72
rupiah. Apabila kombinasi pintu konvensional : ETC 9 : 2 diterapkan untuk perbaikan kapasitas pelayanan di pintu tol Pondok Gede Timur maka pada 10 tahun berikutnya
Tahun 2015, maka akan terakumulasi efisiensi sebesar Rp. 4.137.655.275.070,84 empat triliun seratus tiga puluh tujuh miliar enam ratus lima puluh lima juta dua ratus tujuh puluh
lima ribu tujuh puluh rupiah.
4.9. Analisa dan Pembahasan Antrian di Pintu dan di Ruas
Antrian dapat terjadi pada suatu traffic control system seperti pada persimpangan bersinyal, terminal dan pintu tol. Selain itu dapat juga terjadi di ruas sebagai akibat karena
volume kendaraan yang mendekati atau melebihi kapasitas dasar jalan, pengaruh perbaikan ruas jalan atau karena adanya kecelakaan di ruas jalan bahkan dapat pula terjadi akibat
adanya pengaruh pada suatu sistem kontrol lalu lintas seperti pintu tol yang mengakibatkan antrian tidak hanya terjadi di plasa tol saja tetatpi memanjang hingga ke ruas jalan tol.
Antrian yang terjadi di pintu tol idealnya hanya terjadi atau ditampung di dalam sistem antrian di pintu tol atau di lokasi plasa tol.
Kinerja plasa tol atau tingkat pelayanan pada sistem antrian di pintu tol plasa tol telah disinggung di muka oleh Lin Su bahwa kriteria tingkat pelayanan ditunjukkan
seperti pada tabel berikut Table 4.15. Kriteria Tingkat Pelayanan
Tingkat Pelayanan
Panjang rata-rata antrian, L
kendaraan Waktu rata-rata
didalam sistem, T detikkendaraan
A ≤ 1
≤ 15 B
1 L ≤ 2
15 T ≤ 30
C 2
L ≤ 3 30
T ≤ 45 D
3 L ≤ 6
45 T ≤ 60
E 6
L ≤10 60 T ≤ 80
F 10
80
Sumber: Alvinsyah 2001
Kinerja plasa tol atau tingkat pelayanan pada sistem antrian di pintu tol plasa tol Pondok Gede Timur pada periode harian yang diperoleh berdasarkan data sekunder adalah
73
Table 4.16. Kriteria tingkat pelayanan pada pintu tol Pondok Gede Timur
Panjang rata-rata antrian Waktu rata-rata didalam sistem
Periode L
kendaraan Rata-rata
Tingkat Pelayanan
T detikkendaraan
Rata-rata Tingkat
Pelayanan
Minggu 43 F 30 C Senin 105
F 74 D Selasa 119
F 82 F Rabu 233
F 160 F
Kamis 333 F 276 F
Sumber: Alvinsyah Perhitungan
Tingkat pelayanan F untuk panjang antrian dan lama waktu kendaraan di dalam antrian bermakna bahwa antrian kendaraan yang cukup panjang dan waktu yang lama
dapat mengakibatkan kapasitas sistem antrian plasa tol menjadi tidak mampu memuat lagi over load. Kondisi tersebut mengakibatkan kendaraan yang melakukan antrian
meluber ke ruas jalan yang menuju ke pintu tol. Berdasarkan hasil pengamatan dan nara sumber, maka panjang antrian kendaraan
yang menuju pintu tol Pondok Gede Timur pada jam-jam tertentu dapat mencapai 5 Kilometer dari pintu tol.
Dalam analisa dan perhitungan di dalam tesis ini, maka pengaruh karakteristik antrian di ruas jalan diabaikan karena akan terlalu kompleks mikroskopik. Dalam hal ini
dianggap bahwa pengaruh antrian berupa panjang kendaraan yang melakukan antrian merupakan satu kesatuan dengan antrian yang berada di sistem antrian atau plasa tol.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Berdasar beberapa hal yang telah diolah dan dibahas, selanjutnya sebagai kesimpulan akhir disajikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pola distribusi waktu kedatangan kendaraan yang menuju pintu tol Pondok Gede Timur
terdistribusi secara poisson sedangkan pola distribusi waktu pelayanan terhadap kendaraan yang memasuki pintu pelayanan Pondok Gede Timur terdistribusi secara
eksponensial. 2. Model antrian yang sesuai untuk digunakan adalah model antrian deterministik dengan
pendekatan simulasi. Model antrian tersebut merupakan model yang dikembangkan oleh Lin-Su dan berdasarkan kalibrasi terhadap kondisi riil yang ada di lapangan model
tersebut sesuai untuk digunakan pada analisa antrian di pintu tol Pondok Gede Timur. 3. Nilai waktu hilang yang dialami oleh pengguna jalan tol, khususnya yang melewati
pintu tol Pondok Gede Timur dari arah Cikampek pada tahun 2005 sebesar Rp. 212.067.819,39
per minggu, Rp. 1.060.339.096,95 per bulan dan Rp. 12.724.069.163,42
per tahun. Apabila tidak ada perbaikan kapasitas pelayanan pada
pintu tol Pondok Gede Timur, maka pada 5 tahun berikutnya yaitu Tahun 2010 akan
terakumulasi menjadi sebesar Rp. 477.555.711.015,17 empat ratus tujuh puluh tujuh
milyar lima ratus lima puluh lima juta tujuh ratus sebelas ribu lima belas rupiah. Apabila tetap tidak ada perbaikan kapasitas pelayanan di pintu tol Pondok Gede Timur,
maka kerugian yang dialami oleh pengguna jalan tol pada 10 tahun berikutnya yaitu
Tahun 2015 akan terakumulasi menjadi sebesar Rp. 4.138.238.760.266,67 empat
triliun seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh delapan juta tujuh ratus enam puluh ribu dua ratus enam puluh enam rupiah.
4. Makin banyak pintu yang disediakan, maka nilai waktu yang hilang makin kecil, namun penambahan yang dianggap paling efisien adalah penambahan 6 gardu menjadi
17 gardu. Efisiensi yang bisa dihasilkan pada penambahan pintu konvensional menjadi
17 pintu pada tahun 2005 sebesar Rp. 12.724.069.139,58 dua belas miliar tujuh ratus
dua puluh empat juta enam puluh sembilan ribu seratus tiga puluh sembilan rupiah.
Efisiensi kumulatif pada tahun 2010 sebesar Rp. 477.555.046.402,18 empat ratus