Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan

3.4.4 Prosedur pembuatan bedak kompak

Seng oksida digerus terlebih dahulu, kemudian diayak dengan pengayak mesh 60. Dimasukkan magnesium karbonat ke dalam lumpang. Ditambahkan kaolin dan seng oksida, lalu digerus homogen. Kemudian ditambahkan nipagin yang telah dihaluskan, digerus homogen Massa I. Didalam lumpang yang lain, digerus zat warna sari wortel bersama talkum Massa II. Dimasukkan massa II ke dalam massa I, dihomogenkan. Ditambahkan parfum lalu, digerus perlahan sampai homogen. Kemudian disemprotkan dengan sejumlah larutan pengikat secara perlahan-lahan dan digerus hingga homogen. Ayak dengan pengayak mesh 60. Masukkan ke dalam mesin pengering dikeringkan kira-kira selama 10-20 menit. Kemudian diayak kembali dengan pengayak mesh 100. Dikempa lalu dimasukkan ke dalam wadah.

3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan

Pemeriksaan mutu fisik sediaan dilakukan terhadap masing-masing sediaan bedak kompak. Pemeriksaan mutu fisik meliputi: pemeriksaan homogenitas, uji poles, daya sebar, uji kekerasan, uji keretakan dan stabilitas sediaan yang mencakup pengamatan terhadap perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan.

3.5.1 Pemeriksaan homogenitas

Pewarna pada bedak wajah harus dapat terdispersi secara homogen dalam dasar bedak. Tidak boleh ditemukan adanya warna yang tidak merata Universitas Sumatera Utara pada bedak. Pemeriksaan homogenitas dapat dilakukan dengan menyebarkan bedak pada kertas putih dan dilihat homogenitasnya pada kaca pembesar. Jika warna pada dasar bedak menyebar secara merata, maka bedak dikatakan homogen Butler, 2000.

3.5.2 Uji poles

Uji poles dapat dilakukan dengan mempoleskan sediaan bedak kompak dengan menggunakan aplikator yang benar. Pengompakan yang tidak benar akan mempengaruhi hasil dari parameter ini. Jika tekanan terlalu besar bedak kompak yang dihasilkan tidak dapat dipoles dengan mudah dan akan ada gaya adhesi yang cukup terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah bedak kompak akan menjadi kurang kompak dan mempunyai kecendrungan menjadi remuk dan pecah Butler, 2000.

3.5.3 Daya sebar

Sediaan dihaluskan terlebih dahulu lalu ditimbang sebanyak 0,5 gram dan diletakkan ditengah-tengah kaca ditutup dengan kaca lain yang telah ditimbang beratnya dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian diukur diameter sebarnya, setelah itu ditambah beban 50 gram dan dibiarkan selama 1 menit, lalu diukur diameter sebarnya. Dilakukan terus-menerus hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap perubahan diameter sebar sediaan Garg, et al., 2002.

3.5.4 Uji kekerasan

Sediaan yang telah di buat di uji kekerasannya dengan menggunakan alat uji kekerasan copley. Dihidupkan alat uji kekerasan dengan menekan Universitas Sumatera Utara tombol on yang terdapat dibelakang alat. Diletakkan 1 sediaan uji coba terlebih dahulu lalu ditekan tombol new size, tujuannya agar alat selanjutnya dapat menyesuaikan ukuran sediaan yang akan diuji kekerasannya. Setelah itu, dibersihkan guard dengan kuas lalu, diletakkan sediaan yang akan diuji kekerasannya. Kemudian tekan tombol test, maka alat akan menampilkan nilai kekerasan dari sediaan.

3.5.5 Uji keretakan

Uji keretakan bedak kompak dilakukan dengan menjatuhkan bedak kompak pada permukaan kayu beberapa kali 2-3 kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika bedak kompak tidak rusak, menunjukkan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa memberikan hal-hal yang tidak memuaskan Butler, 2000.

3.5.6 Uji stabilitas

Uji ini meliputi parameter organoleptik yaitu dilakukan pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan bedak kompak dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, hari ke 7, hari ke 15 dan selanjutnya setiap 5 hari sekali hingga hari ke 90 Anvisa, 2005.

3.6 Uji Iritasi dan Uji Kesukaan Hedonic Test