23
menderita penyakit jantung coroner”, maka si pasien akan panik atau sedih. Ucapan si dokter itu adalah tindak tutur perlokusi Chaer,2004:53.
Tindak perlokusi disebut sebagai “The Act of Affecting Someone”.Tuturan yang diucapkan oleh seseorang penutur sering kali memiliki efek atau daya
pengaruh perlocutionary force bagi yang mendengarkannya.Efek atau daya pengaruh ini dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja oleh
penuturnya.Efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu itulah oleh Austin 1962 dalam Rustono 1999:38 sebut tindak perlokusi.
Menurut Wijana dalam Setiawan, 2005 : 25 tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengaturannya dimaksud untuk mempengaruhi lawan
tutur.Subyakto-Nababan dalam Setiawan, 2005 : 25 memberian definisi mengenai tindak perlokusi, yaitu tindak bahasa yang dilkakukan sebagai akibat
atau efek dari suatu ucapan orang lain. Rustono 1999:38 menyatakan bahwa tindak tutur perlokusi adalah tindak
tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.Sementara itu Tarigan 1987:35 mengatakan bahwa ujaran yang diucapkan
penutur bukan hanya peristiwa ujar yang terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan ujaran yang diujarkan mengandung maksud dan tujuan tertentu yang
dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh atau akibat terhadap lingkungan mitra tutur atau penyimak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak tutur
perlokusi berhubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistic Chaer 1995:70.
2.2 Tindak Tutur Keluhan
2.2.1 Defenisi Keluhan
Universitas Sumatera Utara
24
Trosborg 1995: 15 mengatakan bahwa ‘mengeluh’ termasuk dalam tindak tutur jenis ekspresi.Definisi ‘mengeluh’ dari Trosborg adalah sebagai
berikut; “A complaint is defined as an illocutionary act in which the speaker the
complainer expresses hisher disapproval, negative feelings atc.Towards the state of affairs described in the proposition thecomplainable and for which
heshe holds the hearer the complaineeresponsible, either directly or indirectly. 1995:311”
Pengertian di atas memberi pemahaman bahwa ‘mengeluh’ digunakan oleh orang penutur ketika dia ingin mengekspresikan perasaan kecewa dan
negatifnya kepada orang lain petutur.Penutur menganggap bahwa petuturbertanggung jawab terhadap suatu kejadian yang menyangkut hal
yangdikeluhkan.Sedangkan penutur dapat mengeluh kepada petutur baik secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa fungsi mengeluh yang dikemukakan oleh beberapa tokoh http:www.carla.umn.eduspeechactscomplaintsamerican.html adalah sebagai
berikut: a.
untuk mengekspresikan suatu perasaan tidak senang, perasaan terganggu, celaan, omelan, teguran, ancaman, sebagai suatu reaksi terhadap pelanggaran
norma sosial Olshtain Weinbach. b.
untuk melibatkan petutur karena tindakan yang tidak menyenangkan yang dilakukan petutur dan untuk meminta suatu tindakan perbaikan Olshtain
Weinbach. c.
untuk menghadapkan masalah dengan tujuan untuk memperbaiki situasi
Universitas Sumatera Utara
25
Brown Levinson. d.
untuk memberikan suatu penilaian negatif Boxer. e.
untuk melepaskan perasaan marah Boxer. f.
untuk mengawali dan meneruskan percakapan Boxer Leech dalam Trosborg, 1995: 312 mendefinisikan complaint sebagai
suatu pendapat yang memiliki fungsi ‘konflik’, yang mencakup tindakanmenakuti, menuduh, menghina, danmencerca. Tindakan mengeluh memangdisusun untuk
menimbulkan perasaan bersalah dan tindakan tersebut berpotensimenghancurkan hubungan antara penutur dan petutur.Oleh sebab itu, ‘mengeluh’biasanya
dilakukan secara tidak langsung. Dalam Bahasa Jepang terdapat dua istilah yang digunakan untuk mengeluh,
yaitu monku dan kujou. Kedua kata tersebut secara garis besar bermakna keluhan, keberatan. Arti dari monku dan kujou juga terdapat dalam kamus 広辞苑新村出
編・第四版. Monku 1992:2558, yaitu: 1.
文 章 中
ぶんしょうちゅう
‘kata-kata dan frase dalam kalimat. Keluhan’ の語句。文句。
2. 相手
あ い て
‘keluhan terdapat pihak lain’ に対する分や苦情。
Arti kujou 728, yaitu : 1.
難儀
な ん ぎ
な
じじょう
‘keadaan sulit’ 事情。
Universitas Sumatera Utara
26
2. 転
てん
じて、
じ ぶ ん
自分が他
ほか
から
がい
害を受
う
けている
じょうたい
状 態 にたいする不平
ふ へ い
、
ふ ま ん
不満の
気持
き も ち
;またそれを
あらわ
表 した言葉
こ と ば
‘kata-kata yang mengungkapkan keluhan bahwa saya telah menerima kerugian dari suatu keadaan, perasaan ketidakpuasan dan sebagainya.”
。
Kemudian dalam kamus Kenkyusha New Japanese-English Dictionary 1942:1101, 120 dalam Nurhasanah, 2010 ditegaskan bahwa monku dan kujou
dapat disepadankan dengan complaint.
2.2.2 Bentuk-bentuk Tindak Tutur Keluhan
Wijaya 2006 dalam bukunya yang berjudul dasar -dasar Pragmatik telah menguraikan adanya dua macam jenis tidak tutur di dalam praktik berbahasa,
yakni 1 tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. 2 tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal.
Yang dimaksud dengan tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang dinyatakan sesuai dengan modus kalimatnya.Kalimat berita atau deklaratif adalah
kalimat yang digunakan untuk menyampaikan informasi.Kalimat Tanya digunakan untuk menanyakan sesuatu, sedangkan kalimat perintah digunakan
untuk menyatakan perintah.Jadi tindak tutur langsung itu sesungguhnya merefleksikan fungsi konvensional dari sebuah kalimat.
Adapun yang dimaksud dengan tindak tutur tidak langsung adalah tindakan yang tidak dinyatakan langsung oleh modus kalimatnya. Adakalanya,
untuk menyampaikan maksud memerintah, orang akan menggunakan kalimat berita, atau bahkan mungkin mengunakan kalimat tanya. Adakalanya pula, sebuah
Universitas Sumatera Utara
27
pertanyaan harus dinyatakan secara tidak konvensional dengan sebuah kalimat berita.Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa kalimat perintah mustahil dapat
digunakan secara tidak langsung untuk menyatakan maksud yang bukan perintah. Jadi, hanya kalimat yang bermodus berita dan bermodus tanya sajalah yang bisa
digunakan untuk menyatakan tindak tutur yang tidak langsung itu. Tindak tutur tidak langsung itu harus dimaknai dengan sesuatu yang
tersirat atau yang terimplikasi di dalamnya.Makna yang demikian itu dapat diperoleh hanya dengan melibatkan konteks situasinya. Sebagai contoh, tuturan
yang berbunyi ‘ Ruangannya gelap sekali.’ dari sisi modusnya adalah semata-mata kalimat berita. Maka tindakan menyampaikan informasi bahwa ruangan itu gelap
sekali merupakan tindak tutur yang sifatnya langsung dan modusnya adalah deklaratif.Akan tetapi, kalau yang dimaksud adalah memerintah seseorang untuk
menyalakan lampu karena situasi ruangan yang sangat gelap itu, maka tindak tutur yang demikian itu disebut sebagai tindak tutur yang tidak langsung.
Selanjutnya, tindak tutur literal dapat dimaknai sebagai tindak tutur yang maksudnya sama persis dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tindak tutur
nonliteral adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama atau bahkan berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya itu. Sebagai contoh orang bisa
mengatakan, ‘Wah suaramu bagus sekali’. Jika maksud dari tuturan itu adalah menyatakan pujian kepada sang mitra tutur maka jelas sekali bahwa tuturan itu
merupakan tuturan yang sifatnya literal.Maka, sebuah tindakan yang sesuai dengan wujud tuturannya itulah yang disebut dengan tindak tutur literal. Akan
tetapi, kalau yang dimaksud oleh sang penutur ketika menyampaikan tuturan tadi adalah untuk menyindir atau untuk mengejek sang mitra tutur maka tindak tutur
Universitas Sumatera Utara
28
yang demikian itu disebut sebagai tindak tutur nonliteral atau tindak tutur tidak literal.Demikianlah bentuk-bentuk tindak tutur menurut Wijana, namun bentuk-
bentuk tindak tutur keluhan ada dua, yaitu tuturan keluhan secara langsung dan tuturan keluhan secara tidak langsung.
Menurut Olstain dan Weinbach dalam Anna Trosborg, dalam mengeluh secara langsung, penutur mengungkapkan perasaan tidak senang
kekesalan.Ketidaksetujuan.Ketidakpuasan atau perasaan-perasaan negatif lainnya terhadap tindakan yang telah lalu atau yang sedang berlangsung sebagai reaksi
dari tindakan yang dianggap penutur mempengaruhi perasaannya.Keluhan ini ditujukan kepada mitra tutur yang dianggap mitra tutur bertanggung jawab atas
tindakan yang terjadi. Sedangkan dalam mengeluh secara tidak langsung, penutur menyampaikan
keluhannya kepada mitra tutur yang tidak ada hubungannya dengan isi keluhan yang disampaikan oleh penutur.Penutur bisa mengeluhkan mengenai dirinya
sendiri, sesuatu atau seseorang yang tidak ada pada saat keluhan tersebut dituturkan.Penutur dapat menyampaikan keluhannya kepada orang ketiga.
Jadi, Tindak tutur keluhan langsung yang dimaksud ialah bagaimana tuturan itu disampaikan kepada mitra tuturnya.Secara langsung berarti
menyampaikan keluhan langsung kepada mitra tutur yang menyebabkan keluhan itu terjadi, sedangkan secara tidak langsung ialah menyampaikan keluhan tidak
langsung kepada mitra tutur yang menyebabkan keluhan itu terjadi. Maksudnya, menyampaikan keluhan kepada orang lain orang ketiga yang dirasakan oleh
penutur.
Universitas Sumatera Utara
29
2.2.3 Strategi dalam menuturkan keluhan
Trosborg 1995: 315mengemukakan empat strategi mengeluh yang utama No explicit reproach,Expression of annoyance or disapproval, Accusations, dan
Blaming dengan delapan subkategori strategi mengeluh, yaitu Hints, Annoyance, Ill consequences, Indirect accusation, Direct accusation, Modified blame,