67
Akan tetapi dari sekian banyak jumlah pengunjung perpustakaan daerah kota tangerang selatan ini masih belum
memenuhi standar pengunjung perpustakaan yang ditetapkan oleh perpustakaan nasional yang menyebutkan bahwa, jumlah
kunjungan fisik perkapita pertahun sekurang-kurangnya 0,55 jumlah kunjungan pertahun jumlah penduduk.
56
Maka jika kita hitung mengacu pada standar yang ada jumlah pengujung
perpustakaan daerah Kota Tangerang Selatan hanya sebesar 0,46 pengunjung pertahun. Jumlah tersebut dapat kita katakan masih
sangat kurang untuk mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional.
3. Faktor – faktor yang mempemgarui kondisi minat baca
pemustaka pada Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan.
Pengembangan minat baca pemustaka di perpustakaan daerah tangerang selatan ini memang tidak semulus apa yang telah
direncanakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca pemustaka diantaranya:
a. Terbatasnya ruangan perpustakaan
Ruangan yang dimiliki Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini memang dapat dikatakan kurang luas untuk
menampung banyak pengunjung. Sekarang ini Perpustakaan Daerah menempati 1 dari 6 ruko yang ada, dan tiap rukonya
56
Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan SNP, h. 35
68
memiliki 2 lantai atau tingkat. Bila dihitung secara keseluruhan luas bangunan untuk Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan
adalah 32.2 m
2
. Jumlah tersebut masih kurang bila mengingat rumus perhitungan Standar Nasional Perpustakaan terbitan
Perpusnas RI tahun 2011 yaitu seluas 0,008 m
2
per kapita dikalikan jumlah penduduk.
57
Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013 berjumlah 1.443.407 jiwa dan dengan luas wilayah sebesar
+147,19 km
2,
maka seharusnya Perpustakaan Daerah memiliki luas sebesar + 11.547 m
2
. Dengan perhitungan seperti ini dapat dikatakan luas ruangan gedung yang dimiliki Perpustakaan
Daerah Tangerang Selatan masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Perpusnas RI.
Terbukti pada ruang baca yang terdapat di lantai 2 Perpustakaan Daerah saja hanya dapat menampung 18 meja baca
serta 18 kursi. Dan untuk ruangan anak terdapat 5 meja baca kecil dan 10 kursi kecil. Dalam artian perpustakaan hanya dapat
menampung pemustaka sebanyak 18 orang pemustaka untuk ruang baca umum dan 10 orang untuk ruang baca anak.
Berikut kutipan hasil wawancara dengan para informan: Maka dari itu perpustakaan mempunyai rencana membangun
gedung perpustakaan yang representatif sesuai dengan fungsinya yang tertuang dalam UUD no. 34 tahun 2007 tentang
perpustakaan. Iif Miftahudin Staf Pelayanan
57
Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan SNP, h. 34
69
Kalau menurut saya pribadi yaah, sarana dan pra sarana yang dimiliki perpustakaan memang belum begitu efektif untuk
menunjang kegiatan
perpustakaan terutama
dalam mengembangkan minat baca, seperti halnya koleksi yang dimiliki
perpustakaan sebenarnya cukup banyak sekali akan tetapi karena keterbatasan ruangan sehingga banyak koleksi yang belum dapat
di display sebab itu perpustakaan mempunyai rencana untuk membangun gedung perpustakaan di sekitar sini BSD –
Serpong. Arif Fadillah Staf Fungsional Dari penjelasan di atas berikut dengan wawancara oleh para
informan bahwa memang perpustakaan daerah kota tangerang selatan memang memerlukan sebuah gedung yang layak huni
untuk dijadikan perpustakaan daerah agar dapat memanfaatkan setiap layanan yang dimiliki secara maksimal kepada masyarakat
ataupun pemustaka. b.
Kurangnya pembinaan minat baca Menumbuhkan minat baca atau membudayakan kebiasaan
membaca tidak dapat dicapai secara mendadak haruslah memerlukan sebuah proses dalam bentuk penanaman dan
pembiasaan yang berkesinambungan. Karena itu pembinaan minat baca merupakan tanggung jawab para pengelola
perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan daerah tangerang selatan dirasa
perlu mempunyai perencanaan tersendiri dalam hal pembinaan minat baca, dan dari hasil penelitian dilapangan ternyata
70
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan hingga kini tidaklah mempunyai kegiatan program pembinaan minat baca yang
bertujuan agar minat baca pemustaka dapat terbina dengan baik. Kenyataannya pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan
dibiarkan sendiri dalam mencari informasi, tidak adanya kepedulian
dari pustakawan
untuk membina
ataupun mengarahkan mereka dalam mendapatkan sebuah informasi
dengan baik dan benar. Padahal kebanyakan pengunjung perpustakaan
didominasi oleh
para pelajar
seharusnya perpustakaan dan pustakawan khususnya mempunyai inisiatif
untuk membina mereka dalam mendapatkan informasi. Berikut kutipan wawancara dengan salah seorang informan:
Kalau saya boleh usul perpustakaan perlu membuat berbagai kegiatan yang sifatnya mendidik seperti halnya kegiatan
menonton film mendidik untuk anak-anak atau bisa juga kegiatan lainya sehingga anak-anak yang berkunjung dapat terbina
teratur tidak seperti sekang ini seperti taman bermain anak. shinta Ibu Rumah Tangga
Sikap pustakawan menurutnya ramah akan tetapi mereka kurang peka terhadap pengunjung apa lagi kalau kita kesulitan mencari
buku untuk mengerjakan tugas sekolah. Murniati SMA kelas 12.
Saya punya usulan agar perpustakaan mempunyai berbagai kegiatan agar dapat menarik minat pengunjung dari berbagai
kalangan, seperti: kegiatan mendongeng untuk anak-anak, seminar bedah buku untuk remaja, dan pelatihan kerja untuk
orang dewasa dewasa jadi nantinya mereka dapat terbina dari
71
kegiatan seperti itu dan dapat menambah minat mereka untuk berkunjung ke perpustakaan. M. Irzam Mahasiswa
Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwa kurang pekanya para pustakawan disini dalam membantu para pemustaka untuk
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan padahal
kebanyakan yang berkunjung ke perpustakaan didominas oleh para pelajar sekolah dan semestinya pihak perpustakaan
khususnya npustakawan harus lebih peka lagi dalam melihat situasi dan kebutuhan pemustaka.
c. Terbatasnya perabotan dan peralatan perpustakaan
Agar memudahkan dalam memahami analisa kelayakan alat dan parabot pada Perpustakaan Daerah kota Tangerang Selatan,
maka penyajian analisa ini berbentuk tabel berbandingan sebagai
berikut:
72
Tabel 5.
Perbandingan antara standar nasional perpustakaan dengan kondisi perpustakaan daerah Tangerang Selatan dalam hal
perabotan dan alat perpustakaan
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa perabotan dan alat yang ada pada Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini masih
terdapat beberapa kekurangan seperti halnya: Rak buku, rak audio visual, rak referensi, meja-kursi baca, dan juga meja kerja, serta
rak surat kabar yang belum memenuhi standar nasional yang ditetapkan oleh perpustakaan nasional RI kekurang ini disebabkan
salah satunya karena terbatasnya ruangan perpustakaan. d.
Lokasi perpustakaan yang kurang strategis Lokasi perpustakaan seharusnya berada pada pada lokasi
yang mudah diliat, dikenal, dan mudah dijangau oleh semua
Standar Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan
30 buah rak buku 3 buah rak majalah
2 buah rak audio visual 7 buah rak referansi
100 buah meja baca 100 buah kursi baca
20 buah meja kerja 2 buah laci katalog
5 unit perangkat komputer 5 unit alat baca tunanetra
1 buah AC 1 buah rak display buku baru
2 buah rak surat kabar Jaringan internet
2 buah lemari penitipan tas. 25 buah rak buku
3 rak majalah 30 buah tempat penyimpan map
1 buah rak referansi 28 buah meja baca
28 buah kursi baca 17 buah meja kerja
1 buah Katalog Online 7 buah perangkat komputer
- 2 buah AC
- -
- 1 buah lemari penitipan tas
Sumber: Data Lapangan
73
lapisan masyarakat. Sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan baik dengan menggunakan
kendaraan pribadi ataupun dengan kendaraan umum. Sesuai dengan yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional bahwa: 1.
perpustakaan harus berada pada lokasi yang mudah dilihat, dikenal, dan dijangkau oleh masyarakat. 2. Dibawah kepemilikan
atau kuasa pemerintah daerah. 3. Memiliki status hukum yang jelas. 4. Jauh dari rawan bencana.
58
Tempat lokasi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini berada dapat dikatakan kurang strategis dikarnakan lokasinya
jauh dari pusat keramaian serta lokasi gedungnya tidak mudah terlihat dari jalan raya dikarnakan lokasi perpustakaan tepatnya
berada di ruko ke 5 dari 6 ruko yang ada di perkomplekan ruko tersebut. Oleh sebab itu banyak masyarakat yang tidak
mengetahui tepatnya dimana lokasi Perpustakaan Daerah itu berada dan ini merupakan salah satu penyebab kurangnya
pengunjung perpustakaan. Berikut kutipan wawancara dengan salah seorang informan:
Lokasi perpustakaan kalau menurut saya sih mungkin belum strategis ya karena kan lokasinya masih jarang sekali orang
yang tahu apa lagi ruko yang di tempatkan berada dipojok sekali seharusnya di depan sana perlu adanya papan informasi.Shinta
Ibu Rumah Tangga
Lokasi perpustakaan saya bilang tidak strategis karena tempatnya sulit untuk ditemukan dan tidak adanya informasi
keberadaan perpustakaan. M. Irzam Mahasiswa
58
Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan SNP, h. 35
74
Lokasi perpustakaan jarang diketahui oleh masyarakat banyak sehingga jarang orang yang tau keberadaan perpustakaan.
Murniati SMA kelas 12
Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwa kurang strategisnya perpustakaan dalam memilih sebuah lokasi yang jauh
dari pusat keramaian ataupun yang mudah dilihat sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui
keberadaan perpustakaan. e.
Kurangnya promosi perpustakaan Promosi merupakan salah satu hal terpenting untuk sebuah
perpustakaan agar setiap aktifitas yang berhubungan dengan perpustakaan dapat diketahui oleh masyarakat pada umumnya.
Oleh sebab itu Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan perlu melakukan sebuah promosi agar masyarakat luas dapat
mengetahui pelayanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan khususnya dalam mengembangkan minat baca masyarakat. Salah
satu promosi yang dilakukan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yaitu dengan memanfaatkan perpustakaan keliling sebagai
sarana untuk memperkenalkan perpustaakan kepada masyarakat luas, dan juga beberapa bulan belakangan ini Perpustakaan
Daerah menerbitkan sebuah buletin yang bernama Pustaka Tangerang Selatan nantinya buletin disebar luaskan ke setiap
berbagai instansi masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mengetahui apa saja kegiatan dan layanan apa saja yang
disediakan perpustaakaan.
75
Namun yang patut disayangkan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan hingga saat ini tidak mempunyai petunjuk
informasi mengenai keberadaan perpustakaan baik dalam bentuk plang informasi, ataupun spanduk yang berada di depan komplek
ruko untuk memberitahukan bahwa adanya perpustakaan di perkomplekan ruko tersebut.
Untuk meminimalisir faktor-fartor tesebut oleh sebab itu perpustakaan mempunyai berbagai upaya agar minat baca masyarakatpemustaka dapat
berkembang diantaranya yaitu menjalin hubungan dengan setiap Taman Baca Masyarakat TBM yang ada di Daerah Tangerang Selatan dengan membuat
kegiatan bersama antara Perpustakaan Daerah dan TBM seperti manjadwalkan hari kunjung setiap anggota TBM ataupun sebaliknya TBM dapat menjadwalkan
layanan perpustakaan keliling untuk mengunjungi TBM setiap bulanya, Menyelenggarakan perlombaan-perlombaan antar setiap sekolah, dan juga upaya
lain yang Perpustakaan Daerah miliki yaitu akan membangun sebuah gedung perpustakaan yang sesuai dengan standar nasional perpustakaan umum pada tahun
2015 yang nantinya agar perpustakaan dapat menampung lebih banyak pengunjung, layanan yang disediakan perpustakaan dapat berjalan maksimal,
serta dapat tecapainya tujuan perpustakaan dalam mengembangkan minat baca masyarakat pemustaka Daerah Tangerang Selatan.
76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan menganalisa data lapangan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini
sebagaiberikut: 1. Bentuk pengembangan layanan yang pada perpustakaan daerah
Tangerang Selatan mencakup: 1 Layanan Koleksi, perpustakaan menyediakan berbagai macam koleksi yang dapat digunakan oleh
pemustaka diantaranya koleksi tercetak, koleksi CDDVD, dan koleksi referensi koran,majalah, buletin. 2 Layanan Sirkulasi, layanan ini
memperbolehkan para pemustaka untuk dapat meminjam buku yang ia inginkan dengan batasan 2 buah buku untuk 3 hari peminjaman. 3
Layanan Kunjung, pada layanan kunjung ini perpustakaan beroprasi dari hari Senin – Jum’at dalam seminggu. 4 Layanan Pemutaran
Film, pada layanan pemutaran film ini dirasa belum dilayankan secara maksimal oleh perpustakaan dikarnakan banyak dari pemustaka yang
tidak pernah menggunakan layanan ini bahkan ia pun juga tidak mengetahuinya. 5 Layanan Perpustakaan Keliling, Pada layanan ini
perpustakaan menyediakan 8 unit mobil yang setiap harinya beroperasi untuk melayani 7 kecamatan yang ada di Tangerang
Selatan dengan lokasi tujuan meliputi: sekolah, taman baca masyarakat, lingkungan warga, kelurahan, kecamatan, puskesmas, dan
lain sebagainya. Selain menyediakan berbagai macam layanan