80
mengapa jelas tidaknya dan paham tidaknya mahasiswa terhadap penjelasan dosen menjadikan timbulnya sebuah perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa.
Selanjutnya pada pernyataan kedua dan ketiga mengenai ketidakpuasan mahasiswa terhadap pengawas Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester
sehingga mengakibatkan teman yang lain mencontek. Hal ini memunculkan rasa ketakutan pada diri mahasiswa jika dia tidak ikut mencontek dengan situasi
tersebut nanti dia akan mendapatkan nilai lebih rendah dibandingkan nilai teman- temannya. Tentunya hal ini menjadikan sebuah alasan mengapa timbulnya sebuah
perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa untuk menjaga prestasi mereka. Berdasarkan ketiga pernyataan diatas, dapat ditarik benang merah dari
tekanan akademik yang muncul untuk mendapatkan nilai yang baik masih merupakan faktor dominan dalam sebuah tekanan yang sering dihadapi oleh
mahasiswa. Hal ini didapati dalam pernyataan “saya harus memperoleh nilai yang baik pada tugas individu agar memperoleh peringkat yang baik dengan cara
curang”. Selain itu faktor eksternal seperti; pengawas ujian yang tidak mengawasi ujian dengan baik, dan penjelasan dosen yang dirasa tidak bisa dipahami oleh
mahasiswa juga menjadikan sebuah permasalahan yang mendorong merekan untuk melakukan sebuah kecurangan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat
mendukung penelitian sebelumnya bahwa tekanan akademik berpengaruh terhadap kecurangan akademik mahasiswa.
4.3.3. Pengaruh Positif Signifikan Kesempatan Berbuat Kecurangan
terhadap Kecurangan Akademik
Menurut Albrecht, dkk., 2012: 31 berpendapat bahwa kesempatan merupakan situsi dimana seseorang merasa memiliki kombinasi situasi dan
81
kondisi yang memungkinkan dalam melakukan kecurangan akademik dan tidak terdeteksi. Opportunity kesempatan, yaitu situasi yang membuka kesempatan
untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Biasanya terjadi karena pengendalian internal perusahaan yang lemah, kurangnya pengawasan dan
penyalahgunaan wewenang Tuanakotta, 2010: 211. Jadi, kesempatan berbuat kecurangan akademik adalah kombinasi waktu dan situasi peluang yang dimiliki
oleh seseorang untuk melakukan kecurangan akademik. Uji parsial t pada hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
pengaruh positif signifikan kesempatan berbuat kecurangan terhadap kecurangan akademik mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang sehingga hipotesis 3 H3 diterima. Penelitian ini sejalan dengan Penelitian ini sejalan dengan Muhammad Hadi Santoso 2014 yang menyebutkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan ksempatan berbuat kecurangan terhadap perilaku kecurangan akademik. Begitu pula dengan I Dewa Made Satya Prawira
2015 menyebutkan bahwa peluang opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi di
lingkungan Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Dian Purnamasari menyeutkan juga bahwa kesempatan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa saat ujian di lingkungan Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Albrecht,
dkk 2012:37 bahwa semakin luas kesempatan yang ada maka semakin besar
82
peluang untuk sesorang melakukan sesuatu. Mahasiswa yang berada dalam kelas dan yang memiliki kesempatan yang luas maka mahasiswa tersebut akan
cenderung merasa lebih bebas untuk melakukan kecurangan akademik. Sebagai contoh ketika pengawas ujian dalam kelas tidak mengawasi dengan baik
mahasiswa akan merasa mempunyai kesempatan yang luas untuk melakukan kecurangan akademik.
Peneliti memberikan pertanyaan kepada responden untuk mengetahui tekanan dalam bentuk apa yang mereka rasakan berdasarkan kuisioner yang telah
ada. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh oleh peneliti, didapati tiga item yang memiliki skor tertinggi yakni; “dosen saya tidak mempermasalahkan cara
kelompok kami memperoleh data bahan presentasi yang penting saat pemaparan baik” “saya menyalin jawaban tugas individu teman saya karena tidak mengerti
tugas yang harus dikerjakan” dan “ saya mencontek saat pengawas ujian sibuk bermain laptop atau dengan urusannya sendiri”. Dalam pernyataan yang pertama
dikatakan bahwa dosen tidak mempermasalahkan data dan bahan presentasi kelompok diperoleh dari mana. Mahasiswa merasa adanya kesempatan yang
diberikan oleh dosen karena untuk berbuat kecurangan dalam mengerjakan tugas kelompok. Serta dosen hanya menilai tampilan waktu presentasi tanpa melihat
proses pembuatan tugas tersebut termasuk cara memperoleh data atau bahan presentasinya. Selanjutnya pernyataan yang kedua dikatakan bahwa saya menyalin
jawaban teman karena tidak mengerti tugas yang harus dikerjakan. Mahasiswa merasa memiliki alasan untuk berbuat curang karena kurangnya akses informasi
dari dosen mengenai tugas yang harus dikerjakan. Dan pernyataan yang ketiga bahwa mahasiswa mencontek karena pengawas ujian sibuk sendiri. Hal ini
83
menjadikan sebuah kesempatan yang dimanfaatkan oleh para mahasiswa untuk melakukan tindakan kecurangan.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas sebuah kesempatan berbuat kecurangan akan hadir ketika adanya kelemahan di dalam suatu sistem, kurangnya
akses informasi, dan minimnya kontrol pengawasan lemah. Tentunya hal tersebut menjadikan sebuah kemudahan bagi pelaku tindakan kecurangan. Oleh
sebeb itu penelitian ini dapat mendukung penelitian sebelumnya bahwa kesempatan mempunyai pengaruh terhadap kecurangan akademik mahasiswa.
4.3.4. Pengaruh Positif Signifikan Rasionalisasi Berbuat Kecurangan