Kondisi minat baca pemustaka pada Perpustakaan Daerah Kota Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi minat baca pemustaka

51 f. Layanan Perpustakaan Keliling, Layanan ini beroprasi setiap hari kerja mulai pukul 10.00 – 16.00 WIB, perpustakaan menyediakan 8 unit mobil perpustakaan keliling yang dilengkapi oleh berbagai jenis koleksi buku, aneka permainan anak dan juga terdapat 1 paket alat untuk pemutaran film. Perpustakaan keliling melayani 7 kecamatan yang ada di Tangerang Selatan, dengan tujuan : sekolah, taman baca masyarakat, lingkungan warga, kelurahan, kecamatan, puskesmas, dan lain sebagainya. Layanan ini sangat bermanfaat sekali untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari lokasi perpustakaan berada. Selain layanan di atas yang diberikan, perpustakaan juga telah mengadakan berbagai kegiatan rutin guna untuk menarik minat masyarakat dan juga mendidik guna menjadikan masyarakat Kota Tangerang Selatan melek akan informasi. Berikut kegiatan yang telah dilaksanakan perpustakaan diantaranya: Hari kunjung untuk siswa SD, Bedah Buku, Bimbingan teknis pustakawan sekolah, dan jambore perpustakaan.

2. Kondisi minat baca pemustaka pada Perpustakaan Daerah Kota

Tangerang Selatan. Kondisi minat baca pemustaka pada Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan bisa dikatakan masih cukup rendah bila dibandingkan antara jumlah pengunjung perpustakaan sebanyak 6706 pengunjung hingga pertengahan desember 2014 dengan jumlah masyarakat Kota Tangerang Selatan yang jumlahnya mencapai 52 1.443.407 penduduk di tahun 2013. Seharusnya menurut Perpustakaan Nasional menyebutkan bahwa jumlah kunjungan fisik perkapita pertahun sekurang-kurangnya 0,55 dari jumlah kunjungan pertahun dibagi jumlah penduduk, 53 dalam hal ini perpustakaan Daerah Tangerang Selatan seharusnya mempunyai pengunjung sekurang- kurangnya sebanyak 7.938 pertahun dari jumlah penduduk yang ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi minat baca pemustaka

pada Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan. a. Terbatasnya Ruangan. Ruangan yang dimiliki Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini memang dapat dikatakan kurang luas untuk menampung banyak pengunjung. Sekarang ini Perpustakaan Daerah menempati 1 dari 6 ruko yang ada, dan tiap rukonya memiliki 2 lantai atau tingkat. Bila dihitung secara keseluruhan luas bangunan untuk Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan adalah 32.2 m 2 . Jumlah tersebut masih kurang bila mengingat rumus perhitungan Standar Nasional Perpustakaan terbitan Perpusnas RI tahun 2011 yaitu seluas 0,008 m 2 per kapita dikalikan jumlah penduduk. Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013 berjumlah 1.443.407 jiwa dan dengan luas wilayah sebesar +147,19 km 2, maka seharusnya Perpustakaan Daerah memiliki luas sebesar + 11.547 m 2 . Dengan luas perpustakaan yang sekarang ini dapat dikatakan perpustakaan tidak dapat memberikan 53 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan SNP, h. 35 53 layananya secara maksimal mengingat saat ini jumlah pengunjung perpustakaan yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya. b. Kurangnya pembinaan minat baca, Dalam hal ini perpustakaan daerah tangerang selatan dirasa perlu mempunyai perencanaan tersendiri dalam hal pembinaan minat baca, dan dari hasil penelitian dilapangan ternyata Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan hingga kini tidaklah mempunyai kegiatan program pembinaan minat baca yang bertujuan agar minat baca pemustaka dapat terbina dengan baik. Kenyataannya pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan dibiarkan sendiri dalam mencari informasi, tidak adanya kepedulian dari pustakawan untuk membina ataupun mengarahkan mereka dalam mendapatkan sebuah informasi dengan baik dan benar. c. Terbatasnya perabotan dan peralatan perpustakaan, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan hingga kini memiliki peralatan dan perabotan meliputi: 25 buah rak buku, 3 rak majalah, 30 bindex sebagai tempat penyimpanan koleksi audio visual, 1 rak referensi, 28 buah meja dan kursi baca, 17 meja kerja, 1 buah katalog online, 7 buah perangkat komputer, 2 buah AC, 1 buah lemari penitipan tas. Dari berbaga perabotan dan peralatan yang dimiliki Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan saat ini dirasa sudah cukup dapat menunjung kebutuhan perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka. Akan tetapi mengingat jumlah pemustaka pengunjung yang selalu bertambah setiap 54 bulanya oleh sebab itu perlunya peningkatan berbagai perabotan dan peralatan agar dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dan menyesuaikan dengan apa yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI dalam hal sarana layanan dan sarana kerja. d. Lokasi perpustakaan yang kurang strategis, Tempat lokasi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini berada dapat dikatakan kurang strategis dikarnakan lokasinya jauh dari pusat keramaian serta lokasi gedungnya tidak mudah terlihat dari jalan raya dikarnakan lokasi perpustakaan tepatnya berada di ruko ke 5 dari 6 ruko yang ada di perkomplekan ruko tersebut. Oleh sebab itu banyak masyarakat yang tidak mengetahui tepatnya dimana lokasi Perpustakaan Daerah itu berada dan ini merupakan salah satu penyebab kurangnya pengunjung perpustakaan. e. Kurangnya promosi perpustakaan, Salah satu promosi yang dilakukan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yaitu dengan memanfaatkan perpustakaan keliling sebagai sarana untuk memperkenalkan perpustaakan kepada masyarakat luas, dan juga beberapa bulan belakangan ini Perpustakaan Daerah menerbitkan sebuah buletin yang bernama Pustaka Tangerang Selatan nantinya buletin disebar luaskan ke setiap berbagai instansi masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mengetahui apa saja kegiatan dan layanan apa saja yang disediakan perpustaakaan. Namun yang patut disayangkan Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan hingga saat ini tidak mempunyai petunjuk informasi mengenai keberadaan 55 perpustakaan baik dalam bentuk plang informasi, ataupun spanduk yang berada di depan komplek ruko untuk memberitahukan bahwa adanya perpustakaan di perkomplekan ruko tersebut. Dan ini merupakan salah satu penyebab banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui pasti lokasi perpustakaan berada sehingga menyebabkan kurangnya pengunjung perpustakaan.

C. Pembahasan