memiliki usahatani cabai timun sekitar 9,30, 10 petani memiliki usahatani semangka sekitar 23,26, 3 petani memiliki usahatani sawi sekitar 6,98, 7
petani memiliki usahatani jagung sekitar 16,28. Dari keenam usahatani tersebut ternyata ada 2 usahatani yang paling banyak
diusahakan oleh petani sampel, yaitu kacang kedelai dan semangka. Hal ini dikarenakan petani sampel di daerah penelitian memiliki pola tanam bergilir setelah
tanaman padi sawah. Ini bertujuan untuk mengurangi biaya produksi petani sampel, terutama dalam hal pembelian pupuk untuk tanaman padi sawah pada penanaman
padi sawah yang kedua pada satu musim tanam. Sementara itu, kegiatan lain diluar usahatani yang digeluti oleh petani sampel juga
cukup beragam. Petani yang bekerja sebagai buruh sebanyak 19 petani sekitar 44,19, 18 petani memiliki usaha ternak sekitar 41,86, 20 petani melakukan
kegiatan berdagang sekitar 46,51, dan 10 petani lainnya memiliki usaha lain yang cukup beragam sekitar 23,26.
Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sumber-sumber
pendapatan petani padi sawah diluar usahatani padi sawah didaerah penelitian cukup beragam dapat diterima.
5.2.1 Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dan Kontribusinya
Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Padi Sawah
Pendapatan dari usahatani padi sawah maupun dari usaha lain diluar usahatani padi sawah pada penelitian ini diperoleh berdasarkan data-data primer dari 43 petani
sampel melalui hasil wawancara langsung dengan daftar kuesioner. Pendapatan ini
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
merupakan pendapatan yang diperoleh petani sampel selama 2012, dimulai dari proses prapanen hingga pascapanen. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
dari usahatani padi sawah adalah besarnya penerimaan dari usahatani padi sawah yang dilihat dari hasil produksi padi sawah dikali dengan harga jual padi sawah
tersebut, kemudian dikurangi dengan total biaya selama proses produksi padi sawah selama satu tahun.
5.2.2 Penerimaan Usahatani Padi Sawah
Penerimaan petani sampel dari usahatani padi sawah sangat dipengaruhi oleh harga jual padi sawah yang diterima oleh petani sampel. Dimana penerimaan petani
sampel diperoleh dengan mengalikan hasil produksi padi sawah dalam bentuk kg dengan harga jual padi sawah per-kg sehingga hasil dari perhitungan tersebut
dinamakan penerimaan. Harga jual padi sawah didaerah penelitian ditentukan oleh beberapa faktor. Apabila dalam melakukan usahatani padi sawah petani
menggunakan pinjaman baik berupa pupuk, benih ataupun obat-obatan dari koperasi maka harga jual padi sawah tersebut akan lebih rendah karena harus
dipotong untuk membayar pinjaman tersebut. Selain itu apabila petani menjual padi sawahnya kepada pedagang luar maka harganya juga akan rendah dibandingkan
dengan menjual kepada pedagang di desa tersebut. Untuk lebih jelas lagi mengenai rata-rata penerimaan yang diterima oleh petani
sampel dapat dilihat pada Tabel 22 berikut,
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel 22. Rata-Rata Penerimaan dan Produksi Padi Sawah Petani Sampel Selama 2012 di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin,
Kabupaten Deli Serdang.
No. Luas Lahan
Ha Rata-Rata Harga
Jual Kg Rp
Rata-Rata Produksi
Rata-Rata Penerimaan
Kg Rp
1 0,5
3.642 3.510,97
12.805.242 2
0,5 – 1
3.650 10.770
39.246.545 3
1 3.500
27.300 95.550.000
Jumlah 10.792
41.580,97 147.601.787
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 2.
Dari Tabel 22 dapat disimpulkan bahwa untuk luas lahan 0,5 ha rata-rata produksi padi sawah selama 2012 adalah 3.510,97 kg dengan rata-rata harga jualkg gabah
kering panen sebesar Rp.3.642 serta penerimaan sebesar Rp.12.805.242 tahun. Sedangkan untuk luas lahan 0,5-1 ha rata-rata produksi padi sawah selama 2012
adalah 10.770 kg dengan rata-rata harga jualkg gabah kering panen sebesar
Rp.3.650 serta penerimaan sebesar Rp.39.246.545tahun. Serta untuk luas lahan 1
ha rata-rata produksi padi sawah selama 2012 adalah 27.300 kg dengan rata-rata harga jualkg gabah kering panen sebesar Rp.3.500 serta penerimaan sebesar
Rp.95.550.000 tahun.
5.2.3 Total Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah