Definisi Operasional Jenis Dan Rancangan Penelitian

2. Didapatkan nilai dan dari Infusa biji buah papaya Carica papaya L. yang dapat menyebabkan mortalitas pada larva nyamuk Aedes aegypti selama 24 jam masa pengujian.

3.4. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala 1. Infusa biji buah pepaya Carica papaya L. Infusa biji pepaya didapatkan dari biji papaya yang telah dikeringkan, lalu dihaluskan dan diayak. Serbuk di saring dengan air pada suhu 90º C selama 15 menit. Konsentrasi infusa biji pepaya dibuat dengan jalan pelarutan infusa kental biji pepaya dengan konsentrasi 1, 1,5, 2, 2,5, dan lama pengamatan 24 jam Timbangan digital Ordinal 2. Jumlah kematian larva Aedes aegypti Banyaknya larva Aedes aegypti instar III yang mati dalam 24 jam setelah perlakuan. Larva dianggap mati bila tidak ada tanda kehidupan, misalnya tidak bergerak lagi walaupun dirangsang dengan gerakan air dan disentuh dengan lidi. Lembar observasi Rasio

3.5. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jenis penelitian adalah analitik eksperimental dengan desain studi eksperimen murni true experiment. Pelaksanaan penelitian menggunakan rancangan post test only control group design. Desain ini dipilih karena tidak dilakukan pre test terhadap sampel sebelum perlakuan karena telah dilakukan randomisasi baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rancangan acak lengkap dengan pola post test only control group design adalah desain yang paling sederhana dari desain eksperimental true experimental design, karena sampel benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya Dahlan, 2011. Rancangan percobaan penelitian digambarkan sebagai berikut: Cp = O1 Xp O2 Cn = Xn Xn O2 E1 = X1 X1 O2 E2 = X2 X2 O2 E3 = X3 X3 O2 E4 = X4 X4 O2 Gambar 3.2. Rancangan Post Test Only Control Group Design Keterangan: E 1,2,3,4 = Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan infusa biji papaya pada berbagai konsentrasi. Cp = Kelompok kontrol positif yang mendapat perlakuan dengan temephos dengan berat 10 mg100 ml. Cn = Kelompok kontrol negatif yang mendapat perlakuan dengan 100 ml air. O1 = Observasi terhadap jumlah larva nyamuk Aedes aegypti pada kelompok eksperimen dan kontrol yang mati sebelum perlakuan. O2 = Observasi terhadap jumlah larva nyamuk Aedes aegypti pada kelompok eksperimen dan kontrol yang mati setelah perlakuan selama 24 jam. Xp = Perlakuan kontrol dengan temephos dengan berat 10 mg100 ml. Xn = Perlakuan kontrol dengan 100 ml air. X1,2,3,4 = Perlakuan infusa biji pepaya pada berbagai konsentrasi. Dengan rancangan ini, peneliti mengukur pengaruh perlakuan intervensi pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol negatif. Penggunaan air mineral 100ml sebagai kontrol negatif didapatkan dari air sumur gali dimana menurut peneltian Sayono 2011, air sumur gali memiliki pH netral yaitu 7,0 sedangkan air PAM memiliki pH 7,1 meskipun tergolong pH netral, namun kematian larva juga tinggi karena terdapat kandungan kaporit CaOCl2 yang bersifat desinfektan.. Selain pH, kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva juga tergantung keberadaan plankton sebagai makanan. Sedangkan penggunaan aquades sebagai kontrol positif karena aquades lebih polar dibandingkan dengan etanol 96 yang biasa digunakan hal ini sesuai dengan prinsip ektraksi “like dissolve like” dimana larutan akan menarik lebih banyak senyawa apabila cocok dengan pelarutnya Syarifah, 2015. Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Adanya variable kontrol dalam penelitian eksperimen dimaksudkan agar semua kejadian di luar perlakuan yang muncul bersamaan dengan pelaksanaan eksperimen sehingga sangat mungkin hasil eksperimen akan terganggu atau terkotori oleh adanya kejadian tersebut. Untuk menimalkan adanya kesalahan ketika uji eksperimen, maka perlu ditambahi kontrol melalui pemberian perlakuan dalam jangka waktu yang sama Emzi, 2009. Perhitungan dosis awal pada penelitian pendahuluan adalah dengan mencoba mengacak konsentrasi tertinggi terlebih dahulu apabila dengan konsentrasi tersebut sudah dapat mematikan 100 maka konsentrasi diturunkan hingga konsentrasi tertinggi dapat mematikan 90 setelah itu dicari LC50 dan LC90. Konsentrasi pada uji pendahuluan didapatkan 1, 3 dan 5. \ Gambar 3.3. Skema Rancangan Penelitian Keterangan K - : Kontrol negatif Kelompok diberi perlakuan dengan direndam dalam air 100 ml KP I-IV : Kelompok perlakuan Infusa Biji Pepaya IBP 1 Infusa Biji Pepaya IBP 1,5 Infusa Biji Pepaya IBP 2 Infusa Biji Pepaya IBP 2,5 K P I-IV Larva instar III Aedes aegypti K + K - Air 100 ml Temephos 10mg100 Perlakuan selama 24 jam Dihitung jumlah larva yang mati One way annova Uji probit Kelompok yang terbagi dalam 4 konsentrasi infusa biji pepaya yang telah ditentukan K + : Kontrol positif Kelompok diberi perlakuan dengan direndam dalam larutan temephos dengan konsentrasi 10mg100ml.

3.6. Populasi Dan Sampel Penelitian