Respon Masyarakat terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan

(1)

Lampiran 1

Tabel Penskoran Respon Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Dampingan Lembaga YAKMI di Kelurahan Polonia

NO PERSEPSI JUMLAH SIKAP JUMLAH PARTISIPASI JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 24 25 26 27 28 29 30 31

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 1 1 1 1 1 1 1 6

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 0 -1 1 1 -1 -1 0 -2

3 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 -1 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -5

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 0 0 0 1 -1 -1 1 -1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 0 0 1 6

6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 0 0 0 0 1 0 1 0 2

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 1 -1 -1 0 -1

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 -1 0 1 1 0 1 1 4

9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 5 0 -1 -1 1 1 0 1 -1 0

10 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 0 -1 -1 0 1 0 1 -1 -1

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 0 -1 0 0 1 -1 1 -1 -1

12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 0 0 0 5

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 0 1 0 1 0 3

14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 -1 0 0 1 1 1 0 5 0 0 0 1 1 0 0 -1 1

15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 0 0 1 1 0 0 -1 1

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 1 1 0 0 1 4

17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 1 1 0 0 0 3

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 -1 0 1 1 1 1 0 6 0 0 0 0 1 0 0 0 1

19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 1 1 0 0 0 3

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 -1 0 1 1 1 1 0 6 0 0 0 1 1 0 0 0 2

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 1 1 0 0 0 3

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 0 1 0 1 1 4

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 0 1 -1 0 0 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 1 1 0 0 0 3

25 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 -1 0 1 1 1 1 0 6 0 -1 0 1 1 -1 0 0 0

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 0 1 0 0 1 3

27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 -1 0 1 1 1 1 0 6 0 0 0 0 1 0 0 0 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 0 1 0 0 0 2

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 0 1 0 0 0 2

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 0 0 1 0 1 1 4


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan

Sosial : Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta. PT Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya). Jakarta. Kencana

Prenada Media Group

Kusjuliadi, Danang. 2007. Septictank (Pengenalan, Persyaratan, Pembuatan,

Renovasi & Pemeliharaan). Depok. Griya Kreasi

Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta

Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Graha Ilmu

Sarwono, Wirawan Sarlito. 1991. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta. CV. Rajawali Shadily, Hassan, 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta:

Pembangunan.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial (Pedoman Praktis Penelitian

Bidang Ilmu-ilmu Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan). Medan.

PT Grasindo Monoratama

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji

Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Suprapto. 2007. Ekonomi Partisipasi. Jakarta. Konrad Adnaeuer Stiftung.

Wibowo, Adik. 2014. Kesehatan Masyarakat di Indonesia, Konsep, Aplikasi &

Tantangan. Jakarta. Rajawali Pers

Wijoyo, Yosef. 2013. Diare Pahami Penyakit & Obatnya. Yogyakarta. PT Citra Aji Parama

Sumber lain:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008

http://health.detik.com/read/2011/10/27/130326/1753912/763/negara-dengan-sanitasi-terburuk-di-dunia-ri-peringkat-3, diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 15:00


(3)

http://www.tempo.co/read/news/2014/11/18/060622849/40-Persen-Penduduk-Tak-Punya-Akses-Sanitasi-Layak , diakses pada tanggal 20 September 2015 pukul 15:30

(http://id.wikipedia.org/wiki/Diare#Penyebab) , diakses pada tanggal 20 September 2015 pukul 18.00

(http://staypublichealth.blogspot.com/2013/01/definisi-kesehatan-lingkungan-menurut.html), diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 17.00 (http://www.jualseptictankbio.com/p/septic-tank-ramah-lingkungan.html).

Diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 17.00

(http://lacaxcom.blogspot.com/2015/03/makalah-sanitasi-dan-kesehatan.html). Diakses pada tanggal 26 September 2015 pukul 17.30

(https://diskusilingkungan.wordpress.com/2013/07/10/apa-sih-manfaat-sanitasi/). Diakses pada tanggal 3 Oktober 2015 pukul 17.30

(eprints.uny.ac.id) Diakses pada tanggal 4 Oktober 2015 pukul 01.30 (http://mediakom.sehatnegeriku.com/stop-buang-air-besar-sembarangan/)


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian 2011:52).

Melalui penelitian ini penulis akan menggambarkan secara menyeluruh tentang bagaimana respon masyarakat terhadap sanitasi melaui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karena masih banyaknya masyarakat setempat yang tidak memiliki septictank sehingga mengalirkan limbah kotoran tinja dan limbah rumah tangga nya langsung ke parit-parit dan kemudian dialirkan ke sungai yang berada disekitar tempat tinggal mereka yakni Sungai Deli. Sehingga septictank ramah lingkungan ini menjadi hal yang baru untuk masyarakat di Kelurahan Polonia tersebut.


(5)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun individu-individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini maka dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian (Siagian 2011:155).

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2009 : 99). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Polonia dampingan Lembaga YAKMI yang telah diberikan materi pemicuan atau sosialisasi mengenai sanitasi lingkungan dan septictank ramah lingkungan berjumlah 150 orang.

3.3.2 Sampel

Secara sederhana sampel adalah contoh. Dalam kaitannya dengan penelitian, Roscoe (1998) mendefinisikan sampel sebagian dari obyek, kejadian atau individu yang terpilih dari populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa sampel adalah bagian yang bersifat representatif dari populasi yang diambil datanya secara langsung. Hal ini berarti bahwa sampel bukan sekedar bagian dari populasi melainkan, melainkan bagian yang benar-benar mewakili populasi


(6)

(Siagian, 2011 : 156).Apabila jumlah populasi lebih dari 100 maka diambil sampelnya sebesar 10% - 20% dari jumlah populasi (Silalahi, 2009 : 255). Berdasarkan ketentuan tersebut maka perhitungan nya adalah 20% x 150 = 30. Maka sampel yang akan diambil peneliti adalah berjumlah 30 orang. 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1) Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal, surat kabar dan bahan tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2) Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan dalam rangka studi lapangan dalam penelitian sosial yaitu: a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung

terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topikpenelitiandi lokasi penelitian.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untu melengkapi data yang diperlukan.

c. Kuesioner, yaitu teknik pengumulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi oleh responden sehingga peneliti


(7)

memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011).

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif,sehingga nantinya peneliti dapat menggambarkan informasi data yang diperoleh dalam penelitian. Pengolahan data

secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).

1. Editing, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini diperlukan karena data yang dihimpun kadangkala belum memenuhi harapan peneliti, diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan dan bahkan terlupakan.

2. Pengkodean, adalah pemberian identitas pada data yang sudah di edit sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

3. Tabulasi, adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dengan mengatur angka-angka serta menghitungnya (Bungin 2009:164-168).


(8)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Kelurahan Polonia

Kelurahan Polonia merupakan salah satu kelurahan yang ada dikota Medan dan tepatnya ada di Kecamatan Medan Polonia.Kelurahan Polonia berada pada sekitar MDPL 35 m (114 kaki) dan merupakan daerah dataran cukup rendah. Sementara itu curah hujan mencapai rata-rata 2510-3000 MM per tahun dengan temperatur udara sekitar 30ºC-33ºC.Udara di Kelurahan Polonia cukup bersih tidak berdebu karena jauh dari kawasan industri dan langit di Kelurahan Polonia biru dan cerah karena tidak terlalu tercemari oleh polusi.Luas wilayah Kelurahan Polonia 157 ha. dan Kelurahan Polonia memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Anggrung 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Sari rejo 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Alur Babura Medan Baru 4. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Suka dame

Kelurahan Polonia ini terdiri dari 13 Lingkungan yang mana setiap lingkungan ini di pimpin oleh seorang kepala lingkungan

4.2 Keadaan Demografis

Kelurahan Polonia memiliki jumlah penduduk 14.766 jiwa dan keseluruhan nya terdiri dari 2.480 Kepala Keluarga (KK).Jadi terdapat jumlah rata-rata per KK 5,95 perjiwa. Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami


(9)

peningkatan, hal ini disebabkan oleh adanya angka kelahiran dan adanya penduduk perantau yang datang ke daerah ini.Kelurahan ini terdiri dari berbagai suku bangsa namun mayoritas penduduk di Kelurahan Polonia ini adalah suku Jawa.selain itu juga terdapat suku-suku lain seperti batak melayu china madras dan lain-lain.

4.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 7425 50,29

2 Perempuan 7341 49,71

Jumlah 14766 100%

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat adanya perbedaan jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak sekitar 50,29 % bila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki yang hanya sekitar 49,71 %.

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Lingkungan

Tabel berikut ini menggambarkan komposisi penduduk kelurahan Polonia berdasarkan lingkungan.


(10)

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Lingkungan

NO LINGKUNGAN JUMLAH JIWA

1 I 866

2 II 409

3 III 650

4 IV 769

5 V 1516

6 VI 955

7 VII 896

8 VIII 920

9 IX 1934

10 X 1451

11 XI 1943

12 XII 1290

13 XIII 1167

JUMLAH 14.766

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Dari table 4.2.2 diatas dapat kita lihat bahwa lingkungan II memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dengan jumlah 409 jiwa,sedangkan lingkungan XII memiliki jumlah penduduk yang terbanyak dengan jumlah 1.943 jiwa dengan total jumlah keseluruhan penduduk 14.766 jiwa.

4.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Lingkungan Untuk melihat komposisi penduduk kelurahan Polonia berdasarkan jenis kelamin di setiap lingkungannya akan digambarkan di tabel berikut ini.


(11)

NO KELAMIN JENIS LK I LK II LK III LK IV LK V LK VI LK VII LK VII I LK IX LK X LK XI LK XII LK XIII JUMLA H PRESE NTASE (%) 1 LAKI-LAKI 464 205 313 384 742 466 449 456 980 735 1012 642 577 7425 50,29

% 2 PEREMPUAN 402 204 337 385 774 489 44

7 464 954 716 931 648 590 7341

49,71 %

JUMLAH 14.766 100%

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Lingkungan XI memiliki komposisi jumlah penduduk laki-laki terbanyak dengan jumlah 1.012 jiwa dan lingkungan II dengan jumlah laki-laki paling sedikit dengan jumlah 205 jiwa.Sedangkan lingkungan IX yang memiliki jumlah penduduk perempuan terbanyak dengan jumlah 954 jiwa sedangkan dan lingkungan II yang paling sedikit dengan 204 jiwa dan secara jumlah laki-laki dengan jumlah terbanyak 7.425 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 7.341 jiwa.

4.3 Sarana dan Prasarana 4.3.1 Sarana Jalan

Kondisi jalan di Kelurahan Polonia hampir seluruh nya sudah di aspal karena letak nya dekat dengan pusat pemerintahan kota medan dan juga dekat dengan pangkal udara Soewondo sebagai salah satu pangkalan udara di pulau Sumatera.

4.3.2 Sarana Kesehatan

Faktor kesehatan merupakan hal yang penting bagi manusia karena dalam keadaan sehatlah manusia akan dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Namun untuk mencapai kesehatan yang baik harus didukung oleh sarana


(12)

kesehatan yang memadai pula. Sarana kesehatan di Kelurahan Polonia belum memenuhi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di kelurahan ini.

Kelurahan ini juga mempunyai masyarakat yang rentan terkena resiko penyakit baik itu penyakit TBC ataupun penyakit lain nya. Adapun sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

Rumah Sakit Umum Klinik Bersalin

Puskesmas Posyandu

Apotek Poliklinik Dokter praktek

1 3 1 13

3 - 3

Jumlah 24

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

4.3.4 Sarana Peribadatan

Untuk melaksanakan ibadah masing-masing agama yang dianut oleh penduduk di Keluraha Polonia terdapat berbagai jenis peribadatan yaitu:


(13)

Tabel4.12 Sarana Peribadatan

No Sarana Peribadatan Jumlah

1 2 3 4

Masjid pura Gereja Vihara

6 1 4 4

Jumlah 15

Data tahun 2015 dari profil kelurahan 4.3.5 Sarana Pendidikan

Untuk menampung penduduk yang ingin mengikuti pendidikan formal dan non formal, pemerintah dan pihak swasta membangun sarana pendidikan di Kelurahan Polonia. Sarana pendidikan yang telah tersedia di kelurahan ini adalah

Tabel4.13 Sarana Pendidikan

No Srana Pendidikan Jumlah

1 2 3

SD SMP SMA

6 4 2

Jumlah 12

Data tahun 2015 dari profil kelurahan

Di samping pendidikan formal seperti yang disebutkan di atas terdapat juga tempat-tempat kursus atau latihan yang bersifat non formal.


(14)

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar

Bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran angket. Kuesioner diisi oleh warga dampingan Lembaga YAKMI yang telah diberikan materi pemicuan/sosialisasi mengenai sanitasi lingkungan, dimana responden pada penelitian ini berjumlah 30 kepala keluarga. Pembahasan data dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan membagi dalam dua sub bab agar penelitian tersusun secara sistematis, yaitu : a. Analisis Identitas Responden meliputi jenis kelamin, usia, agama, suku,

pendidikan terakhir dan pekerjaan.

b. Respon masyarakat dampingan Lembaga YAKMI terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan di Kelurahan Polonia

5.2 Analisis Identitas Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah sebanyak 30 kepala keluarga dengan demikian satu orang responden mewakili satu keluarga (rumah tangga).

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

4 26

13 87

Jumlah 30 100


(15)

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi responden berjenis kelamin perempuan 26 orang (87%) jauh lebih banyak daripada jumlah responden berjenis kelamin laki-laki yang hanya 4 orang (13%) hal tersebut karena perempuan lebih banyak yang mengikuti kegiatan sosialisasi/pemicuan mengenai sanitasi lingkungan dari Lembaga YAKMI tersebut.

Agenda sosialisasi biasanya dilakukan setelah kegiatan cek kesehatan anak diposyandu yang diadakan puskemas kelurahan polonia dan juga setelah acara perwiritan ibu-ibu yang mana kegiatan ini dilakukan oleh perempuan. Sedangkan bagi peserta laki-laki ada yang tidak sengaja mengikuti sosialisasi pemicuan tersebut disaat mengantar istri mereka dan sebagian lagi memang diajak untuk ikut hadir.

Berdasarkan pengamatan peneliti didalam kegiatan sosialisasi/pemicuan mengenai sanitasi lingkungan oleh lembaga YAKMI tersebut biasanya adalah orang yang sudah berumah tangga sehingga sudah memiliki rumah/tempat tinggal sendiri maka biasanya dari mereka sudah berusia diatas 25 tahun, dimana usia tersebut sudah menjadi usia yang ideal untuk menikah.

Hal tersebut memang karena sasaran program tersebut adalah mereka yang sudah berumah tangga dan sudah memiliki tempat tinggal sehingga nantinya bisa membangun septictank ramah lingkungan tersebut pada masing-masing rumahnya.


(16)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

20-30 31-40 41-50 51 Keatas

2 11

9 8

7 36,5

30 26,5

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.2 jumlah responden berusia 31-40 adalah yang paling banyak yakni 11 orang (36,5%). Usia 31-40 masih dalam kategori usia yang produktif sehingga mereka masih sangat mampu dan antusias untuk mengikuti sosialisasi/pemicuan tersebut dan juga kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Sedangkan paling sedikit berusia antar 20-30 yakni hanya 2 orang (7%), hal tersebut karena para responden adalah mereka yang sudah berumah tangga

sehingga mereka yang berada pada golongan usia tersebut sangat sedikit karena masih banyak yang belum menikah/berumah tangga pada golongan usia


(17)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase (%)

1 2

Islam Kristen

29 1

97 3

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data distribusi responden berdasarkan agama bahwa mayoritas responden adalah beragama islam sebanyak 29 0rang (97%), hal ini dikarenakan kegiatan sosialisasi /pemicuan diadakan setelah ibu-ibu selesai melakukan perwiritan atau pengajian sehingga mereka yang ikut melakukan kegiatan tersebut adalah warga dampingan yang beragama islam dan masyarakat kelurahan polonia adalah mayoritas beragama islam.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi Persentase (%)

1 2

Jawa Batak

27 3

90 10

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada table 5.4 bahwasanya responden yang terbanyak adalah suku jawa 27 orang (90%) dan yang paling sedikit adalah suku


(18)

batak 3 orang (10%) karena mayoritas penduduk Kelurahan Polonia adalah suku Jawa. Suku Jawa bukanlah merupakan suku asli dari Kelurahan Polonia namun suku Jawa merupakan yang terbanyak dikelurahan Polonia, dikelurahan Polonia terdapat juga suku-suku lain, seperti etnis tionghoa etnis madras melayu dan nias. Walaupun dikelurahan Polonia terdapat banyak etnis dan suku namun mereka tetap saling menghargai dan hidup dengan nyaman.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

SD SMP SMA

12 8 11

40 25 35

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden sangat rendah, hamper setengah dari responden hanya mampu menyelesaikan sekolahnya pada tingkat Sekolah Dasar yakni 12 orang (40%), kemudian untuk tingkat pendidikan SMP berjumlah 8 orang (25%) dan SMA berjumlah 11 orang (35%). Rendahnya tingkat pendidikan tersebut terjadi karena kondisi ekonomi dan keadaan keluarga responden yang tidak mampu sehingga memaksa responden untuk putus sekolah serta adanya pernikahan dini, membina rumah tangga diusianya yang masih sangat muda.


(19)

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta

Buruh

19 9 2

63 30 7

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga yakni berjumlah 19 orang (63%), mereka tidak berkerja karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan juga suami yang bekerja sehingga mereka lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah saja.

Sementara 9 orang responden (30%) berprofesi sebagai wiraswasta dimana sebagian besar dari mereka memiliki usaha sendiri baik usaha rumahan maupun mejadi pedagang dipasar. Selanjutnya 2 orang (7%) mereka bekerja sebagai Buruh, baik sebagai buruh bangunan maupun buruh pabrik.

5.3 Respon Masyarakat Dampingan Lembaga YAKMI Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Di Kelurahan Polonia

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dapat diketahui respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan, analisis terhadap respon ini dapat dilihat melalui persepsi, sikap, dan partisipasi.


(20)

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Persepsi responden terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dapat dilihat melalui hasil data pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Sanitasi Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Mengetahui Kurang mengetahui

Tidak mengetahui

23 7

-

76 24 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Sanitasi lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan merupakan salah satu cara dalam memperoleh kesehatan lingkungan manusia,terutama lingkungan fisik yaitu Air Tanah dan Udara Yang menjadi indikator dari sanitasi lingkungan ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, saluran air parit yang baik dan lancar dan pengelolaan aliran pembuangan air hujan.

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.6 dapat dilihat sebagian besar responden mengetahui apa yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan yakni berjumlah 23 orang (76%) dan yang kurang mengetahui sebanyak 7 orang responden (24%), banyaknya responden yang mengetahui tentang sanitasi lingkungan karena pengetahuan yang mereka dapatkan dari sosialisasi/pemicuan mengenai sanitasi lingkungan yang rutin dilakukan setiap minggunya.


(21)

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa mereka dapat memiliki pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan karena mereka aktif berkegiatan dalam sosialisasi/pemicuan dan cukup antusias mengikutinya.

Sanitasi lingkungan hal sangat penting bagi kehidupan manusia, banyak manfaat yang didapatkan jika kita mampu menjaga sanitasi lingkungan dengan baik. Untuk melihat jawaban responden mengenai pentingnya sanitasi lingkungan bagi kesehatan dapat diketahui melalui hasil data pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Pentingnya Sanitasi Lingungan Bagi Kehidupan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Mengetahui Kurang mengetahui

Tidak mengetahui

27 3

-

90 10 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.7dapat dilihat bahwa 27 orang responden (90%) mengetahui pentingnya sanitasi lingkungan bagi kehidupan, banyak responden yang mengetahui karena mereka aktif pada kegitan sosialisasi dan pemicuan mengenai sanitasi lingkungan, responden dapat menjawab pertanyaan dan memiliki pengetahuan tentang sanitasi dengan baik. Responden yang kurang mengetahui berjumlah 3 orang (10%) mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut seperti jawaban salah satu responden berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu vina (34thn) mengatakan “Agar kita dapat terhindar dari


(22)

berbagai jenis penyakit dan bakteri jahat”. Tidak ada satupun dari responden yang tidak mengetahui manfaat dari sanitasi lingkungan bagi kesehatan. Seperti kita ketahui sanitasi lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Banyak manfaat yang didapatkan apabila sanitasi lingkungan dapat dijaga dengan baik, diantaranya adalah mengurangi resiko terkena penyakit, terhindar dari penyakit diare/mencret, terciptanya hidup yang sehat dan berkualitas, meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan produktivitas masyarakat. Kelima hal tersebut juga menjadi komponen indikator bagi penulis untuk mengklasifikasikan jawaban dari responden mengenai pentingnya sanitasi lingkungan bagi kehidupan.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah BAB Sembarangan dapat Mencemari Air dan Lingkungan Sekitar

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Mengetahui Kurang mengetahui

Tidak mengetahui

28 2

-

93 7 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.8 sebagian besar responden sudah mengetahui bahwa limbah buang air besar sembarangan (BAB) dapat mencemari air dan lingkungan sekitar yakni berjumlah 28 orang (93%) pengetahuan ini mereka dapatkan dari penyuluhan yang pernah diadakan pihak Puskesmas mengenai STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dimana poin dari STBM tersebut adalah cuci tangan pakai sabun, tidak buang air besar sembarangan, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah rumah tangga.


(23)

Sementara responden dengan jumlah 2 orang (7%) masih kurang mengetahui karena kurangnya informasi yang didapat serta kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan mengenai sanitasi lingkungan. Limbah BAB sembarangan dapat mencemari lingkungan dimana ketika meresap ketanah maka tanah akan tercemar, dengan tercemarnya tanah secara terus menerus maka ini akan menyebabkan tercemarnya sumur sebagai sumber air bersih dimana masyarakat Kelurahan Polonia masih banyak menggunakan sumur bor sebagai sumber air bersihnya.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah BAB Sembarangan dapat Menyebabkan Penyakit Diare/Mencret karena Limbah Meresap Ketanah, Air Bersih dan Mengandung Bakteri E-Coli

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang setuju

Tidak setuju

30 - -

100 - -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.9 semua responden setuju bahwa limbah buang air besar sembarangan (BAB) dapat mencemari lingkungan kemudian akan menyebabkan penyakit diare/mencret karena limbah meresap ketanah, serta air yang bersih akan mengandung bakteri penyebab diare yakni bakteri E-coli. Sebanyak 30 responden (100%) setuju dengan hal tersebut, mereka setuju karena memang limbah BAB sangat mencemari lingkungan merusak tanah dan air bersih disekitarnya juga mengandung bakteri E-coli penyebab penyakit diare,sebagian dari mereka mengetahui hal tersebut dari buku


(24)

atau media informasi lainnya tentang kesehatan yang mereka baca dan juga dari kegiatan pemicuan dari lembaga YAKMI.

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan responden terhadap septictank, maka keseluruhan responden yakni 30 orang (100%) seluruhnya mampu menjelaskan dengan baik apa yang dimaksud dengan septictank karena semua responden memiliki septictank dirumah mereka sebagai wadah penampungan kotoran/limbah tinja. juga melalui media massa yang pernah mereka baca dan melalui sosialisasi dari pihak Puskesmas mengenai sanitasi yang baik. Septictank merupakan bangunan penampung kotoran tinja yang biasanya berukuran diatas 1x1 meter dan terbuat dari batu bata yang biasanya tidak kedap air sehingga limbah kotoran tinja dibiarkan meresap ketanah.

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan responden terhadap fungsi dan manfaat septictank, maka keseluruhan responden yakni 30 orang (100%) seluruhnya mampu menjelaskan dengan baik fungsi dan manfaat septictank. Fungsi septictank adalah menampung kotoran tinja/limbah rumah tangga dan manfaatnya yakni agar limbah BAB tidak menyebabkan pencemaran dan menghindarkan bau yang tidak sedap karena berada didalam sebuah wadah yang tertutup sehingga tidak mencemari udara, akan tetapi manfaat septictank biasa tidak maksimal karena mencemari lingkungan yang meresap dengan tanah sehingga dapat merusak tanah dan sumber air bersih.


(25)

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Mengetahui

Kurang mengetahui Tidak mengetahui

28 2

-

93 7

-

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.10 bahwa responden sebagian besar sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan septictank ramah lingkungan yakni sebanyak 28 orang (93%), pengetahuan ini mereka dapatkan melalui sosialiasi/pemicuan mengenai septictank ramah lingkungan dari lembaga YAKMI dengan intensitas kehadiran yang aktif dan partisipasi yang juga aktif maka septictank ramah lingkungan ini sering mereka dengar dan mereka lihat sehingga dapat menyampaikan dengan baik pengertian dari septictank ramah lingkungan tersebut.

Sementara 2 orang responden (7%) lainnya masih kurang mengetahui karena belum bisa menjelaskan secara baik mengenai septictank ramah lingkungan , karena intensitas kehadiran mereka yang kurang dalam mengikuti sosialisasi tersebut sehingga informasi yang mereka dapatkan tidak maksimal.

Septictank ramah lingkungan merupakan bangunan berdiameter 1,2 meter dan tinggi 1,6 meter memiliki dua tabung, tabung pertama sebagai wadah untuk menampung kotoran tinja dan tabung kedua untuk menampung limbah rumah tangga seperti air cucian mandi dan cuci piring. Kemudian pada tabung kedua di biakkan bakteri untuk mengolah air buangan menjadi air yang steril dan tidak berbahaya ketika dilepaskan ke parit-parit di sekitar rumah


(26)

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi dan Manfaat Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Mengetahui Kurang mengetahui

Tidak mengetahui

28 2

-

93 7 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.11 bahwa responden sebagian besar sudah mengetahui fungsi dan manfaat septictank ramah lingkungan yakni sebanyak 28 orang (93%), pengetahuan ini juga mereka dapatkan melalui sosialiasi/pemicuan mengenai septictank ramah lingkungan dari lembaga YAKMI dengan partisipasi yang aktif didalam kegiatan tersebut sehingga pengetahuan dan informasi yang didapatkan maksimal. Selanjutnya 2 orang (7%) dari responden masih kurang mengetahui karena belum bisa menjelaskan secara baik mengenai septictank ramah lingkungan, hal ini juga karena intensitas kehadiran mereka yang kurang dalam sosialisasi tersebut sehingga tidak maksimal informasi yang mereka peroleh. Fungsi dari septictank ramah lingkungan ini adalah menampung dan mengolah kotoran tinja dan limbah rumah tangga menjadi limbah yang tidak mencemari lingkungan, kemudian manfaatnya adalah tidak mencemari tanah dan sumber air bersih dan menghindarkan/meminimalisir resiko untuk terkontaminasi bakteri penyebab penyakit diare.

Berdasarkan dari hasil data semua responden 30 orang (100%) mereka memahami perbedaan antara septic tank biasa (resapan) dengan septic tank ramah


(27)

lingkungan.Perbedaan antara septic tank biasa dengan septic tank ramah lingkungan dapat dilihat dari struktur dan bentuk bangunan. Kalau septic tank resapan biasa nya berbentuk petak dan terbuat dari batu bata dan dapat meresap ketanah yang menyebabkan pencemaran air, dan kalau septic tank ramah lingkungan dibuat dengan percampuran 1 pasir berbanding 2 semen tanpa batu bata sehingga bangunan kokoh dan kedap air, kemudian bentuknya juga berbeda memiliki 2 tabung dan fungsinya yang tidak hanya menampung tapi juga mengolah air buangan limbah rumah tangga menjadi steril dan tidak mencemari lingkungan.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Tujuan Program Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan oleh Lembaga

YAKMI

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Paham Kurang paham

Tidak paham

25 5

-

83 17 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yakni 25 orang (83%) memahami tujuan program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan dari Lembaga YAKMI mereka memahami tujuan program tersebut karena pernah disampaikan dalam kegiatan sosialisasi dan pemicuan tersebut. Sementara 5 orang responden (17%) dari


(28)

responden masih kurang memahami tujuan program tersebut karena partisipasi yang kurang aktif dalam sosialisasi dan pemicuan tersebut sehingga pemahaman mengenai septictank ramah lingkungan dan sanitasi lingkungan tidak maksimal dengan demikian tujuan dari program tersebut juga kurang mereka pahami. Tujuan program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan oleh Lembaga YAKMI adalah agar masyarakat sadar dan peduli terhadap kebersihan lingkungan, sehingga merubah pola perilaku mereka akan sanitasi lingkungan. mencegah tercemarnya sumber air bersih akibat perilaku manusia untuk mengurangi/ meminimalisir penyakit mencret/diare didalam masyarakat.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Resiko yang Ditimbulkan Jika Tidak Menggunakan Septictank

Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Paham Kurang paham

Tidak paham

28 2

-

93 7

-

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.14 bahwa hamper semua responden yakni 28 orang (93%) memahami resiko yang ditimbulkan apabila tidak menggunakan septictank ramah lingkungan, mereka paham akan resiko yang ditimbulkan melalui kegiatan sosialisasi pemicuan dan juga berdasarkan apa yang mereka alami ketika menggunakan septictank resapan tersebut. Sementara 2 orang responden (7%) masih kurang mengetahui resikonya karena belum bisa menjawab dengan baik karena partisipasi yang kurang aktif dan kurang fokusnya dalam


(29)

kegiatan pemicuan sehingga informasi yang didapat juga tidak maksimal

Resiko yang ditimbulkan apabila tidak menggunakan septictank ramah lingkungan seperti sumber air bersih yang akan tercemar kemudian akan sulit untuk mendapatkan sumber air bersih, terkena penyakit diare/mencret akibat tercemar bakteri E-coli.

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Sikap responden terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dapat dilihatmelalui hasil data pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Program Bantuan Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Membantu Kurang membantu

Tidak membantu

28 2

-

93 7

-

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.15 bahwa hampir seluruh responden yakni 28 orang (93%) beranggapan bahwa program bantuan pembangunan septictank tersebut membantu karena adanya subsidi sebesar 2,5 juta dalam setiap pembangunan septictank ramah lingkungan dan juga membantu dalam hal kesehatan karena dapat menghindarkan mereka dari bau limbah tinja yang dapat menguap dan membantu mengurangi resiko terkena penyakit diare/mencret.


(30)

Seperti hasil wawancara dengan salah seorang responden yakni Bapak surahman (62thn)“program ini sangat membantu karena kita dapat subsidi 2,5

juta rupiah jadi saya tinggal menambah sikit aja,dan septic tank ini menjaga kita

supaya terhindar dari sumber penyakit karena bakteri ”. Responden yang lain sebanyak 2 orang (7%) menganggap bahwa program bantuan tersebut kurang membantu, mereka yang menganggap program tersebut kurang membantu yakni karena hanya disubsidi sebagian tidak sepenuhnya, sehingga mereka menganggap jumlah 1,5 juta Rupiah yang dikeluarkan masih tetap saja terasa berat bagi mereka.

Berdasarkan dari hasil data responden 30 orang (100%) mengatakan program bantuan dari YAKMI tersebut sangat bermanfaat bagi warga dan bagi kesehatan lingkungan. adanya pengetahuan tentang sanitasi yang mereka dapatkan dari kegiatan pemicuan/sosialisasi tersebut dan mengatakan program tersebut bermanfaat karena dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat sehingga merubah pola perilaku mereka tentang menjaga kesehatan lingkungan Dapat mengurangi tingkat pencemaran di lingkungan tempat tinggal mereka

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Mengurangi tingkat pencemaran Septictank biasa sudah cukup

Keduanya tidak perlu

28 2

-

93 7

-

Jumlah 30 100


(31)

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.16 bahwa sebagian besar responden yakni 28 orang responden (93%) beranggapan bahwa septictank ramah lingkungan membantu mengurangi tingkat pencemaran karena kedap air sehingga air limbah kotoran tidak meresap dengan tanah, dan memiliki tabung filterisasi yang mampu mengelola dan mensterilkan buangan limbah sehingga air buangan tidak mencemari lingkungan sekitar dan 2 orang responden (7%) berpendapat bahwa septictank biasa saja sudah cukup untuk digunakan tanpa harus menggunakan septictank ramah lingkungan. Mereka menganggap septictank biasa sudah cukup untuk digunakan karena tidak pernah bermasalah selama memakai septictank tersebut.

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Pentingnya dibangun septictank ramah lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Penting Kurang penting

Tidak penting

21 4 5

70 13 17

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.17 bahwa sebagian besar responden yakni 21 orang (70%) beranggapan bahwa septictank ramah lingkungan penting untuk dibangun didaerah tempat mereka tinggal, karena tingkat pencemaran lingkungan yang sudah sangat tinggi di lingkungan tempat mereka tinggal dan septictank resapan tidak layak untuk digunakan. Berikut hasil wawancara dengan salah satu responden yakni Ibu Tio risma sitanggang (48thn) “septictank ramah


(32)

lingkungan penting dibangun disini karena septictank resapan tidak layak lagi dipakai karena meresap ketanah jadi dapat mencemari tanah dan sumber air

bersih”.

Kemudian 4 orang responden (13%) mengatakan kurang penting karena menganggap tingkat pencemaran belum terlalu tinggi tetapi tetap menganggap septictank ramah lingkungan bermanfaat untuk digunakan dan 5 orang (17%) mengatakan tidak penting, karena menganggap pencemaran lingkungan belum tinggi masih biasa-biasa saja dan septictank resapan sudah cukup untuk digunakan.

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Program Septictank Ramah Lingkungan Demi Kelangsungan Kesehatan

Lingkungan Generasi Mendatang

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Mendukung Kurang Mendukung

Tidak Mendukung

21 9 -

70 30 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.18 bahwa sebagian besar responden yakni 21 orang (70%) mendukung pembangunan septictank ramah lingkungan tersebut guna kelangsungan generasi mendatang, bentuk dukungan tersebut adalah dengan mendukung program tersebut dibuat didaerah lainnya di seluruh Indonesia dan menyampaikan akan manfaat septictank ramah lingkungan tersebut kepada masyarakat luas. Mereka mendukung program tersebut karena menganggap


(33)

lingkungan harus dijaga untuk masa depan anak cucu mereka, kemudian 9 orang responden (30%) kurang mendukung mereka menganggap program tersebut perlu untuk diterapkan didaerah lain akan tetapi partisipasinya dalam menyampaikan manfaat program tersebut kepada orang lain tidak ada.

Pada tabel 5.19dibawah ini dapat dilihat bagaimana tanggapan responden mengenai apakah cukup menggunakan septictank resapan tanpa harus menggantinya dengan septictank ramah lingkungan.

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Septictank Biasa Sudah Cukup Tanpa Harus Membangun Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Tidak cukup Kurang cukup

Cukup

25 5

-

83 17 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.19 bahwa sebagian besar responden yakni 25 orang (83%) beranggapan bahwa septictank biasa (resapan) tidak cukup untuk digunakan dan harus menggantinya dengan septictank ramah lingkungan,hal ini berdasarkan kondisi yang mereka alami ketika menggunakan septictank ramah lingkungan dan juga informasi yang mereka dapatkan dalam kegiatan pemicuan mengenai septictank ramah lingkungan. Seperti hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden yakni Ibu wagini (34thn) yang mengatakan “septictank biasa tidak cukup, banyak kurangnya seperti baunya yang sering menguap, tidak kedap air jadi kotoran tinja meresap ketanah bisa


(34)

Berdasarkan hasil data dari responden 30 orang (100%) mengatakan berminat menggunakan septic tank ramah lingkungan karena mereka memiliki pemahan tentang pentingnya septic tank yang ramah lingkungan, namun tidak semua warga mampu untuk membangun septic tank ramah lingkungan karena keterbatasan tersebut warga polonia yang membangun septic tank yang ramah lingkungan 8 unit saja. Akan tetapi sebagian warga yang tetap memiliki keinginan untuk membangun septic tank yang ramah lingkungan. Berikut hasil wawancara dengan salah satu warga Ibu Rida (43th) “Sebenar nya kami pingin nya membangun septic tank ramah lingkungan ini tapi karena gak ada duit nantilah dulu karena ini pun masih ada yang lebih penting untuk anak sekolah”

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Keyakinan Kesehatan Akan Lebih Terjamin Jika Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Yakin Kurang yakin

Tidak yakin

28 2 -

93 7

-

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.20 bahwa sebagian besar responden yakni 28 orang (93%) meyakini bahwa kesehatan mereka akan lebih terjamin apabila menggunakan septictank ramah lingkungan dengan menganggap bahwa septictank ramah lingkungan mampu mengurangi tingkat pencemaran di lingkungan mereka, dimana air buangannya sudah steril sehingga tidak


(35)

mencemari tanah dan sumber air minum sehingga mereka yakin kesehatan mereka akan lebih terjaga. Sementara 2 orang responden (7%) kurang meyakini karena menganggap belum bisa menjawab apabila belum memakainya langsung.

Berdasarkan hasil data responden semua 30 orang (100%) mengatakan setuju jika pemerintah mengeluarkan peraturan pelarangan BAB sembarangan karena alasan tingkat pencemaran sudah tinggi dan akan menyebarkan bibit penyakit dan juga akan sangat meresahkan karena bau tidak sedap yang ditimbulkan oleh tinja yang dibuang sembarangan.

Pada tabel 5.24 dibawah ini dapat dilihat sikap para responden apabila pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai keharusan membangun septictank ramah lingkungan di masing-masing rumah tempat tinggal baik rumah yang sudah terbangun maupun yang baru akan dibangun.

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Pemerintah Menetapkan Peraturan Tentang Keharusan Membangun Septictank

Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Setuju Kurang setuju

Tidak Setuju

11 19 -

37 63 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.21 bahwa 11 orang responden (37%) setuju apabila pemerintah mengeluarkan peraturan tentang keharusan membangun septictank yang ramah lingkungan di masing-masing rumah baik yang sudah terbangun maupun pada rumah yang akan dibangun. Berdasarkan hasil


(36)

wawancara bahwa responden yang setuju tentang keharusan membangun septictank ramah lingkungan dalam mengurangi tingkat pencemaran sangat diperlukan untuk kelestarian lingkungan dan untuk generasi selanjutnya, hal ini karena limbah yang dihasilkan septictank ramah lingkungan tidak mencemari lingkungan alam karena air yang dihasilkan sudah bersih sehingga tanah tidak tercemar. Pencemaran lingkungan yang mereka rasakan di lingkungan mereka tinggal sudah parah sehingga mereka setuju karena hal tersebut dianggap akan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan untuk kelestarian lingkungan alam kedepannya. Sementara 19 orang responden (63%) kurang setuju dengan hal tersebut dengan alasan walaupun septictank ramah lingkungan penting keberadaannya tetapi tidak semua mampu untuk membangunnya karena biaya yang tidak terjangkau masyarakat.

5.3.3 Partisipasi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Partisipasi responden terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kehadiran dalam Pertemuan dengan Puskesmas Mengenai Kebersihan Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Aktif hadir Kurang aktif hadir Tidak pernah hadir

2 24

4

7 80 13

Jumlah 30 100


(37)

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.22 bahwa sebagian besar responden yakni 24 orang (83%) kurang aktif mengikuti pertemuan dengan pihak Puskesmas mengenai kebersihan lingkungan, karena waktu pertemuan itu terkadang bersamaan dengan kesibukan para warga melakukan aktifitas dan juga kurang nya informasi yang diberikan tentang kegiatan tersebut, kurangnya sosialisasi dari pihak Puskesmas merupakan kendala utamanya. Sedangkan 4 orang (13%) tidak pernah hadir dalam pertemuan tersebut karena tidak mendapatkan informasi dan 2 orang (7%) responden aktif mengikuti pertemuan tersebut dengan intensitas 3 kali dalam sebulan atau lebih, mereka aktif dalam kegiatan tersebut.

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kehadiran Dalam Sosialisasi/Pemicuan Oleh Lembaga YAKMI

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Aktif hadir Kurang aktif hadir

Tidak aktif hadir

15 9 6

50 30 20

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.23 bahwa sebagian besar responden yakni 15 orang (50%) aktif dalam mengikuti kegiatan sosialisasi/pemicuan mengenai sanitasi lingkungan dan septictank ramah lingkungan, sosialisasi ini diadakan 4 kali dalam sebulan dan intensitas kehadiran 1 kali dalam seminggu maka akan dimasukkan dalam kategori aktif. Mereka aktif dan antusias mengikuti kegitan tersebut karena merasa kegiatan ini penting untuk mengubah pola perilaku


(38)

mereka dan masyarakat lainnya dalam hal kesehatan lingkungan disamping juga aktif karena ingin mendapatkan bantuan yang cukup membantu bagi mereka.

Sementara 9 orang responden (30%) kurang aktif dalam mengikuti sosialisasi karena kehadiran yang hanya dibawah 1 kali dalam 2 minggu dikarenakan mereka tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk mengikuti program tersebut, sehingga ketika ada waktu luang sajalah mereka bisa mengikutinya dan 6 orang responden (20%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut dengan intensitas yang hanya 1 kali dalam sebulan disamping juga tidak memiliki waktu sebagian dari mereka juga menganggap kegiatan ini tidak terlalu penting dikarenakan tidak tertarik dengan penggunaan septictank ramah lignkungan tersebut.

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan dalam MengikutiSosialisasi/Pemicuan oleh Lembaga YAKMI

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Aktif Kurang aktif

Tidak aktif

3 23

4

10 77 13

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.24 bahwa 3 orang responden (10%) memiliki keaktifan dalam mengikuti sosialisasi/pemicuan oleh lembaga YAKMI, partisipasi ini berupa ikut bertanya, memberikan pendapat dan memberikan saran atau masukan dalam forum kegiatan. Mereka ikut aktif karena merasa tertarik dengan pengetahuan baru yang mereka dapatkan tersebut sehingga antusias


(39)

selama mengikuti kegiatan tersebut. Selanjutnya 23 orang responden (77%) kurang aktif dalam kegitan dimana mereka hanya bertanya atau hanya memberikan pendapat saja dan 4 orang (13%) responden tidak aktif dalam kegiatan sosialisasi tersebut, karena antusias yang kurang dimana mereka mengikuti kegiatan Tersebut tetapi bukan karena kemauan sendiri seperti hasil wawancara dengan salah satu warga yakni Ibu elisa (35thn) mengatakan “ saya datang kemari karena diajak bu kepling, jadi segan kalau gak datang”.

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Penyampaian Kembali

Informasi Mengenai Pentingnya Sanitasi, Septictank Ramah Lingkungan danBahaya BAB Sembarangan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Kerabat, orang lain diluar daerah Keluarga

Tidak Pernah

15 14 1

50 47 3

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.25 bahwa 15 orang (50%) responden menyampaikan kembali tentang materi mengenai pentingnya sanitasi, septictank ramah lingkungan dan bahaya dari buang air besar sembarangan (BAB) dari hasil kegiatan sosialisasi kepada kerabat, orang lain diluar daerah (masyarakat luas). Mereka berpikir kegiatan ini bermanfaat sehingga perlu untuk menyampaikan kembali pengetahuan yang mereka dapatkan dalam kegiatan tersebut kepada masyarakat luas. Sementara 14 orang (47%) responden menyampaikan kembali


(40)

tentang materi tersebut kepada orang terdekatnya saja yakni keluarga karena pengetahuan ini dianggap penting untuk kesehatan keluarga mereka. Selanjutnya 1 orang responden (3%) tidak pernah menyampaikan kembali informasi tersebut karena kurangnya pengetahuan yang didapat sehingga mereka tidak pernah menyampaikan kembali materi tersebut dikarenakan tidak maksimal nya informasi yang mereka serap.

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Membersihkan Lingkungan di Sekitar Rumah

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Setiap Hari Bila Kelihatan Kotor

Tidak Pernah

29 1

-

97 3 -

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.26 bahwa 29 orang (97%) responden membersihkan lingkungan di sekitar rumah/ pekarangan rumah setiap hari baik ketika kotor maupun ketika belum kotor hal ini dikarenakan demi menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumahnya dan 1 orang responden lainnya (3%) membersihkan lingkungan disekitar rumahnya hanya ketika lingkungan/pekarangan rumahnya tersebut terlihat kotor saja. Para responden menganggap banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan sehingga apabila tidak kotor lebih baik mengerjakan kegiatan yang lain. Tidak ada responden yang menjawab tidak pernah membersihkan lingkungan disekitar rumahnya hal ini menunjukkan kesadaran yang tinggi masyarakat akan kebersihan lingkungan.


(41)

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Aktif Mengikuti Kegiatan Bersama/ Gotong Royong yang Berhubungan dengan Kebersihan Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Aktif Kurang Aktif Tidak Pernah

1 23

6

3 77 20

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.27 bahwa 1 orang responden (3%) memiliki partisipasi yang aktif dalam kegiatan bersama gotong royong dan yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan seperti membuang sampah, membersihkan parit, kategori aktif apabila responden mengikuti kegiatan gotong royong 3 kali dalam sebulan atau lebih karena gotong royong dilakukan setiap minggunya pada hari minggu pagi.

Mereka aktif dalam gotong royong karena menganggap kegiatan ini penting bagi kebersihan lingkungannya dan akan bermanfaat bagi kesehatan mereka. Selanjutnya 23 orang (77%) responden kurang aktif dalam kegitan gotong royong tersebut dengan intensitas yang hanya 2 kali dalam sebulan atau kurang mereka kurang aktif karena adanya jadwal yang berbenturan dengan kegiatan gotong royong tersebut sehingga mengikutinya ketika ada waktu luang saja. Sementara 6 orang responden (20%) tidak pernah mengikuti kegiatan gotong royong dengan alasan karena kegiatan gotong royong tidak sampai pada rumah mereka sehingga mereka tidak merasa berkepentingan untuk ikut gotong royong yang diadakan kelurahan atau mungkin juga kurang nya kesadaran mereka terhadap kebersihan lingkungan.


(42)

Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Keluarga dalam Kegiatan Kebersihan Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Melibatkan setiap hari Kurang melibatkan

Tidak melibatkan

9 18

3

30 60 10

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2015

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.28 bahwa 9 orang responden (30%) selalu melibatkan keluarga atau orang terdekatnya dalam kegiatan kebersihan lingkungan setiap hari karena mereka menganggap hal ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran akan kebersihan lingkungan dalam keluarga dan 18 orang (60%) kurang melibatkan keluarga dalam membersihkan lingkungan sekitarnya dimana mereka lebih memilih untuk membersihkan/ melakukannya sendiri selagi mereka bisa dan sanggup melakukannya sendiri.Sedangkan 3 orang (10%) tidak melibatkan keluarga dalam membersihkan lingkungan sekitarnya karena responden sudah terbiasa melakukan sendiri karena keluarga memiliki kesibukan diluar masing-masing.

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.29 dibawah ini bahwa 8 orang responden (27%) sudah membangun dan memiliki septictank ramah lingkungan di rumahnya, mereka membangun karena memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan dan juga faktor adanya pemberian.


(43)

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Septictank Ramah Lingkungan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Sudah menggunakan Belum/akan menggunakan

Tidak akan menggunakan

8 17

5

27 57 16

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer 2016

Sedangkan 17 orang responden (57%) responden belum/akan menggunakan septictank ramah lingkungan tersebut, mereka sadar akan manfaatnya dan memiliki keinginan untuk membangun tetapi masih terkendala dengan uang yang belum cukup dan 5 orang responden (16%) menjawab tidak akan menggunakan, hal ini karena kesadaran yang kurang akan sanitasi lingkungan dan partisipasi yang kurang dalam kegiatan sosialisasi sehingga tidak mendapatkan pengetahuan dengan maksimal dan juga masalah materi yang menjadi halangan utama karena tidak memiliki uang yang cukup.

5.4 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Setelah hasil respon warga binaan terhadap program pemberdayaan komunitas adat terpencil telah dianalisis dari kuesioner yang telah dibagikan, maka pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala likert. Pemberian skor data dilakukan mulai dari respon negatif, respon netral, dan respon positif, yakni:

1. Skor Tidak Tahu (negatif) adalah -1 2. Skor Kurang Tahu (netral) adalah 0 3. Skor Tahu (positif) adalah 1


(44)

Hasil respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan, dilakukan melalui pemberian skor berdasarkan pengetahuan, persepsi, sikap dan partisipasi. Jawaban responden yang telah dianalisis, kemudian dapat diklasifikasikan apakah persepsi, sikap dan partisipasinya positif atau negatif dengan menentukan interval kelas seperti terlihat pada uraian di bawah ini:

Negatif Netral Positif

-1 -0,66 -0,33 0 0,33 0,66 1

Maka untuk menentukan kategori responden positif, respon netral atau respon negatif dapat dilihat dengan adanya nilai batasan sebagai berikut:

1. Respon dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = respon negatif 2. Respon dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral 3. Respon dengan nilai 0,33 sampai dengan 1 = respon positif


(45)

5.4.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Pemberian skor variabel persepsi terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan ini merupakan variabel awal dalam mengukur respon. Hasil skor variabel persepsi (V1) merupakan hasil rata-rata V1 = Σ skor variabel : (hasil jumlah sub variabel dikali jumlah responden). Jumlah sub variabel persepsi ada 11 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga rata-rata V1 = Σ skor variabel : (11 x 30).

Untuk mengetahui apakah persepsi masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan termasuk respon negatif, respon netral dan respon positif, maka dilakukan analisa dengan memberikan skor -1 pada respon negatif, skor 0 untuk respon netral dan skor 1 untuk respon positif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Hasil akhir dapat dilihat apakah persepsi negatif, netral atau positif dengan batasan nilai pada skala likert.

= 307 : (11 x 30) = 307 : 330 = 0,93 Keterangan :

Σ skor variabel persepsi = 307 Jumlah sub variabel persepsi = 11 Jumlah responden = 30

Hasil skor variabel Persepsi (V1) = 0,93


(46)

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui bahwa responden memiliki persepsi positif terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan di Kelurahan Polonia

5.4.2 Sikap Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Pemberian skor variabel sikap terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan ini merupakan variabel kedua dalam mengukur respon. Hasil skor variabel sikap (V2) merupakan hasil rata-rata V2 = Σ skor variabel : (hasil jumlah sub variabel dikali jumlah responden). Jumlah sub variabel sikap ada 10 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga rata-rata V2 = Σ skor variabel : (10 x 30).

Untuk mengetahui apakah sikap masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan termasuk respon negatif, respon netral dan respon positif, maka dilakukan analisa dengan memberikan skor -1 pada respon negatif, skor 0 untuk respon netral dan skor 1 untuk respon positif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Hasil akhir dapat dilihat apakah sikap negatif, netral atau positif dengan batasan nilai pada skala likert.

= 247 : (10 x 30) = 247 : 300 = 0,82 Keterangan :

Σ skor variabel persepsi = 247 Jumlah sub variabel persepsi = 10 Jumlah responden = 30

Hasil skor variabel Persepsi (V2) = 0,82


(47)

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui bahwa responden memiliki sikap yang positif terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan di Kelurahan Polonia

5.4.3 Partisipasi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Pemberian skor variabel partisipasi terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan ini merupakan variabel ketiga dalam mengukur respon. Hasil skor variabel persepsi (V3) merupakan hasil rata-rata V3 = Σ skor variabel : (hasil jumlah sub variabel dikali jumlah responden). Jumlah sub variabel partisipasi ada 8 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga rata-rata V3 = Σ skor variabel : (8 x 30).

Untuk mengetahui apakah partisipasi masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan termasuk respon negatif, respon netral dan respon positif, maka dilakukan analisa dengan memberikan skor -1 pada respon negatif, skor 0 untuk respon netral dan skor 1 untuk respon positif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Hasil akhir dapat dilihat apakah partisipasi negatif, netral atau positif dengan batasan nilai pada skala likert.

= 53 : (8 x 30) = 53 : 240 = 0,22 Keterangan :

Σ skor variabel persepsi = 82 Jumlah sub variabel persepsi = 8 Jumlah responden = 30w

Hasil skor variabel Persepsi (V3) = 0,22


(48)

Berdasarkan hasil skala likert tersebut dapat diketahui bahwa responden memiliki respon yang netral terhadap sanitasi lingkungan dikelurahan Polonia

Jika kuantifikasi data dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan skala likert, maka dapat dilihat secara rata-rata respon menyeluruh masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Jadi, Hasil Persepsi + Hasil Sikap + Hasil Partisipasi dibagi dengan banyak kelas, yaitu :

Dari hasil keseluruhan antara persepsi, sikap dan partisipasi dapat diperoleh skor 0,65 Karena berada di antara 0,33 sampai 1 maka respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan LembagaYAKMI di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan adalah Positif.


(49)

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian.Kesimpulan yang terdapat di bab ini merupakan hasil yang dicapai dari analisisdata dalam penelitian tentang respon masyarakat terhadap sanitasi melalui

septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan

Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septic tank ramah lingkungan dapat dilihat dari tiga aspek yaitu :

1. Aspek persepsi, hasil analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap sanitasi melalui septic tank ramah lingkungan, yang ditunjukkan melalui pengetahuan tujuan dan manfaat dari program pembangunan septic tank ramah lingkungan oleh Lembaga YAKMI tersebut.

2. Aspek sikap, hasil analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat memiliki sikap yang positif terhadap sanitasi melalui septic tank ramah lingkungan tersebut, dimana masyarakat memberikan penilaian yang baik serta setuju terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan program pembangunan septic

tank ramah lingkungan guna terciptanya lingkungan yang sehat dan


(50)

3. Aspek partisipasi, hasil analisis data menunjukan bahwa masyarakat memiliki partisipasi yang netral terhadap sanitasi melalui septic tank ramah lingkungan tersebut, hal ini dapat dilihat melalui jarangnya masyarakat mengikuti kegiatan pertemuan yang diadakan pihak Puskesmas namun beberapa masyarakat juga aktif dalam mengikuti kegiatan sosialisasi/ pemicuan mengenai sanitasi lingkungan oleh lembaga YAKMI.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada masyarakat kelurahan Polonia untuk selalu menjaga kesehetan baik itu kesehatan lingkungan maupun kesehatan diri sendiri, Dapat dimulai dari menjaga kebersihan lingkungan,agar dapat mengurangi resiko untuk terkena berbagai macam penyakit. Dan juga untuk lebih perduli terhadap lingkungan guna kelestarian alam yang mana nantinya akan sangat berpengaruh bagi kualitas kesehatan masyarakat dan juga berguna untuk generasi selanjutnya. 2. Kepada pihak pemerintahan Kelurahan Polonia untuk bekerja sama dengan

pihak puskesmas dalam kelanjutan program STBM (sanitasi total berbasis masyarakat) karena aspek sanitasi tidak hanya mengenai septic tank dan buang air besar (BAB) saja akan tetapi juga termasuk pengelolaan sampah rumah tangga yang baik, pengelolaan air minum dan makanan yang aman dan juga pengelolaan limbah rumah tangga yang aman.


(51)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Responberasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan(reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi responadalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Respon bermula dari adanya suatu tindakan pengamatan yang menghasilkan suatu kesan sehingga konsep respon manusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu:

a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapannya.

b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapat perhatian. Situasi merupakan


(52)

faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang. (Sarwono, 1991: 35)

Respon merupakan reaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masa lampau, masa sekarang, dan masa akan datang. Respon tidak lahir begitu saja tetapi melalui proses pengambilan keputusan melalui empat tahapan:

1. Kategori primitif, yakni objek atau peristiwa yang diamati dan diisolasi berdasarkan ciri-ciri khusus.

2. Mencari tanda, si pengamat secara tepat memeriksa lingkungan untuk mencari informasi-informasi tambahan yang mungkin hanya melakukan kategorisasi yang tepat.

3. Konfirmasi, yakni terjadinya setelah objek mendapatkan penggolongan sementara.

4. Konfirmasi tuntas dimana pencaharian tanda-tanda diakhiri dan respon mulai muncul.

Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak mungkin akan memberikan makna.Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan tindakan. Simon dalam Wijaya (2007), membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu:


(53)

1. Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut.

2. Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan.

3. Partisipasi, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut. (http:shvoong.com,2011)

Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterpretasikan rangsang (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensor information). Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia di sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia. Berdasarkan hal tersebut William James menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan kita kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994:105). Cara kita mempersepsi situasi sekarang tidak terlepas dari adanya pengalaman sensoris terlebih dahulu. Kalau pengalaman terdahulu itu sering muncul, maka reaksi kita lalu menjadi salah satu kebiasan. Mungkin sembilan puluh persen dari pengalaman-pengalaman sensoris kita sehari-hari dipersepsi dengan kebiasaan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang diulang-ulang. Jadi, dalam kebanyakan situasi, persepsi itu pada umumnya


(54)

merupakan proses informasi yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau (Mahmud, 1990:49).

Sikap merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi. Sikap juga menetukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang (Ahmadi, 2009:148). Selain itu, dalam kajian sikap telah diketahui bahwa sikap tersebut dapat bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, ataupun tidak menyukai keberadaannya suatu objek. Sedang sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu (Mueller, 1996).

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.

c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif sulit berubah.

d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.

e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.


(55)

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma –norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara satu individu dengan individu yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek. Sikap juga dapat berubah dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan sikap adalah :

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya.

2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang terdapat dari diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok, interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melaui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan sebagainya.

Sedangkan partisipasi secara umum pengertiannya adalah adanya keterlibatan langsung suatu masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan. Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganisasikan dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai, persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi sehingga


(1)

11.Saya ucapkan terima kasih juga kepada Ibu Ana Istri dari Pak Defrizen Kepling XI Kelurahan Polonia dan Kak Pina yang membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

12.Kepada kawan-kawan di Johor Ade Rizki Sianturi, Miss Rizkha yang lainnya juga dan Putri Rachma Ismi yang baik budi terima kasih menjadi manusia yang baik.

Melalui penilitian dalam skripsi ini, saya mendapat banyak manfaat, baik dalam hal cara berinteraksi dengan masyarakat maupun tata cara melakukan penelitian yang benar. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih dan saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat berguna untuk penelitian yang akan datang.

Medan, 26 Januari 2016 Penulis,


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR BAGAN... viii

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.4 Sistematika Penulisan...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Respon...9

2.2 Masyarakat... 13

2.2.1 Masyarakat dan Macamnya...13

2.2.2 Asal Masyarakat...14

2.3 Kesehatan Lingkungan... 15

2.4 Sanitasi... 17

2.4.1 Pengertian Sanitasi... 17

2.4.2 Manfaat Sanitasi... 18

2.3.3 Sanitasi Toal Berbasis Masyarakat (STBM)... 19

2.5 Septictank Ramah Lingkungan... 20

2.6 Kerangka Pemikiran... 21

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional... 25

2.7.1 Defenisi Konsep... 25

2.7.2 Defenisi Operasional... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian... 28

3.2 Lokasi Penelitian... 28

3.3 Populasi dan Sampel... 29

3.3.1 Populasi... 29

3.3.2 Sampel... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 30


(3)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI

4.1 Letak Kelurahan Polonia... 32 4.2 Keadaan Demografis... 33

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar... 35 5.2 Analisis Identitas Responden... 35 5.3 Respon Masyarakat Dampingan Lembaga YAKMI Terhadap Sanitasi

Melalui Septictank Ramah Lingkungan Di Kelurahan Polonia... 40 5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Sanitasi Melalui Septictank

Ramah Lingkungan... 41 5.3.2 Sikap Responden Terhadap Sanitasi Melalui Septictank

Ramah Lingkungan... 50 5.3.3 Partisipasi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank

Ramah Lingkungan... 57 5.4 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Sanitasi Melalui Septictank

Ramah Lingkungan... 65 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan... 71 6.2 Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR BAGAN


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 35

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan... 37

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Agama... 38

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku... 38

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penidikan Terakhir... 39

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan... 40

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sanitasi Lingkungannya... 41

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pentingnya Sanitasi Lingkungan Bagi Kehidupan... 42

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah BAB Sembarangan dapat Mencemari Air dan Lingkungan Sekitar... 43

Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah BAB Sembarangan dapat Menyebabkan Penyakit... 44

Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Septictank Ramah Lingkungan... 46

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi dan Manfaat Septictank Ramah Lingkungan... 47

Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Tujuan Program Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan... 48

Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Resiko yang Ditimbulkan Jika Tidak Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan... 49

Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Program Bantuan Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan... 50

Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Septictank Ramah Lingkungan... 51

Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Pentingnya dibangun septictank ramah lingkungan ... 52

Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Program Septictank Ramah Lingkungan Demi Kelangsungan Kesehatan Lingkungan Generasi Mendatang... 53

Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Septictank Biasa Sudah Cukup Tanpa Harus Membangun Septictank Ramah Lingkungan... 54

Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Keyakinan Kesehatan Akan Lebih Terjamin Jika Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan... 55

Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Pemerintah Menetapkan Peraturan Tentang Keharusan Membangun Septictank Ramah Lingkungan ... 56

Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kehadiran dalam Pertemuan dengan Puskesmas Mengenai Kebersihan Lingkungan... 58


(6)

Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kehadiran Dalam

Sosialisasi/Pemicuan Oleh Lembaga YAKMI... 59 Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan dalam Mengikuti

Sosialisasi/Pemicuan oleh Lembaga YAKMI... 60 Tabel 5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Penyampaian Kembali

Informasi Mengenai Pentingnya Sanitasi, Septictank Ramah

Lingkungan danBahaya BAB Sembarangan... 61 Tabel 5.26 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Membersihkan

Lingkungan di Sekitar Rumah... 62 Tabel 5.27 Distribusi Responden Berdasarkan Aktif Mengikuti Kegiatan

Bersama/Gotong Royong yang Berhubungan dengan Kebersihan Lingkungan... 63 Tabel 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Keluarga dalam Kegiatan Kebersihan Lingkungan... 64 Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Septictank


Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat ( Studi Pada Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan polonia, Kota Medan, Sematera Utara )

2 33 107

Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan

1 52 125

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 5 83

Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan

1 10 125

Respon Penerima Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat (YAKMI) di Daerah Pinggiran Rel Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 8 97

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 10

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 2

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 10

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 2

Respon Penerima Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat (YAKMI) di Daerah Pinggiran Rel Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 10