3. Identifikasi potensi angkutan pada zona-zona lainnya yang akan dilalui trayek
tersebut jika pelayanan yang direncanakan bukan trayek langsung tetapi reguler.
4. Jumlahkan permintaan angkutan pada rencana trayek yang akan dilalui tersebut
JP
r
= jumlah penumpang untuk trayek reguler. 5.
Tentukan jenis dan kapasitas kendaraan yang direncanakan akan melayani trayek tersebut K = kapasitas.
Kapasitas tiap jenis angkutan umum dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2
Kapasitas Kendaraan Jenis Angkutan
Kapasitas Kendaraan Kapasitas
penumpang perhari Kendaraan
Duduk Berdiri
Total Mobil penumpang umum
8 -
8 250
– 300 Bus kecil
19 -
19 300
– 400 Bus sedang
20 10
30 500
– 600 Bus besar lantai tunggal
49 30
79 1000 - 1200
Bus besar lantai ganda 85
35 120
1500 – 1800
Sumber: Departemen Perhubungan, 2002
6. Ukur waktu tempuh dari awal sampai ke akhir trayek beserta waktu berhenti di
persinggahan sepanjang lintasan running time, serta tambahkan waktu singgah stand time yang direncanakan di terminal WT = waktu tempuh.
7. Tentukan jam operasi per hari JO = lama operasi per hari.
8. Ukur panjang lintasan trayek PT = panjang trayek.
9. Taksir rata-rata panjang perjalanan penumpang yang diperkirakan akan
menggunakan trayek tersebut TL = trip length, dengan rumus:
ij ij
ij
JP JP
PT TL
..................................................................... 2.1
Keterangan: TL
= Rata-rata panjang perjalanan penumpang trip length dalam km PT
ij
= Panjang trayek dari zona i ke zona j dalam km. JP
ij
= Jumlah penumpang dari zona i ke zona j. 10. Hitung jumlah kendaraan untuk trayek yang direncanakan dengan rumus
sebagai berikut: c
x PTTL
x JOWT
x 70
K x JP
JK
.............................. 2.2 Keterangan:
JK = Jumlah kendaraan yang dibutuhkan.
JP = Jumlah penumpang.
K = Kapasitas kendaraan.
70 = Faktor muatan. JO
= Lama operasi per hari. WT
= Waktu tempuh. PT
= Panjang trayek. TL
= Panjang perjalanan. C
= Faktor koreksi untuk ketepatan data asal tujuan perjalanan 50 adalah judgement dari perencana angkutan.
2.13 Kinerja Angkutan Umum
Pelayanan angkutan umum lazimnya mengoperasikan bus pada rute yang tetap antara dua terminal. Bus-bus sering berhenti pada rute menaikkan dan
menurunkan penumpang. Di banyak Negara pelayanan demikian dioperasikan
menurut jadwal perjalanan yang disiapkan sebelumnya. Para operator harus berusaha setiap hari untuk memastikan bahwa tiap perjalanan bus yang
dioperasikan selalu dalam jadwal, atau paling tidak sedapat mungkin mendekati waktu yang tepat.
Kebutuhan akan angkutan yang meningkat tanpa dibarengi pembangunan prasarana yang terencana mengakibatkan beban jalan arteri dan kolektor menjadi
semakin tak tertampung. Jarak yang semakin jauh dari tempat kerja semula, mendorong penggunaan kendaraan semakin meningkat. Dampak terhadap
kebutuhan akan angkutan tercermin dari peningkatan jumlah kendaraan bermotor, terutama sepeda motor yaitu jenis kendaraan yang sesuai untuk keperluan sehari-
hari dan terjangkau oleh penghasilan masyarakat menengah bawah maupun atas. Persoalan pelayanan angkutan umum penumpang dikota-kota di Indonesia
pada masa kini adalah mutu dan keandalan pelayanan yang belum memadai. Beberapa indikator kinerja angkutan umum penumpang Warpani, 2002, adalah:
a Tarif
Tarif adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan umum persatuan berat atau penumpang per km. Penetapan tarif dimaksudkan untuk
mendorong terciptanya penggunaan sarana dan prasarana perangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintas yang bersangkutan. Guna
melindungi konsumen, pemerintah menetapkan batas tarif maximum, dan bila dianggap perlu untuk menjaga persaingan sehat, pemerintah juga menetapkan
tarif minimum, sementara itu tarif harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih memberi keuntungan wajar kepada pengusaha angkutan umum.
b Kapasitas kendaraan
Penumpang lebih senang faktor muatan atau kapasitas angkutan yang rendah, yang dapat diartikan bahwa selalu tersedia tempat duduk bagi mereka, dan
perjalanannya lebih nyaman pada tingkat muatan yang rendah. Selama waktu sibuk pagi hari sering terjadi faktor muatan angkutan umum sangat tinggi. Pada
tingkat muatan dinamis yang melebihi 90 pada jam sibuk pagi memberi peringatan bahwa pertumbuhan permintaan yang akan terjadi akan melampaui
kapasitas yang tersedia untuk trayek tersebut. Oleh karena itu trayek-trayek yang faktor muatannya kurang dari 90 pada jam sibuk pagi dari sudut
pandang penumpang bukan merupakan trayek yang mempunyai masalah. c
Fasilitas Asuransi, khususnya asuransi kecelakaan, secara keseluruhan merupakan
beban biaya yang tidak sedikit. Asuransi ini menyangkut santunan kepada penumpang yang meninggal atau cedera, asuransi kendaraan dan asuransi harta
lain milik perusahaan. Dari tahun ke tahun korban kecelakaan dijalan raya ternyata jauh lebih besar dari pada dilaut maupun diudara. Hal ini
membuktikan bahwa tingkat kehati-hatian dan disiplin dijalan masih sangat rendah.
d Waktu perjalanan
Waktu yang diperlukan untuk menjalani setiap ruas trayek. Untuk perjalanan keluar terminal yang bermula di terminal bus atau daerah terminal maka titik
berangkat dalam terminal bus harus diberlakukan sebagai simpul dan ruas pertama pada trayek tersebut adalah dari titk tersebut sampai dicapai jaringan