408
yang melingkari mulut. Alat chitine ini berbentuk seperti jangkar anchor.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.3 dan Gambar 8.4.
Gejala adanya serangan parasit ini adalah pendarahan pada kulit ikan,
pucat, ikan berlendir banyak.
Gambar 8.3. Trichodina tampak bawah
Gambar 8.4. Trichodina tampak atas
3. Myxobulus sp, Myxosoma sp, Thellohanellus sp dan
Henneguya sp. Keempat jenis parasit ini merupakan
penyebab penyakit Myxosporeasis. Penyakit ini disebabkan oleh parasit
dari kelas Sporozoa, subkelas Myxosporea, ordo Cnidosporodia,
subordo Myxosporidia, famili Myxobolidae yang merupakan
bagian dari filum Myxozoa dan termasuk kedalam kelompok
endoparasit. Kunci identifikasi yang penting dari keempat jenis parasit ini
adalah pada sporanya, yang merupakan fase resisten dan alat
penyebaran populasi. Spora myxosorea terdiri atas dua valve,
yang dibatasi oleh sebuah suture. Pada valve terdapat satu atau dua
polar kapsul yang penting untuk identifikasi. Spora pada parasit kelas
Cnidosporidia ini mempunyai cangkang, kapsul polar dan
sporoplasm. Di dalam kapsul polar terdapat filament polar. Bila spora
memiliki dua kapsul polar maka digolongkan ke dalam genus
Myxobolus sp dan bila hanya memiliki satu kapsul polar maka
akan digolongkan kedalam genus Thellohanellus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 8.5, 8.6, 8.7 dan 8.8.
Gambar 8.5. Myxobulus sp.
409 Gambar 8.6.Myxosoma sp.
Gambar 8.7. Thellohanellus sp.
Gambar 8.8. Henneguya sp. Gejala infeksi pada ikan antara lain
adanya benjolan pada bagian tubuh luar bintil yang berwarna kemerah-
merahan. Bintil ini sebenarnya berisi ribuan spora yang dapat
menyebabkan tutup insang ikan selalu terbuka. Jika bintil ini pecah,
maka spora yang ada di dalamnya akan menyebar seperti plankton.
Spora ini berukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga sering tertelan oleh ikan.
Pengaruh serangan myxosporea tergantung pada ketebalan serta
lokasi kistanya. Serangan yang berat pada insang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi pernafasan serta penurunan fungsi organ
pernafasan. Sedangkan serangan yang berat pada jaringan bawah kulit
dan insang menyebabkan berkurangnya berat badan ikan,
gerakan ikan menjadi lambat, warna tubuh menjadi gelap dan system
syaraf menjadi lemah.
4. Dactylogyrus sp
Dactylogyrus sp digolongkan ke dalam phylum Vermes, subphylum
Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea, famili
Dactylogyridae, subfamily Dactylogyrinae dan genus
Dactylogyrus . Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah
Trematoda. Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian insang ikan
air tawar, payau dan laut. Pada bagian tubuhnya terdapat posterior
Haptor. Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki satu
pasang kait dengan satu baris kutikular, memiliki 16 kait utama,