d.
Ammonium Klorida
Ammonium Klorida ini berdaya diuretis lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam dalam darah. Keasaman darah merangsang pusat pernapasan, sehingga
frekuensi napas meningkat dan gerakan bulu getar cillia di saluran napas distimulasi. Sekresi dahak juga meningkat. Maka senyawa ini banyak digunakan dalam sediaan sirop
batuk, misalnya obat batuk hitam. Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis tinggi dan berupa acidosis khusus pada anak-anak dan pada pasien ginjal, berhubung sifatnya yang
merangsang mukosa. Tjay, 2010
2.4.1. Difenhidramin
Difenhidramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin dan
sedatif. Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur,
mencegah mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal.
Struktur Difenhidramin 2-diphenylmethoxy-N,N-dimethylethanamine
Diphenhydramine Hydrochloride. Berat molekul 291,82. Anonim.2011.http:en.wikipedia.orgwikiDiphenhydramine
Difenhidramin merupakan amine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara oral, dengan konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam. Di dalam tubuh dapat
terdistribusi meluas dan dapat dengan segera memasuki system pusat saraf, sehingga dapat menimbulkan efek sedasi dengan onset maksimum 1-3 jam. Diphenhydramine
memiliki waktu kerjadurasi selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu paruh eliminasi 2-8 jam dan 13,5 jam pada pasien geriatri. Bioavailabilitas pada pemakaian oral
mencapai 40-60 dan sekitar 78 terikat pada protein. Sebagian besar obat ini dimetabolisme dalam hati dan mengalami first-pass efect, namun beberapa dimetabolisme
dalam paru-paru dan system ginjal, kemudian diekskresikan lewat urin.
Difenhidramin ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Difenhidramin menghambat pelepasan histamin H
1
dan asetilkolin menghilangkan ingus saat flu. Hal ini memberi efek seperti peningkatan
kontraksi otot polos vaskular, sehingga mengurangi kemerahan, hipertermia dan edema yang terjadi selama reaksi peradangan. Difenhidramin menghalangi reseptor H
1
pada perifer nociceptors sehingga mengurangi sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi
gatal yang berhubungan dengan reaksi alergi. Memberikan respon yang menyebabkan efek fisiologis primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer untuk mengatasi
gejala-gejala alergi dan penekanan susunan saraf pusat efek sekunder.
Kerja antihistaminika H
1
akan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptor H
1
, dan tidak mempengaruhi histamin yang ditimbulkan akibat kerja pada reseptor H
2
. Reseptor H
1
terdapat di saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran
pernapasan. Difenhidramin bekerja sebagai agen antikolinergik memblok jalannya impuls-impuls yang melalui saraf parasimpatik, spasmolitik, anestetika lokal dan
mempunyai efek sedatif terhadap sistem saraf pusat.
http:www.doctorslounge.comchestdrugsantihistamines diphenhydramine.htm
a. Cara Kerja Difenhidramin