Standar Kadar Formaldehid Pemeriksaan Formaldehid

2.4.6 Standar Kadar Formaldehid

1. Standar Kadar Formaldehid pada Peralatan Makan Melamin Badan Standar Nasional menetapkan syarat mutu produk melamin untuk perlengkapan makan dan minum yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi produsen serta membantu upaya perlindungan konsumen, dan syarat untuk kandungan formaldehid terekstrak adalah sebanyak 3 ppm SNI, 2008. 2. Standar Kadar Formaldehid pada Tubuh Manusia Di Indonesia belum tersedia standar kadar Formaldehid yang diizinkan masuk ke dalam tubuh, namun menurut International Programme on Chemical Safety IPCS dalam Fahruddin 2007 yang dikutip oleh Hamdani 2010 dinyatakan bahwa batas toleransi formaldehid dalam bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang diizinkan adalah 0,2 mg. Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk makanan untuk orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari.

2.4.7 Pemeriksaan Formaldehid

a. Uji Kualitatif Untuk mengetahui ada atau tidaknya formaldehid dalam suatu Zat, terdapat beberapa cara SNI, 1992-1994, AOAC, 1995 dalam Cahyadi, 2009 : 1. Metode Asam Kromatropat Persiapan Analisis: Mencampurkan 10 gram contoh dengan cara menggeruskannya dalam lumpang. Campuran dipindahkan ke dalam labu Kjedahl dan diasamkan denganH3PO4. Labu Kjedahl dihubungkan dengan pendingin. Hasil sulingan ditampung. Pereaksi: Universitas Sumatera Utara Larutan jenuh asam 1,8 dihidroksinaftalen 3,6 disulfonat dalam H2SO4 72 kira-kira 500 mg10. Cara kerja: Larutan pereaksi sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan hasil sulingan sambil diaduk. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam penangas air yang mendidih selama 15 menit dan amati perubahan yang terjadi. Adanya HCHO ditunjukkan dengan adanya warna ungu terang sampai ungu tua. 2. Uji Hehner-Fulton Larutan pereaksi yang dicampur air boron jenuh 1 bagian ditambahkan ke dalam larutan asam sulfat dengin dan susu segar bebas aldehid, maka adanya formaldehid ditunjukkan dengan adanya warna merah muda ungu. 3. Pengamatan dengan pereaksi Nash Sampel dihaluskan, lalu diayak. Serbuk sampel kemudian ditimbang sebanyak 1 g. Kemudian di masukkan ke dalam beaker glass dan direndam dengan 50,0 ml air mendidih, diaduk, kemudian ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan selama 1 jam, lalu disaring. Sebanyak 1,0 ml filtrate dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5,0 ml pereaksi Nash. Larutan kemudian dipanaskan pada suhu 37°C selama 15 menit dan diamati selama pemanasan. Akan terbentuk warna kuning. Mangkuk melamin utuh direndam dengan 100,0 ml air mendidih, kemudian ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan selama 1 jam. Air rendamanya diambil sebanyak 1,0 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5,0 ml pereaksi Nash. Larutan kemudian dipanaskan pada suhu 37°C selama 15 menit dan diamati selama pemanasan. Akan terbentuk warna kuning. Universitas Sumatera Utara 4. Pengamatan dengan pereaksi Schryver  Sampel dihaluskan, lalu diayak. Serbuk sampel kemudian ditimbang sebanyak 1 g. Kemudian di masukkan ke dalam beaker glass dan direndam dengan 50,0 ml air mendidih, diaduk, kemudian ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan selama 1 jam, lalu disaring. Sebanyak 1,0 ml filtrate dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5,0 ml pereaksi Schryver. Larutan kemudian dipanaskan pada suhu 37°C selama 15 menit dan diamati selama pemanasan. Akan terbentuk warna merah yang akan berubah menjadi kuning jingga.  Mangkuk melamin utuh direndam dengan 100,0 ml air mendidih, kemudian ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan selama 1 jam. Air rendamanya diambil sebanyak 1,0 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 5,0 ml pereaksi Schryver. Larutan kemudian dipanaskan pada suhu 37°C selama 15 menit dan diamati selama pemanasan. Akan terbentuk warna merah yang akan berubah menjadi kuning jingga Fatimah,dkk b. Uji Kuantitatif Metode Spektrofotometri Prinsip metode spektrofotometri didasarkan adanya interaksi dari energi radiasi elektromagnetik dengan zat kimia tempat cahaya putih diubah menjadi cahay monokromatis yang bisa dilewatkan ke dalam larutan berwarna, sebagian cahaya diserap dan sebagian diteruskan. Analisis kuantitatif dengan menggunakan Metode Spektrofotometri sebagai berikut: Hasil analisis formalin secara kualitatif positif berwarna ungu, maka intensitas warna diukur dengan spektrofotometri pada panjang Universitas Sumatera Utara 560 nm. Semakin tinggi kandungan formaldehid dalam sampel nilai absorbannya makin besar. Nilai absorban kemudian dibandingkan dengan kurva standar Cahyadi, 2009.

2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pelepasan Formaldehid dari Peralatan Melamin