Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi kasusu Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (STUDI KASUS PADA PT.
COCA-COLA BOTTLING INDONESIA)
Oleh
:NAMA : FAISAL AMRI
NIM : 030503005 DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Siatem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia)
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperolah, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, Saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 15 Juli 2009 Yang membuat pernyataan
Faisal Amri NIM. 030503005
(3)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puli penulis haturkan kepada Sang Pencipta Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan pertolongan yang tiada terhingga, sehingga penyusunan skripsi ini selesai dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul skripsi ini yaitu: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia). Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga, pikiran serta dukungannya baik secara moril dan materil. Terutama buat kedua orang tuaku terkasih dan tercinta Ayahanda Suhairy dan Ibunda Eliaty yang telah memberikan dukungan moril dan materil, nasehat, serta doanya kepada penulis. Beserta kepada adik-adikku, Fadly, Eva dan Fachri yang aku cintai dan sayangi. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak. Selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
3. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak dan Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, M.Si, Ak selaku Penguji I dan Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Segenap dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan.
6. Pimpinan, manajer, beserta staf PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, juga untuk Bapak Samsul Bahri Batubara dan Bapak Ahmad Nasoha. Terima kasih atas kerja sama dan bantuannya dalam pengumpulan data.
7. Semua staf jurusan departemen Akuntansi, bang Chairil, Bang Oyong, Kak Dame. Terima kasih untuk menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis di departemen Akuntansi USU.
8. Bapak Parlindungan Purba, SH, MM dan Bapak Laksamana Adiyaksa, SH, MM, M.Kn selaku ketua dan sekretaris Dewan Pengurus Propinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP APINDO) Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bekerja di sekretariat DPP APINDO dan segenap pengurus yang lain Bapak dr. Ferry, Bapak Martono, Bapak Brilian Moktar, Bapak Johan Brien.
9. Teman-teman penulis di sekretariat DPP APINDO Sumut terutama Bapak TB. Hasby terima kasih karena banyak memberikan motivasi, inspirasi dan penegetahuan kepada penulis, serta Silvi dan Swary.
(5)
10.Sahabat-sahabatku Dedi, Rangga, Jaka, Fery, Adam terima kasih atas semuanya. Juli, Paima, Yanita, Reza, Rahmad dan sahabat Akuntansi 2003 yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang selalu memberi semangat, motivasi dan inspirasi bagi penulis.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan, saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang akuntansi.
Medan, 15 Juli 2009 Penulis
FAISAL AMRI NIM. 030503005
(6)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Data yang diperoleh dari persepsi para pemakai sistem informasi akuntansi. Hasilnya terlihat pada kuesioner yang dikirimkan kepada 35 orang pemakai. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai, memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Uji F 18,016 pada tingkat signifikansi 0,00).
Kata kunci : Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem, Kapabilitas Personal Sistem Informasi, Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Dan Program Pendidikan Dan Pelatihan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Kinerja Sistem Informasi
(7)
ABSTRACT
The purpose of this research is to empirically examine whether the presentation and the accessibility of budget realization reports have a positive influence of enhancing transparency and accountability in the management of local finance on PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.
The method used to collect data is through survey questionnaire of which the respondent were members of local legislative council since the members of legislative are actual (primary) user of the budget realization report for this time. The result of this research is that both of the reports user involvement, capability of information system personnel, top management support, formalization of information system have a significant positive effect of enhancing transparency and accountability in the management of local finance (F-test value of 18,016 at significance level of 0,00).
Keywords: User Accounting Information System Statisfaction, User Accounting Information Use, User Involvement, Capability of Information System Personnel, Top Management Support, Formalization of Information System.
(8)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……… i
KATA PENGANTAR ……… ii
ABSTRAK ……… v
ABSTRACT ……… vi
DAFTAR ISI ………... vii
DAFTAR TABEL ……… x
DAFTAR GAMBAR ………... xii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Perumusan Masalah………... 5
C. Tujuan Penelitian ……….. 5
D. Manfaat Penelitian ……… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi... 7
1. Pengertian Sistem………...… 7
2. Sistem Informasi Akuntansi... 9
B. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi……….………… 10
C. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi... 12
D. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi... 13
(9)
F. Kerangka Konseptual... 16
G. Hipotesis... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……….. 18
B. Populasi dan Sampel Penelitian………....……. 18
C. Jenis Data...………. 19
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……… 20
E. Teknik Pengumpulan Data... 22
F. Metode Analisis Data... 23
G. Jadwal dan Lokasi Penelitian……… 30
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ……….. 31
1. Sejarah Singkat PT. Coca-Cola Bottling Indonesia... …. 31
2. Struktur Organisasi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia… 34 B. Analisis Hasil Penelitian……….….. 37
1. Deskripsi Responden 37 2. Statistik Deskriptif...………. 39
3. Hasil Uji Kualitas Data ………... 50
4. Uji Asumsi Klasik...………. 58
(10)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..……….. 68
B. Keterbatasan Penelitian..……… 71
B. Saran ………. 71
DAFTAR PUSTAKA ..……… 73 LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal
2.1 Penelitian Terdahulu 15
3.1 Variabel Penelitian 21
3.2 Jadwal Penelitian 30
4.1 Deskripsi Responden 37
4.2 Statistik Deskriptif Kinerja SIA 39
4.3 Statistik Deskriptif Keterlibatan Pemakai 44 4.4 Statistik Deskriptif Kapabilitas Personal SIA 45 4.5 Statistik Deskriptif Dukungan Manajemen Puncak 45 4.6 Statistik Deskriptif Formalisasi Pengembangan SIA 48 4.7 Statistik Deskriptif Program Pendidikan dan
Pelatihan Pemakai 50
4.8 Hasil Uji Validitas Bagian Kepuasan Pemakai 52 4.9 Hasil Uji Validitas Bagian Pemakai Sistem 53 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Bagian Kepuasan Pemakai 53 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Bagian Keterlibatan Pemakaian 53 4.12 Hasil Uji Validitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses
(12)
Tabel Judul Hal 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Keterlibatan Pemakai Dalam
Proses Pengembangan SIA (X1) 55
4.14 Hasil Uji Validitas Dukungan Manajemen Puncak 56 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Dukungan Manajemen Puncak 56 4.16 Hasil Uji Validitas Formalisasi Pengembangan SIA 57 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Formalisasi Pengembangan SIA 58 4.18 Hasil Uji Gejala Multikolinearitas 61
4.19 Variabel Entered/Removed 63
4.20 Model Sumary 63
4.21 ANOVA 64
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian 16
4.1 Histogram 59
4.2 Normal P-P Plot 60
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Kinerja SIA Bagian Kepuasan Pemakai
2 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Kinerja SIA Bagian Pemakaian Sistem
3 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Keterlibatan Pemakai 4 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Dukungan
Manajemen Puncak
5 Tabulasi Hasil Kuesioner Formalisasi Pengembangan SI 6 Tabulasi Hasil Kuesioner Kapabilitas Personal SI dan
Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai
7 Output SPSS
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi perkembangan teknologi infomasi telah banyak membantu meningkatkan Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah mengubah pemprosesan data akuntansi dari secara manual menjadi secara otomatis. Akan tetapi penerapan sistem dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari permasalahan. Menurut DeLone dan Raymond, 1988 (dalam Komara, 2005) penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem. Untuk menghindari kegagalan sistem, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas atau keberhasilan implementasi suatu sistem informasi.
Menurut Staples dan Selldon (2004) salah satu tujuan utama penelitian di bidang teknologi informasi adalah untuk membantu tingkat pemakai akhir dan organisasi agar dapat memanfaatkan teknologi informasi secara efektif. Di dalam riset sistem informasi kepuasan pengguna dan penggunaan sistem merupakan indikator yang sering digunakan sebagai pengganti (surrogate) untuk mengukur efektivitas atau keberhasilan kinerja suatu sistem informasi. Beberapa peneliti seperti Soegiharto (2001), Fung Jen (2002), Komara (2005) telah menggunakan kepuasan pengguna (user information system/UIS) dan penggunaan sistem
(16)
(system use) sebagai tolok ukur efektivitas atau keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi. Efektivitas kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a) keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, b) kapabilitas personel SIA, c) ukuran organisasi, d) dukungan top manajemen, e) formalisasi pengembangan SIA, f) program pelatihan dan pendidikan pengguna SIA, g) keberadaan komite pengendali SIA, h) lokasi departemen SIA.
Hasil penelitian Soegiharto (2001) dengan responden perusahaan di Australia, menunjukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA dengan penggunaan sistem serta hubungan negatif signifikan antara formalisasi pengembangan SIA dengan penggunaan sistem. Disamping itu, untuk variabel ukuran organisasi didapati berhubungan negatif signifikan baik dengan kepuasan pengguna maupun penggunaan sistem. Sedangkan untuk variabel kapabilitas personel SIA dan dukungan top manajemen tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan.
Sementara itu, hasil penelitian oleh Fung Jen (2002) menunjukkan bahwa hanya variabel ukuran organisasi yang berhubungan positif signifikan baik dengan kepuasan pengguna maupun penggunaan sistem, sedangkan variabel kemampuan teknik personel SIA, dukungan top manajemen dan formalisasi pengembangan SIA berhubungan positif signifikan hanya dengan kepuasan pengguna dan untuk variabel keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA berhubungan positif dengan penggunaan sistem.
(17)
Hasil-hasil penelitian tersebut sebagian mendukung dan sebagian masih kontradiktif dengan penelitian sejenis oleh Komara (2005) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, formalisasi pengembangan SIA dengan kepuasan pengguna serta pengaruh positif siginifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, kapabilitas personel SIA, dukungan top manjemen dengan penggunaan sistem.
Pengujian perbedaan kinerja sistem informasi akuntansi antara perusahaan yang memiliki dengan yang tidak memiliki komite pengendali SIA, menunjukan terdapat pengaruh yang terbalik dimana kinerja SIA lebih tinggi dalam organisasi yang tidak memiliki komite pengendali SIA dibandingkan dengan organisasi yang mempunyai komite pengendali SIA (Soegiharto, 2001). Hasil tersebut kemungkinan disebabkan adanya perbedaan persepsi peran dari anggota organisasi terhadap komite pengendali SIA sehingga fungsi dan peran komite pengendali tidak menunjukkan keunggulannya. Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian Choe (1996).
Berdasarkan hasil penelitian Fung Jen (2002) diperoleh hasil bahwa pada perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna terdapat perbedaan yang signifikan dengan kepuasan pengguna tetapi tidak terbukti adanya perbedaan dengan penggunaan sistem. Hal ini kemungkinan disebabkan sebagian besar responden yang menjadi sampel penelitian ini telah memperoleh keahlian komputer melalui informal job training. Nelson dan Cheney, 1987 (dalam Komara, 2005) mengutarakan bahwa program pelatihan dan pendidikan pengguna
(18)
akan meningkatkan ability, dan ability ini akan berkorelasi positif dengan penggunaan sumber daya komputer.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna dengan perusahaan yang tidak memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna, antara perusahaan yang memiliki komite pengendali SIA dengan perusahaan yang tidak memiliki komite pengendali SIA, dan antara lokasi departemen SIA yang berdiri sendiri (independent) dengan lokasi departemen SIA yang tergabung dalam departemen/bagian lain perusahaan.
Penelitian mengenai efektivitas atau keberhasilan kinerja sistem informasi merupakan penelitian yang telah banyak dilakukan. Walaupun demikian, hasil penelitian antara peneliti yang satu dengan yang lain sebagian mendukung dan sebagian masih kontradiktif. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan mereflikasi penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) dengan sampel penelitian yang berbeda yaitu perusahaan minuman (beverages) PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Alasan peneliti mengambil perusahaan ini sebagai sampel penelitian adalah karena perusahaan tersebut merupakan jenis perusahaan yang sudah berkembang secara internasional dan sudah memakai penggunaan teknologi informasi yang berkembang.
Berdasakan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
(19)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berkut :
“Apakah faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi (SIA) ? ”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui, menganalisis, menguji dan memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terkait dengan
(20)
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi
2. Bagi manajemen PT. Coca Cola Bottling Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dalam pertimbangan pengambilan keputusan mengenai faktor-faktor perkembangan dan penilaian kinerja khususnya sistem informasi akuntansi.
3. Bagi akademisi atau calon peneliti selanjutnya, diharapakan dapat memberikan sumbangan wawasan dan dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya yang sejenis, khususnya yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi. \
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem
Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan sebagai suatu susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana struktur membicarakan elemen-elemen atau unsur yang membentuk sistem itu sendiri sedangkan proses membicarakan cara kerja/prosedur dari setiap elemen secara berurutan, teratur, dan sistematis.
Suatu sistem dirancang dan diterapkan untuk melakukan aktivitas yang sifatnya berulang. Sistem terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan yang erat satu sama yang lainnya dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Wilkinson (2000:6),”a system is an unified group of interacting
parts that function together to achieve it purposes”. Simamora
(2000:176),”sistem adalah seperangkat peraturan dan prosedur yang dirancang
untuk memastikan bahwa tugas tertentu dilaksanakan dalam suatu cara yang
sudah ditetapkan sebelumnya”. Widjajanto (2001:2),”sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu
melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output”.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kesatuan dari beberapa unsur yang saling berinteraksi untuk mencpai tujuan tertentu. Bagian-bagian yang saling berhubungan dalam suatu sistem disebut sebagai subsistem.
(22)
Subsistem-subsistem tersebut harus selalu berhubungan dan berinteraksi melalui komunikasi yang relevan sehingga sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kurang efektifnya komunikasi antar subsistem akan menjadi kendala dalam berbagai jenis sistem.
Organisasi sangat bergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Produktivitas sebagai alat untuk menjaga daya saing, dapat ditingkatkan dengan bantuan informasi, sehingga perusahaan yang aliran informasinya tidak jalan akan menjadai terganggu aktivitasnya.
2. Sistem Informasi Akuntansi
Dalam melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi unsur-unsur yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi atau perusahaan sebagai obyek yang membutuhkan sistem, dan pengolahan data transaksi untuk menghasilkan informasi. Unsur-unsur tersebut merupakan rangkaian yang terpadu dan saling berkaitan dalam melaksanakan suatu sistem.
Banyak ahli akuntansi yang mencoba mendefinisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah:
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:1),”an accounting information system is a collection of resources,such as people and equipment,design to transform financial and other data into information to a variety of decision makers according to their needs and entitlement”.
Menurut Wilkinson et al (2001:1),”an accounting information system is unified structure within an entity,such as a business firm, that employes physical resource and other components to transform economic data into accounting
(23)
information,with the purpose of satisfying the informartion needs of variety of user”.
Menurut James A. Hall (2001:10), “sistem informasi akuntansi adalah
sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction processing systems, general ledger/financial reporting systems, management reporting systems.”
Definisi di atas menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis yang mempekerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen lain untuk mentrasformasi data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang bervariasi.
B.Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2005:3) sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen, yaitu :
a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi.
b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
d. Software (perangkat lunak) yang dipakai untuk memproses data organisasi.
e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Menurut Fakhri (2003:4) elemen-elemen penting dalam suatu sistem informasi akuntansi adalah :
(24)
a. Pemakai akhir, terdiri dari pemakai akhir ekternal yaitu kreditor, infestor, pemegang saham, pemerintah, dan pemakai akhir internal yaitu pihak manajemen
b. Sumber data, transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber eksternal dan internal
c. Pengumpulan data, tahap operasional yang tujuannnya untuk memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap, dan bebas dari kesalahan.
d. Pemrosesan data, data yang memasuki sistem di proses sehingga menghasilkan suatu inforrmasi yang berguna
e. Manajemen database, yaitu menyimpan, memperbaiki, dan memanggil serta menghapus data
f. Penghasil informasi, yaitu mengumpulkan, mengatur, memformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai.
g. Umpan balik, yakni bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai sumber data.
Menurut Krismiaji (2002:16) usur-unsur sistem informasi akuntansi adalah a. Tujuan
b. Masukan c. Keluaran
d. Penyimpanan data e. Pengolahan
f. Instruksi dan prosedur g. Pengguna
h. Pengendalian dan pengukuran keamanan
C.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi baikuntuk kebutuhan pihak eksternal maupun pihak internal, sistem informasi akuntansi harus di desain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memberikan pedomankepada manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna , terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.
(25)
Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Fakhari (2004:6) adalah menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai pemakai/pengguna. Secara lebih khusus tujuannnya adalah :
a. Untuk mendukung operasi harian
b. Untuk medukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusanintern perusahaan
c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan
D.Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA.
Conrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean (1992) dalam Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.
Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang
(26)
dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
E.Penelitian Terdahulu
Soegiharto (2001) melakukan penelitian dengan objek perusahaan yang terdaftar pada ASX Data Disk atau Australia Business Who’s Who disk di Australia dengan responden yang dipilih untuk menyampaikan persepsinya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan.dalam penelitian Influence Factors Affecting The Performance Of Accounting Information System. Hasil penelitian Soegiharto (2001) menunjukan hanya faktor keterlibatan pemakai yang secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi negatif, sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja SIA.
Tjhai Fung Jen (2002) melakukan penelitian yang menguji kembali penelitian Soegiharto (2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen (2002) menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan sistem informasinya, kepuasaan pemakai akan semakin tinggi, tetapi pemakaian sistem akan semakin turun. Hasil penelitian ini juga
(27)
menunjukan bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen sistem informasinya berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi dari pada perusahaan yang departemen sistem informasinya terpisah berdiri sendiri.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna dengan perusahaan yang tidak memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna, antara perusahaan yang memiliki komite pengendali SIA dengan perusahaan yang tidak memiliki komite pengendali SIA, dan antara lokasi departemen SIA yang berdiri sendiri (independent) dengan lokasi departemen SIA yang tergabung dalam departemen/bagian lain perusahaan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Tjhai Fung Jen (2002) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem InformasiAkuntansi Variabel Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakaian
2
Soegiharto dan Tjhai Fung Jen (2001 dan 2002)
Influence Factors Affecting The Performance Of Accounting Information System Kemampuan teknik personal SIA Variabel Kemampuan teknik personal SIA tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakaian
(28)
F. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Semakin sering keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi kapabilitas personal sistem informasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem
Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA (X1)
Kapabilitas personal sistem informasi (X2)
Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Y)
Program pendidikan dan pelatihan pemakai (X5) Fomalisasi pengembangan sistem informasi (X4)
Dukungan manajemen puncak (X3)
(29)
informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program pendidikan dan pelatihan pemakai diperkenalkan.
G.Hipotesis
Berdasarkan uraian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (SIA).
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono,2004:11). Jadi disini ada variabel independen ( variabel yang mempengaruhi ) dan variabel dependen ( dipengaruhi ) (Sugiyono, 2006 : 41 ). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan hubungan keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai sebagai variabel independen dan kinerja sistem informasi akuntansi sebagai variabel dependen.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2006 : 89). Populasi dalam penelitian ini di ambil dari struktur organisasi yang terdapat di perusahaan, yaitu seluruh karyawan/staff yang menggunakan sistem informasi akuntansi, dengan rincian sebagai berikut :
(31)
1. Departemen Operasional 8 orang 2. Depeartemen Finansial 19 orang 3. Departemen Lainnya 8 orang
Jumlah 35 orang
Sumber : Departemen Personalia, 2009
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena yang diamati adalah persepsi para pamakai sistem. Oleh karena jumlah populasi dalam penelitian ini sedikit, maka semua populasi dijadikan sampel. Sehingga teknik sampel yang digunakan adalah sensus.
C. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan bersifat kualitatif yang terdiri dari :
a. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari perusahaan atau data yang terjadi di lapangan penelitian yang diperoleh melalui kuesioner/angket. Data primer yang dikumpulkan oleh penulis adalah jawaban kuesioner oleh para karyawan/staff yang menjadi sampel.
b. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, yaitu sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, catatan, ataupun laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
(32)
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi, dan variabel independen adalah keterlibatan pemakai, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pendidikan dan pelatihan pemakai.
(33)
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
No Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala 1
2
Dependen
Kinerja SIA
Independen
a.Keterlibatan Pemakai
b.Kapabilitas Personal SI
c.Dukungan Manajemen Puncak
d.Formalisasi Pengembangan SI
e.Program Pendidikan dan Pelatihan
Kepuasan pengguna dan penggunaan sistem informasi yang efektif dan efisien serta ekonomis
Keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok target Kemampuan yang dimiliki apakah spesialis atau umum
Pemahaman manajemen puncak terhadap sistem komputer dan tingkat minat, dukungan, dan pengetahuan tentang SI Prosedur yang
diterapkan untuk formalisasi
pengembangan sistem
Usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan SI
Kepuasan pemakai Penggunaan SI
Tingkat partisipasi dan pengaruh dalam pengembangan sistem
Kemampuan teknik yang dimiliki personel SI dan tingkat pendidikan personel SI
Kemampuan manajemen menggunakan komputer, perhatian terhadap kinerja SI, rating pemakaian SI dari departemen pemakai
Penyerahan laboran proyek lepada manajemen SI, format dokumentasi yang
distandarisasi, teknik dan waktu pencatatan, biaya pengembangan SI dan pengenalan terhadap pengendalian SI
Adanya program pelatihan dan pendidikan, cara pemakaian sistem dan keuntungan yang di dapat Likert Likert Likert Likert Likert Likert
(34)
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada 2 teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu :
a. Teknik kuesioner, teknik ini dugunakan untuk memperoleh data primer berupa jawaban dari pada responden yang diteliti. Untuk variabel dependen kinerja sistem informasi akuntansi instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Doll dan Torkzadeh (1998) dalam Seddon dan Yip (1992) untuk kepuasan pengguna, untuk pemakai sistem diukur dengan 2 item pertanyaan dari instrumen yng dikembangkan Choe (1996) menggunakan point skala likert 1 – 7. dan untuk variabel independen keterlibatan pemakai diukur dengan 2 item pertanyaan 7 point sekala likert yang dikembangkan oleh Soegiharto (2001), variabel kepabilitas personal sistem informasi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Soegiharto (2001), variabel dukungan manajemen puncak dan formulasi pengembangan sistem informasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) dengan 5 item pertanyaan menggunakan 7 point skala Likert. b. Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengcopyan atas
data-data sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.
Langkah-langkah pengumpulan data primer atau pengiriman kuesioner : 1. Tahap I, kuesioner dikirim langsung oleh peneliti kepada semua anggota
sampel dan ditunggu selama 2 (dua) minggu dengan pertimbangan kesibukan responden dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
(35)
2. Setelah di tunggu selama 2 minggu, peneliti mengumpulkan jawaban responden, jika jumlah jawaban responden yang terkumpul tidak mencukupi jumlah minimum untuk di olah secara statistik parametrik atau belum mencukupi 30 (tiga puluh) jawaban dilakukan pengumpulan tahap II .
3. Tahap II, kuesioner di kirim lagi oleh peneliti kepada responden yang belum memberi jawaban dan di tunggu lagi selama lebih kurang 2 (dua) minggu. Setelah 2 (dua) minggu peneliti mendatangi langsung responden guna mengumpulkan jawaban mereka.
4. Jika terjadi pengiriman kuesioner dalam 2 (dua) tahap, maka dilakukan pengujian respon bias.
F. Metode Analisis Data
1. Pengujian Kualitas Data a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Nunally (1968) dalam Ghozali (2005).
(36)
b. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya (Sugiyono, 2004:105). Untuk menentukan valid tidaknya suatu item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product moment Pearson (r hitung) dengan r tabel pada level signifikansi 0,05 nilai kritisnya. Sehingga apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau angka probabilitasnya berada di bawah atau sama dengan (P<0,05 ; P=0,05), berarti instrumen penelitian itu valid. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS for windows untuk memperoleh hasil yang terarah.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1) normalitas, (2) multikolinearitas, dan (3) heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Menurut central limit theorem, asumsi normalitas akan terpenuhi apabila jumlah sampel yang digunakan lebih dari atau sama dengan 25 (Mendenhall dan Beaver, 1992). Metode uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
(37)
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2). Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari model penelitian dan korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2 (Hair, 2003), maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel independen. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala mulkolinearitas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9 (Ghozali, 2001). Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas, yaitu :
(38)
a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independent A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. c. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santoso, 2004 :208). Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Dalam penelitian ini, cara yang digunakan adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisis yang digunakan yaitu :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas
Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada ketiga uji di atas, sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan. Hal ini dikarenakan uji autokorelasi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
(39)
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Uji autikorelasi ini sering ditemukan pada data time series, bukan yang cross section (Erlina, 2007:108). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section.
3. Model dan Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji–F, uji-t dan koefisien determinan. Metode analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh / hubungan dari variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi software SPSS for windows. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis, dengan formulasi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + Keterangan :
a : Konstanta atau titik perpotongan dengan sumbu y, bila x = 0
X1 : Skors dimensi variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
X2 : Skors dimensi variabel kemampuan teknik personal sistem informasi X3 : Skors dimensi variabel dukungan manajemen puncak
X4 : Skors dimensi variabel formalisasi pengembangan sistem informasi X5 : Skors dimensi variabel program pendidikan dan pelatihan pemakai Y : Skors dimensi variabel kinerja SIA
(40)
: Kesalahan (error term) a. Uji-F ( uji simultan )
Uji-F ( uji serentak ) adalah untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ho : b1=b2=b3=b4=b5=0
Artinya secara bersama-sama (serentak) variabel independen tidak terdapat pengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠0
Artinya secara bersama-sama (serentak ) variabel independen terdapat pengaruh terhadap variabel dependen.
Dengan kriteria dilihat dari nilai signifikansi : Jika F-hitung > dari 0,05 , maka Ho ditolak Jika F-hitung < dari 0,05 , maka Ha diterima
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi berganda. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari varibel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA).
Pengujian ANOVA atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat tingkat signifikansi atau dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Pengujian dengan tingkat signifikansi dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila hasil signifikansi pada tabel ANOVA < 0,05, maka H0 ditolak
(41)
(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila tingkat signifikansi pada tabel
ANOVA > 0,05, maka H0 diterima (tidak berpengaruh).
Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan
dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel ( 0,05) maka H0 ditolak
(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila F hitung < F tabel ( 0,05) maka H0
diterima (tidak berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan
tingkat kepercayaan ( ) dan derajat bebas (degree of freedom).
b. Uji Uji – t (Signifikan Parsial)
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :
Ho1 : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha1 : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ada 2 cara menguji t, yaitu dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel dan nilai signifikansi
Krteria pengambilan keputusan :
Ho diterima,apabila t-hitung < t-tabel pada = 5% Ha diterima,apabila t-hitung > t- tabel pada = 5%
(42)
c. Koefisien Determinan (R2)
Pengujian koefisien determinan (Adjusted R Square) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar
antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R²=0 menunjukan
tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila Adjusted R Square semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila Adjusted R Square semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
G. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2009 sampai dengan selesai dan lokasi penelitian di PT. Coca Cola Bottling Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Medan – Belawan, Km. 14 Martubung Medan – Sumatera Utara.
Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Pengajuan Judul x
Penyelesaian Proposal x
Pengumpulan Data x x
Seminar Proposal x
Penulisan Laporan x x x
(43)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi
(44)
penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company.Perusahaan telah memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha
(45)
independen dan Coca-Cola Amatil Limited (CCA), sebuah perusahaan publik dari Australia yang merupakan perusahaan pembotolan dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia, guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Sebelas pabrik pembotolan yang ada di Indonesia masing-masing berlokasi di : Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bali, Lampung, Padang, Medan, Banjarmasin, Makassar, dan Manado. Pada awal tahun 1990-an, beberapa di antara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai PT. Coca-Cola Bottling Indonesia. Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk didistribusikan dan
(46)
dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.
The Coca-Cola Company merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena keunikan produk dan sistem pemasarannya serta pemahamannya terhadap pasar dan budaya lokal. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, perusahaan menerapkan dengan ketat proses produksi yang diakui secara internasional.
2. Struktur Organisasi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hirarki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu struktur organisasi akan tergambar arus wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi tiap-tiap jabatan dalam organisasi mulai dari tingkat yang paling tinggi samapi kepada tingkat yang paling rendah.
Pembagian tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam struktur memadukan keterampilan mereka dalam suatu kerja sama yang baik dan keserasian bertindak dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab (struktur organisasi) pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia adalah sebagai berikut :
(47)
General manager mempunyai tugas sebagai pelaksana dan bertanggung jawab untuk memimpin atas cabang yang dipimpinnya. Pertanggungjawaban itu akan dilaporkan kepada kantor pusat.
b. Manajer EDP / Electronic Data Processing
Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memimpin departemen EDP yang bertanggungjawab atas pengolahan data-data yang ada di perusahaan. Hampir keseluruhan proses dijalankan secara terkomputerisasi.
c. Manajer Plan and Control
Mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menyusun rencana bisnis perusahaan, membina hubungan dengan pihak-pihak pemasok, mengawasi stok, dan seluruh kegiatan operasional perusahaan agar sesuai dengan yang direncanakan.
d. Manajer Pabrik/factory
Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengawasi dan menangani operasional pabrik, dalam rangka menciptakan proses produksi yang efektif dan efisien.
e. Manajer Pembelian
Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan pembelian, menentukan pemasok, menghubungi pemasok, dan kelancaran proses pembelian.
(48)
f. Manajer Umum dan Personalia
Mempunyai tanggung jawab mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, baik itu perekrutan, pelatihan, peraturan/kebijaksanaan perusahaan, kesejahteraan pegawai, gaji, dan lembur.
g. Manajer Keuangan dan Akuntansi
Memiliki tugas untuk membuat anggaran perusahaan dan hal yang berkaitan dengan hutang, piutang perusahaan serta transaksi pembelian segala sesuatu yang dibutuhkan pabrik. Manajer ini juga bertanggung jawab kepada head manager dalam hal keuangan perusahaan, dan mengeluarkan uang perusahaan dengan seizin head manager.
h. Manajer Logistik
Memiliki tugas dan tanggung jawab atas barang-barang persediaan. Hal ini meliputi keluar masuknya barang dari gudang, stok yang semakin menipis, ataupun melaporkan stok yang menumpuk.
i. Manajer Pemasaran
Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membuat rencana pemasaran, melakukan penyaluran produk kepada konsumen, mengatur pendistrubusian barang jadi kepada konsumen.
(49)
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Deskripsi Responden
Pengumpulan data oleh peneliti hanya dilakukan dalam satu tahap, karena semua jawaban responden terkumpul dalam waktu lebih kurang 2 minggu. Data yang terkumpul sebanyak 35. oleh karena itu uji respon bias tidak dilakukan. Responden yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Deskripsi Responden
No. Deskripsi Karakteristik Responden Jumlah Persent ase a. Jenis Kelamin
a. Pria 27 77%
b. Wanita 8 23%
b. Umur
a. < 25 tahun 0 0%
b. 25-35 tahun 29 83%
c. > 35 tahun 6 17%
c. Lama Bekerja
a. < 10 tahun 26 74%
b. 10-25 tahun 7 20%
c. > 25 tahun 2 6%
d. Lama Penggunaan Sistem
a. < 1 tahun 0 0%
b. 1-3 tahun 19 54%
c. 3-5 tahun 7 20%
d. 5-7 tahun 4 11%
e. >7 tahun 5 15%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2009
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut :
(50)
a. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pria lebih banyak di banding dengan wanita, yaitu 27 orang atau 77 % pria dan 8 orang atau 23% wanita.
b. Berdasarkan kelompok umur, jumlah terbanyak responden adalah yang berumur antara 25 sampai dengan 35 tahun sebesar 29 responden atau 83%. Sedangkan untuk kelompok usia >35 tahun berjumlah 6 orang atau 17%.
c. Berdasarkan lamanya bekerja, jumlah terbanyak adalah yang bekerja pada rentang waktu < 10 tahun yaitu sebanyak 26 orang atau 74%. Sedangkan untuk rentang waktu 10 – 25 tahun terdiri dari 7 responden atau 20% dan untuk rentang waktu >25 tahun sebanyak 2 orang atau 6%.
d. Berdasarkan lama penggunaan sistem, jumlah terbanyak adalah rentang waktu 1-3 tahun sebanyak 19 orang atau 54%. Untuk rentang waktu 3-5 tahun berjumlah 7 orang atau 20%, untuk rentang waktu 5-7 tahun sebayak 4 orang atau 11% dan untuk rentang waktu > 7 tahun berjumlah 5 orang atau 15%.
(51)
2. Statistik Deskriptif
2.1.Kepuasan Pemakai SI (Y)
Tabel 4.2 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Kinerja SIA
35 3 7 5,51 1,222
35 4 7 6,17 ,923
35 4 7 5,77 ,942
35 4 7 5,63 ,942
35 4 7 5,69 ,963
35 4 7 5,63 ,843
35 4 7 5,60 ,775
35 4 7 5,69 ,718
35 4 7 5,69 ,796
35 4 7 5,54 ,919
35 4 7 5,83 ,785
- - - -
-35 4 7 6,17 ,923
35 4 7 5,77 ,942
35 A. KEPUASAN PEMAKAI
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11
B. PEMAKAI SISTEM P12
P13
Valid N (list wise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jawaban terhadap pertanyaan pertama, yang berkaitan dengan sistem
mampu membantu departemen berfungsi dengan baik. Jawaban terendah adalah 3, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,51. Ini menunjukkan bahwa sistem mampu membantu departemen pemakai berfungsi dengan dengan baik. Nilai standar deviasi sebesar 1,222 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
(52)
2. Jawaban terhadap pertanyaan kedua, yang berkaitan dengan sistem penting dalam kesuksesan kinerja departemen. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 6,17. Ini menunjukkan bahwa sistem penting dalam kesuksesan kinerja departemen. Nilai standar deviasi sebesar 0,923 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
3. Jawaban terhadap pertanyaan ketiga, yang berkaitan dengan sistem mampu meningkatkan kepuasan kerja pemakai. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,77. Ini menunjukkan bahwa sistem mampu meningkatkan kepuasan kerja pemakai. Nilai standar deviasi sebesar 0,942 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
4. Jawaban terhadap pertanyaan keempat, yang berkaitan dengan sistem selalu memberikan informasi yang dibutuhkan departemen pemakai. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,63. Ini menunjukkan bahwa sistem selalu memberikan informasi yang dibutuhkan departemen pemakai. Nilai standar deviasi sebesar 0,942 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
5. Jawaban terhadap pertanyaan kelima, yang berkaitan dengan sistem di dalam aplikasi lain (contoh. Excel) dapat digunakan untuk mengakses informasi guna memenuhi kebutuhan di departemen pemakai. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,69. Ini
(53)
menunjukkan bahwa sistem di dalam aplikasi lain dapat digunakan untuk mengakses informasi guna memenuhi kebutuhan di departemen pemakai. Nilai standar deviasi sebesar 0,963 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
6. Jawaban terhadap pertanyaan keenam, yang berkaitan dengan pemakai senang menggunakan sistem yang ada. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,63. Ini menunjukkan bahwa pemakai senang menggunakan sistem yang ada. Nilai standar deviasi sebesar 0,843 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
7. Jawaban terhadap pertanyaan ketujuh, yang berkaitan dengan departemen pemakai mampu mengerjakan tugasnya lebih mudah dan lebih efisien dengan sistem yang ada,. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,60. Ini menunjukkan bahwa sistem yang ada, mampu mengerjakan tugas dari departemen pemakai lebih mudan dan lebih efisien. Nilai standar deviasi sebesar 0,775 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
8. Jawaban terhadap pertanyaan kedelapan, yang berkaitan dengan sistem dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan dan misi organisasi. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,69. Ini menunjukkan bahwa sistem dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan dan misi organisasi. Nilai standar
(54)
deviasi sebesar 0,718 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
9. Jawaban terhadap pertanyaan kesembilan, yang berkaitan dengan sebagaian besar karyawan departemen pemakai tertarik untuk menggunakan sistem yang ada Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,69. Ini menunjukkan bahwa karyawan departemen pemakai tertarik untuk menggunakan sistem yang ada. Nilai standar deviasi sebesar 0,796 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
10.Jawaban terhadap pertanyaan kesepuluh, yang berkaitan dengan sistem telah dilengkapi dengan informasi yang akurat dan reliabel. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,54. Ini menunjukkan bahwa sistem telah dilengkapi dengan informasi yang akurat dan reliabel. Nilai standar deviasi sebesar 0,919 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
11.Jawaban terhadap pertanyaan kesebelas, yang berkaitan dengan sistem dengan mudah melakukan penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dengan perkembangan kebutuhan informasi sekarang dan di masa yang akan datang . Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,83. Ini menunjukkan bahwa sistem dengan mudah melakukan penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dengan perkembangan kebutuhan informasi sekarang dan di masa yang akan
(55)
datang. Nilai standar deviasi sebesar 0,785 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
Kesimpulan dari pertanyaan 1 sampai dengan pertanyaan 11, menunjukkan seberapa baik tingkat kepuasan para pemakai terhadap sistem informasi akuntansi. Rata-rata jawaban pemakai melebihi 5, yang menunjukkan bahwa para pemakai memiliki tingkat kepuasan yang cukup tinggi terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan. Standar deviasi menunjukkan tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata pemakai. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.
12.Pertanyaan 12 sampai dengan pertanyaan 13, menunjukkan seberapa sering pemakaian sistem informasi akuntansi. Rata-rata jawaban melebihi 5, yang menunjukkan bahwa para pemakai memiliki frekuensi penggunaan sistem informasi dan ketersediaan yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata para pemakai. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.
2.2 Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA (X1) Tabel 4.3 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner
(56)
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Keterlibatan Pemakai
35 4 7 5,54 ,919
35 4 7 5,83 ,785
35 P14
P15
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Jawaban terhadap pertanyaan 14, yang berkaitan dengan tingkat partisipasi pemakai dalam pengembangan SIA. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,54. Ini menunjukkan bahwa para pemakai memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses pengembangan SIA. Nilai standar deviasi sebesar 0,919 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
2. Jawaban terhadap pertanyaan 15, yang berkaitan dengan tingkat pengaruh pemakai dalam pengembangan SIA. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,83. Ini menunjukkan bahwa para pemakai memiliki tingkat pengaruh yang tinggi dalam proses pengembangan SIA. Nilai standar deviasi sebesar 0,785, lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
(57)
2.3 Kapabilitas Personal SIA (X2)
Tabel 4.4 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Kapabilitas Personal SIA
35 4 7 5,71 1,202
35 P21
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa, jawaban terendah adalah 4 dan jawaban yang tertinggi adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa para pemakai memiliki kemampuan dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,202, lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
2.4 Dukungan Manajemen Puncak (X3)
Tabel 4.5 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Dukungan Manajemen Puncak
35 3 7 5,40 1,168
35 4 7 5,54 1,010
35 4 7 5,57 ,979
35 3 7 5,20 1,158
35 2 7 5,63 1,262
35 P24
P25 P26 P27 P28
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation
(58)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Jawaban terhadap pertanyaan 24, yang berkaitan dengan tingkat kemahiran manajemen puncak dalam penggunaan komputer. Jawaban terendah adalah 3 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,40. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki tingkat kemahiran yang tinggi dalam penggunaan komputer. Nilai standar deviasi sebesar 1,168 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
2. Jawaban terhadap pertanyaan 25, yang berkaitan dengan tingkat harapan manajemen puncak terhadap penggunaan sistem informasi. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,54. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan sistem informasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,010 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
3. Jawaban terhadap pertanyaan 26, yang berkaitan dengan tingkat aktivitas manajemen puncak dalam perencanaan operasi sistem informasi. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,57. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki aktivitas yang tinggi dalam perencanaan operasi sistem informasi. Nilai standar deviasi sebesar 0,979 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak
(59)
terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
4. Jawaban terhadap pertanyaan 27, yang berkaitan dengan tingkat perhatian manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi. Jawaban terendah adalah 3 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,20. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki perhatian yang tinggi terhadap kinerja sistem informasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,158 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
5. Jawaban terhadap pertanyaan 28, yang berkaitan dengan tingkat kesenangan manajemen puncak terhadap rating pemakaian sistem informasi. Jawaban terendah adalah 2 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,63. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki tingkat kesenangan yang cukup tinggi terhadap rating pemakaian sistem informasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,262 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
2.5 Formalisasi Pengembangan SIA (X4)
Tabel 4.6 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner
(60)
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Formalisasi Pengembangan SIA
35 3 7 5,49 1,245
35 4 7 6,49 ,853
35 4 7 6,00 1,085
35 4 7 5,69 1,132
35 4 7 5,71 1,202
35 P29
P30 P31 P32 P33
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Jawaban terhadap pertanyaan 29, yang berkaitan dengan frekuensi karyawan dalam penyerahan laporan proyek kepada manajer departemen sistem informasi. Jawaban terendah adalah 3 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,49. Ini menunjukkan bahwa tingkat frekuensi para karyawan dalam penyerahan laporan proyek kepada manajer departemen sistem informasi cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,245 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
2. Jawaban terhadap pertanyaan 30, yang berkaitan dengan frekuensi penyiapan dokumentasi pengembangan dengan format yang telah distandarisasi. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 6,49. Ini menunjukkan bahwa frekuensi penyiapan dokumentasi pengembangan dengan format yang telah distandarisasi cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 0,853 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
(61)
3. Jawaban terhadap pertanyaan 31, yang berkaitan dengan tingkat kesiapan teknik dan waktu pencatatan yang harus dilakukan setiap orang pada saat SI disosialisasikan. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 6. Ini menunjukkan bahwa frekuensi penyiapan dokumentasi pengembangan dengan format yang telah distandarisasi cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,085 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
4. Jawaban terhadap pertanyaan 32, yang berkaitan dengan frekuensi alokasi biaya pengembangan SI ke pengembangan SI per bagian. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,69. Ini menunjukkan bahwa frekuensi alokasi biaya pengembangan SI k pengembangan SI per bagian cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,132 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier 5. Jawaban terhadap pertanyaan 33, yang berkaitan dengan frekuensi
pengenalan terhadap pengendalian SI. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,71. Ini menunjukkan bahwa frekuensi pengenalan terhadap pengendalian SI. Nilai standar deviasi sebesar 1,202 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
(62)
2.6 Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakaian (X5)
Tabel 4.7 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai
35 4 7 6,00 1,085
35 P17
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa, jawaban terendah adalah 4 dan jawaban yang tertinggi adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa apresiasi para pemakai terhadap program pendidikan dan pelatihan pemakaian cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,085, lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.
3. Hasil Uji Kualitas Data 3.1Uji Validitas
Uji validitas dari instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian. Validitas intrumen diuji dengan mengunakan korelasi skor butir
dengan skor total “Product Moment (Pearson)”. Dalam Uji validitas instrumen yang diuji hanya instrumen yang terdiri dari beberapa item. Analisis dilakukan terhadap dengan menggunakan bantuan program SPSS,
(63)
dimana batas angka kritis () adalah 0.05 (5%). Kriteria pengujian dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel,
1). jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap valid
2). jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap tidak valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian.
3). Menurut Ghozali (2007:45) r tabel atau degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini (n) adalah jumlah sampel. Yaitu 35-2 = 33 (lihat r tabel pada df=33 dengan uji 2 sisi)
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Tabel 4.8 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel kepuasan pemakai
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Bagian Kepuasan Pemakai R r- tabel Keterangan
P1 ,749 ,338 Valid
P2 ,819 Valid
P3 ,840 Valid
P4 ,816 Valid
P5 ,775 Valid
P6 ,703 Valid
P7 ,700 Valid
P8 ,516 Valid
P9 ,820 Valid
(64)
P11 ,563 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8, kesebelas item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Sehingga pertanyaan mampu mengukur kepuasan pemakaian berdasarkan kinerja SIA. Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel Y bagian kinerja SIA dapat disimpulkan lolos uji validitas.
Tabel 4.9 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap pemakai sistem
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Bagian Pemakai Sistem R r- tabel Keterangan
P12 ,927 ,338 Valid
P13 ,930 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.9, kedua item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Sehingga pertanyaan mampu mengukur kepuasan pemakaian berdasarkan keterlibatan pemakaian SIA. Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel Y bagian keterlibatan pemakaian SIA dapat disimpulkan lolos uji validitas.
(1)
KUESIONER
Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi Informasi Keuangan.
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi adalah pemberitahuan akan tahap-tahap dari proses pengembangan sistem yang tercatat secara sistematik, dan secara aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan
Spreadsheet adalah program yang menyajikan lembar kerja berupa kolom-kolom yang memungkinkan pemakai mengubah angka secara otomatis, misal: Microsoft Excell.
I. KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Petunjuk:
(1) Jawablah dua pertanyaan dibawah ini dalam ruang yang telah disediakan. (2) Untuk Pertanyaan 1-11, lingkarilah nomor skala, yang terbaik mewakili
tingkat kepuasan Bapak/Ibu akan sistem, yang dioperasikan di departement Bapak/Ibu.
(Berikan tanda cawang (√) pada kotak yang tersedia)
Apakah nama departemen tempat Bapak/Ibu bekerja dan jabatan?
Departement Operasional, Sebutkan jabatan Bapak/Ibu ………….. Departement Financial, Sebutkan jabatan Bapak/Ibu ………. Departement Lainnya, Sebutkan ………., jabatan Bapak/Ibu ………..
Apa nama Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan di departemen
Bapak/Ibu?………
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kepuasan Bapak/Ibu terhadap sistem
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 1. Sistem mampu membantu
departemen berfungsi dgn baik. 2. Sistem penting dalam kesuksesan
kinerja departemen saya. 3. Sistem mampu meningkatkan
kepuasan kerja saya.
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
(2)
4. Sistem selalu memberikan informasi yang dibutuhkan departemen saya.
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 5. Sistem di dalam aplikasi lain
(Cth. Spreadsheet) dapat digunakan untuk mengakses informasi guna
memenuhi kebutuhan di departemen saya. 6. Saya senang menggunakan
sistem yang ada.
7. Dengan sistem yang ada,
departemen saya mampu mengerjakan tugasnya lebih mudah dan lebih efisien. 8. Sistem dapat memberikan kontribusi
dalam pencapaian tujuan dan misi organisasi.
9. Sebagian besar karyawan departemen saya tertarik untuk menggunakan sistem yang ada.
10. Sistem telah dilengkapi dengan informasi yang akurat dan reliabel. 11. Sistem dengan mudah melakukan
penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dgn perkembangan kebutuhan informasi sekarang dan di masa yang akan datang.
B. Pemakai Sistem Petunjuk:
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
(3)
Sgt Tdk ingin memakai Sgt ingin memakai 13. Ketersediaan saya utk menggunakan SI.
II. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH A. Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan SIA Petunjuk:
Untuk setiap pernyataan, lingkarilah nomor skala yang tersedia, yang mewakili tingkat keterlibatan Bapak/Ibu dalam pengembangan sistem yang beroperasi di departeman Bapak/Ibu.
Sangat rendah Sangat tinggi 14. Tingkat partisipasi saya dalam
pengembangan sistem adalah. 15. Tingkat pengaruh saya dalam pengembangan sistem adalah. B. Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Petunjuk:
Untuk pertanyaan 16, berilah tanda cawang (√) pada kotak yang tersedia. Untuk pertanyaan 17, lingkarilah nomor skala yang tersedia yang mewakili manfaat dari program pelatihan.
16. Apakah perusahaan Bapak/Ibu atau departement Bapak/Ibu memiliki Ya program pelatihan dan pendidikan guna
mengajarkan cara pemakaian sistem Tdk.( Langsung ke no. 20) yang benar kepada staff?
Sangat Rendah Sangat Tinggi 17. Keuntungan yang saya dapat
dari program-program pelatihan dan pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
(4)
C. Pengalaman, Latar belakang pendidikan, Kemampuan pemakai SIA, Keberadaan dewan pengarah, lokasi Departemen Sistem informasi dan Ukuran Organisasi.
Petunjuk:
Untuk pertanyaan 18-23, berilah tanda cawang (√) pada kotak yang tersedia. 18. Berapa lama Bapak/Ibu telah menggunakan Sistem Informasi Akuntansi? a. Sistem sekarang:
<1 tahun 1<3 tahun 3<5 tahun 5<7 tahun <7 tahun b. Sistem lain :
<1 tahun 1<3 tahun 3<5 tahun 5<7 tahun <7 tahun 19. Apakah setiap orang mempunyai suatu tingkatan?
Ya Tidak
20. Apakah latar belakang pendidikan Bapak/Ibu?
SMU Pasca Sarjana Lain-lain, sebutkan…………. Diploma Sarjana
21. Apakah kemampuan teknik yang Bapak/Ibu miliki merupakan kemampuan spesialis ataukah kemampuan umum?
Catatan: Kemampuan spesialis meliputi teknik desain sistem yang berhubungan dengan sistem, komputer, dan model sistem. Kemampuan umum berarti teknik analisis yang berhubungan dengan organisasi, manusia, dan lingkungan sekitarnya
Kemampuan Spesialis Kemampuan Umum
III. DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK dan FORMALISASI PENGEMBANGAN SI
A. Dukungan Manajemen Puncak pada pengembangan SI dan operasi Petunjuk:
(5)
24. Manajemen puncak secara aktif terlibat dalam perencanaan operasi SI.
25. Manajemen puncak memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja SI. 26. Manajemen puncak sgt senang
akan rating pemakaian SI dari department-departemen pemakai.
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
(6)
B. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Petunjuk:
Untuk setiap pernyataan yang ada, lingkarilah nomer skala yang tersedia, yang mewakili prosedur karyawan akan formalisasi pengembangan SI di perusahaan Bapak/Ibu.
Catatan: Formalisasi pengembangan SI berarti pemberitahuan akan tahap-tahap dari proses pengembangan sistem yang tercatat secara sistematik dan secara aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan.
Sgt Tidak pernah Sgt Pernah 27. Laporan proyek diserahkan
kepada manajer departemen SI. 28. Dokumentasi pengembangan
sistem disiapkan dengan format yang telah distandarisasi.
29. Teknik dan waktu pencatatan yang harus dilakukan oleh setiap orang, telah disiapkan saat SI disosialisasikan. 30. Biaya pengembangan SI dialokasikan
ke pengembangan SI per bagian. 31. Dilakukannya pengenalan terhadap
pengendalian SI berbasis komputer pada pengembangan SI
yang saat ini dipakai.
Hasil pengisian kuesioner ini akan diolah lebih lanjut dalam skripsi saya yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara mengisi kuesioner penelitian ini.
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7