Tingkat Kemiskinan Petani Padi Sawah

Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pendapatan dari usahatani padi sawah mampu memberikan kontribusi lebih dari 50 terhadap total pendapatan keluarga petani padi sawah didaerah penelitian dapat diterima.

5.3 Tingkat Kemiskinan Petani Padi Sawah

5.3.1 Berdasarkan Kriteria BPS 2011

Menurut definisi BPS, penduduk miskin merupakan penduduk yang tidak mampu dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan, yang disetarakan dengan kebutuhan 2.100 kkalkapitahari atau sekitar 63.000 kkalkapitabulan, serta pengeluaran untuk kebutuhan bukan makanan, seperti kebutuhan minimum untuk membeli rumah maupun menyewa rumah, pakaian, serta jasa pendidikan dan kesehatan. Sejak 2003, BPS setiap tahunnya selalu mengeluarkan batasan pendapatan per-kapita per-bulan serta dibedakan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Hal ini dikarenakan sejak 2003, BPS selalu mengumpulkan data Susenas Panel Modul Konsumsi setiap bulan februari atau maret. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan batas garis kemiskinan BPS 2011 untuk wilayah perdesaan yang mengukur batasan minimum pendapatan sebesar Rp.229.226kapitabulan sesuai dengan Tabel 1, halaman 7. Dengan kata lain, keluarga petani yang tergolong miskin merupakan petani yang memiliki pendapatan per-kapita per-bulan dibawah Rp.229.226. Begitu pula sebaliknya, petani yang tergolong tidak miskin merupakan petani yang memliki pendapatan diatas atau sama dengan Rp.229.226kapitabulan. Pada Tabel 26 dibawah ini akan dijelaskan lagi mengenai tingkat kemiskinan keluarga petani sampel. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Tabel 26. Penggolongan Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampel Menurut Krtiteria Garis Kemiskinan BPS 2011 di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamaatn Beringin, Kabupaten Deli Serdang 2012. No. Kategori Tingkat Kemiskinan Batasan Pendapatan Jumlah Keluarga Petani Sampel Persentase Rp.KapitaBulan KK 1. Miskin Rp.229.226 2. Tidak Miskin ≥ Rp.229.226 43 100 J u m l a h 43 100 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 17. Melalui Tabel 26 diatas dapat diketahui bahwa dari 43 petani sampel yang diteliti pada penelitian ini, jumlah petani sampel yang dikategorikan miskin tidak ada karena pendapatan yang diperoleh berada diatas batasan minimum pendapatan untuk wilayah perdesaan menurut kriteria BPS yaitu sebesar Rp.229.226kapitabulan. Hal ini kembali membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa proporsi penduduk miskin didaerah penelitian lebih dari 50 tidak dapat diterima atau ditolak.

5.3.2 Berdasarkan Upah Minimum Regional 2012

Pada penelitian ini, selain menggunakan kriteria kemiskinana menurut BPS 2011 untuk wilayah perdesaan yang mengukur batasan minimum pendapatan sebesar Rp.229.226kapitabulan, peneliti juga menggunakan Upah Minimum Regional UMR yang berlaku di daerah penelitian sebesar Rp.1.290.000bulan dalam menentukan tingkat kemiskinan. Dengan kata lain, keluarga petani yang tergolong miskin merupakan petani yang memiliki pendapatan per-bulan dibawah Rp.1.290.000. Begitu pula sebaliknya, petani yang tergolong tidak miskin merupakan petani yang memliki pendapatan 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD diatas atau sama dengan Rp.1.290.000bulan. Pada Tabel 27 dibawah ini akan dijelaskan lagi mengenai tingkat kemiskinan keluarga petani sampel. Tabel 27. Penggolongan Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Sampe l Menurut Upah Minimum Regional 2012 di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamaatn Beringin, Kabupaten Deli Serdang 2012. No. Kategori Tingkat Kemiskinan Batasan Pendapatan Jumlah Keluarga Petani Sampel Persentase Rp Bulan KK 1. Miskin Rp.1.290.000 16 37,21 2. Tidak Miskin ≥ Rp.1.290.000 27 62,79 J u m l a h 43 100 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 17. Melalui Tabel 27 dapat diketahui bahwa dari 43 petani sampel yang diteliti pada penelitian ini, jumlah petani sampel yang dikategorikan miskin sebanyak 16 kepala keluarga atau sekitar 37,21. Dan jumlah petani sampel yang dikategorikan tidak miskin sebanyak 27 kepala keluarga atau sekitar 62,79. Hal ini kembali membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa proporsi penduduk miskin didaerah penelitian lebih dari 50 tidak dapat diterima. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat ketimpangan pendapatan petani sampel menurut indikator koefisien Gini Gini Ratio berada dalam kategori rendah dengan nilai Gini Ratio sebesar 0,32. Sedangkan menurut indikator Bank Dunia World Bank, tingkat ketimpangan distribusi pendapatan petani sampel berada dalam kategori rendah karena kelompok 40 petani yang berpendapatan terendah menguasai lebih dari 17 jumlah keseluruhan pendapatan petani sampel, yaitu sebesar Rp. 188.353.700 atau sekitar 18,08. 2. Selain menjadikan usahatani padi sawah sebagai sumber mata pencaharian, petani sampel juga mengusahakan jenis usahatani non-padi sawah, antara lain usahatani kacang kedelai, kacang hijau, timun, semangka, sawi dan jagung. Sedangkan kegiatan lain diluar usahatani yang ditekuni petani sampel meliputi, buruh, beternak, berdagang, dan lainnya. Pendapatan petani sampel dari usahatani padi sawah mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan petani selama 2012, yaitu sebesar 67,56. Sedangkan pendapatan dari usahatani non-padi sawah hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 8,31 dan pendapatan dari kegiatan lain diluar usahatani memberikan kontribusi yaitu sebesar sekitar 24,14. 3. Tingkat kemiskinan petani sampel menurut kriteria garis kemiskinan BPS 2011, tidak ada proporsi petani padi sawah yang berada dalam kategori miskin di desa Sidodadi Ramunia selama 2012. Karena pendapatan yang 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Petani Padi Organik (Studi Kasus: Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

14 110 67

Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1 114 86

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 55 82

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 8

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan - Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

0 0 13

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

1 9 12