- Sensitifitas
silang terhadap obat-obat yang berkaitan. Interaksi obat : alkohol, depressan susunan saraf pusat, antikolinergik, obat-obat
penghambat mono amin oksidase.
f. Hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang harus diperhatikan setelah mengkonsumsi atau menggunakan difenhidramin yaitu :
- Obat ini menyebabkan mengantuk. Jika menggunakan obat ini, jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. -
Jangan digunakan bersama obat influenza yang mengandung antihistamin. -
Agar dikonsultasikan dengan dokter atau unit pelayanan kesehatan terlebih dahulu apabila digunakan pada :
1. penderita asma, karena dapat mengurangi sekresi dan mengentalkan dahak. 2. wanita hamil, menyusui dan anak6 tahun.
sehatnews.com...3273-Diphenhydramine-Difenhidramin-HCl.html
2.4.2. Pembagian Obat Batuk
Obat batuk dibagi menjadi dua yaitu :
a. Antitusif
Antitusif yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk. Zat aktif yang termasuk antitusif antara lain
dekstrometorfan HBr dan difenhidramin HCl dalam dosis tertentu.
b. Ekspektoran
Ekspektoran berfungsi untuk memperbanyak produksi dahak yang encer dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarnnya
dengan batuk. Mekanisme kerjanya adalah merangsang reseptor-reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar sekresi dari saluran lambung
usus dan sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di saluran napas. Zat aktif yang termasuk ekspektoran antara lain Ammonium klorida, minyak
terbang, gualakol. Tjay, 2010
2.5. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
Analisis senyawa obat baik dalam bahan bulk, dalam sediaan farmasi, maupun dalam cairan biologis dengan metode kromatografi dapat ditilik balik pada awal tahun
1920-an. Pada tahun 1955-an, metode kromatografi kertas secara menaik ascending dan menurun descending telah muncul pada berbagai Farmakope untuk analisis produk-
produk obat. Edisi Farmakope lanjut mulai menggunakan metide kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dan kromatografi gas KG untuk analisis obat. Saat ini, metode
kromatografi merupakan metode utama yang digunakan untuk analisis obat dalam Farmakope.
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa
bahan padat atau porus dalam bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Fase gerak dapat
berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase gerak, maka proses nya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi cair dan kromatigrafi lapis tipis, fase gerak
yang digunakan selalu cair. Rohman, 2009
2.5.1. Kegunaan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
Kegunaan umum Kromatografi Cair Kinerja Tinggi adalah untuk : pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian
impurities, analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap non-volatil, penentuan molekul-molekul netral, ionik, mauoun zwitter ion, isolasi dan poemurnian senyawa,
pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit trace elements, dan jumlah bayak, dan dalam skala proses industri. KCKT merupakan metode yang tidak dekstruktif
dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. KCKT paling sering digunakan untuk : menetapkan kadar senyawa-senyawa
tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses
sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi, memonitor sampel- sampoel yang berasal dari lingkungan, memurnikan senyawa dalam suatu campuran,
memisahkan polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya dalam suatu campuran, kontrol kulitas, dan mengikuti jalannya raksi sintetis. Rohman, 2009
2.5.2. Kelebihan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi mempunyai banyak keuntungan jika dibandingkan dengan Kromatografi Gas tradisional, yaitu :
a. Kecepatan
Waktu analisis yang kurang dari satu jam merupakan hal yang lazim. Banyak analisis dapat dilakukan dalam 15-30 menit. Memang, untuk analisis yang tidak rumit, dapat
dicapai waktu analisis kurang dari 15 menit.
b. Daya Pisah
Berbeda dengan Kromatografi Gas, kromatografi cair mempunyai dua fase tempat terjadinya antaraksi. Pada Kromatografi Gas, gas yang mengalir berantaraksi sedikit
dengan linarut, pemisahan tercapai terutama karena antaraksi dengan fase diam.
c. Kepekaan
Detektor serapan UV yang biasa dipakai dalam KCKT dapat mendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram 10
-9
g. Detektor fluoresensi dan elektrokimia dapat mendeteksi dalam jumlah pikogram 10
-12-
d. Kolom yang dapat dipakai kembali
Berbeda dengan Kromatografi Cair klasik, kolom KCKT dapat dipakai kembali. Banyak analisis dapat dilakukan pada kolom yang sama sebelum kolom itu harus diganti. Akan
tetapi, kolom tersebut turun mutunya, laju penurunan mutu itu bergantung pada jenis
cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut dan jenis pelarut yang dipakai. e.
Molekul besar dan ion
Secara khusus senyawa jenis ini tak dapat dipisahkan dengan KG karena keatsiriannya rendah. KG biasanya menggunakan senyawa turunannya untuk menganalisis ion. KCKT
dalam ragam ekslusi dan pertukaran ion ideal untuk menganalisis molekul besar dan ion.
f. Mudah memperoleh kembali cuplikan