yang ditambahkan ke dalam sampel dan semakin lamanya waktu perendaman sampel, maka akan semakin besar formaldehi yang terlepas dari sampel tersebut.
2.7 Kerangka Konsep
IPCS International Programme on Chemical Safety
Mangkok Melamin
Cangkir Melamin
Uji kualitatif
pada makanan
dan i
Tidak ada
Ada Uji kuantitatif
pada makanan dan minuman
Memenuhi syarat
Tidak Memenuhi
syarat Makanan
dengan suhu 80ºC
Minuman dengan
suhu 80ºC
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survai dekskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan secara sistematis, yaitu untuk mengetahui kadar
formaldehid pada makanan dan minuman yang diwadahi peralatan makan melamin yaitu
mangkok dan cangkir yang sering dipakai sebagai wadah makanan dan minuman. 3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di beberapa Pasar yang ada di kota Medan yaitu: Pasar Sentral, Pasar Petisah, dan Pasar Sukaramai dengan mengambil 2 sampel merek
peralatan makan melamin yang banyak dijual dan dibeli oleh masyarakat dan pedagang dengan pembagian 1 sampel untuk peralatan mangkok dan 1 sampel untuk peralatan cangkir.
Alasan pemilihan lokasi adalah :
1. Pasar Sentral, Pasar Petisah, dan Pasar Sukaramai kota Medan merupakan tempat yang
ramai dikunjungi pembeli untuk membeli berbagai perlengkapan rumah tangga. 2.
Pusat Pasar kota Medan sebelumnya sudah pernah dijadikan sebagai tempat pengambilan sampel dalam pemeriksaan kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin yang
dijual di kota Medan. 3.
Pasar Petisah, dan Pasar Sukaramai belum pernah dijadikan sebagai tempat pengambilan sampel dalam pemeriksaan kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin yang
dijual di kota Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan dilakukan pada November - Desember 2011
Universitas Sumatera Utara
3.3 Objek Penelitian dan Sampel Penelitian
3.3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah makanan dan minuman yang sering diwadahi peralatan makan yang terbuat dari melamin berupa mangkok dan cangkir yang dijual di Pasar yang ada
di kota Medan, makanan dan minuman dipilih dalam penelitian ini karena umumnya makanan dan minuman dalam keadaan panas disimpan dan disajikan dalam mangkok dan
cangkir.
3.3.2 Sampel Penelitian
Metode sampling yang digunakan adalah metode purposif dengan pertimbangan bahwa jenis peralatan makan tersebut banyak dijual di pasaran dan banyak digunakan oleh
masyarakat dan pedagang serta peralatan makan tersebut telah diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah terbukti mengandung formaldehid yang melebihi Standar Nasional
Indonesia yaitu lebih besar dari 3 ppm. Peralatan makan yang sudah diperiksa dan yang digunakan pada penelitian ini adalah terdiri dari 1 merek mangkok yaitu Golden Unicorn
dan 1 merek cangkir Hoover yang terbukti mengandung formaldehid pada pemeriksaan yang dilakukan terhadap peralatan makan Mangkok dan Cangkir.
Makanan yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah makanan yang sering diberi wadah melamin sebagai tempat dalam proses pengolahannya seperti penyimpanan maupun
penyajiannya berupa mangkok yaitu makanan berkuah berupa: 1.
Sayur Tumis, yaitu Kangkung Tumis 2.
Sayur Santan, yaitu Daun Ubi Santan 3.
Sayur Rebus, yaitu Bayam Rebus
Universitas Sumatera Utara
4. Sayur Asam yang terdiri dari terung, labu siam, melinjo yang direbus dalam
bumbu terasi. Minuman yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah minuman panas yang
sering dikonsumsi masyarakat berupa: 1.
Air Putih 2.
Susu Cokelat Manis 3.
Teh Manis 4.
Kopi 5.
Jahe Pada pemeriksaan formaldehid pada makanan dan minuman, suhu makanan dan
minuman yang digunakan adalah suhu 80 ºC dengan pertimbangan bahwa pada umumnya makanan dan minuman panas disajikan pada suhu tersebut, dan
berdasarkan hasil penelitian terhadap peralatan makan melamin, formaldehid banyak terlepas dari peralatan makan melamin pada suhu 80°C. Pemeriksaan dilakukan
dengan melakukan uji laboratorium secara kualitatif untuk mengetahui apakah pada makanan dan minuman yang diwadahi peralatan makan melamin, yaitu mangkok
pada makanan dan cangkir pada minuman terdapat formaldehid, selanjutnya jika hasil pemeriksaan pada sampel makanan dan minuman yang diwadahi peralatan makan
melamin terbukti mengandung formaldehid, dilanjutkan dengan melakukan uji laboratorium secara kuantitatif untuk mengetahui banyaknya kandungan formaldehid
pada makanan dan minuman tersebut.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Universitas Sumatera Utara
Data primer yang diperoleh dan yang digunakan adalah dari hasil survey merek peralatan makan melamin yang banyak dijual di beberapa pasar yang ada di kota Medan
yaitu: Pasar Sentral, Pasar Petisah, dan Pasar Sukaramai dan beberapa pedagang yang menggunakan peralatan makan melamin yang terdapat di kota Medan dan hasil pemeriksaan
pada sampel di Laboratorium Kesehatan Medan
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder didapat dari tinjauan kepustakaan dan literatur yang berkaitan dengan penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Makanan dan minuman yang sudah dibuat dimasukkan ke dalam peralatan makan yang terbuat dari melamin yang dijual di pasar kota Medan yang terdiri dari mangkok dan cangkir,
diperiksa di laboratorium kemudian dihitung kandungan formaldehid yang terdapat pada makanan dan minuman tersebut.
3.5.1 Alat dan Bahan 3.5.1.1 Alat-alat
1. Centrifuge
2. Gelas ukur 5 ml
3. Gelas ukur 10 ml
4. Labu Kjeldahl
5. Panci
6. Tabung reaksi
3.5.1.2 Bahan-Bahan
1. Asam kromatropat 0,5
Universitas Sumatera Utara
2. Asam Pospat 10
3. Asam Sulfat 60
4. Aguadest
3.5.1.3 Cara Pembuatan Reaksi
1. Asam Pospat 10
Ambil 12 ml Asam Pospat 85, encerkan dengan Aguadest sampai 100 ml 2.
Asam Sulfat 60 Ambil 63 ml H2SO4 p encerkan dengan aguadest hingga 100 ml
3. Asam kromatropat 0,5
Ambil 500 mg kromatropat larutkan dalam H2SO4 60 higga 100 .
3.5.2 Teknik Analisis Peralatan Makan Melamin 3.5.2.1 Pemeriksaan pada makanan
a. Pemeriksaan kualitatif
1. Peralatan makan melamin dicuci dengan sabun dibilas hingga bersih dan
kemudian dikeringkan. 2.
Makanan yang sudah dimasak matang diukur suhunya yaitu 80 º C 3.
Makanan yang memiliki suhu 80 º C dimasukkan ke dalam mangkok, diamkan selama 5 menit.
4. Diasamkan dengan 5 ml larutan Asam Pospat10.
5. Destilasi perlahan-lahan hingga diperoleh hasil destilasi destilat 50-100 ml yang
ditampung dalam gelas ukur yang telah berisi 10 ml air ujung pendingin harus tercelup sehingga formaldehid tidak menguap.
Universitas Sumatera Utara
6. 1- 2 ml makanan dimasukkan ke dalam tabung reaksi tambah 5 ml asam
kromatropat 0,5 dalam asam sulfat 60 yang dibuat segar. 7.
Masukkan ke dalam tangas air dan biarkan mendidih selama 15 menit. 8.
Larutan akan berwarna ungu jika mengandung formaldehid. b.
Pemeriksaan Kuantitatif 1.
Setelah diperiksa dengan pameriksaan kualitatif, dan ternyata makanan mengandung formaldehid, maka selanjutnya tambahkan indikator phenolptalen,
titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna Pink. 2.
Kandungan Formaldehid dapat dihitung dengan rumus 100
03 ,
30 x
l Beratsampe
VxNxBM
3.5.2.2 Pemeriksaan pada minuman
a. Pemeriksaan kualitatif
1. Peralatan makan melamin dicuci dengan sabun dibilas hingga bersih dan
kemudian dikeringkan. 2.
Minuman yang sudah dibuat diukur suhunya yaitu 80 º C 3.
Minuman yang memiliki suhu 80 º C dimasukkan ke dalam mangkok, diamkan selama 5 menit.
4. Diasamkan dengan 5 ml larutan Asam Pospat10
5. Destilasi perlahan-lahan hingga diperoleh hasil destilasi destilat 50-100 ml yang
ditampung dalam gelas ukur yang telah berisi 10 ml air ujung pendingin harus tercelup sehingga formaldehid tidak menguap.
6. 1- 2 ml minuman dimasukkan ke dalam tabung reaksi tambah 5 ml asam
kromatropat 0,5 dalam asam sulfat 60 yang dibuat segar.
Universitas Sumatera Utara
7. Masukkan ke dalam tangas air dan biarkan mendidih selama 15 menit.
8. Larutan akan berwarna ungu jika mengandung formaldehid.
b. Pemeriksaan Kuantitatif
1. Setelah diperiksa dengan pameriksaan kualitatif, dan ternyata minuman
mengandung formaldehid, maka selanjutnya tambahkan indikator phenolptalen, titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna Pink.
2. Kandungan Formaldehid dapat dihitung dengan rumus
100 03
, 30
x l
Beratsampe VxNxBM
Dimana: V = Volume titrasi Sampel
N = Normalitas NaOH yang digunakan
5.6 Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka yang menjadi variabel independen variabel bebas adalah peralatan makan melamin yaitu mangkok dan cangkir.
a. Makanan dengan suhu 80°C
Makanan yang dihidangkan dalam keadaan panas yang biasanya dikonsumsi dan disimpan dalam peralatan makan mangkok melamin yaitu makanan berkuah berupa sayur
Tumis Kangkung Tumis, sayur Santan Daun Ubi Santan, sayur Rebus Bayam Rebus, dan sayur Asam yang terdiri dari Terung, Labu Siam, Melinjo dan bumbu terasi.
b. Minuman dengan suhu 80°C
Minuman yang dihidangkan dalam keadaan panas yaitu Air putih, Susu Cokelat Manis, Teh Manis, Kopi, dan Jahe
c. Mangkok Melamin
Universitas Sumatera Utara
Peralatan makan yang terbuat dari persenyawaan polimerisasi kimia antara monomer formaldehid dan fenol yaitu sejenis plastik yang merupakan hasil kombinasi antara
melamin dengan formaldehid yang menghasilkan melamin resin dan membentuk suatu plastik keras yang disebut Thermoset plastic. yang bermerek Golden Unicorn.
d. Cangkir Melamin
Peralatan makan yang terbuat dari persenyawaan polimerisasi kimia antara monomer formaldehid dan fenol sejenis plastik yang merupakan hasil kombinasi antara melamin
dengan formaldehid yang menghasilkan melamin resin dan membentuk suatu plastik keras yang disebut Thermoset plastic.yang bermerek Hoover.
. e.
Uji kualitatif Uji yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak formaldehid pada makanan dan
minuman yang diperiksa dengan menggunakan reaksi asam kromatropat yang diuji di Laboratorium Kesehatan Medan.
g. Tidak ada
Formaldehid tidak ada pada makanan dan minuman yang dijadikan sebagai sampel berdasarkan uji kualitatif .
h. Ada
Formaldehid ada pada makanan dan minuman yang dijadikan sebagai sampel berdasarkan uji kualitatif.
i. Uji kuantitatif
Uji yang dilakukan untuk mengetahui berapa banyak kandungan formaldehid yang terdapat
pada makanan dan minuman yang terbukti ada formaldehid pada uji kualitatif dengan menggunakan titrimetri yang diuji di Laboratorium Kesehatan Medan.
Universitas Sumatera Utara
j. Memenuhi syarat
Kandungan formaldehid pada makanan dan minuman yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia dewasa tidak melebihi standar menurut International Programme on Chemical
Safety IPCS yaitu 0,15-14 mg per hari pada makanan dan 0,1 mg per liter pada minuman.
k. Tidak Memenuhi Syarat
Kandungan formaldehid pada makanan dan minuman yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia dewasa melebihi standar menurut International Programme on Chemical Safety
IPCS yaitu 0,15-14 mg per hari pada makanan dan 0,1 mg per liter pada minuman.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Formaldehid Pada Makanan