Metode Penelitian Faktor-faktor Penentu Nilai Jual Obyek Pajak

22 beli, Nilai Jual Obyek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak pengganti 14

F. Metode Penelitian

. Yang dimaksud dengan: a. Perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, adalah suatu pendekatan metode penentuan nilai jual suatu obyek pajak dengan cara membandingkan dengan obyek pajak lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya. b. Nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatanmetode penentuan nilai jual suatu obyek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh obyek tersebut pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik obyek tersebut. c. Nilai jual pengganti, adalah suatu pendekatanmetode penentuan nilai jual suatu obyek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi obyek pajak tersebut penjelasan Pasal 1 angka 3 UU PBB No. 121994. Dalam pembahasan masalah, penulis sangat memerlukan data dan keterangan yang akan dijadikan bahan analisis. Untuk mengumpulkan data dan keterangan, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode pendekatan masalah Di dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian yang bersifat normatif. Hal ini ditempuh dengan melakukan penelitian 14 Rico Syahputra, “Penjelasan Umum Tentang Nilai jual Objek Pajak”, 18 januari 2007, diperoleh dari www.pdf.com, terakhir kali diakses pada tanggal 29 November 2009 Universitas Sumatera Utara 23 kepustakaan library research, atau biasa dikenal dengan sebutan studi kepustakaan, walaupun penelitian yang dimaksud tidak lepas pula dari sumber lain selain sumber kepustakaan, yakni penelitian terhadap bahan media massa ataupun dari internet. Penulis juga menggunakan metode pendekatan yuridis, dengan mempelajari ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya dalam masyarakat. 2. Alat pengumpul data Materi dalam skripsi ini diambil dari data-data seperti yang dimaksud di bawah ini 15 a. Bahan hukum primer, yaitu : : Berbagai dokumen peraturan nasional yang tertulis, sifatnya mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Dalam tulisan ini antara lain adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. b. Bahan Hukum sekunder, yaitu: Bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer, dan dapat digunakan untuk menganalisa dan memahami bahan hukum primer yang ada. Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang perpajakan, seperti hasil seminar atau makalah para pakar hukum perpajakan, koran-koran, majalah dan juga sumber-sumber dari dunia mya internet yang tentunya memiliki kaitan erat dengan persoalan yang di bahas. 15 Soerjono Soekanto, Penelitiaan Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : Penerbit PT.RajaGrafindo Persada, 1994, hal.38 Universitas Sumatera Utara 24 c. Bahan hukum Tersier, yaitu: Mencakup kamus bahasa, untuk pembenahan tata bahasa Indonesia dan juga sebagai alat bantu pengalihbahasa beberapa literatur asing. 3. Tehnik analisis data Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, termasuk pula bahan tersier yang telah disusun secara sistematis sebelumnya kemudian akan dianalisis secara perspektif dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut 16 a. Metode induktif, dimana proses berawal dari proposisi-proposisi khusus sebagai hasil pengamatan dan berakhir pada suatu kesimpulan Pengetahuan baru yang berkebenaran empiris. Dalam hal ini, adapun data-data yang telah diperoleh akan dibaca, ditafsirkan, dibandingkan dan diteliti sedemikian rupa sebelum dituangkan dalam satu kesimpulan akhir. : b. Metode deduktif, yang bertolak dari suatu proposisi umum yang kebenaran nya telah diketahui diyakini yang merupakan kebenaran ideal yang bersifat aksiomatikself evident yang esensi kebenarannya tidak perlu diragukan lagi dan berakhir pada kesimpulan pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

G. Sistematika Pembahasan