Teknik purposive sampling dalam penelitian ini adalah peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang
cukup tahu dan cukup memahami pendidikan seks serta orang-orang dapat diajak bekerja sama seperti orang yang bersikap terbuka dalam manjawab semua
pertanyaan yang diajukan peneliti. Dalam penelitian ini peneliti memilih informan yaitu guru bimbingan
konseling serta beberapa pelajar SMA Negeri 4 yang berasal dari jurusan kelas yang berbeda serta pelajar yang aktif maupun kurang aktif di organisasi sekolah.
Tempat penelitian berada di sekitar lingkungan SMA Negeri 4 Magelang dilakukan di luar jam kegiatan belajar yaitu pada waktu classmeeting.
Menurut H.B Sutopo, 2002: 57 mengatakan, “Snowball sampling dilakukan dengan cara peneliti secara langsung datang memasuki lokasi
dan bertanya mengenai informasi yang diperlukan kepada siapapun yang dijumpai pertama.Disini peneliti kemungkinan hanya akan mendapatkan
informasi yang sangat terbatas. Namun ia boleh bertanya kepada informan tersebut barangkali ia mengetahui siapa yang lebih mengetahui
informasinya yang bisa ia temui. Dari petunjuk informasi pertama tersebut peneliti bisa menemukan informan yang kedua yang mungkin lebih
banyak tahu mengenai informasinya, sehingga peneliti bisa menemui informan berikutnya lebih jauh dan mendalam. Demikian seterusnya,
peneliti berjalan tanpa rencana, semakin lama semakin mendekati informan yang paling mengetahui informasinya sehingga akan mampu
menggali data secara lengkap dan mendalam H.B Sutopo, 2002: 57. Dalam penelitian ini langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti ketika
berada di lokasi penelitian adalah bertemu dengan Kepala SMA Negeri 4 Magelang untuk meminta ijin penelitian. Dari Kepala sekolah tersebut peneliti
dipilihkan guru pendamping penelitian. Selanjutnya melalui guru pendamping peneliti diarahkan untuk mencari informan, beberapa informan ada yang
dipilihkan oleh guru pendamping akan tetapi ada sebagian informan yang peneliti tetapkan dan pilih sendiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat,
teperinci dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan harus tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara indepth interview.
1 . Wawancara Mendalam Indepth interview
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Menurut Slamet, Y 2006:101, “Teknik wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara
peneliti dengan yang diteliti”. Sutopo, H.B 2002:58-59, mengungkapkan ada dua jenis teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur yang disebut wawancara mendalam in-depth interviewing. Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang sering disebut sebagai
wawancara terfokus. Dalam wawancara terstruktur, masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara dilakukan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur
atau mendalam dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open ended” dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak
secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar penggalian informasinya
secara lebih jauh dan mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak
terstruktur atau wawancara mendalam. Di sini peneliti tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Wawancara dilakukan dengan bebas dengan suasana informal dan
pertanyaan tidak terstruktur namun tetap mengarah pada fokus masalah penelitian. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap tahu tentang topik
permasalahan yang bersangkutan, yaitu mewawancarai guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 4 Magelang. Peneliti menerapkan teknik face to face
sehingga peneliti dapat mengungkap secara langsung keterangan dari informan tanpa melalui perantara yaitu langsung bertatap muka dengan para informan yang
terdiri dari 9 orang pelajar SMA Negeri 4 Magelang dan 1 orang guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 4 Magelang. Peneliti mencatat informasi yang diberikan
oleh informan dan mendiskusikan yang belum jelas tanpa memberikan pengaruh
terhadap informan mengenai jawaban yang diberikan. Dipandang dari bentuk pertanyaan, penelitian ini menggunakan wawancara terbuka, yaitu wawancara
yang terdiri dari pertanyaan yang memungkinkan informan menjawab pertanyaan dengan panjang lebar dan bersikap lentur sesuai dengan keadaan di lapangan atau
realitas sosial yang ada. Teknik wawancara ini dilakukan pada semua informan. Dengan karakteristiknya bahwa wawancara ini bersifat lentur, terbuka, tidak
terstruktur ketat dan tidak dalam suasana formal dan jika ada data yang kurang maka dapat mengulanginya lagi pada informan yang sama.
F. Validitas Data