Hubungan Antara Sistem Pengumpulan Elektronik dengan Pergerakan

22 Tabel 2.3. Nilai waktu minimum RupiahJamKendaraan Jasa Marga JIUTR No KabupatenKodya Gol I Gol IIA Gol IIB Gol I Gol IIA Gol IIB 1. DKI – Jakarta 8.200 12.369 9.188 8.200 17.022 4.246 2. Selain DKI – Jakarta 6.000 9.051 6.723 6.000 12.455 3.107 Sumber : LAPI-ITB 1997, Tamin, 2000 Dengan demikian, nilai waktu yang berlaku untuk DKI-Jakarta, khususnya bagi kendaraan yang menggunakan jalan tol adalah sebesar Rp. 8.200,00 per kendaraan per jam untuk golongan I dan Rp. 12.369,00 per kendaraan per jam untuk golongan IIA serta Rp. 9.188 per kendaraan per jam untuk golongan IIB dan nilai waktu rata-rata minimum sebesar Rp. 8.287,00 per kendaraan per jam Tamin, 2000.

2.6. Hubungan Antara Sistem Pengumpulan Elektronik dengan Pergerakan

Sebab terjadinya pergerakan dapat dikelompokkan berdasarkan maksud perjalanan. Biasanya maksud perjalanan dikelompokkan sesuai dengan ciri dasarnya, yaitu yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan agama. Jika ditinjau lebih jauh lagi akan dijumpai kenyataan bahwa lebih dari 90 perjalanan berbasis tempat tinggal, artinya mereka memulai perjalanannya dari tempat tinggal rumah dan mengakhiri perjalannya kembali ke rumah Tamin, 2000. Tabel 2.4. Klasifikasi pergerakan orang di perkotaan berdasarkan maksud pergerakan Aktivitas Klasifikasi Perjalanan I. EKONOMI a. Mencari nafkah b. Mendapatkan barang dan pelayanan 1. Ke dan dari tempat kerja 2. Yang berkaitan dengan bekerja 3. Ke dan dari toko dan keluar untuk keperluan pribadi Yang berkaitan dengan belanja atau bisnis pribadi II. SOSIAL Menciptakan, menjaga hubungan pribadi 1. Ke dan dari rumah teman 2. Ke dan dari tempat pertemuan bukan di rumah III. PENDIDIKAN Ke dan dari sekolah, kampus dan lain-lain IV. REKREASI DAN HIBURAN 1. Ke dan dari tempat rekreasi 2. Yang berkaitan dengan perjalanan dan berkendaraan untuk rekreasi V. KEBUDAYAAN 1. Ke dan dari tempat ibadah 2. Perjalanan bukan hiburan ke dan dari daerah budaya serta pertemuan politik Sumber : LPM-ITB 1996, 1997, Tamin, 2000 23 Perjalanan ke tempat kerja atau dengan maksud bekerja biasanya merupakan perjalanan yang dominan, dan karena itu sangat penting diamati secara cermat. Karena pola kerja biasanya dimulai jam 08.00 dan berakhir pada jam 16.00, maka waktu perjalanan untuk maksud perjalanan kerja biasanya mengikuti pola kerjanya. Dalam hal ini kita dapati bahwa pada pagi hari, sekitar jam 06.00 sampai dengan jam 08.00 dijumpai begitu banyak perjalanan untuk tujun bekerja dan pada sore hari sekitar jam 16.00 sampai dengan jam 18.00 dijumpai banyak perjalanan dari tempat kerja ke rumah masing-masing. Karena dominannya kedua waktu tersebut, maka menghasilkan waktu jam puncak. Disamping kedua jam puncak tersebut dijumpai pula waktu lainnya, yaitu sekitar jam 12.00 sampai jam 14.00 pada saat itu para pekerja pergi untuk makan siang dan kembali lagi ke kantornya masing-masing. Tentu saja jumlah perjalanan yang dilakukan pada siang hari ini tidak sebanyak pada pagi atau sore hari mengingat makan siang dapat dilakukan di kantor atau di kantin sekitar kantor Tamin, 2000.

BAB III METODOLOGI, ASUMSI DAN PROSEDUR PENELITIAN

3.1. Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari tahapan survey lapangan untuk mencari data primer. Survey lapangan yang dilakukan antara lain survey waktu kedatangan kendaraan yang menuju pintu tol dan survey waktu pelayanan. Tujuan survey ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan antrian. Sedangkan data sekunder didapatkan dari pihak pengelola jalan tol, dalam hal ini PT. Jasa Marga, Tbk ataupun mitra kerjanya. Selanjutnya hasil perhitungan dari data primer diuji dan divalidasi sesuai ilmu statistika untuk kemudian digunakan dalam melakukan kalibrasi ketepatan model antrian yang digunakan nantinya. Hasil perhitungan kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa teori antrian sederhana atau dengan model simulasi antrian dimana waktu hilang dan panjang kendaraan akibat antrian digunakan sebagai parameter dalam menentukan efisiensi dari sistem pelayanan yang digunakan. Sedangkan untuk menentukan sistem pelayanan yang paling efisien atau kombinasi pintu yang paling optimal ditentukan berdasarkan parameter nilai waktu. Metode perhitungan dan analisa terhadap rancangan sistem pelayanan ETC dapat dilakukan berdasarkan asumsi atau data sekunder hasil penelitian PT. Jasa Marga sebelumnya. Sedangkan jumlah pintu yang dioperasikan dengan menggunakan sistem ETC disesuaikan dengan efisiensi yang optimal berdasarkan penggabungan atau kombinasi antara pintu konvensional dan ETC. Untuk lebih membantu dalam memahami rencana penelitian ini, maka dapat digambarkan dalam diagram alur sebagai berikut :