Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

30 alasan-alasannya ayat 6. Di dalam penjelasan Pasal 4 ayat 7 Undang- Undang Nomor 12 tahun 1994, apabila Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan keputusan dalam waktu satu 1 bulan sejak tanggal diterimanya keberatan dari wajib pajak, maka ketetapan sebagai wajib pajak gugur dengan sendirinya dan berhak mendapatkan keputusan pencabutan penetapan sebagai wajib pajak.

2. Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

a. Obyek yang di kenakan PBB Dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 menyatakan bahwa yang menjadi obyek pajak adalah bumi danatau bangunan. Yang dimaksud bumi adalah permukaan bumi perairan dan tubuh bumi yang ada di bawahnya 21 Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, adalah bumi, air dan ruang angkasa Bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional . Dan pengertian bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan, yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal atau tempat yang dapat diusahakan. 22 Selanjutnya penjelasan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 Pasal 1 ayat 2 menguraikan lebih lanjut tentang pengertian bangunan adalah sebagai berikut . 23 1 Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti : 21 Rochmat Soemitro, Op.Cit, hal 8 22 Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Pokok Agraria. 23 Boediono B, Op Cit, hal 502 Universitas Sumatera Utara 31 hotel, pabrik dan emplasemennya dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut; 2 Jalan tol; 3 Kolam renang; 4 Pagar mewah; 5 Tempat olah raga; 6 Galangan kapal dermaga; 7 Taman mewah; 8 Tempat penampungankilang minyak, air dan gas, pipa minyak; 9 Fasilitas lain yang memberikan manfaat. b. Obyek Pajak yang tidak dikenakan PBB Di dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 menyatakan bahwa obyek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah obyek pajak yang: 1 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan mempunyai arti adalah bahwa obyek pajak itu diusahakan untuk melayani kepentingan umum, dan nyata-nyata tidak ditujukan untuk mencari keuntungan: 2 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu. 3 Merupakan hutan lindung, hutang suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai desa, tanah negara yang Universitas Sumatera Utara 32 belum dibebani suatu hak. 4 Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik. 5 Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. c. Objek Pajak yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah Di dalam Pasal 3 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 menyatakan bahwa obyek pajak 24 Sekalipun pemerintah berwenang untuk menentukan pengenaan PBB terhadap objek yang digunakan untuk menyelenggarakan pemerintah, tetap terikat pada asas kelayakan dan kepatuhan menurut hukum. Dalam arti bahwa pemerintah harus memperhatikan klasifikasi bumi dan bangunan dalam menetapkan pengenaan PBB terhadap objek yang digunakannya mengingat tidak ada ketentuan yang memberi pengecualian agar bumi dan bangunan yang digunakan tidak dikenakan PBB. Dengan demikian, pemerintah tetap dikenakan PBB terhadap bumi dan bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan karena pemerintah merupakan badan hukum public yang boleh dikenakan pajak sehingga terjaring sebagai WP yang wajib yang digunakan oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintah, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 24 Yang dimaksud dengan objek pajak dalam ayat ini adalah objek pajak yang dimiliki dikuasai digunakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan negara. Data diperoleh dari Penjelasan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 Universitas Sumatera Utara 33 menaati Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 25 c. Nilai jual pengganti, adalah suatu pendekatanmetode penentuan nilai jual suatu .

B. Pengertian Nilai Jual Objek Pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan