3.5 Karakterisasi Ekstrak
Karakterisasi ekstrak seluruhnya mengikuti cara karakterisasi terhadap
simplisia. 3.6 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia meliputi pemeriksaan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, glikosida, glikosida antrakinon Depkes, 1989, saponin, tanin
Farnsworth, 1966, dan steroidtriterpenoid Harborne, 1987 3.6.1 Pemeriksaan alkaloid
Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit,
didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk tes alkaloid. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalamnya dimasukkan 0,5 ml filtrat. Pada
masing-masing tabung reaksi: a. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer
b. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat c. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff.
Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua dari tiga
percobaan diatas Depkes, 1989. 3.6.2 Pemeriksaan flavonoid
Sampelditimbang 10 g, lalu ditambahkan 10 ml air panas, didihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas. Ke dalam filtrat ditambahkan 0,1 g
serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol. Dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah atau kuning
atau jingga pada lapisan amil alkoholDepkes, 1989.
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Pemeriksaan glikosida
Sampel ditimbang sebanyak 3 g, lalu disari dengan 30 ml campuran etanol 96-air 7:3 dan 10 ml asam klorida 2 N, direfluks selama 2 jam, didinginkan
dan disaring. Diambil 20 ml filtrat, ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama 5 menit, lalu disaring. Filtrat disari
dengan 20 ml campuran kloroform-isopropanol 3:2 sebanyak 3 kali. Pada kumpulan sari ditambahkan natrium sulfat anhidrat, disaring, dan diuapkan pada
suhu tidak lebih dari 50
o
Larutan sisa dimasukkan dalam tabung reaksi, diuapkan di atas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish. Ditambahkan hati-hati 2 ml
asam sulfat pekat, terbentuk cincin berwarna ungu pada batas cairan menunjukkan
adanya ikatan gula Depkes, 1989. C. Sisanya dilarutkan dengan 2 ml metanol.
3.6.4 Pemeriksaan antrakinon
Sampel ditimbang sebanyak 0,2 g, kemudian ditambahkan 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzen,
dikocok dan didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan, dikocok dengan 2 ml NaOH 2 N, lalu didiamkan. Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzen tidak
berwarna menunjukkan adanya antrakinon Depkes, 1989. 3.6.5 Pemeriksaan saponin
Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat
selama 10 menit. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N
menunjukkan adanya saponin Farnsworth, 1966.
Universitas Sumatera Utara
3.6.6 Pemeriksaan tanin
Sampel ditimbang sebanyak 1 g, dididihkan selama 3 menit dalam air suling lalu didinginkan dan disaring. Pada filtrat ditambahkan 1-2 tetes pereaksi
besi III klorida 1 bv. Jika terjadi warna biru kehitaman atau hijau kehitaman
menunjukkan adanya taninFarnsworth, 1966. 3.6.7 Pemeriksaan steroidtriterpenoid
Sampel ditimbang sebanyak 1 g, dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam, disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap dan pada sisanya
ditambahkan pereaksi asam sulfat pekat melalui dinding cawan. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru ungu ataubiru hijau
menunjukkan adanya triterpenoidsteroid Harborne, 1987. 3.7 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Pohon Tanjung EEKBPT
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96. Empat ratus400 g serbuk simplisia dimaserasi dengan etanol 96
selama 3 jam. Selanjutnya dipindahkan massa tersebut sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, tambahkan etanol 96 secukupnya hingga simplisia terendam
dan terdapat cairan penyari di atasnya, perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam. Kemudian kran perkolator dibuka dan dibiarkan
cairan ekstrak menetes dengan kecepatan 20 tetes per menit dan ditambahkan etanol 96 berulang-ulang secukupnya dan diatur kecepatan penetesan cairan
penyari sama dengan kecepatan tetesan perkolat,sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan jika 400 mg perkolat yang
keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa.Perkolat kemudian diuapkan
Universitas Sumatera Utara
dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50
o
3.8 Pembuatan Fraksi-Fraksi EEKBPT