BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18 for windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan
variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output- output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, didapat 24 perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2008-2009
lampiran i
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-rata
mean, dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel
dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market
Directory berupa data keuangan sampel perusahaan perbankan tahun 2008 dan 2009 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari return on equity, net profit margin, debt to equity ratio, dan current ratio sebagai variabel bebas independent
variable dan harga saham sebagai variabel terikat dependent variable. Statistik deksriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan perbankan tahun 2008 dan
2009 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Tahun 2008 dan 2009
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ROE
48 .00
.27 .1124
.07165 NPM
48 -.53
.86 .6427
.21262 DER
48 3.81
15.02 9.3288
2.77624 CR
48 .08
1.25 1.0713
.21300 HS
48 50.00
7650.00 1447.9792
1700.36545 Valid N listwise
48
Sumber : data diolah oleh penulis, 2011
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel ROE, DER,CR, dan HS memiliki nilai minimum positif, sedangkan variabel NPM memiliki nilai minimum negatif.
Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :
a. variabel ROE return on equity memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai
maksimum 0,27 dengan rata-rata 0,1124 dengan jumlah sampel sebanyak 48 perusahaan
b. variabel NPM net profit margin memiliki nilai minimum -0,53 dan nilai
maksimum 0,86 dengan rata-rata 0,6427 dengan jumlah sampel sebanyak 48 perusahaan
c. variabel DER debt to equity ratio memiliki nilai minimum 3,81 dan nilai
maksimum 15,02 dengan nilai rata-rata 9,3288 dengan jumlah sampel 48 perusahaan
d. variabel CR current ratio memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai
maksimum 1,25 dengan nilai rata-rata 1,0713 dengan jumlah sampel 48 perusahaan
e. variabel HS harga saham memiliki nilai minimum 50 dan nilai maksimum
7650 dengan nilai rata-rata 1447,9792.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis:
H : Data residual berdistribusi normal
H
a
: Data residual tidak berdistribusi normal Dalam uji Kolmogorov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan
keputusan yaitu:
1 jika nilai signifikansi 0.05 maka distribusi data tidak normal,
2 jika nilai signifikansi 0.05 maka distribusi data normal.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROE NPM
DER CR
HS N
48 48
48 48
48 Normal Parameters
a,b
Mean .1124
.6427 9.3288
1.0713 1447.9792
Std. Deviation .07165
.21262 2.77624
.21300 1700.36545
Most Extreme Differences Absolute .131
.301 .094
.378 .232
Positive .131
.204 .059
.202 .232
Negative -.065
-.301 -.094
-.378 -.205
Kolmogorov-Smirnov Z .910
2.083 .650
2.620 1.606
Asymp. Sig. 2-tailed .379
.000 .792
.000 .012
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : data diolah oleh penulis, 2011
Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov tersebut, dapat diketahui bahwa ROE memiliki nilai signifikansi 0,379, NPM memiliki nilai signifikansi 0,00, DER
memiliki nilai signifikansi 0,65, CR memiliki nilai signifikansi 2,620, dan HS memiliki nilai signifikansi 0,012. Nilai signifikansi ROE, NPM, CR dan HS
0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi yang tidak normal. Uji t dan F mensyaratkan distribusi
residual harus normal, karena residual dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal perlu dilakukan penormalan data. Ghozali 2006:123 menyatakan bahwa
jika asumsi normalitas data residual tidak terpenuhi maka variabel independen dan dependen dapat ditransformasi ke dalam bentuk fungsi logaritma natural.
Setelah dilakukan transformasi maka didapatkan hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 47
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.16398316
Most Extreme Differences Absolute
.097 Positive
.080 Negative
-.097 Kolmogorov-Smirnov Z
.667 Asymp. Sig. 2-tailed
.765 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Dari hasil pengolahan data teersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,667 dan signifikansinya pada 0,765 maka dapat disimpulkan data
terdistribusi secara normal karena p = 0,765 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot
data berikut ini:
Gambar 4.1 Histogram Setelah data Transformasi
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Gambar 4.2 Grafik normal P-P Plot Setelah data Transformasi
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal
yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot,
terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebaraannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam
model regresi terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolonieritas
Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta menganalisis matrik
korelasi variabel-variabel independent. Besarnya tingkat multikolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance 0.10, dan nilai Variance Inflation Factor
VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.4 Coefficients untuk LN_HS=fLN_ROE,LN_NPM,LN_DER,LN_CR
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai
tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tolerance ROE 0,521, NPM 0,528, DER 0,978, CR 0,976. Nilai VIF dari keempat variabel independen juga
lebih kecil dari 10 yaitu nilai ROE 1,918, NPM 1,896, DER 1,023, CR 1,025. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan
menggunakan model regresi berganda.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
9.503 1.343
7.078 .000
LN_ROE 1.277
.282 .758
4.536 .000
.521 1.918
LN_NPM -.948
.721 -.219
-1.315 .196
.528 1.896
LN_DER -.165
.546 -.037
-.301 .765
.978 1.023
LN_CR -.186
.356 -.064
-.522 .604
.976 1.025
a. Dependent Variable: LN_HS
c. Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari
pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Dasar pengambilan keputusan adalah:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan garfik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran
titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapt disimpulkan bahwa tidak terjaddi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi HS berdasarkan masukan variabel independen ROE, NPM, DER, dan CR. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik lain dikarenakan
adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model ergresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin-Watson. Untuk uji
Durbin-Watson memiliki ketentuan sebagai berikut: Durban-Watson
Kesimpulan
1.10 Ada Autokorelasi
1.11 - 1.54 Tanpa kesimpulan
1.55 - 2.46 Tidak ada autokorelasi
2.47 - 2.90 Tanpa kesimpulan
2.91 Ada Autokorelasi
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
dimension0
1 .623
a
.388 .330
1.21815 1.683
a. Predictors: Constant, LN_CR, LN_DER, LN_NPM, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: data diolah penulis, 2011
Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,683 yang berarti berada di antara interval ketentuan 1,55 – 2,46 sehingga tidak terjadi autokorelasi
positif maupun autokorelasi negatif.
3. Analisis Regresi
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis berganda. Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan progrma SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan anatar variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh ROE, NPM, DER, dan CR terhadap HS. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
9.503 1.343
7.078 .000
LN_ROE 1.277
.282 .758
4.536 .000
LN_NPM -.948
.721 -.219
-1.315 .196
LN_DER -.165
.546 -.037
-.301 .765
LN_CR -.186
.356 -.064
-.522 .604
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Berdasarkan tabel tersebut didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: HS = 9,503 + 1,277ROE – 0,948NPM – 0,165DER – 0,186CR+
ε Keterangan:
1 Konstanta sebesar 9,503 menunjukkan apabila tidak ada variabel independen
ROE, NPM, DER, CR atau X1 = 0, X2 = 0, X3 = 0, X4 = 0 maka harga saham yang terbentuk adalah 9,503,
2 β1 sebesar 1,277 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1
akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,277 dengan asumsi variabel lain tetap,
3 β2 sebesar -0,948 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPM sebesar 1
akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,948dengan asumsi variabel lain tetap,
4 β3 sebesar -0,165 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1
akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,165 dengan asumsi variabel lain tetap,
5 β4 sebesar -0,186 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CR sebesar 1 akan
diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,186 dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Tabel 4.7
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
dimension0
1 .623
a
.388 .330
1.21815 1.683
a. Predictors: Constant, LN_CR, LN_DER, LN_NPM, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel
independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka
kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan
meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Model Summary pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien r sebesar 0,623 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham HS dengan
variabel independennya ROE, NPM, DER, dan CR cukup kuat karena R 50 0,5. Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel maka yang digunakan
adalah nilai Adjusted R Square. Dari tabel dapat dilihat bahwa Adjusted R Square
bernilai 0,330. Angka ini mengindikasikan bahwa 33 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh ROE, NPM, DER, dan CR, sedangkan
sisanya 67 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain kondisi perusahaan, kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil
maupun rasio-rasio keuangan lainnya seperti earning per share, deviden payout ratio, debt to asset ratio dan rasio lainnya.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji t t test dan uji F F test.
1. Uji t t-
test
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 9.503
1.343 7.078
.000 LN_ROE
1.277 .282
.758 4.536
.000 LN_NPM
-.948 .721
-.219 -1.315
.196 LN_DER
-.165 .546
-.037 -.301
.765 LN_CR
-.186 .356
-.064 -.522
.604 a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011 Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel ROE sebesar 4,536 dengan nilai signifikan 0,00, sedangkan t
tabel
adalah 2,01, sehingga t
hitung
t t
tabel
4,536 2,01, maka ROE secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,00 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima, artinya return on equity berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
NPM memiliki t
hitung
-1,315 dengan nilai signifikan 0,196, sedangkan t
tabel
2,01, sehingga t
hitung
t
tabel
-1,315 2,01, maka net profit margin secara secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 yaitu 0,196, maka H diterima dan H
a
ditolak artinya net profit margin tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
DER memiliki t
hitung
-0,301 dengan nilai signifikan 0
,
765, sedangkan ttabel 2,01, sehingga t
hitung
t
tabel
-0,301 2,01, maka debt to equity ratio secara secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 yaitu 0,765, maka H diterima dan H
a
ditolak artinya debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
CR memiliki t
hitung
-0,522 dengan nilai signifikan 0
,
604, sedangkan t
tabel
2,01, sehingga t
hitung
t
tabel
-0,522 2,01, maka current ratio secara secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 yaitu 0,604, maka H diterima dan H
a
ditolak artinya current ratio tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
2. Uji F F-
test
Untuk melihat pengaruh return on equity, net profit margin, debt to equity ratio, dan current ratio terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung
dengan menggunakan F-test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
39.533 4
9.883 6.660
.000
a
Residual 62.323
42 1.484
Total 101.856
46 a. Predictors: Constant, LN_CR, LN_DER, LN_NPM, LN_ROE
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: data diolah oleh penulis, 2011
Dari uji ANOVA atau F-test diperoleh F
hitung
sebesar 6,66 dengan tingkat signifikansi 0,00 sedangkan F
tabel
sebesar 2,81 dengan signifikansi sebesar 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa return on equity, net profit
margin, debt to equity ratio, dan current ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham karena F
hitung
F
tabel
6,66 2,81 dan signifikansi penelitian 0,05 0,00 0,05.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,33. Hal ini berarti bahwa 33 variasi atau perubahan dalam nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi profitabilitas,
solvabilitas, dan likuiditas sedangkan sisanya sebesar 67 dijelaskan oleh sebab- sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Hasil penelitian menggunakan data perusahaan perbankan tahun 2008 dan 2009 menunjukkan bahwa secara parsial dari setiap variabel independen yang
diteliti yaitu ROE, NPM, DER, dan CR ditemukan hanya ROE yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai signifikansi dari setiap variabel independen. Dari hasil uji t pada Tabel 4.8, secara parsial ROE berpengaruh signifikan
terhadap harga saham karena nilai signifikansinya menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 0,05. Hal ini didukung dengan teori yang menyatakan
bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh oleh
pemegang saham, oleh karena itu ROE yang bagus akan mengakibatkan ketertarikan investor dalam menanamkan modalnya yang kemudian akan
mengakibatkan tingginya harga saham, dengan demikian ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh positif ROA menunjukkan bahwa
perusahaan mengelola modal sendiri yang dimilikinya secara efisien sehingga menghasilkan laba yang optimal maka return yang dihasilkan juga semakin tinggi
serta berdampak terhadap tingginya harga saham. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juventus 2008 yang menyatakan bahwa return on asset
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel NPM pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa net profit margin tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansinya yaitu -
1,315 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPM tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan perbankan di BEI tahun 2008 dan
2009. NPM menghitung sejauh mana perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasionalnya. NPM yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham menunjukkan perusahaan kurang efisien dalam pengeluaran biaya- biayanya maka akan semakin kecil tingkat keuntungan return yang akan
diperoleh pemegang saham. Tidak signifikan variabel ini dapat disebabkan pengeluaran biaya-biaya yang dilakukan perusahaan kurang efisien sehingga
mengurangi laba yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wiasta 2010 yang menemukan bahwa net profit margin tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, tetapi penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Guntur 2009 yang
menyimpulkan bahwa net profit margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Variabel DER pada tabel 4.8 diperoleh hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,765
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DER tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan perbankan di BEI tahun 2008 dan 2009.
DER menunjukkan sejauh mana pendanaan dari utang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas. DER yang tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham dapat disebabkan oleh struktur modal perusahaan yang dibiayai sebagian besar oleh hutang, sehingga investor tidak menyukai perusahaan
dengan struktur modal yang dibiayai hutang. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Juventus 2008 yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara debt to equity ratio terhadap harga saham.
Variabel CR pada tabel 4.8 diperoleh hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,604
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CR tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan perbankan di BEI tahun 2008 dan 2009.
Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya. CR yang tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham dapat disebabkan karena analisis ini tidak memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri,
dan kondisi ekonomi makro secara umum sesuai dengan teori yang dikemukakan Darsono dan Ashari 2005. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Satria 2007 yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara current ratio terhadap harga saham.
Pengaruh yang tidak signifikan dari setiap variabel yaitu NPM, DER, dan CR terhadap harga saham dapat disebabkan oleh kondisi perekonomian yang tidak
stabil pasca krisis global tahun 2007-2008. Hal itu menyebabkan investor lebih mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, inflasi,
tingkat suku bunga, dan informasi aktual untuk memprediksi harga saham dibandingkan dengan faktor fundamental perusahaan seperti kinerja keuangan
yang tercermin dalam laporan keuangan. Return on equity, net profit margin, debt to equity ratio, dan current ratio
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena F
hitung
F
tabel
Variabel lain juga dapat mempengaruhi harga saham, salah satunya adalah deviden payout ratio DPR. Para pemodal yang menekankan hasil atas investasi
mereka berminat pada rasio pembayaran deviden deviden payout ratio, yakni presentase laba saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk deviden.
6,66 2,81 dan signifikansi penelitian 0,05 yaitu 0,00 0,05. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,330 menunjukkan bahwa 33 variabilitas dari harga
saham dapat dijelaskan dari variabel-variabel independen ROE, NPM, DER, CR sedangkan sisanya sebesar 67 dijelaskan oleh faktor-faktor diluar penelitian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan bahwa variabel ROE, NPM, DER, dan CR dapat digunakan secara simultan untuk memprediksi harga
saham perusahaan perbankan tahun 2008 dan 2009. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Satria 2007 yang menemukan bahwa
profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
pengaruh return on equity, net profit margin, debt to equity ratio, dan current ratio terhadap harga saham pada perusahaan perbankan baik secara simultan
maupun parsial. 1.
Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari return on equity, net profit margin, debt to equity
ratio, dan current ratio terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa variabel-
variabel independen yang diteliti dapat digunakan secara bersama- sama simultan untuk memprediksi harga saham. Hasil penelitian
sesuai dengan analisis fundamental yang memperkirakan harga saham dengan menggunakan data historis terutama data keuangan misalnya
laba, pembagian dividen, penjualan, dll untuk menilai jenis saham tertentu. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Satria 2007 yang menemukan bahwa profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap harga saham
2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
dari return on equity terhadap harga saham pada perusahaan perbankan