Hasil Belajar TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Mengajar

10 banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik”. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim dilaksanakan selama ini. Akan tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan oleh siswa. Paul B. Diedrich dalam Sardiman, 2003: 101 membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, mem- perhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per- cobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me- mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Jadi belajar pada dasarnya merupakan aktivitas seseorang yang dapat menyebab- kan perubahan pada dirinya sendiri.

C. Hasil Belajar

Menurut pandangan Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002:10 belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. 11 Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan secara sadar, bersifat kontinu dan positif baik dalam hal tingkah laku, ataupun pengetahuan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar akan membawa perubahan dan akan menghasilkan hasil belajar pada individu yang belajar. Pernyataan lain disebutkan pula oleh Gagne dalam Slameto, 2003:13 yang menyatakan bahwa 1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaaan dan tingkah laku; 2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Dimyati dan Mudjiono, 2002:3 mengungkapkan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tin- dak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemam- puan internal akibat belajar yaitu: 1. Ranah kognitif Menurut Bloom dkk. dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002:26 Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensin- tesis dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan yang penting pada ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk memecah- kan masalah yang ada di tengah masyarakat. Kemampuan ini sering disebut kemampuan mentransfer pengetahuan ke berbagai situasi sesuai dengan konteksnya. Hampir semua mata pelajaran berkaitan dengan kemampuan 12 kognitif, karena di dalamnya diperlukan kemampuan berfikir untuk memahaminya. Ranah kognitif merupakan salah satu aspek yang akan dinilai setelah proses pembelajaran berlangsung. 2. Ranah afektif Menurut Popham 1995 dalam Anonim, 2004:3: “Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi secara optimal, sedangkan seseorang yang berminat terhadap suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapa i hasil pembelajaran yang optimal”. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. 3. Ranah psikomotor Menurut Singer dalam Anonim, 2004 “Pelajaran yang termasuk psiko- motor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi- reaksi fisik”. Mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, seni serta pelajaran lain yang memerlukan praktik. Ranah psikomotor yang dinilai adalah tes keterampilan siswa menggunakan alat-alat dalam praktikum. Hasil belajar ranah kognitif yaitu hasil penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Penguasaan konsep yang baik akan membantu pemakaian konsep- konsep yang lebih kompleks. Penguasaan konsep merupakan dasar dari pengu- asaan prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. 13 Salah satu upaya mengukur keberhasilan pembelajaran yang diperoleh oleh siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang bisa diukur melalui tes. Sardiman 2003:51 menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa selalu memunculkan pemahaman atau menimbulkan reaksi yang dapat diterima oleh akal serta tidak terikat pada situasi di tempat mencapai, tetapi dapat pula di- gunakan dalam situasi lain. Secara mendasar hasil belajar sangat dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak. Banyak faktor untuk mengukur suatu pembelajaran dikatakan berha- sil, bukan saja dari hasil belajar siswa tetapi bisa dilihat dari perubahan yang ter- jadi pada diri siswa, yang tentunya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemam- puan yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar yang didalamnya terjadi interaksi edukatif sehingga berdampak positif bagi diri siswa itu sendiri. Hasil belajar dapat berupa skor atau nilai tertentu dan merupakan bukti dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NHT PADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA(PTK PADA SISWA KELAS X2 SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TP 2010 - 2011)

1 8 49

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBANGUN KONSEP DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KOLOID

0 5 69

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GETARAN-GELOMBANG DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF.

0 0 46