1.26 Gambaran Umum Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI

5 Account Officer a Berdasarkan persetujuan komite, account officer menyampaikan surat persetujuan murabahah kepada mitra usaha. b Menghubungi supplier dan meminta surat pernyataan sanggup dari supplier untuk memastikan bahwa supplier sanggup untuk menyediakan barang sesuai dengan kriteria yang disampaikan account officer pada saat melakukan konfirmasi tersedianya barang. 6 Unit Support Adm Pembiayaanlegal a Bagian adminitrasi pembiayaan mempersiapkan akad wakalah murabahah yaitu kalau pembelian barang diwakilkan kepada mitra, kemudian setelah barang dibeli dan diserahkan kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk dibuatkan akad murabahah, yaitu akad jual beli antara KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan mitra usaha. b Pada saat yang sama melakukan pengikatan jaminan bila perlu , dapat berupa barang yang diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya. c Bagian administrasi pembiayaan dapat melakukan instruksi pembayaran harga beli barang dropping pembiayaan langsung pada supplier atau kepada mitra bila pembelian barangnya dilakukan dengan akad wakalah d Bagian administrasi pembiayaan mengadministrasikan transaksi pembiayaan murabahah tersebut ke dalam sistem akuntansi KJKS BMT Al-Fath IKMI. e Mitra setelah menerima barang sesuai spesifikasi yang diminta, selanjutnya pelunasan barang kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI dilaksanakan oleh mitra sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. f Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus atau dengan diangsur. b. Prosedur Pembiayaan Ijarah 1 Mitra usaha a Menyampaikan tujuan untuk pembiayaan ijarah dalam bentuk:  Menyewa barangalat produksimesingedungkendaraan yang dibutuhkan  Pemanfaatan jasasewa barang tak berwujud b Menyertakan data-data legalitas, laporan keuangan minimal 3 bulan terakhir, data jaminan dan hubungan hukum mitra usaha dengan jaminan, persyaratan lainnya yang diperlukan KJKS BMT Al-Fath IKMI c Melampirkan informasi barangalat produksi mesingedungkendaraan yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual barang tersebut. 2 Account OfficerAdmpLegal a Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha mitra usaha baik dari segi kualitatif dan kuantitatif b Menganalisis mitra usaha dari segi yuridis, kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh mitra usaha. c Berdasarkan informasi tersebut tersebut dibuat analisa kualitatifkuantitatif account officer akan mempresentasikannya ke komite pembiayaan. 3 Komite Pembiayaan a Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk mendapat fasilitas murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan pada mitra usaha dan account officer menyampaikan surat penolakan kepada mitra usaha. b Bila permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria, komite akan memberikan persetujuan khususnya menyangkut: plafond sewa, biaya sewa per bulan, jangka waktu sewa, jaminan dan persyaratan lain yang harus dipenuhi mitra usaha c Surat persetujuan pembiayaan:  Berdasarkan persetujuan komite, account officer akan memberikan surat persetujuan ijarah kepada mitra usaha  Setelah menerima surat persetujuan ijarah, mitra usaha menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan yang diajukan termasuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta KJKS BMT AL FATH IKMI  Bagian Administrasi Pembiayaan mempersiapkan Akad Ijarah MB, yaitu pengikatan perjanjian antara KJKS BMT AL FATH IKMI dengan Mitra Usaha untuk menyewa barangmesinkendaraan dimaksud dalam jangka waktu tertentu dan diakhir periode penyewaan Mitra usaha akan membeli barang tersebut  Selanjutnya antara KJKS BMT AL FATH IKMI dengan Mitra Supplier akan dilangsungkan Akad Ijarah untuk sewabeli barang mesinkendaraan yang akan disewakan kepada Mitra usaha. 4. Analisis Pembiayaan Setiap anggota pembiayaan yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen umum permohonan pembiayaan harus dilakukan analisis secara tertulis dengan mengedepankan:  Analisis menggambarkan semua informasi yang berkaitan erat dengan usaha dan data pemohon, termasuk jika diperlukan hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah.  Analisis menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan.  Analisis pembiayaan dilakukan secara konsisten dan professional dan tidak hanya untuk memenuhi prosedur pembiayaan. Faktor-faktor yang digunakan sebagai dasar penilaian kelayakan untuk pemberian pembiayaan meliputi: a. Kemauanniat untuk membayar willingness to pay Account officer harus melakukan analisis terhadap anggota terhadap aspek karakterakhlak serta integritas mitra apakah memiliki komitmen terhadap kewajiban, peraturan, janji, dan ucapannya. Informasi tersebut digali melalui teknik wawancara dan cross check kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan mitra pembiayaan. b. Analisis kemampuan bayar ability to pay Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan usaha anggota dalam menghasilkan keuntungan yang menjadi sumber angsuran. Analisis ini meliputi tujuan penggunaan pembiayaan, analisis keberadaan usaha, analisis syariah, analisis yuridis, analisis kondisi usaha,analisis kemampuan mengelola usaha, serta analisis keuangan dan modal. c. Analisis JaminanAgunan Jaminan agunan dalam pembiayaan adalah sebagai komplemen dalam perikatan muamalah setelah diyakini benar atas kelayakan usaha. Fungsi jaminan dapat dijadikan sebagai sumber terakhir pengganti pelunasan pembiayaan apabila anggota sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membayar walaupun sebelumnya pihak KJKS BMT Al-Fath IKMI telah berupaya memberikan masa tangguh dan upaya lain agar tidak terjadi pengambilan jaminan danatau apabila anggota melakukan tindakan ingkar janji dengan indikasi keculasan dan kesengajaan. Bentuk jaminan yang diperbolehkan yaitu: 1 Jaminan utama, yaitu berupa : a Akte jual beli b Hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai c Benda bergerak kendaraanmesin d Benda tak berwujud simpanan berjangka dan tabungan 2 Jaminan Tambahan a Borgtocht, yaitu garansi atau jaminan kepercayaan pihak ketiga terhadap anggota atas pembiayaan yang diajukan kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI. b Avalist, adalah jaminan yang berupa uang giral seperti cek, giro, dan wesel.

B. Pengukuran Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk

+ 1. Penentuan Exposure at Default dan Pengelompokkan dalam Kelas dan Band. Tahap ini menjabarkan data nasabah pembiayaan murabahah dan ijarah KJKS BMT Al-Fath IKMI yang termasuk kolektibilitas 3 dan 4 atau diragukan dan macet pada setiap akhir periode. Komposisi exposure yang dinyatakan default dirangkum dalam tabel berikut: Tabel 4. 2 Exposure at Default Pembiayaan Murabahah Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah Pada tahun 2012, pembiayaan murabahah dengan kolektibilitas 3 sebesar 68,19 dan kolektibilitas 4 sebesar 31, 81 dari total mitra yang bermasalah. Komposisi terbalik dialami pada tahun 2013 yaitu untuk kolektibilitas 3 sebesar 37,78 dan untuk kolektibilitas 4 sebesar 62,22. Kolektibilitas 3 dan kolektibilitas 4 pada tahun 2014 masing-masing sebesar 62,82 dan 37,18. Pada pembiayaan murabahah ini, total pembiayaan yang tergolong default mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa KJKS BMT Al-Fath dapat mengelola penyaluran pembiayaan murabahahnya dengan baik. Murabahah 2012 2013 2014 Kolektibilitas 3 443,967,600 244,328,900 392,751,588 91-180 hari Kolektibilitas 4 207,153,800 402,313,556 232,409,600 180 hari Total 651,121,400 646,642,456 625,161,188 Tabel 4. 3 Exposure at Default Pembiayaan Ijarah Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah Sedangkan pada akad ijarah terjadi sebaliknya. Total mitra yang mengalami default terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 52, 95 dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 9,45 dari tahun sebelumnya. Hal ini perlu menjadi perhatian KJKS BMT Al- Fath IKMI dalam penyaluran pembiayaan dengan akad ijarah, meskipun jumlah mitranya tidak sebanyak pada akad murabahah. Setelah menentukan exposure at default, exposure tersebut dikelompokkan dalam kelas dan band supaya memudahkan perhitungan risiko pembiayaan BMT yang memiliki jumlah mitra yang banyak namun nilai pembiayaannya sedikit. Pada penelitian ini, band terbagi dua yaitu band dengan nilai Rp. 1.000.000,- dan Rp. 10.000.000,-. Band tersebut diklasifikasikan kembali dalam kelas-kelas dimana masing-masing band terbagi dalam 10 kelas. Ijarah 2012 2013 2014 Kolektibilitas 3 132,623,000 72,123,000 135,369,000 91-180 hari Kolektibilitas 4 33,961,500 182,660,800 143,498,800 180 hari Total 166,584,500 254,783,800 278,867,800 Tabel 4. 4 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Murabahah dalam Rupiah Sumber: Data diolah Tabel 4. 5 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Ijarah dalam Rupiah Ijarah KelasBand 2012 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1 903,000 32,150,000 17,350,000 852,000 10,360,000 2 1,140,000 5,855,800 46,900,000 5,855,800 20,640,000 3 2,136,500 7,825,000 4,900,000 4 3,540,000 46,500,000 10,502,000 89,420,000 7,440,000 42,920,000 5 9,160,000 9,350,000 9,549,000 104,240,000 6 15,490,000 11,000,000 10,368,000 7 6,350,000 6,466,000 6,466,000 8 22,015,000 14,815,000 29,645,000 9 8,700,000 25,400,000 25,632,000 10 18,500,000 9,900,000 Jumlah 87,934,500 78,650,000 101,113,800 153,670,000 100,707,800 178,160,000 166,584,500 254,783,800 278,867,800 Sumber: Data diolah Murabahah Kelas Band 2012 2013 2014 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1 922,500 145,244,000 2,223,000 218,926,156 1,447,500 164,621,188 2 3,540,000 170,476,600 2,557,000 52,080,000 4,282,500 105,698,400 3 2,697,400 107,000,000 25,153,600 70,750,000 22,682,000 4 18,039,900 44,529,400 33,612,500 43,000,000 5 9,147,500 107,000,000 13,761,500 22,746,500 6 22,302,500 33,168,500 61,120,000 16,515,500 60,200,000 7 32,401,000 57,598,400 76,640,200 8 7,250,000 22,145,000 29,153,000 9 16,000,000 33,329,900 25,329,900 10 9,100,000 9,300,000 19,232,000 Total 121,400,800 529,720,600 243,766,300 402,876,156 251,641,600 373,519,588 651,121,400 646,642,456 625,161,188 Komposisi pembiayaan bermasalah dengan akad murabahah pada tahun 2012-2014 pada band 1.000.000 sebesar 32,08 dan 67,92 pada band 10.000.000. Sedangkan pada akad ijarah tahun 2012-2014 sebesar 41,38 pada band 1.000.000 dan 58,62 pada band 10.000.000. Dari tabel diatas terlihat bahwa baik pembiayaan dengan akad murabahah maupun ijarah pembiayaan yang bermasalah lebih terkonsentrasi pada band 10.000.000. 2. Menentukan Recovery Rate dan Real Loss Recovery rate merupakan tingkat pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh debitur yang sudah dikategorikan default. Nilai recovery rate dapat dihitung dari likuidasi jaminan atau pembayaran kembali dari debitur. KJKS BMT Al-Fath IKMI lebih mengutamakan prosedur yang telah ditetapkan seperti resecheduling dan reconditioning daripada mengeksekusi jaminan untuk pengurang risiko pembiayaannya. Maka dari itu, pada penelitian ini nilai recovery rate diasumsikan sama dengan nol. Sedangkan loss given default yang biasa disebut sebagai severity loss atau real loss merupakan besarnya tingkat kerugian dari peristiwa default setelah memperhitungkan nilai recovery. Nilai loss given default diperoleh dari rumus: LGD = Exposure at Default x 1- Recovery Rate . Besar nilai tersebut tercantum pada tabel berikut: