Umur Larva Nyamuk Aedes aegypti Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti

yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva Aedes aegypti Semakin rendah pH-nya maka semakin tinggi pula tingkat kematian larva. Larva akan mati pada pH ≤ 3 dan ≥ 12 Sayono, 2011

5.1.3. Umur Larva Nyamuk Aedes aegypti

Penelitian ini menggunakan larva nyamuk Aedes aegypti instar III. Umur larva nyamuk merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada daya tahan nyamuk terhadap pajanan insektisida nabati. Stadium larva sangat mempengaruhi reaksi terhadap zat toksik. Larva nyamuk Aedes aegypti instar III sudah memiliki morfologi yang sempurna dan merupakan fase makan pada larva ini Utomo, 2010, dimana salah satu mekanisme kerja dari zat aktif infusa biji buah pepaya salah satunya adalah racun perut sehingga zat aktif tersebut harus dapat dimakan oleh larva nyamuk Aedes aegypti. Proses penetasan telur dilakukan pada waktu yang sama, sehingga diperoleh larva instar III yang sama yaitu setelah lima hari perkembangbiakkan. Pada penelitian ini jenis kelamin larva yang digunakan adalah betina dan jantan. Jenis kelamin tidak dibedakan karena sangat sulit membedakan jenis kelamin pada larva. Larva instar III dipilih dengan ukuran 3,8-5 mm. Oleh karena itu, apabila terjadi perbedaan jumlah kematian larva Aedes aegypti antar media uji, maka perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh umur larva.

5.1.4. Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti

Kelompok Perlakuan 5.1.4.1. Pada pengujian larvasida nabati infusa biji buah pepaya Carica papaya L. didapatkan hasil kematian larva pada konsentrasi terkecil yaitu infusa biji buah pepaya 1100 ml dengan rata-rata kematian 4 ekor. Pada konsentrasi biji buah pepaya 1,5100 ml rata-rata kematian 6,75 ekor. Pada konsentrasi biji buah pepaya 2100 ml rata-rata kematian 16,25 ekor. Pada konsentrasi biji buah pepaya 2,5100 ml rata-rata kematian 22 ekor. Jumlah kematian tertinggi terjadi pada konsentrasi infusa biji buah pepaya 2,5100 ml dan jumlah kematian terendah terjadi pada konsentrasi infusa terendah yaitu 1 100 ml. Semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tinggi pula efek larvasida yang mematikan larva Aedes aegypti. Kelompok Kontrol 5.1.4.2. Penelitian ini menggunakan 2 kontrol yaitu 100 ml air untuk kelompok kontrol negatif dan 10 mg100 ml temephos untuk kontrol positif. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah kematian pada 100 ml air adalah 0 ekor di setiap replikasi, 10 mg100 ml temephos adalah 100 ekor dengan rata-rata kematian 25 ekor.

5.1.5. Nilai LC