409 Gambar 8.6.Myxosoma sp.
Gambar 8.7. Thellohanellus sp.
Gambar 8.8. Henneguya sp. Gejala infeksi pada ikan antara lain
adanya benjolan pada bagian tubuh luar bintil yang berwarna kemerah-
merahan. Bintil ini sebenarnya berisi ribuan spora yang dapat
menyebabkan tutup insang ikan selalu terbuka. Jika bintil ini pecah,
maka spora yang ada di dalamnya akan menyebar seperti plankton.
Spora ini berukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga sering tertelan oleh ikan.
Pengaruh serangan myxosporea tergantung pada ketebalan serta
lokasi kistanya. Serangan yang berat pada insang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi pernafasan serta penurunan fungsi organ
pernafasan. Sedangkan serangan yang berat pada jaringan bawah kulit
dan insang menyebabkan berkurangnya berat badan ikan,
gerakan ikan menjadi lambat, warna tubuh menjadi gelap dan system
syaraf menjadi lemah.
4. Dactylogyrus sp
Dactylogyrus sp digolongkan ke dalam phylum Vermes, subphylum
Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea, famili
Dactylogyridae, subfamily Dactylogyrinae dan genus
Dactylogyrus . Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah
Trematoda. Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian insang ikan
air tawar, payau dan laut. Pada bagian tubuhnya terdapat posterior
Haptor. Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki satu
pasang kait dengan satu baris kutikular, memiliki 16 kait utama,
410
satu pasang kait yang sangat kecil. Dactylogyrus sp mempunyai
ophistapor posterior suvker dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait
marginal yang terdapat pada bagian posterior. Kepala memiliki 4 lobe
dengan dua pasang mata yang terletak di daerah pharynx. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.9. Gejala infeksi pada ikan
antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih.
Gambar 8.9. Dactylogyrus sp
5. Gyrodactilus sp.
Gyrodactilus sp digolongkan
kedalam phylum Vermes, subphylum Platyhelmintes, kelas Trematoda,
ordo Monogenea, famili Gyrodactylidae, subfamily
Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus.
Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah
Trematoda. Gyrodactilus sp
biasanya sering menyerang ikan air tawar, payau dan laut pada bagian
kulit luar dan insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana telur
berkembang dan menetas di dalam uterusnya. Memiliki panjang tubuh
berkisar antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permukaan tubuh ikan dan
biasa menginfeksi organ-organ lokomosi hospes dan respirasi. Larva
berkembang di dalam uterus parasit tersebut dan dapat berisi kelompok-
kelompok sel embrionik. Ophisthaptor individu dewasa tidak
mengandung batil isap, tetapi memiliki sederet kait-kait kecil
berjumlah 16 buah disepanjang tepinya dan sepanjang kait besar di
tengah-tengah, terdapat dua tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.10. Gejala infeksi pada ikan antara
lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih.
Gambar 8.10. Gyrodactilus sp.
6. Lernea sp.
Parasit ini termasuk crustacea udang-udangan tingkat rendah. Ciri
parasit ini adalah jangkar yang menusuk pada kulit ikan dengan
bagian ekor perut yang bergantung, dua kantong telur berwarna hijau.
Jenis parasit ini biasa disebut dengan cacing jangkar karena
bentuk tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti jangkar yang akan
dibenamkan pada tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat
menempel pada bagian tubuh ikan yang terserang parasit ini. Parasit ini
sangat berbahaya karena menghisap cairan tubuh ikan untuk
perkembangan telurnya. Selain itu bila parasit ini mati, akan
meninggalkan berkas lubang pada kulit ikan sehingga akan terjadi
infeksi sekunder oleh bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya mengalami
411 tiga kali perubahan tubuhnya yaitu
nauplius, copepodit dan bentuk dewasa. Dalam satu siklus hidupnya
membutuhkan waktu berkisar antara 21 – 25 hari. Individu dewasa dapat
terlihat secara kasat mata dan pada bagian bawah tubuhnya pada
individu betina mempunyai sepasang kantung telur. Kantung telur ini akan
menetas dan naupliusnya akan berenang keluar dari dalam kantung
untuk mencari ikan lainnya. Untuk lebi jelasnya dapat di lihat pada
Gambar 8.11.
Gambar 8.11. Lernea sp.
7. Argulus indicus
Argulus indicus merupakan salah satu ektoparasit yang termasuk
kedalam phylum Arthropoda, kelas Crustacea, subkelas Entomostsaca,
ordo copepoda, subordo Branchiora, famili Argulidae, genus Argulus. Ciri-
ciri parasit ini adalah bentuk seperti kutu berwarna keputih-putihan,
menempel pada bagian tubuh ikan, mempunyai alat penghisap, sehingga
biasa disebut juga dengan nama kutu ikan. Alat penghisap ini akan
menghisap darah ikan. Oleh karena itu ikan yang terserang akan
menurun pertumbuhannya serta akan mengakibatkan pendarahan
pada kulit. Tubuh Argulus indicus mempunyai dua alat penghisap
dibagian bawah tubuhnya, berupa alat yang akan menusukkan alat
tersebut kedalam tubuh ikan yang diserang. Pada pinggiran
karapacenya terdapat empat pasang kaki yang berfungsi untuk berjalan
pada bagian tubuh ikan, berenang bebas dan berpindah dari satu ikan
ke ikan yang lain.
Perkembangbiakan terjadi secara kawin karena jenis Argulus indicus ini
ada jantan dan betina, ukuran tubuh jantan lebih kecil daripada betina.
Daur hidup Argulus indicus terjadi selama 28 hari dimana 12 hari untuk
fase telur dan menetas sedangkan fase larva sampai dewasa
membutuhkan waktu berkisar 16 hari. Larva Argulus indicus dapat hidup
tanpa ikan selama 36 jam sedangkan individu dewasa dapat hidup tanpa
inang selama 9 hari. Jumlah telur yang dihasilkan dari individu betina
berkisar antara 50 - 250 butir. Telur yang dihasilkannya akan diletakkan