 53.4 responden bertanya kepada petugas kesehatan tentang penyebab dan cara pencegahan atau pengobatan
hipertensi serta 53.4 responden langsung mengkonsultasikan dirinya jika merasa sakit kepala dan jantung berdebar-debar. Hal ini dikarenakan peningkatan usia yang
semakin rentan terhadap penyakit dan adanya media yang berperan dalam penyampaian informasi mengenai gejala-gejala hipertensi sehingga membuat
masyarakat lebih mawas akan bahaya peningkatan tekanan darah dan segera memeriksakan dirinya ke petugas kesehatan Mayo Clinic, 2005.
5.2.3 Hubungan Pengetahuan dan Pencegahan Hipertensi yang Dilakukan Lansia di Kecamatan Medan Johor
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap 88 orang lansia yang berada di Kecamatan Medan Johor didapatkan nilai korelasi ρ 0.367 yang artinya korelasi
lemah, dengan nilai signifikansi p 0.000 yang artinya hipotesis alternatif diterima atau terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai hipertensi
terhadap pencegahan hipertensi yang dilakukan lansia di Kecamatan Medan Johor. Hal ini sesuai dengan penelitian Sumadi 2009, yang menyatakan bahwa semakin baik
pengetahuan lansia mengenai hipertensi maka semakin baik pula upaya lansia untuk mengendalikan hipertensi yang dideritanya.
Menurut Soejoeti 2005 dalam Kristina, 2008 ada 3 faktor yang menyebabkan timbulnya perubahan pemahaman, sikap, dan perilaku seseorang, sehingga seseorang
mau mengadopsi perilaku baru yaitu kesiapan psikologis yang ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan kepercayaan, adanya tekanan positif dari kelompok atau individu dan
adanya dukungan lingkungan. Dalam penelitian ini pengetahuan dan upaya
Universitas Sumatera Utara
pencegahan yang dilakukan lansia mengenai hipertensi sudah baik, hal ini dikarenakan adanya dukungan dari pihak keluarga dan lingkungan. Selain itu menurut Purwanto
1998 sikap seseorang termasuk sikap mengenai kesehatan dapat berubah dengan pemberian informasi yang tepat. Pendapat lain yang hampir sama dikemukakan
Notoadmodjo 2007 bahwa salah satu hal yang mempengaruhi perilaku atau tindakan seseorang tersebut adalah pengetahuan. Dimana peningkatan pengetahuan tersebut
mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan perilaku. Dijelaskan juga oleh Green 2002 dalam Kristina, 2008 bahwa untuk
mewujudkan sikap menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan seperti faktor predisposisi pengetahuan, sikap,
keyakinan, persepsi, faktor pendukung akses pelayanan kesehatan, keterampilan, dan adanya referensi, dan faktor pendorong dalam bentuk dukungan keluarga, tetangga,
dan tokoh masyarakat. Setiap individu sejak lahir berada dalam suatu kelompok keluarga dan masyarakat. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk
dipengaruhi dan mempengaruhi anggota kelompok lain. Pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan dan norma-norma sosial tertentu. Maka perilaku
setiap individu anggota kelompok berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan. Berdasarkan
psikologis pendidikan juga menyatakan bahwa terbentuknya perilaku baru dan berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang dimulai
dari pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan baru atau pola perilaku baru. Dari hasil penelitian diketahui bahwa upaya pencegahan yang dilakukan
lansia tidak hanya ditujukan untuk mencegah terjadinya hipertensi tetapi juga untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan tubuh yang sehat di masa tua agar dapat menjalankan kebiasaan aktivitasnya sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan