Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SANITASI MELALUI SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN DAMPINGAN LEMBAGA

PELAYANAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA (YAKMI) DI KELURAHAN KOTA BANGUN KECAMATAN MEDAN

DELI KOTA MEDAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SANITASI MELALUI SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN DAMPINGAN LEMBAGA

PELAYANAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA (YAKMI) DI KELURAHAN KOTA BANGUN KECAMATAN MEDAN

DELI KOTA MEDAN

Dalam kehidupan sekarang banyak sekali masyarakat yang tidak menerapkan hidup sehat. Hal tersebut bisa disebabkan karena masyarakat Indonesia yang tidak mengerti bagaimana menerapkan hidup sehat atau bahkan ada yang mengerti tetapi tidak menerapkannya karena suatu alasan tertentu, misalnya masalah ekonomi keluarga. Dalam rangka penerapan hidup sehat maka salah satu aspek penting nya adalah peningkatan sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembangunan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan. Dalam rangka upaya peningkatan sanitasi lingkungan USAID bekerja sama dengan Lembaga YAKMI melaksanakan program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di 5 kelurahan di Kota Medan.

Penelitian ini dilakukan di wilayah dampingan YAKMI, yaitu di Kelurahan Kota Bangun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari kuesioner dan wawancara. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskritif dengan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dampingan YAKMI di Kota Bangun memiliki respon positif terhadap program sanitasi lingkungan, yakni berupa pembangunan septictank ramah lingkungan. Respon masyarakat dilihat dari persepsi, sikap dan partisipasi terhadap program. Program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan ini sangat membantu masyarakat baik dari segi manfaat dan materi karena mendapatkan subsidi sebesar 2,5 juta rupiah.


(3)

THE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE THE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRACT

RESPONSE OF THE COMMUNITY FOR SANITATION THROUGH SEPTICTANK ENVIRONMETALLY FRIENDLY SERVICE INSTITUTIONS COOPERATE COMMUNITY WELFARE INDONESIA

(YAKMI) IN URBAN VILLAGE KOTA BANGUN SUB-DISTRICT MEDAN DELI CITY OF MEDAN

In the life of now a lot of community members who do not apply healthy life .It can because of an indonesian society do not understand how apply healthy life or in some cases understand but not apply it for a reason certain , for example economic problems family .In order to the application of healthy life then one of important aspect his is improving environmental sanitation . Environmental sanitation is status health a neighborhood includes housing , development , sewage , clean water supply , and .In a bid to improve sanitation in environment usaid work together with lembaga yakmi implement the program development assistance septictank environmentally friendly for low income resident in 5 urban villages in the city of medan.

The research was conducted in YAKMI assisted area, namely at the urban village Kota Bangun.This research in a research descriptive namely research who describes or described objects and its phenomena study.To obtain the necessary data, researchers used data collection study technique literature and a field study consisting of the questionnaire and interview.In doing data analysis, researchers used the method of analysis descriptive with a qualitative approach.

Based on the results of the analysis the data collected, can be concluded that the community cooperate yakmi in the urban village Kota Bangun having a positive response of the program environmental sanitation, the development of septictank environmentally friendly. Response the community seen from perception, attitude and participation of the program.Development assistance program septictank of the environmentally friendly very helpful for the community both in terms of benefits and matter because the subsidy received 2.5 million rupiah.

Keywords: Response, EnvironmentalSanitation,


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga terlimapah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan juga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini daiajukan guna memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana sosial pada program Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari skripsi ini adalah adalah “Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1) Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2) Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(5)

3) Ibu Dra. Berlianti, M.SP selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan dan penulisan skripsi penulis.

4) Seluruh dosen FISIP USU, terkhusus dosen Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan pengajaran kepada penulis mulai dari semester pertama hingga sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

5) Kedua orang tua penulis yang sangat disayangi. Terima kasih untuk doa, kesabaran, dukungan dan motivasi yang diberikan selama ini. Yang tiada henti mendidik dan memberikan kasih sayang yang tulus kepada penulis semenjak kecil, dan itu semuanya sangat berarti bagi penulis kedepannya.

6) Kepada keluarga, dan adik-adik saya terima kasih atas doa dan

dukungannya semoga kita bisa menggapai cita-cita yang diinginkan dan menjadi kebanggan bagi kedua orang tua.

7) Kepada Dadan dan Fajar, sahabat seperjuangan dari awal semester

pertama berada dikampus. Semoga tidak hanya kompak dimasa perkuliahan saja tapi lanjut kompak sampai kedepannya.

8) Kepada Keluarga besar Lancip Fajar, Iqbal, Haikal, Dina Rizky, Dina Mia, Diella, Mahyar dan Adis. Mudah-mudahan tidak hanya kompak di grup BBM saja tapi diluarnya juga, semoga sering-sering ketemu dan berlibur bareng. Dan semoga kedepannya tali silaturahmi antara kita tetap terjaga.

9) Kepada sahabat-sahabat GENOSIDA, terima kasih atas kekompakan dan

kebersamaan selama 4 tahun ini, semoga hal-hal yang baik didalamnya tetap dipertahankan, dan semoga silaturahmi juga tetap terjaga ketika


(6)

sudah tamat dari kampus tercinta ini. Tetap semangat kawan-kawan, Yakin Usaha Sampai.

10)Kepada teman-teman seperjuangan KESSOS 2011, terimakasih atas

kebersamaan selama perkuliahan, selamat bagi yang telah dahulu menyelesaikan skripsinya dan bagi yang belum semoga secepatnya selesai.

11)Kepada Pemimpin Lembaga YAKMI kak Ester Hutabarat, dan juga

kepada para staf lembaga, terimakasih atas penerimaan yang baik selama 4 bulan penulis melaksanakan PKL di lembaga YAKMI. Terimakasih juga atas ilmu-ilmu bermanfaat yang diberikan dan atas kebersamaan selama pelaksanaan program berlangsung.

12)Kepada warga Kelurahan Kota Bangun yang telah bersedia menjadi

responden pada penelitian skripsi penulis, terkhusus kepada kak Lina yang secara sukarela mau membantu saya dalam proses penelitian di kelurahan tersebut.

Besar harapan penulis skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Dengan penuh kerendahan hati penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Oktober 2015 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

1.4 Sistematika Penulisan ... 10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon ... 12

2.2 Masyarakat ... 17

2.2.1 Masyarakat dan Macamnya ... 18

2.2.2 Asal Masyarakat ... 19


(8)

2.2.4 Model-Model Pengembangan Masyarakat ... 23

2.2.5 Pemberdayaan Masyarakat ... 25

2.3 Kesehatan Lingkungan ... 26

2.4 Sanitasi ... 28

2.4.1 Pengertian Sanitasi ... 28

2.4.2 Manfaat Sanitasi ... 30

2.4.3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ... 31

2.5 Septic Tank Ramah Lingkungan ... 32

2.6 Kerangka Pemikiran ... 34

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Opefrasional ... 38

2.7.1 Definisi Konsep ... 38

2.7.2 Definisi Operasional ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 42

3.2 Lokasi Penelitian ... 42

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Kelurahan Kota Bangun ... 46

4.2 Keadaan Demografis ... 47


(9)

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasakan Lingkungan ... 49

4.2.3 Komposisi Penduduk Berdasakan Jenis Kelamin Per Lingkungan .. 49

4.2.4 Komposisi Penduduk Berdasakan Usia ... 50

4.2.5 Komposisi Penduduk Berdasakan Agama ... 51

4.2.6 Komposisi Penduduk Berdasakan Tingkat Pendidikan Penduduk ... 53

4.2.7 Komposisi Pekerjaan Penduduk Usia Produktif 15-55 ... 54

4.2.8 Komposisi Penduduk Berdasakan Mata Pencaharian ... 54

4.3 Sarana dan Prasarana ... 55

4.3.1 Sarana Jalan ... 55

4.3.2 Sarana Air Bersih ... 56

4.3.3 Sarana Kesehatan ... 56

4.3.4 Sarana Peribadatan ... 56

4.3.5 Sarana Pendidikan ... 57

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar ... 58

5.2 Analisis Identitas Responden ... 58

5.3 Respon Masyarakat Dampingan Lembaga YAKMI Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Di Kelurahan Kota Bangun ... 63

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan ... 64

5.3.2 Sikap Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan ... 74


(10)

5.3.3 Partisipasi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan ... 84 5.4 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 92 5.4.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 93 5.4.2 Sikap Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 94 5.4.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 95 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ... 98 6.2 Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN ...


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Kelurahan Kota Bangun ... 47

Tabel 2 : Komposisi Penduduk Berdasakan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 3 : Komposisi Penduduk Berdasakan Lingkungan ... 48

Tabel 4 : Komposisi Penduduk Berdasakan Jenis Kelamin Per Lingkungan ... 49

Tabel 5 : Komposisi Penduduk Berdasakan Usia ... 50

Tabel 6 : Komposisi Penduduk Berdasakan Agama ... 51

Tabel 7 : Komposisi Penduduk Berdasakan Tingkat Pendidikan Penduduk .... 52

Tabel 8 : Komposisi Pekerjaan Penduduk Usia Produktif 15-55 ... 53

Tabel 9 : Komposisi Penduduk Berdasakan Mata Pencaharian ... 54

Tabel 10 : Sarana Air Bersih ... 55

Tabel 11 : Sarana Kesehatan ... 56

Tabel 12 : Sarana Peribadatan ... 56

Tabel 13 : Sarana Pendidikan ... 57

Tabel 14 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 15 : Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 60

Tabel 16 : Distribusi Responden Berdasarkan Agama ... 61

Tabel 17 : Distribusi Responden Berdasarkan Suku ... 61

Tabel 18 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 62

Tabel 19 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

Tabel 20 :Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Sanitasi Lingkungan ... 64


(12)

Tabel 21 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Pentingnya Sanitasi Lingkungan Bagi Kehidupan ... 65 Tabel 22 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah

BABSembarangan Dapat Mencemari Air dan Lingkungan Sekitar ... 66 Tabel 23 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah

BABSembarangan Dapat Menyebabkan Penyakit Diare/Mencret

KarenaLimbah Meresap Ketanah, Air Bersih dan Mengandung Bakteri E-Coli ... ... 67 Tabel 24 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan terhadap septictank 68 Tabel 25 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Fungsi dan Manfaat

septictank ... 69 Tabel 26 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Septictank

Ramah Lingkungan ... 69 Tabel 27 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi dan

Manfaat Septictank Ramah Lingkungan ... 70 Tabel 28 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap

PerbedaanSeptictank Biasa(Resapan) Dengan Septictank Ramah

Lingkungan ... 71 Tabel 29 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap TujuanProgram

Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan Oleh Lembaga YAKMI72 Tabel 30 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Resiko Yang

Ditimbulkan Jika Tidak Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan ... ... 73 Tabel 31 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Program Pembangunan


(13)

Tabel 32 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Program Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan ... 76 Tabel 33 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Septictank

Ramah Lingkungan ... 76 Tabel 34 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Pentingnya dibangun

septictank ramah lingkungan ... 77 Tabel 35 : Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Program Septictank Ramah

Lingkungan Demi Kelangsungan Kesehatan Lingkungan Generasi Mendatang ... 78 Tabel 36 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Septictank Biasa

SudahCukup Tanpa Harus Membangun Septictank Ramah Lingkungan79 Tabel 37 : Distribusi Responden Berdasarkan Minat Menggunakan Septictank

Ramah Lingkungan ... 80 Tabel 38 : Distribusi Responden Berdasarkan Keyakinan Kesehatan Akan

LebihTerjamin Jika Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan ... 81 Tabel 39 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Jika Dikeluarkan

PeraturanMelarang Pembuangan Limbah BAB Sembarangan Oleh Pemerintah ... ... 82 Tabel 40 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan PemerintahMenetapkan

Peraturan Tentang Keharusan Membangun Septictank Ramah Lingkungan ... 83 Tabel 41 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Kehadiran Dalam

Pertemuan Dengan Pihak Puskesmas Mengenai Kebersihan Lingkungan ... 84 Tabel 40 : Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kehadiran Dalam


(14)

Tabel 43 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Keaktifan Dalam

Sosialisasi/Pemicuan Oleh Lembaga YAKMI ... 86 Tabel 44 : Distribusi Responden Berdasarkan Kepada Siapa Saja Penyampaian

Tentang Pentingnya Sanitasi, Septictank Ramah Lingkungan dan Bahaya BAB Sembarangan ... Tabel 45 : Distribusi Responden Berdasarkan Membersihkan Lingkungan Disekitar

Rumah ... Tabel 46 : Distribusi Responden Berdasarkan Mengikuti Kegiatan Bersama/Gotong

Royong yang Berhubungan dengan Kebersihan Lingkungan ... Tabel 47 : Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Keluarga Dalam Kegiatan

Kebersihan Lingkungan ... Tabel 48 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Dalam Pembuatan

Septictank Ramah Lingkungan ... Tabel 49 : Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Septictank Ramah


(15)

DAFTAR BAGAN


(16)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian

2. Tabel Tunggal

3. Surat Pengajuan Judul Skripsi 4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Balasan Izin Penelitian dari Kelurahan Kota Bangun 6. Dokumentasi Penelitian


(17)

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SANITASI MELALUI SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN DAMPINGAN LEMBAGA

PELAYANAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA (YAKMI) DI KELURAHAN KOTA BANGUN KECAMATAN MEDAN

DELI KOTA MEDAN

Dalam kehidupan sekarang banyak sekali masyarakat yang tidak menerapkan hidup sehat. Hal tersebut bisa disebabkan karena masyarakat Indonesia yang tidak mengerti bagaimana menerapkan hidup sehat atau bahkan ada yang mengerti tetapi tidak menerapkannya karena suatu alasan tertentu, misalnya masalah ekonomi keluarga. Dalam rangka penerapan hidup sehat maka salah satu aspek penting nya adalah peningkatan sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembangunan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan. Dalam rangka upaya peningkatan sanitasi lingkungan USAID bekerja sama dengan Lembaga YAKMI melaksanakan program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di 5 kelurahan di Kota Medan.

Penelitian ini dilakukan di wilayah dampingan YAKMI, yaitu di Kelurahan Kota Bangun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari kuesioner dan wawancara. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskritif dengan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dampingan YAKMI di Kota Bangun memiliki respon positif terhadap program sanitasi lingkungan, yakni berupa pembangunan septictank ramah lingkungan. Respon masyarakat dilihat dari persepsi, sikap dan partisipasi terhadap program. Program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan ini sangat membantu masyarakat baik dari segi manfaat dan materi karena mendapatkan subsidi sebesar 2,5 juta rupiah.


(18)

THE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE THE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRACT

RESPONSE OF THE COMMUNITY FOR SANITATION THROUGH SEPTICTANK ENVIRONMETALLY FRIENDLY SERVICE INSTITUTIONS COOPERATE COMMUNITY WELFARE INDONESIA

(YAKMI) IN URBAN VILLAGE KOTA BANGUN SUB-DISTRICT MEDAN DELI CITY OF MEDAN

In the life of now a lot of community members who do not apply healthy life .It can because of an indonesian society do not understand how apply healthy life or in some cases understand but not apply it for a reason certain , for example economic problems family .In order to the application of healthy life then one of important aspect his is improving environmental sanitation . Environmental sanitation is status health a neighborhood includes housing , development , sewage , clean water supply , and .In a bid to improve sanitation in environment usaid work together with lembaga yakmi implement the program development assistance septictank environmentally friendly for low income resident in 5 urban villages in the city of medan.

The research was conducted in YAKMI assisted area, namely at the urban village Kota Bangun.This research in a research descriptive namely research who describes or described objects and its phenomena study.To obtain the necessary data, researchers used data collection study technique literature and a field study consisting of the questionnaire and interview.In doing data analysis, researchers used the method of analysis descriptive with a qualitative approach.

Based on the results of the analysis the data collected, can be concluded that the community cooperate yakmi in the urban village Kota Bangun having a positive response of the program environmental sanitation, the development of septictank environmentally friendly. Response the community seen from perception, attitude and participation of the program.Development assistance program septictank of the environmentally friendly very helpful for the community both in terms of benefits and matter because the subsidy received 2.5 million rupiah.

Keywords: Response, EnvironmentalSanitation,


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan hidup menurutUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidupadalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Bila ditinjau lebih jauh mengenai undang-undang tersebut maka hubungan antara manusia dengan lingkungan sebenarnya sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Sehingga interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat (Mulia, 2005:1).

Salah satu komponen dari lingkungan yang wajib menjadi perhatian dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan adalah sanitasi. Sanitasi sendiri sendiri menurut World Health Organization (WHO) adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan / berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.Sanitasi lingkungan merupakan hal yang sangat penting karena sangat berpengaruh kepada tingkat kesehatan manusia, sanitasi yang baik


(20)

akan lebih menjamin seseorang untuk hidup sehat dan terbebas dari penyakit, sebaliknya sanitasi yang buruk menyebabkan seseorang akan mudah sekali untuk terserang penyakit dan kemudian mengganggu kondisi kesehatannya.

Dewasa ini permasalahan sanitasi menjadi permasalahan yang sangat kompleks, Menurut PBB, dari 7 miliar penduduk dunia masih ada sekitar 2,6 miliar orang yang tidak memiliki akses toilet dan fasilitas sanitasi limbah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merangking negara-negara dengan sanitasi terburuk di dunia dan Indonesia menduduki peringkat ke-3. Dalam banyak kasus, orang di beberapa negara masih buang air besar (BAB) di tempat terbuka atau pergi ke semak-semak terdekat. Praktik ini dapat mematikan akibat banyaknya bakteri dari kotoran manusia yang dapat kembali lagi ke masyarakat, mencemari pasokan air dan menyebarkan penyakit. Di negara berkembang, 90 persen limbah manusia ini dibuang langsung ke danau, sungai dan lautan. Bahkan beberapa sistem pembuangan sudah terlihat tua sehingga bisa saja hancur jika dihantam hujan deras

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi (pengelolaan air limbah domestik) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar (ANTARA News, 2006). Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa


(21)

cara antara lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke tanah, dan ada juga yang dibuang kekolam atau pantai. Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relatif rendah dari masyarakat pun memang sangat

berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat (

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survei sosial ekonomi nasional (Susenas) di akhir tahun 2013 hanya sekitar 59,7 % masyarakat yang memiliki akses sanitasi dan akses air minum yang layak dan sekitar 40,2 % masyarakat belum mendapatkan akses sanitasi dan akses air minum yang layak masyarakat tidak memiliki akses toilet dan fasilitas sanitasi limbah rumah tangga yang baik dan layak, maka banyak dijumpai kasus masyarakat yang biasanya tinggal didaerah slum area (kawasan kumuh) melakukan praktik buang air besar sembarangan disekitar sungai dan membuang limbah rumah tangga seperti air bekas cucian, air bekas mandi dan lainnya langsung ke


(22)

sungai. Hal ini menyebabkan pencemaran terhadap air tanah, dengan begitu pencemaran ini jelas sangat berpengaruh kepada kualitas sumber air bersih yang akan kita konsumsi karena mengandung senyawa kimia maupun mikroorganisme berbahaya lainnya.

Pencemaran air tanah di daerah perkotaan di Indonesia sebenarnya sudah sangat mengkhawatirkan, pencemaran ini dapat terjadi karena pengelolaan limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri, kurang terkendali dan ditambah kurangnya perhatian pemerintah. Selain itu, kurangnya kesadaran dari masyarakat akan efek yang ditimbulkan dari limbah tersebut. Berdasarkan penelitian, sekitar 70% air tanah di daerah perkotaan telah tercemar oleh bakteri tinja. Ironisnya, sebagian penduduk perkotaan masih menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari, maka dengan kondisi tersebut tidak mengherankan penyakit-penyakit akan menjangkiti masyarakat, danpenyakit yang paling populer yang akan ditimbulkan dari kebiasaan buruk masyarakat yang mencemari sumber air minum dan air bersih tersebut adalah penyakit diare (Kusjuliadi, 2007:6).

Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Penyakit diare ini tidak dapat disepelekan, terutama pada anak-anak. Di negara berkembang penyakit diare adalah penyebab kematian paling umum pada balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya ( diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien di ruang praktik dokter, sedangkan di Indonesia kasus diare terdapat pada peringkat pertama


(23)

sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang berobat kerumah sakit. Di negara maju diperkirakan jumlah insiden penyakit diare yakni 0,5-2 episode/orang/tahun, sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan ada sekitar empat miliar kasus diareakut setiap tahunnya dengan mortalitas 3-4 jutaper tahun. Berdasarkan data tersebut maka kasus diare bukanlah kasus yang ringan, melainkan memerlukan perhatian yang serius (Wijoyo, 2013:25).

Permasalahan-permasalahan sanitasi yang sudah sangat mengkhawatirkan tersebut, memicu pemerintah membuat sebuah Program Nasional yang dinamakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dituangkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008. STBM adalah suatu pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan, untuk mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas. Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah perilaku melalui pemberdayaan di masyarakat dengan pendekatan 5 Pilar STBM, yaitu :

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS); 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAM-RT); 4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS-RT);


(24)

Pencemaran lingkungan melalui perilaku buang air besar sembarangan dan membuang air limbah langsung ke aliran sungai sangatlah berbahaya dan harus segera dihentikan. Dianjurkan bagi semua orang untuk memiliki septictank sebagai tempat pembuangan kotoran limbah atau kotoran tinja. Akan tetapi bentuk, struktur dari septictank tersebut tidak bisa hanya sembarangan dibuat untuk sekedar menampung tinja saja, karena apabila bentuk dan struktur nya tidak ideal di khawatirkan tujuan semula untuk mencegah tersebarnya penyakit dengan pembuatan septictank malah menjadikan hal tersebut sebagai celah untuk terjadinya pencemaran lingkungan pula. Septictank yang tidak ideal bentuk dan struktur nya membuat kotoran yang terdapat didalam akan terkontaminasi dengan tanah, dimana tanah merupakan sumber air yangdidalam nya terdapat sumur sebagai sumber penghidupan manusia. Dikhawatirkan pencemaran yang terjadi akibat septictank tersebut akan mencemari sumber air yang ada dan malah balik mengancam kesehatan manusia, dengan demikian septictank bukan hanya sekedar tempat untuk membuang kotoran saja tetapi sebagai tempat untuk melindungi lingkungan sekitar dari bahaya yang ditimbulkan kotoran tersebut.

Septictank yang baik seharusnya kedap air sehingga air dari kotoran tinja tersebut sedikitpun tidak akan merembes ke tanah dan kemudian harus memiliki media kontak yang dirancang khusus untuk berkembak biak nya bakteri pengurai sehingga bakteri pengurai dapat memetabolisme tinja dengan efektif dan sistem disinfektan yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ketika air dari kotoran tinja tersebut dibuang tidak akan


(25)

menyebabkan pencemaran lingkungan. Intinya septictank yang baik dan benar menampung dan mengolah limbah tinja menjadi cairan yang tidak berbau dan layak di alirkan ke got umum sehingga tidak mencemari lingkungan. Tanpa kita sadari, kita juga menjadi pelaku pencemaran lingkungan karena septictank yang selama ini telah kita bangun juga merupakan septictank tidak benar pembuatannya sehingga tidak ramah terhadap lingkungan.

Munculnyaprogram bantuan dari United States Agency for

International Development (USAID) bekerja sama dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dan Lembaga YAKMI sebagai implementator program tersebut, dimana program tersebut berupa bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan sebanyak 32 buah kepada masyarakat kota Medan yang tergolong dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di 5 Kelurahan yakni Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Kota Bangun, Kelurahan Karang Berombak, Kelurahan Tegal Sari dan Kelurahan Polonia. Maka diharapkan dengan terbangunnya septictank ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan merubah pola perilaku untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar. Dimana nantinya 32 septictank yang terbangun ini akan menghasilkan dampak positif dan menjadi acuan bagi masyarakat lainnya untuk membangun septictank ramah lingkungannya sendiri. Dan juga tujuan dari program ini nantinya untuk menerbitkan peraturan daerah (Perda) yang mengatur kewajiban pembangunan septictank ramah lingkungan di setiap masing-masing rumah, baik yang sudah terbangun ataupun yang baru akan dibangun.Akan tetapi


(26)

program yang dibuat ini tidak sepenuhnya gratis bagi para penerima bantuan, yakni diberikan sekitar 2.5 Juta Rupiah untuk setiap septictank nya, dimana biaya total untuk membangun septictank ramah lingkungan ini sekitar 3.5 - 4 Juta per unit nya. Sehingga para penerima bantuan harus tetap mengeluarkan uangnya untuk membangun septictank ini sekitar 1 – 1.5 Juta Rupiah.

Hal ini menjadi sangat menarik bagi peneliti karena septictank ramah lingkungan ini adalah hal yang baru dan sangat asing bagi masyarakat Kelurahan Kota Bangun. Masyarakat Kota Bangun masih banyak yang belum memiliki septictank, sehingga banyak masyarakatnya yang membuang limbah rumah tangga dan mengalirkannya langsung ke parit-parit disekitar rumah mereka tanpa di alirkan ke septictank terlebih dahulu yang kemudian sungai disekitarnya menjadi tempat pembuangan akhirnya yakni Sungai Deli.Berdasarkan hal-hal yang terurai di latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana respon dari warga dampingan yang akan diberikan bantuan sanitasi melalui septictank ramah lingkungan, yang

akan dituangkan pada penelitian yang berjudul : “ Respon Masyarakat

Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini dirumuskansebagai berikut : “Bagaimana respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan


(27)

Lembaga Pelayanan Kesejahteraan masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap

khasanah keilmuan di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada

masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan bagi kesehatan masyarakat,agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan serta perubahan pola perilaku masyarakat terhadap sanitasi lingkungan.

3. Sebagai referensi bagi peneliti lain untukmenambah bahan

penelitian dalam melengkapi suatu karya ilmiah.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(28)

Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang hal-hal pokok berupa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Responberasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau

tanggapan(reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga

dijelaskan definisi responadalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Respon bermula dari adanya suatu tindakanpengamatan yang menghasilkan suatu kesan sehinggakonsep responmanusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu:

a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapannya.

b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapat perhatian. Situasi merupakan


(30)

faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang. (Sarwono, 1991: 35)

Respon merupakan reaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masa lampau, masa sekarang, dan masa akan datang. Respon tidak lahir begitu saja tetapi melalui proses pengambilan keputusan melalui empat tahapan:

1. Kategori primitif, yakni objek atau peristiwa yang diamati dan diisolasi berdasarkan ciri-ciri khusus.

2. Mencari tanda, si pengamat secara tepat memeriksa lingkungan untuk

mencari informasi-informasi tambahan yang mungkin hanya melakukan kategorisasi yang tepat.

3. Konfirmasi, yakni terjadinya setelah objek mendapatkan penggolongan

sementara.

4. Konfirmasi tuntas dimana pencaharian tanda-tanda diakhiri dan respon

mulai muncul.

Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak mungkin akan memberikan makna.Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan tindakan. Simon dalam Wijaya (2007), membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu:


(31)

a. Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut.

b. Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau

menolak objek yang dipersiapkan.

c. Partisipasi, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut. (http:shvoong.com,2011)

Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterpretasikan rangsang

(input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensor information).

Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia di sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefenisikan sebagai segala sesuatuyang dialami oleh manusia. Berdasarkan hal tersebut William James menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan kita kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994:105). Cara kita mempersepsi situasi sekarang tidak terlepas dari adanya pengalaman sensoris terlebih dahulu. Kalau pengalaman terdahulu itu sering muncul, maka reaksi kita lalu menjadi salah satu kebiasan. Mungkin sembilan puluh persen dari pengalaman-pengalaman sensoris kita sehari-hari dipersepsi dengan kebiasaan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang diulang-ulang. Jadi, dalam kebanyakan situasi, persepsi itu pada umumnya


(32)

merupakan proses informasi yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau (Mahmud, 1990:49).

Sikap merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi. Sikap juga menetukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datan. Selain itu, dalam kajian sikap telah diketahui bahwa sikap tersebut dapat bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, ataupun tidak menyukai keberadaannya suatu objek. Sedang sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu (Ahmadi, 2009:148).

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang

tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman dan latihan.

c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun

relatif sulit berubah.

d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.

e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan

objek yang menjadi pusat perhatiannya.


(33)

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembangannya sikap

banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan

mengakibatkan perbedaan sikap antara satu individu dengan individu yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek. Sikap juga dapat berubah dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan sikap adalah :

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivityatau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya.

2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang terdapat dari diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok, interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melaui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan sebagainya.

Sedangkan partisipasi secara umum pengertiannya adalah adanya keterlibatan langsung suatu masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan. Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganisasikan


(34)

dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai, persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi sehingga pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi didaerah (Suprapto, 2007:20). Menurut Sudarningrum dalam Sugiyah (2001:38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :

1. Partisipasi langsung, yakni partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisi[asi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

2. Partisipasi tidak langsung, yakni partisipasi yang terjadi apabila

individu mendelagasikan hak partisipasinya (eprints.uny.ac.id)

2.2 Masyarakat

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. (Shadily, 1993 : 47 ). Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non (yang harus ada) dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang – orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain.


(35)

2.2.1 Masyarakat dan Macamnya

Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota – anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang– wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum–hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya ) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu.

Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam :

1. Masyarakat Paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat tawanan dan sebagainya.

2. Masyarakat merdeka terbagi pula dalam :

a. Masyarakat alam (nature) yaitu yang terjadi dengan sendirinya suku, golongan, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaanya dalam keadaan terpencil atau tak mudah berhubungan dengan dunia luar

b. Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau

kepercayaan (keagamaan) yaitu antara lain kongsi perekonomian, koperasi gereja dan sebagainya.


(36)

2.2.2 Asal Masyarakat

Bermacam–macam penyelidikan dijalankan, untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat, tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan benar semua pendapat hanya merupakan kira–kira dan pandangan saja. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup dalam gua dipulau sunyi umpamanyas selalu ia akan tertarik kepada hidup bersama dalam masyarakat, karena:

1. Hasrat yang berdasar naluri ( kehendak diluar pengawasan akal ) untuk

memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.

2. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama,

yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung bersama–sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari – hari dengan tenaga bersama.

3. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu mahluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari pada hidup sendiri. 4. Lain dari pada Aristoteles maka Bergson ( lahir 1895 ) berpendapat, bahwa

manusia ini hidup bersama bukan karena oleh persamaan melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya, demikian oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika, yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan mengadakan perbedaan dan perbandingan (Shadily, 1993 : 52 ).


(37)

2.2.3. Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri atas pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan dan pemeliharaan hasil-hasil yang tercapai ( Sumodiningrat, 2009:69 ). Pengembangan masyarakat menurut PBB adalah suatu proses dimana usaha masyarakat bertemu dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan kondisi, baik kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Pengembangan masyarakat tergantung pada inisiatif dan kemampuan masyarakat lokal dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Kemampuan ini ditunjang oleh keterlibatan dari anggota masyarakat dalam kegiatan intervensi, sehingga perlu pembinaa kesadaran dan motivasi pada masyarakat lokal untuk mewujudkan kemampuan mereka dalam usaha bersama memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Berdasarkan pada jenis tantangan dan kesulitan yang berbeda dan spesifik pada masyarakat tertentu, menuntut adanya arah kegiatan yang berbeda, oleh sebab itu proses pengembangan masyarakat perlu memperhatikan karakteristik dan perkembangan masyarakat lokal. Pengembangan masyarakat menggambarkan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa aspek penting. Keberadaan aspek tersebut sebagai persyaratan terlaksananya upaya pengembangan masyarakat.


(38)

1. Masyarakat sebagai unit kegiatan

Masyarakat sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam suatu lokasi yang sama dan mereka terikat kepentingan dan nilai-nilai yang sama. Terdapat berbagai jenis masyarakat yang ditentukan oleh berbagai tingkatannya dari masyarakat lingkungan desa, kota dan negara. Anggota masyarakat memiliki konsen dan kepentingan untuk kemajuan kehidupan yang lebih baik yang menuntut keterlibatan dari semua anggota. Pengembangan masyarakat menempatkan masyarakat sebagai unit dari kegiatan mereka.

2. Inisiatif dan kepemimpinan lokal

Di dalam masyarakat terdapat sumber daya manusia yang dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat dalam mewujudkan keinginan akan perubahan dalam masyarakat lokal, harus memanfaatkan inisiatif dan kepemimpinan secara internal dari sumber-sumber tersebut.

3. Penggunaan sumber-sumber dari dalam dan luar

Sumber mengacu kepada berbagai kekuatan yang bermanfaat untuk mengadakan perubahan. Orang perlu memahami terlebih dahulu sumber-sumber apa yang tersedia, dimana dan bagaimana cara menggunakannya untuk memberikan manfaat yang optimal. Sumber tersebut bisa berasal dari dalam atau luar masyarakat lokal yang menggunakannya secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan.


(39)

Partisipasi secara inklusif berarti memberikan kesempatan kepada semua kelompok dan segmen dalam masyarakat untuk berperan serta dalam pengembangan masyarakat. Struktur masyarakat harus terbuka yang memungkinkan kelompok-kelompok baru menjadi bagian dari proses yang berlangsung. Diharapkan bahwa semua anggota masyarakat bisa memainkan peranannya dalam pengembangan masyarakat.

5. Pendekatan terorganisir, komprehensif sebagai konsep penyerta dari partisipasi inklusif.

Pendekatan komprehensif merupakan upaya untuk memusatkan perhatian terhadap situasi masyarakat yang luas tidak membatasi pada isu-isu dan perhatian tertentu yang dihadapi dengan menggunakan sekumpulan sumber-sumber yang luas. Pendekatan komprehensif mencoba untuk memperluas usaha masyarakat dalam pendekatan yang digunakan, kepentingan masyarakat. Pendekatan ini akan menghasilkan partisipasi yang luas dalam arti keterlibatan yang intensif.

6. Proses pengambilan keputusan secara demokratis, rasional, dan diorientasikan pada pencapaian tugas yang khusus.

Demokratis berarti keputusan diambil dengan suara mayoritas dan tiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menyalurkan pendapat mereka. Tidak ada kewenangan tunggal dan terpusat dalam pengambilan keputusan, namun perlu rasional untuk melihat sejauhmana keputusan tersebut logis dan dapat dilaksanakan. Keputusan diarahkan dalam pelaksanaan tugas yang spesifik.


(40)

Pada dasarnya unsur pokok pengembangan masyarakat adalah perencanaan dan integrasi masyarakat. Perencanaan itu merupakan proses untuk menentukan, menemukan dan memperjelas arti dari suatu masalah, meningkatkan hakekat ruang lingkup masalah, mempertimbangkan berbagai upaya yang diperlukan guna penanggulangannya, memilih upaya yang kiranya dapat dilaksanakan serta mengadakan yang sesuai dengan upaya yang telah dipilih.Integrasi masyarakat, yaitu suatu proses dimana menerapkan sikap-sikap dan praktik-praktik kerjasama menghasilkan berbagai peningkatan dalan mengidentifikasi dengan masyarakat secara keseluruhan, minat dan partisipasi dalam urusan masyarakat dan saling menukar nilai-nilai dan sarana-sarana untuk mengutarakan nilai-nilai.

2.2.4. Model-model Pengembangan Masyarakat.

Adapun model-model dalam pengembangan masyarakat sebagai berikut:

1. Pengembangan Masyarakat Total

Pengembangan masyarakat total adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.


(41)

2. Perencanaan Sosial

Perencanaan sosial disini menunjuk pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan, kesehatan masyarakat yang buruk, dan lain-lain. Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas.

3. Aksi Sosial

Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan stuktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan tidak percaya karena tidak diberdayakan, oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan dan keadilan.

2.2.5. Pemberdayaan masyarakat


(42)

yang diharapkan dapat menciptakan proses penguatan sosial yang dapat mengantar masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta berlandaskan iman dan taqwa (Sumodiningrat, 2009 : 60).Sebagai tujuan pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hal yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Suharto, 2005 : 60) .

Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan pemerataan, tetapi konsep ini berpandangan bahwa dengan pemerataan tercipta landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan dan yang akan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan.

Upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan tiga hal :

1. Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi manusia berkembang.

Titik tolaknya adalah penekanan bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi-potensi, kemudian diberikan motivasi dan penyadaran bahwa potensi itu dapat dikembangkan.

2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat dimana perlu

langkah-langkah yang lebih positif dan nyata, penyediaan berbagai masukan serta pembukaan berbagai akses kepada peluang yang akan membuat masyarakat mampu dan memanfaatkan peluang. Pemberdayaan pada jalur


(43)

ini dapat berupa pemberian berbagai bantuan produktif., pelatihan, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik maupun sosial dan pengembangan kelembagaan di tingkat masyarakat.

3. Pemberdayaan mengandung arti pemihakan pada pihak yang lemah untuk

mencegah persaingan yang tidak seimbang dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan.

2.3 Kesehatan Lingkungan

Menurut Notoatmodjo (1996) kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan ligkungan yang optimum yang sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula, Sedangkan Moeller (1992) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi perhatian pada penilaian, pemahaman dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan dan dampak lingkungan pada manusia. Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit dan penyehatan atau pengamanan lainnya (Mulia, 2005:2).

Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat menganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non hayati dalam ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat makasakitlah


(44)

elemennya, tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka sehat pulalah ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah permasalah sanitasi.

Adapun Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :

1) Penyediaan Air Minum

2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3) Pembuangan Sampah Padat

4) Pengendalian Vektor

5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

7) Pengendalian pencemaran udara

8) Pengendalian radiasi 9) Kesehatan kerja

10)Pengendalian kebisingan

11)Perumahan dan pemukiman

12)Aspek kesling dan transportasi udara 13)Perencanaan daerah dan perkotaan 14)Pencegahan kecelakaan

15)Rekreasi umum dan pariwisata

16)Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk


(45)

Sedangkan sasaran kesehatan lingkungan, yakni :

1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang

sejenis

2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk

umum

5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan

yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara

besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus

2.4 Sanitasi

2.4.1 Pengertian Sanitasi

Sanitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik dibidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat, sedangkan sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara

Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk


(46)

berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembangunan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan sebagainya. Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat.

Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek pengobatan. Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relative lebih terjangkau daripada melakukan upaya pengobatan penyakit, banjir, pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran sungai, dialirkan pada saluran sungai

2.4.2 Manfaat Sanitasi

Ternyata manfaat sanitasi yang baik itu sangat besar, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat. Tapi juga berdampak positif bagi perekonomian dan pembangunan bangsa. Berikut ini adalah manfaat sanitasi menurut Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas, Nugroho Tri Utomo :


(47)

Kerugian ekonomi akibat sanitasi buruk sebagaimana diuraikan di atas, jika dihitung detail, seharusnya akan mempengaruhi dan mengurangi laju pertimbuhan ekonomi.

2. Meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan produktivitas

masyarakat.

Menurut WHO, kondisi dan perilaku sanitasi yang baik dan perbaikan kualitas air minum dapat menurunkan kasus diare yang akan mengurangi jumlah hari tidak masuk sekolah dan tidak masuk kerja hingga 8 hari pertahun atau meningkat 17% yang tentunya berdampak pada kesempatan meningkatkan pendapatan.

3. Menurunkan angka kemiskinan.

Akibat buruknya sanitasi, rata-rata keluarga di Indonesia harus menanggung Rp 1,25 juta setiap tahunnya. Ini jumlah yang sangat berarti bagi keluarga miskin. Biaya-biaya tersebut mencakup biaya berobat, perawatan rumah sakit, dan hilangnya pendapatan harian (opportunity cost) akibat menderita sakit atau harus menunggu dan merawat anggota keluarga yang sakit.

4. Memberdayakan masyarakat.

Perubahan perilaku terhadap akses sanitasi, telah dibuktikan dapat mendorong kontribusi investasi sanitasi. Pengalaman pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jawa Timur menunjukkan leverage factor, bahwa setiap Rp 1 yang dikeluarkan telah berhasil menggerakan investasi sanitasi dari masyarakat sendiri hingga Rp 35.


(48)

5. Menyelamatkan masyarakat.

Manfaat dari investasi sanitasi tentu saja terkait motto di bidang kesehatan yang sudah dikenal luas, yaitu mencegah selalu lebih murah dari mengobati. Bayangkan negara kita harus kehilangan Rp 58 triliun pertahun karena kita memilih tidak mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11,2 triliun pertahun untuk memperbaiki kondisi sanitasi.

6. Menjaga lingkungan hidup.

Bank Pembangunan Asia (2009) menyatakan bahwa, kita telah gagal menginvestasikan USD 1 untuk menangani sanitasi, sehingga sungai kita tercemar, maka akan diperlukan pengeluaran biaya sebesar USD 36 untuk memulihkan kembali kondisi air sungai tersebut

2.4.3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan . STBM merupakan program nasional yang ditetapkan pada bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

852/Menkes/SK/IX/2008 yang bertujuan untuk mengubah perilaku

masyarakat dalam hal ini agar tidak buang air sembarangan atau Open

Defecation Free (ODF) guna menutus mata rantai penularan penyakit, Cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir dan pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT) di mana air yang digunakan sebagai air minum dan


(49)

untuk produksi serta keperluan lainnya seperti sikat gigi dan berkumur dikelola, disimpan dan dimanfaatkan secara higienis. Termasuk pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga (Wibowo, 2014:128).

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah kondisi ketika suatu komunitas :

a. Tidak buang air besar sembarangan (BAB).

b. Mencuci tangan pakai sabun.

c. Mengelola air minum dan makanan yang aman.

d. Mengelola sampah dengan benar.

e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

2.5 Septictank Ramah Lingkungan

Septictank adalah suatu ruangan kedap air atau beberapa kompartemen ruangan yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan air yang lambat. Kondisi ini memberi kesempatan untuk terjadinya pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk bahan-bahan larut air dan gas. Air limbah rumah tangga yang dimaksud di sini adalah semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari mandi, dapur, cuci dan kakus. Tidak sedikit penampungan tinja (septictank) rumah tangga dan perumahan dibuat asal-asalan, pada umumnya perumahan saat ini membuat septictank dengan diameter 1 meter dan kedalaman 1 meter yang terbuat dari hong (cetakan beton berbentuk bulat) atau pasangan batako tanpa


(50)

tinja mudah meresap sehingga air tanah, air sumur dan air kali yang ada disekitarnya terkontaminasi bakteri E.coli dan fecal coli.( Kusjuliadi, 2007: 5-7 )

Berdasarkan kondisi dan perkembangan teknologi, karena semakin sempit lahan yang tersedia untuk perumahan yang menyebabkan pembuatan septictank menjadi kendala tersendiri sehingga pentingnya keberadaan septictank di lingkungan sekitar rentan untuk diabaikan. berdasarkan permasalahan tersebut maka sekarang telah muncul produk-produk septictank ramah lingkungan hasil pabrikasi yang dapat menjadi alternatif bagi lahan sempit dan perkotaan. Septictank ini memiliki sistem kerja dengan menghasilkan air limbah yang tidak mencemari air tanah dan sungai ketika dibuang ke tanah, sehingga septictank ini menjadi septictank yang ramah lingkungan.

Septictank ramah lingkungan adalah septictank yang berbentuk tabung dan bagian dasarnya tertutup sehingga kedap air, septictankramah lingkungan pada umum nya terbuat dari bahan Fiberglass dan dilengkapi media kontak yang dirancang khusus untuk berkembak biak nya bakteri pengurai sehingga bakteri pengurai dapat memetabolisme tinja dengan efektif dan sistem disinfektan yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga buangannya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Septictank ini menampung dan mengolah limbah tinja menjadi cairan yang tidak berbau

dan layak di alirkan ke got umum


(51)

modern karena proses penguraian dan pembusukan limbah menggunakan teknologi biologis dan filterisasi.

Manfaat yang didapat dari pembuatan septictank yang benar dan ramah lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Kebersihan air tanah ikut terjaga.

2. Perawatan lebih mudah karena tidak mudah penuh dan bau.

3. Penghuni rumah dapat merasa nyaman karena saluran

pembuangan tidak mampat sehingga memudahkan penyiraman.

4. Untuk septictank biologis, air pembuangannya dapat

dimanfaatkan untuk ekosistem lain, misalnya menyiram tanaman. ( Kusjuliadi, 2007 : 11).

2.6 Kerangka Pemikiran

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Sehingga interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat. Salah satu komponen dari lingkungan yang wajib menjadi perhatian dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan adalah sanitasi. Sanitasi merupakan usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan /


(52)

berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

Pemerintah membuat sebuah Program Nasional yang dinamakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dituangkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008. STBM adalah suatu pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan, untuk mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas. Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah perilaku melalui pemberdayaan di masyarakat dengan pendekatan 5 Pilar STBM, yaitu salah satunya adalah Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Mengacu pada program tersebut United States Agency for International Development (USAID) bekerja sama dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) membuat sebuah program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan sebanyak 32 buah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dimana perbuah nya disubsidi sekitar 2,5 juta dari total pembangunan 4 juta rupiah kepada 5 kelurahan di Kota Medan salah satunya yakni Kelurahan Kota Bangun. Untuk menjalankan program tersebut maka Lembaga YAKMI sebagai pelaksana program melakukan pemicuan/sosialisasi mengenai sanitasi lingkungan berupa bahaya buang air besar sembarangan dan septictank yang baik dan benar yang tidak mencemari lingkungan. Maka masyarakat yang diberikan pemicuan tersebutlah yang menjadi masyarakat dampingan dan akan dilihat responnya.

Dengan masih banyaknya masyarakat setempat yang belum memiliki septictank dan mengalirkan kotorannya langsung ke parit-parit sekitar rumah


(53)

maka penulis tertarik untuk mengetahui respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan tersebut. untuk mengetahui respon masyarakat tersebut maka dapat dilihat dari tingkah laku balasan atau tindakan yang merupakan wujud dari persepsi warga dampingan. Persepsi meliputi pengetahuan masyarakat dampingan tentang sanitasi dan septictank ramah lingkungan dan manfaatnya. Sikap meliputi penilaian, penolakan dan penerimaan atau terhadap septictank ramah lingkungan tersebut. Partisipasi meliputi tentang melaksanakan, menjaga dan memelihara. Dari persepsi, sikap dan partisipasi tersebut maka kemudian akan dapat ditarik kesimpulannya menjadi respon positif atau respon negatif.

Untuk menjelaskannya peneliti membuat bagan yang berisikan alur dari kerangka pemikiran diatas :


(54)

SANITASI LINGKUNGAN

SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN

MASYARAKAT DAMPINGAN

RESPON MASYARAKAT DAMPINGAN KELURAHAN KOTA BANGUN

1.RESPON POSITIF 2.RESPON NEGATIF Persepsi, meliputi :

1. Pengetahuan

masyarakat dampingan tentang sanitasi dan septictank ramah lingkungan. 2. Pemahaman masyarakat dampingan tentang pentingnya sanitasi dan manfaat dari septictank ramah lingkungan

Sikap, meliputi : a. Penilaian masyarakat

dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan. b. Penolakan atau

penerimaan masyarakat dampingan terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan. c. Pengharapan masyarakat dampingan akan manfaat sanitasi.

Partisipasi,meliputi : a. Masyarakat dampingan

ikut mensosialisasikan sanitasi yang baik dan septictank ramah lingkungan.

b. Masyarakat dampingan memelihara dan menjaga keadaan sanitasi di lingkungan sekitar. c. Masyarakat dampingan

berperan serta dengan membangun septictank ramah lingkungan.


(55)

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.7.1 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep konsep yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh peneliti, jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian 2011:136-138). Untuk lebih memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :

1) Respon merupakan suatu tingkah laku balas atau tindakan masyarakat

yang mrupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasimasyarakat terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, suka atau tidak suka serta partisipasi terhadap objek permasalahan.

2) Sanitasi adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan / berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.


(56)

3) Septictank ramah lingkungan adalah septictank yang terbuat dari bahan Fiberglass, dilengkapi media kontak yang dirancang khusus untuk berkembak biak nya bakteri pengurai sehingga bakteri pengurai dapat memetabolisme tinja dengan efektif dan sistem disinfektan yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga buangannya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan juga menampung dan mengolah limbah tinja menjadi cairan yang tidak berbau dan layak di alirkan ke got umum.

4) Masyarakat Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan

Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah yang telah diberikan materi pemicuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang kemudian diharapkan dapat merubah pola perilakunya terhadap kesehatan lingkungan.

2.7.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu proses menjadikan variabel penelitian dapat diukur sehingga transformasi dan unsur konseptual ke dunia nyata. Definisi operasional adalah lanjutan dari perumusan definisi konsep, perumusan definisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011:141).


(57)

Adapun yang menjadi definisi operasional dalam respon masyarakat terhadap sanitasi melaui septictank ramah lingkungan dampingan YAKMI di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan adalah :

1. Persepsi masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan, meliputi :

a. Pengetahuan masyarakat dampingan tentang sanitasi dan septictank

ramah lingkungan.

b. Pemahaman masyarakat dampingan tentang pentingnya sanitasi dan

manfaat dari septictank ramah lingkungan.

2. Sikap masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah

lingkungan, meliputi :

a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui septictank ramah lingkungan.

b. Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang atau

tidak senangnya masyarakat dampingan terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan.

c. Pengharapan adalah masyarakat dampingan tentang sanitasi melalui

septictank ramah lingkungan memiliki harapan akan manfaat sanitasi.

3. Partisipasi masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah

lingkungan, meliputi :

a. Keikutsertaan masyarakat dampingan dalam mensosialisasikan sanitasi yang baik dan septictank ramah lingkungan.


(58)

b. Masyarakat dampingan berperan serta dalam menjaga dan memelihara keadaan sanitasi di lingkungan sekitar.

c. Masyarakat dampingan berperan serta menjaga lingkungan dengan


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian 2011:52).

Melalui penelitian ini penulis akan menggambarkan secara menyeluruh tentang bagaimana respon masyarakat terhadap sanitasi melaui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karena masih banyaknya masyarakat setempat yang tidak memiliki septictank sehingga mengalirkan limbah kotoran tinja dan limbah rumah tangga nya langsung ke parit-parit dan kemudian dialirkan ke sungai yang berada disekitar tempat tinggal mereka yakni Sungai Deli. Sehingga septictank ramah lingkungan ini menjadi hal yang baru untuk masyarakat di Kelurahan Kota Bangun tersebut.


(1)

Respon Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di

Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan (Kuesioner)

No. Urut Responden : ____

I. Petunjuk Pengisian

a. Isilah dengan menuliskan keterangan yang diminta tentang data pribadi Saudara/Saudari pada identitas Responden.

b. Pilihlah jawaban dan beri tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/Saudari.

c. Isilah pertanyaan-pertanyaan di dalam angket dan berilah jawaban secara tertulis.

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Agama :

5. Suku Bangsa : 6. Pendidikan terakhir :

a. Tidak Sekolah b. SD

c. SMP d. SMA

e. Akademi/ perguruan tinggi 7. Status perkawinan : 8. Status anak :

9. Pekerjaan : a. Petani b. Buruh

c. Pegawai Negeri d. Wiraswasta


(2)

III. Respon Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan dilihat melalui :

A. Persepsi

1. Apakah bapak/ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan Sanitasi lingkungan?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

2. Apakah bapak/ibu mengetahuipentingnya sanitasi lingkungan bagi kehidupan? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

3. Apakah bapak/ibu megetahui bahwa limbah buang air besar sembarangan (BAB) dapat mencemari air dan lingkungan sekitar?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

4. Apakah bapak/ibu setuju bila limbah buang air besar sembarangan (BAB) dapat menyebabkan penyakit diare/mencret karena limbah meresap ketanah, air bersih dan mengandung bakteri E- coli?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

5. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu septictank? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

6. Apakah bapak/ibu mengetahui fungsi dan manfaat septictank? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

7. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu septictank ramah lingkungan ? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

8. Apakah bapak/ibu mengetahui fungsi dan manfaat dari septictank ramah lingkungan ?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui


(3)

9. Apakah bapak/ibu mengetahui perbedaan antara septictank biasa (resapan) dengan septictank ramah lingkungan?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

10. Apakah bapak/ibu mengetahui tujuan dari program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan oleh Lembaga YAKMI tersebut?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

11. Apakah bapak/ibu mengetahui resiko yang ditimbulkan apabila tidak menggunakan septictank ramah lingkungan?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

B. Sikap

12. Bagaimana tanggapan bapak/ibu tentang bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan dari Lembaga YAKMI?

a. Membantu b. Kurang membantu c. Tidak membantu

13. Apakah menurut bapak/ibu program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan dari Lembaga YAKMI tersebut bermanfaat?

a. Bermanfaat

b. Kurang bermanfaat c. Tidak bermanfaat

14. Bagaimana tanggapan bapak/ibu tentang septictank ramah lingkungan ? a. Mengurangi tingkat pencemaran

b. Septictank biasa sudah cukup c. Keduanya A dan B tidak perlu

15. Apakah septictank ramah lingkungan penting untuk dibangun di daerah tempat bapak/ibu tinggal?

a. Penting b. Kurang penting c. Tidak penting

16. Apakah bapak/ibu mendukung adanya program septictank ramah lingkungan tersebut guna kelangsungan kesehatan lingkungan generasi mendatang? a. Mendukung

b. Kurang mendukung c. Tidak mendukung


(4)

17. Apakah dirumah bapak/ibu terdapat septictank sebagai tempat pembuangan kotoran tinja?

a. Ya b. Tidak

18. Apakah menurut bapak/ibu septictank biasa(resapan) saja sudah cukup tanpa harus membangun septictank ramah lingkungan?

a. Tidak cukup b. Kurang cukup c. Cukup

19. Apakah bapak/ibu berminat untuk menggunakan septictank ramah lingkungan tersebut ?

a. Berminat b. Belum berminat c. Tidak berminat

20. Apakah bapak/ibu yakin kesehatan bapak/ibu akan lebih terjamin jika menggunakan septictank ramah lingkungan?

a. Yakin b. Kurang yakin c. Tidak yakin

21. Bagaimana tanggapan bapak/ibu jika dikeluarakan peraturan melarang membuang limbah BAB sembarangan (parit, sungai)?

a. Setuju (karena tingkat pencemaran lingkungan sudah sangat parah) b. Kurang setuju (tingkat pencemaran belum tinggi/biasa saja) c. Tidak setuju (tidak perlu sampai dikeluarkan peraturan)

22. Apakah bapak/ibu setuju jika pemerintah menetapkan peraturan tentang keharusan membangun septictank yang ramah lingkungan di masing-masing rumah tangga?

a. Setuju (untuk mengurangi tingkat pencemaran, dan melestarikan lingkungan kedepannya)

b. Kurang setuju (septictank ramah lingkungan penting tapi tidak semua mampu membangunnya)

c. Tidak setuju (tidak penting dan tidak semua mampu membangunnya)

C. Partisipasi

23. Apakah ada pertemuan/musyawarah antara warga dengan pihak Puskesmas mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan?

a. Ada b. Tidak ada

24. Jika ada, bagaimana partisipasi kehadiran bapak/ibu dalam pertemuan/ musyawarah tersebut?

a. Aktif (3 kali dalam sebulan atau lebih)

b. Kurang Aktif (2 kali dalam sebulan atau kurang) c. Tidak pernah


(5)

25. Bagaimana intensitas kehadiran bapak/ibu dalam sosialisasi/pemicuan dari Lembaga YAKMI tentang pentingnya sanitasi, septictank ramah lingkungan dan bahaya dari BAB sembarangan?

a. Aktif (1 kali dalam seminggu atau lebih) b. Kurang aktif (1 kali dalam dua minggu) c. Tidak Aktif (1 kali dalam sebulan)

26. Bagaimana partisipasi bapak/ibu dalam sosialisasi/pemicuan yang diadakan Lembaga YAKMI tersebut?

a. Aktif b. Kurang aktif c. Tidak aktif

27. Kepada siapa sajakah bapak/ibu menyampaikan tentang pentingnya sanitasi, septictank ramah lingkungan dan bahaya dari BAB sembarangan?

a. Kerabat, orang lain diluar daerah saya b. Keluarga

c. Tidak Pernah

28. Kapan sajakah bapak/ibu membersihkan lingkungan disekitar rumah bapak/ibu sendiri?

a. Setiap hari

b. Bila kelihatan kotor c. Tidak Pernah

29. Apakah bapak/ibu aktif mengikuti kegiatan bersama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan, seperti gotong royong membuang sampah, membersihkan parit?

a. Aktif (3 kali dalam sebulan atau lebih)

b. Kurang aktif ( 2 kali dalam sebulan atau kurang) c. Tidak pernah

30. Apakah bapak/ibu sering melibatkan keluarga dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan?

a. Melibatkan setiap hari

b. Kurang melibatkan (seminggu sekali) c. Tidak melibatkan

31. Apakah bapak/ibu ikut berpartisipasi dalam pembuatan septictank ramah lingkungan di rumah anda?

a. Berpartisipasi

b. Kurang berpartisipasi c. Tidak berpartisipasi

32. Apakah bapak/ibu sudah menggunakan septictank ramah lingkungan di rumah?

a. Sudah menggunakan b. Belum/akan menggunakan c. Tidak akan menggunakan


(6)

Lampiran 1

Tabel Penskoran Respon Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan

Dampingan Lembaga YAKMI di Kelurahan Kota Bangun

NO PERSEPSI JUMLAH SIKAP JUMLAH PARTISIPASI JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 7

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 9 -1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 0 -6

3 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 -1 2 0 0 0 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 -5 -1 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -6

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 0 0 0 0 -1 -1 1 1 -1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 0 1 0 -1 1 5

6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 6 1 1 0 1 1 -1 0 0 1 1 5 0 0 0 0 1 1 1 -1 0 1

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 0 -3

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 1 0 1 1 0 1 -1 1 3

9 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 -1 -1 -1 1 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -6

10 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 1 1 1 -1 0 -1 -1 0 0 0 0 0 -1 -1 0 0 0 0 -1 -1 -4

11 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 -1 3 0 0 0 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 -5 -1 -1 -1 0 0 -1 0 -1 -1 -6

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 0 -1 0 5

13 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 0 1 0 1 -1 0 2

14 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 -1 -1 -1 0 0 0 -2 -1 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -6

15 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 -1 -1 -1 0 0 0 -1 0 -4

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 3

17 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 1 1 0 0 -1 0 2

18 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 -1 -1 -1 1 0 0 -1 0 -1- 1 0 0 0 0 -1 -1 -4

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 -1 1 1 1 0 0 0 -1 0 1

20 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 -1 4 0 -1 0 -1 0 -1 -1 0 0 0 -4 -1 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -6

21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 1 1 0 0 -1 0 2

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 1 0 1 1 1 -1 1 5

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 -1 1 0 0 1 0 0 -1 0 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 -1 1 1 1 1 0 0 -1 0 2

25 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 -5 -1 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -6

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -1 1 1 1 1 0 0 -1 1 3

27 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 -1 3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 0 0 -4 -1 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -6

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 -1 1 1 0 1 0 0 -1 0 1

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 -1 1 1 0 1 0 0 -1 0 1

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 1 1 1 1 0 1 -1 1 5

Total Jumlah Responden 242 160 -15

Total Kategori 330 300 270


Dokumen yang terkait

Respon Masyarakat terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan

1 20 97

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 5 83

Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan

1 10 125

Respon Penerima Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat (YAKMI) di Daerah Pinggiran Rel Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 8 97

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 10

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 2

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 10

Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Sanitasi Berbasis Keluarga Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kota Medan

0 0 2

Respon Penerima Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat (YAKMI) di Daerah Pinggiran Rel Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 10

Respon Penerima Bantuan Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) oleh Lembaga Kesejahteraan Masyarakat (YAKMI) di Daerah Pinggiran Rel Gaperta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 2