Kerangka Pemikiran LANDASAN TEORI

C. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. 2 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumenter yaitu dengan mengumpulkan data dari laporan keuangan dan sistem yang ada di BMT tersebut berupa data debitur yang tergolong default serta mempelajari berbagai teori dan informasi dari buku, internet, media cetak serta literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah mendapatkan data debitur yang default, selanjutnya adalah mengolah data tersebut dengan metode Creditrisk+ menggunakan program Microsoft Excel melalui tahapan-tahapan berikut: 1. Mengumpulkan exposures at default dalam kelas dan band. Langkah pertama untuk mendapatkan distribusi kerugian dari portofolio adalah mengumpulkan exposures kedalam band. Hal ini memiliki dampak secara signifikan mengurangi jumlah data yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan. 3 Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data debitur yang sudah default atau dalam kategori diragukan dan macet kolektibilitas 3 dan 4 2 W. Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, 2000. h.123 3 Credit Suisse First Boston. Creditrisk + : A Credit Risk Management Framework, London, 1997, h.35 Data tersebut dikelompokkan kedalam dua band, yaitu 1.000.000 dan 10.000.000 serta 10 kelas dengan pembagian sebagai berikut: a. Band 1.000.000 dengan range: 1 Rp.0 sampai dengan Rp. 999.999,- 2 Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 1.999.999,- 3 Rp. 2.000.000,- sampai dengan Rp. 2.999.999,- 4 Rp. 3.000.000,- sampai dengan Rp. 3.999.999,- 5 Rp. 4.000.000,- sampai dengan Rp. 4.999.999,- 6 Rp. 5.000.000,- sampai dengan Rp. 5.999.999,- 7 Rp. 6.000.000,- sampai dengan Rp. 6.999.999,- 8 Rp. 7.000.000,- sampai dengan Rp. 7.999.999,- 9 Rp. 8.000.000,- sampai dengan Rp. 8.999.999,- 10 Rp. 9.000.000,- sampai dengan Rp. 9.999.999,- b. Band 10.000.000 dengan range: 1 Rp. 10.000.000,- sampai dengan Rp. 19.999.999,- 2 Rp. 20.000.000,- sampai dengan Rp. 29.999.999,- 3 Rp. 30.000.000,- sampai dengan Rp. 39.999.999,- 4 Rp. 40.000.000,- sampai dengan Rp. 49.999.999,- 5 Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 59.999.999,- 6 Rp. 60.000.000,- sampai dengan Rp. 69.999.999,- 7 Rp. 70.000.000,- sampai dengan Rp. 79.999.999,- 8 Rp. 80.000.000,- sampai dengan Rp. 89.999.999,- 9 Rp. 90.000.000,- sampai dengan Rp. 99.999.999,- 10 ≥ Rp. 100.000.000,- 2. Penentuan recovery rates Recovery Rates merupakan besarnya tingkat pengembalian pinjaman yang telah dikategorikan default atau hapus buku. Nilai recovery rate dapat dihitung dari likuidasi jaminan atau pembayaran kembali dari debitur. Pada penelitian ini nilai recovery rate diasumsikan sama dengan nol karena BMT lebih mengutamakan penanganan pembiayaan bermasalah dengan cara revitalisasi. 3. Pengukuran severity loss Loss Given Default LGD atau severity loss atau real loss merupakan besaran tingkat kerugian dari peristiwa default setelah memperhitungkan nilai recovery . Nilai LGD ditentukan oleh rumus 1 dikurangi recovery rate. 4 4. Perhitungan number of default Number of default merupakan jumlah kejadian gagal bayar yang terjadi pada satu periode. Number of default atau lam bda λ diperoleh dari rumus: Expected number of default diperoleh dari hasil perkalian nilai n = lambda λ dengan nilai exposure pada masing-masing kelompok band. Probability of default dihitung dengan menggunakan distribusi Poisson yang mencerminkan 4 Christian Bluhm,dkk, An Introduction to Credit Risk Modeling, USA: CRC Press, 2003