Teori AIDDA URAIAN TEORITIS

II.5. Teori AIDDA

Apabila kita hendak mengadakan kegiatan persuasi dalam usaha memperkuat, mempengaruhi serta mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku, maka seyogyanya kita memperhatikan dengan seksama faktor-faktor determinan internal, faktor-faktor hambatan persuasi, faktor-faktor evasi terhadap persuasi dan faktor-faktor norma kelompok. Banyak yang memberikan pikirannya tentang pendekatan dalam kegiatan persuasi, yang umumnya mempunyai tendensi yang sama, yaitu disebut A-A Procedure atau From Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini adalah proses pentahapan persuasi yang dimulai dengan usaha menumbuhkan perhatian attention untuk kemudian akhirnya berusaha menggerakkan seseorang atau orang banyak agar berbuat action seperti yang kita harapkan dalam Effendi, 2000 :304. Adapun formula atau pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure dalam AIDDA ini, dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan. Formula AIDDA merupakan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut : A Attention :Perhatian I Interest :Minat D Desire :Hasrat D Decision :Keputusan A Action :Tindakankegiatan Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini, komunikasi persuasi didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang, tetapi juga dalam penampilan appearance ketika menghadapi khalayak, senyum yang tersungging pada wajah yang cerah sudah menimbulkan perhatian pada khalayak. Apabila perhatian sudah terbangkitkan, kini menyusul upaya menimbulkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu, komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya, ”know your audience”, kenalilah khayalakmu, demikian nasihat ahli komunikasi. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan. Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa museum Rahmatshah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan khalayak sasaran yaitu wisatawan dengan tujuan untuk menarik perhatian yang diharapkan dapat memunculkan minat, hasrat atau keinginan, keputusan serta tindakan langsung untuk mengunjungi objek wisata yang ada di wilayah Indonesia. Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh museum Rahmatshah kepada wisatawan adalah melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Perhatian attention : yaitu museum Rahmatshah memberikan suguhan dalam berbagai media cetak maupun elektronik yang menarik perhatian Universitas Sumatera Utara dengan menampilkan gambar serta visual berbagai objek wisata di Indonesia beserta kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Dengan menampilkan objek wisata dalam kemasan audiovisual maka akan kelihatan lebih menarik. 2. Minat interest : yaitu dengan adanya perhatian khalayak kepada museum Rahmatshah, maka diharapkan perhatian tersebut akan memunculkan minat atau ketertarikan terhadap objek-objek wisata di Indonesia. Hal ini akan terjadi apabila kemasan dari museum Rahmatshah menggunakan kata-kata atau kalimat yang dapat merangsang serta menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh. 3. Keinginan desire : keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai dan menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu dengan menimbulkan ketertarikan terhadap objek wisata indonesia untuk menjadikannya menjadi kebutuhan khalayak. 4. Keputusan decision : pada tahap ini, ketertarikan itu telah berhasil diciptakan menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak harus dapat diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat langsung menikmati dengan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata tersebut. 5. Kegiatan action : tahapan ini merupakan tahap akhir yang akan dilakukan oleh khalayak setelah melalui tahap perhatian, minat, keinginan, dan keputusan. Brosur-brosur ataupun spanduk harus dibuat dengan kemasan yang menarik perhatian agar khalayak bergerak dan melakukan respon yang sesuai dengan Universitas Sumatera Utara diharapkan yakni dengan tindakan atau kegiatan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata di Indonesia. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Preferensi Wisatawan Terhadap Kunjungan Wisata Pulau Samosir Dengan Analisis Konjoin

14 139 86

Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun

9 125 68

PERANAN HUMAS KAMPOENG WISATA TABEK INDAH DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN LOKAL (Studi tempat wisata di Kecamatan Natar Lampung Selatan Provinsi Lampung

3 36 91

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPUNG WISATA BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Kampung Wisata Batik Kauman Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

0 2 15

PENDAHULUAN Strategi Komunikasi Pemasaran Kampung Wisata Batik Kauman Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

0 2 30

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPUNG WISATA BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Kampung Wisata Batik Kauman Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

0 1 16

PERANAN HUMAS PEMDA SRAGEN DALAM MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA Peranan Humas Pemda Sragen Dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan Humas Pemda Sragen Dalam Meningkatkan Citra Lembaga Melalui Program Car Free Day).

0 0 15

PERANAN HUMAS PEMDA SRAGEN DALAM MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan Humas PEMDA Sragen Dalam Peranan Humas Pemda Sragen Dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan Humas Pemda Srage

1 4 17

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK KE KOTA PADANG DI SUMATERA BARAT.

3 18 6

PANGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK KE KOTA PADANG DI SUMATERA BARAT.

0 13 6