35
A. Program Pengembangan Kaw asan Padi Kabupaten Bengkulu
Utara
Program Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten Bengkulu Utara disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu
Utara. Hal-hal yang disampaikan secara umum mengenai tantangan pemenuhan kebutuhan serta program dan kegiatan tanaman pangan sasaran produksi,
program dan kegiatan, strategi peningkatan produksi tanaman pangan, dan konsep kawasan tanaman pangan. Disampaikan bahwa skala usaha tanaman
pangan didominasi oleh usaha tidak layak tidak efisiensi dan tidak efektif. Beberapa tantangan kebutuhan pangan, pakan, energi, dan industry lain
diantaranya adalah kelaparan dan kemiskinan, pertambahan penduduk dunia yang meningkat signifikan, perubahan iklim yang semakin tidak pasti,
penguasaan teknologi dan rekayasa industri yang bernilai tambah dan berdaya saing produktivitas, mutu, kontinuitas, dan harga, liberalisasi perdagangan dan
globalisasi, serta sumberdaya lahan dan sumberdaya fosil yang semakin terbatas. Program dan kegiatan tanaman pangan Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Bengkulu Utara adalah sasaran produksi padi tahun 2015 – 2019. Sasaran peningkatan produksi padi 5 tahun dan diasumsikan akan tercapai
dengan dukungan kegiatan bidang lain instansi terkait lainnya. Program peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu hasil tanaman pangan yaitu
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan,
Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI , Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan, serta Pengembangan Peramalan
Serangan Organisme Pengganggu Tanaman. Konsep pengembangan kawasan tanaman pangan yaitu penguatan
sarana dan prasarana, penyediaan input produksi serta SDM traktor alat tanam, benih, pupuk, pompa, pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dll. Pada
kawasan komoditas, penerapan GAP menjadi penerapan GHP dengan pengembangan bioindustri. Alur pengembangan kawasan tanaman pangan
tahun 2015 – 2019 adalah identifikasi, seleksi, pelaksanaan, monev dan pelaporan. Prinsip pengelolaan kawasan berupa: 1 penguatan kawasan
dilakukan di daerah yang sudah kuat penerapan teknologi budidaya, 2
36 pengembangan kawasan dilakukan dengan prinsip integrasi dan bertahap, 3
pengelolaan kawasan tidak hanya setahun tergantung permasalahan. Model kawasan tanaman pangan yaitu 1 pelatihan pendampingan
pengawalan, 2 pupuk organik, 3 penagkar benih, 4 irigasi pompanisasi embung, 5 penerapan PHT, 6 penerapan penanganan DPI bajir kekeringan,
7 PASPA TP, dan 8 PASPA PHP. Kawasan tanaman pangan didukung oleh beberapa institusi, yaitu BPTP, Bidang PSP dan PLA, dan BKPPP. Dukungan dari
BPTP berupa varietas baru, perbanyakan benih sumber, dan pendampingan replikasi teknologi. Bidang PSP dan PLA memberikan dukungan dalam bentuk
traktor, pompa pipanisasi, embung reservoir air, fasilitasi RPPO, penyediaan pupuk organik, pengembangan jaringan irigasi pertanian, dan jalan usahatani.
BKPP memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan GAP, GHP, penyuluhan, dan pengawalan.
Cakupan dari kegiatan Good Agriculture Practices
GAP adalah penerapan teknologi yang ramah lingkungan, penjagaan kesehatan dan
peningkatan kesejahteraan pekerja, pencegahan penularan OPT dan menetapkan prinsip
treacibility suatu produk dapat dapat ditelusuri asal usulnya, dari pasar sampai kebun. Tujuan GAP adalah: 1 Meningkatkan mutu hasil tanaman
pangan termasuk keamanan konsumsi tanaman pangan; 2 Meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing t anaman pangan; 3 Memperbaiki efisiensi
penggunaan sumberdaya alam; 4 Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan; 5 Mendorong
petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan, kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan;
6 Meningkatkan peluag dan daya saing penerimaan oleh pasar internasional maupun domestic; 7 Memberikan jaminan keamanan kepada konsumen.
Penanganan pasca panen hasil pertanian tanaman pangan asal tanaman yang baik
Good Handling Practices GHP bertujuan untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan daya saing hasil pertanian asal tanaman. Tujuan GHP
yaitu: 1 Menekan kehilangan kerusakan hasil; 2 Memperpanjang daya saing; 3 Mempertahankan kesegaran; 4 Meningkatkan daya guna; 5 Meningkatkan
nilai tambah; 6 Meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan sarana; 7 Meningkatkan daya saing; 8 Memberikan keuntungan yang optimum
37 dan atau mengembangkan; 9 Usaha pasca panen hasil pertanian asal tanaman
yang berkelanjutan. Rencana pengembangan kawasan padi di Kabupaten Bengkulu Utara
adalah seluas 16.309 Ha, terbagi di tiga kawasan utama Tabel 4. Tabel 4. Lokasi Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten Bengkulu Utara
Tahun 2015
No. Kaw asan
Kecamatan Luas Areal Ha
1. I
1. Tanjung Agung 2. Kerkap
3. Hulu Palik 4. Arma Jaya
5. Argamakmur 530
847 1.991
1.277 1.265
Jumlah 5.910
2. I I
1. Enggano 2. Air Napal
3. Air Besi 4. Lais
5. Air Padang 1.604
1.053 513
1.118 938
Jumlah 5.226
3. I I I
1. Padang Jaya 2. Giri Mulya
3. Batik Nau 4. Ketahun
5. Putri Hijau 6. Napal Putih
7. Ulok Kupai 997
77 682
778 2.021
308 310
Jumlah 5.173
Total Kaw asan 16.309
B. Pemupukan Berimbang Padi Saw ah