membicarakan ini dan itu. Informan juga mengerti bahwa Ibunya TKI tersebut bekerja di Malaysia sehingga banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja dan
istirahat.
“Ibu kan tidak setiap hari nelepon jadi komunikasi juga sedikit, tapi walaupun gitu Lia masih bisa ngomong meski gak puas, biasanya Lia
minta dibeliin ini itu sama Ibu disana, mintain duit Ibu TKI Lia sering tertawa malu, biarin Lia mintain aja, Ibu TKI kan banyak duitnya. Gak
pernah, malah kalau ngomong sama Lia, ketawa- ketawa kami di telepon, gak pernah sampai marah- marah, Lia bilang aja Ibu TKI jadi makin
gendut ke Malaysia, kalau dah gitu ejek- ejakanlah Lia sama Ibu TKI itu, nanti ngomongi foto- foto di facebook, Ibu TKI Lia nanti itu ngejekin
Lia, katanya hidung Lia nampak besar kalau di foto, banyaklah yang lucu- lucu kalau udah ngomong sama Ibu TKI tapi kalau Ibu TKI udah
ngomong sama mamak kesorean, gak bisa lah Lia ngomong sama Ibu TKI.”
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil wawancara dan pengamatan peneliti dari informan pertama hingga informan keempat, maka peneliti membuat pembahasan
sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut. Dari keempat informan tersebut, peneliti melakukan pembahasan
berdasarkan pada tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui penggunaan teknologi komunikasi keluarga TKI, komunikasi antarpribadi keluarga TKI dan
hambatan pengunaan teknologi komunikasi dan komunikasi keluarga TKI di desa Stabat Lama.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers dalam Lubis 2005: 42, mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai alat perangkat keras, struktur
organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain. Lubis 2005,
menjelaskan bahwa teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi.
Komunikasi adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan dalam Makna” Commonness in Meaning. Dengan demikian, teknologi komunikasi
merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat. Rogers 1986
mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai alat perangkat keras, struktur, organisasi, dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan,
memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain Lubis, 2005: 42. Penggunaan teknologi komunikasi berkaitan erat dengan komunikasi.
Teknologi komunikasi tercipta untuk memecahkan masalah-masalah komunikasi., khususnya komunikasi antarpribadi. Seperti yang terjadi pada keempat keluarga
TKI yang tinggal jauh dari anggota keluarga lainnya yang bekerja di Malaysia. Keempat informan menggunakan teknologi komunikasi seperti handphone untuk
menjalin komunikasi yang bersifat jarak jauh tersebut. Teknologi komunikasi yang digunakan pun bervariasi, dari handphone dengan model lama hingga model
terbaru seperti smartphone yang berkembang saat ini. Berdasarkan hasil penelitian, dari keempat informan, hanya informan III
lah yang tidak mempunyai handphone, informan menggunakan handphone milik anaknya untuk berkomunikasi dengan TKI. Seiring dengan perkembangan laju
informasi dan komunikasi, internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya.
Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan Ardianto dan Lukiati,
2004: 141. Internet merupakan media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. Internet
juga dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Informan I, II, III, dan IV tidak menggunakan kemampuan media internet
untuk berkomunikasi dengan TKI. Keempat informan hanya menggunakan media handphone untuk berkomunikasi. Informan II dan informan IV mengetahui media
Universitas Sumatera Utara
teknologi tersebut. Namun, kedua informan tersebut tidak dapat menggunakannya. Berbeda dengan beberapa informan tambahan yang peneliti wawancarai, dua dari
tiga informan tambahan pernah menggunakan media internet melalui media facebook Jejaring sosial. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari
elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal
sehari-hari sampai dengan keluarga. Informan tambahan II dan III berkomunikasi dengan menggunakan media facebook dengan TKI hanya sebatas digunakan untuk
melengkapi penggunaan handphone. Informan mengatakan bahwa dengan facebook ia dapat melihat foto-foto TKI di Malaysia, sedangkan kegiatan di
facebook seperti chat satu sama lain jarang dilakukan informan dengan TKI. Komunikasi yang intens lebih banyak dan sering dilakukan menggunakan
handphone. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan bahwa penggunaan
teknologi komunikasi handphone digunakan oleh semua informan. Namun, penggunaan komunikasi diantara informan berbeda-beda. Informan I
menggunakan teknologi komunikasi handphone, dapat menggunakan dengan baik tetapi sedikit mengalami hambatan dalam memahami teknologi komunikasi
tersebut. Informan II juga menggunakan teknologi komunikasi handphone, informan tidak mengalami dalam penggunaan teknologi komunikasi handphone
tersebut. Informan III termasuk pada informan yang buta teknologi. Informan tidak dapat menggunakan handphone tersebut. Sedangkan informan IV dapat
menggunakan teknologi komunikasi handphone dengan baik dan tidak mengalami hambatan.
Teknologi komunikasi yang semakin maju telah menembus ruang, jarak dan waktu. Namun, perkembangan tersebut mendapatkan reaksi yang berbeda-
beda dari masyarakat. Menurut, Abrar 1997 menyatakan bahwa teknologi komunikasi dalam suatu masyarakat mendapat sikap yang berbeda-beda, yaitu:
1. Menolak secara pasif, yaitu tidak menjadikan semua teknologi sebagai
kerangka acuan kehidupan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
2. Menolak secara aktif, yaitu tidak menggunakan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari jadi bergantung pada cara-cara tradisional. 3.
Menerima secara pasif, dimana teknologi digunakan pada kegiatan sehari- hari tetapi tidak menyeleksi teknologi itu terlebih dahulu.
4. Menerima secara selektif, yaitu menjadikan teknologi sebagai kerangka
acuan dalam kehidupan dengan memikirkan baik buruknya teknologi itu. Informan III menolak secara aktif teknologi komunikasi yang ada
sedangkan ketiga informan lainnya menerima secara selektif teknologi komunikasi tersebut. Penggunaan teknologi memang diterima secara berbeda-
beda oleh informan. Namun, tanpa teknologi komunikasi seperti handphone, komunikasi antarpribadi tidak dapat berjalan dengan baik.
Pada hubungan komunikasi jarak jauh, komunikator dan komunikan tidak dapat berkomunikasi secara tatap muka. Tujuan komunikasi pada dasarnya adalah
kesamaan makna atas pesan yang disampaikan. Sedangkan tujuan komunikasi antarpribadi salah satunya adalah untuk membentuk dan menjaga hubungan yang
penuh arti. Sehingga, walaupun komunikasi antarpribadi terjalin dalam jarak, ruang dan waktu yang berbeda, jika ada kesamaan makna antara informan dan
TKI akan membentuk hubungan yan penuh arti. Berdasarkan teori, komunikasi antarpribadi dapat dikatakan efektif jika adanya unsur keterbukaan openness,
empati empathy, dukungan supportiveness, perasaan positif positivenes, kesamaan equality. Hafied Cangara 2004: 24 menyatakan bahwa fungsi
komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani human relations, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi
ketidakpastian. Keterbukaan openness, informan I, II, III dan IV sudah sangat terbuka
dalam komunikasi. Semua informan sudah mendapatkan keterbukaan diri dari TKI dan begitu juga sebaliknya. Semua informan menjelaskan bahwa mereka
saling menceritakan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari satu sama lain. Informan I terbuka dalam biaya hidup, informan I akan selalu
menghubungi isterinya jika memang membutuhkan uang. Begitu pun dengan
Universitas Sumatera Utara
isteri informan I, ia terbuka dalam menceritakan apa yang ia lakukan dalam bekerja. Informan II terbuka dalam menyatakan keadaan kedua cucu-cucunya
yang tinggalkan anaknya kepada dirinya sebelum kepergian anaknya tersebut ke Malaysia. Informan akan menyatakan semua hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan dan kesehatan kedua cucu informan. Sebaliknya, anak informan II juga membuka diri dengan menyatakan keadaannya dan lingkungan kerjanya.
Informan III menerima keterbukaan anaknya, anak informan menceritakan bagaiamana ia bekerja dan siapa saja teman-teman bekerjanya. Sedangkan
informan IV, adik informan IV membuka diri dengan mengatakan semua yang terjadi di tempat dirinya bekerja di Malaysia. Adik informan juga menceritakan
ada seseorang yang menyukai dirinya di Malaysia. Empati empaty, informan I, II, III, IV sudah memahami posisi TKI yang
bekerja di Malaysia. Semua informan memahami terbatasnya komunikasi dan waktu bagi TKI untuk menelepon informan di Indonesia. Para informan mengerti
bahwa anak, isteri atau adik mereka yang bekerja di Malaysia membutuhkan waktu untuk istirahat sehingga keempat informan berempati terhadap hal tersebut
walaupun komunikasi menjadi terhambat waktu . Perilaku positif Positiviness, informan I, II, III, IV memberikan perhatian
yang positif, kemudian mengkomunikasikan perasaan yang positif, sehingga dapat mencapai kesepakatan dan kerja sama satu sama lain, baik informan dan TKI.
Informan I selalu menanyakan keadaan isteri yang bekerja di Malaysia dan menghindari perilaku menekan dan menuduh isteri tanpa bukti. Menanyakan
kabar menjadi bagian perilaku yang positif sehingga isteri merasa tidak sendiri dalam bekerja sehingga perasaan positif pun keluar dari diri isteri dalam bekerja.
Informan II, dan III memberikan perilaku positif terhadap anak mereka dengan memberikan nasihat yang baik kepada mereka. Bekerja dengan baik dan menjaga
kesehatan menjadi perilaku yang positif yang berpengaruh terhadap perasaan TKI. Informan IV, juga sama dengan informan II dan III, komunikasi dengan feedback
yang baik menjadi perilaku yang positif bagi TKI. Mendengarkan semua cerita TKI dan menanggapi dengan baik menciptakan suatu perasaaan yang positif TKI
maupun informan.
Universitas Sumatera Utara
Dukungan supportiveness, informan I, II, III, IV memberikan dukungan penuh terhadap TKI untuk bekerja ke Malaysia. Keterbukaan dan empati tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan. Kesamaan equality, dalam hal ini kesamaan dilakukan dengan saling menyesuaikan percakapan diantara para
pelaku komunikasi, maksudnya ada kesamaan. Kesamaan berarti menerima pihak lain atau memberikan penghargaan yang positif tak bersyarat kepada pihak lain
dalam hal mengirim dan menerima pesan. Informan I,II, III dan IV melakukan komunikasi yang sama dan seimbang, informan maupun TKI melakukan
percakapan seperti apa yang mereka lakukan ketika berada dalam satu rumah. Informan maupun TKI sama-sama mengerti satu sama lain dengan makna yang
disampaikan. Menurut Canary dalam komunikasi jarak jauh perlu adanya tindakan yang
menjaga memelihara hubungan tersebut agar tetap stabil. Sehingga hubungan antara keluarga dan TKI tidak mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan
teori, komunikasi pemeliharaan hubungan ini disebut maintenance relationship. Maintenance relationship ini terdapat sepuluh elemen yang membentuk hubungan
tersebut untuk tetap stabil. Sepuluh elemen pemeliharaan hubungan jarak jauh dalam Canary 2003: 133 adalah positivity, openness, assurances, sharing tasks,
social networks, joint activities, mediated communication card or letters or calls, avoidance, antisocial, and humor.
Positivity, sikap yang membuat interaksi menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian, Informan I, II, III, dan IV selalu menciptakan interaksi yang
menyenangkan satu sama. Misalnya, menciptakan interaksi yang menyenangkan bisa hanya dengan menanyakan kabar, kegiatan yang dilakukan dan sebagainya.
Keempat informan melakukan hal tersebut. Opennes, berbicara dan mendengarkan satu sama lain. Seperti unsur yang membentuk komunikasi
antarpribadi yang efektif, openness sudah dilakukan keempat informan dalam komunikasi mereka sehari-hari dengan TKI. Misalnya informan I, II, III, dan IV
saling berbagi cerita kegiatan hari, apa yang dilakukan, mengungkapkan perasaan senang atau kesal. Assurances, sikap memberikan kepastian atau jaminan tentang
komimen pasangan. Elemen ketiga ini, merupakan elemen yang mendasari
Universitas Sumatera Utara
keluarga dan TKI berkomitmen satu sama lain. TKI berkomitmen akan bekerja dengan baik sedangkan keluarga yang ditinggalkan, bagi suami akan selalu setia
dengan isteri yang menjadi TKI sedangkan bagi keluarga berkomitmen untuk selalu mendukung TKI. Assurances, sudah dilakukan oleh keempat informan.
Sharing tasks, sikap melakukan tugas dan pekerjaan relevan dalam hubungan bersama- sama. Informan I, melakukan semua tugas yang menjadi tugas
seorang isteri dalam rumah tangga. Informan I ini merangkap tugas dirinya sebagai suami dan tugas isterinya dalam rumah tangga. Informan II, saling
berbagi tugas satu sama lain. Anak dan ibu ini melakukan tugas mereka dengan baik. TKI yang sudah menikah meninggalkan anaknya kepada ibu sebagai orang
yang paling dipercaya sedangkan TKI harus bekerja di Malaysia. Sehingga tugas untuk mengasuh anak TKI sudah menjadi tanggung jawab informan selagi ibu
cucu-cucunya tersebut bekerja. Informan III dan IV, sebagai Ibu dan seorang kakak, kedua informan ini melakukan tugas untuk selalu mengontrol TKI dan
salin membantu satu sama lain. Social Networks, sikap menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dan
berkenalan dengan orang-orang di sekitar pasangan. Berdasarkan hasil penelitian, baik TKI maupun keluarga mengetahui orang-orang yang berada disekitar
mereka. Informan I, mengetahui bagaiman TKI bergaul dengan para tetangga di Malaysia dan mengetahui silsilah majikan TKI. Informan sering mendengarkan
cerita-cerita TKI mengenai orang-orang yang berasa disekitar TKI. Informan II, mengetahui kawan-kawan TKI, bagaimana majikannya terhadap TKI, semua hal
tersebut didengarkan dari cerita-cerita TKI saat komunikasi melalui handphone. Informan III, dan IV, juga mengetahui orang-orang yang berada di sekitar TKI,
selain dari cerita yang disampaikan oleh TKI, keluarga juga mengetahuinya melalui postingan-postingan foto di media komunikasi facebook. Informan
tambahan II dan III membantu informan III dan IV ini untuk mengetahui hal tersebut.
Joint Activities, sikap melakukan kegiatan dan menghabiskan waktu bersama. Pada elemen ini. Keluarga dan TKI tidak dapat bertemu satu sama lain
dikarenakan jarak yang memisahkan. Keempat informan dan TKI untuk
Universitas Sumatera Utara
menghabiskan waktu bersama adalah dengan berkomunikasi satu sama lain dalam jangka waktu tertentu. Mediated Communication, sikap berkomunikasi
menggunakan media telepon, teknologi kartu, maupun surat. Dari sepuluh elemen pemeliharaan hubungan, elemen mediated communication merupakan elemen
yang sering dilakukan keempat informan. Komunikasi bermedia dilakukan keluarga TKI untuk mengetahui keadaan dan kabar dari anaknya yang bekerja di
Malaysia. Komunikasi bermedia menggunakan teknologi komunikasi handphone sangat membantu informan berkomunikasi dengan TKI seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan teori mengenai teknologi komunikasi, semakin
berkembangnya teknologi komunikasi memberikan perubahan-perubahan yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan
komunikasi mereka secara hampir tanpa batas Nasution, 1989: 6. Keluarga TKI di desa Stabat lama telah merasakan kemudahan dari penggunaan teknologi
komunikasi handphone yang melayani kebutuhan komunikasi mereka. Keluarga TKI dapat berkomunikasi tanpa batas kepada TKI. Hanya saja, fungsi yang tanpa
batas dari penggunaan handphone terhambat oleh hambatan yang berasal dari diri manusia itu sendiri, khususnya TKI. Faktor waktu yang tidak tepat dan terbatas
lah membuat komunikasi menjadi terhambat. Avoidance, sikap menghindarkan diri dari pasangan dalam situasi tertentu.
Elemen ini juga sering dilakukan oleh keluarga TKI, keempat informan sering menghindarkan diri dari waktu istirahat TKI dengan tidak menelepon TKI.
Antisocial, sikap yang tidak ramah atau menggunakan kekerasan pada pasangan. Informan I, memberikan sikap yang tidak ramah dengan memberikan prasangka
buruk terhadap isteri karena salah paham terhadap masalah tertentu. Informan III, TKI memberikan antisosial ke informan dengan marah-marah karena masalah
tertentu. Sedangkan informan II dan IV, kedua informan tidak mengalami antisosial ini. Humor, sikap yang memberikan cerita-cerita yang lucu dan
menyenangkan. Keempat informan melakukan sikap ini satu sama lain, baik dari TKI maupun informan pernah menceritakan cerita yang lucu dan menyenangkan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Klasifikasi Komunikasi pemeliharaan hubungan jarak jauh
Canary Elemen Pemeliharaan
Hubungan jarak jauh Informan
Sikap dalam komunikasi antarpribadi keluarga dan TKI
Positivity, sikap yang membuat interaksi
menyenangkan. Zulkifli
Menanyakan kabar, kegiatan dan pekerjaan masing-masing ketika
berkomunikasi. Intensitas berkomunikasi juga termasuk kepada
elemen komunikasi pemeliharaan hubungan jarak jauh.
Rismawati Menanyakan kabar, kegiatan dan
pekerjaan TKI. Siti Khadijah
Menanyakan kabar, kegiatan dan pekerjaan TKI. Intensitas
komunikasi informan juga menciptakan hubungan yang
menyenangkan dan positif. Soraya
Menanyakan kabar, kegiatan rutin masing-
masing dan intensitas komunikasi yang tinggi
Openness, berbicara
dan mendengarkan satu sama lain.
Zulkifli Berbagi dan mendengarkan cerita
satu sama lain, cerita keseharian baik yang menyenangkan maupun yang
membuat kesal. Keterbukaan masing-
masing individu akan memelihara hubungan.
Rismawati Berbagi dan saling mendengarkan
satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
Siti Khadijah Saling mendengarkan cerita dan
keluhan masing- masing informan maupun TKI
Soraya Saling mendengarkan cerita
informan maupun TKI Assurances,
sikap memberikan kepastian
atau jaminan tentang komimen pasangan.
Zulkifli Bersikap setia terhadap isteri yang
bekerja jauh di Malaysia. Rismawati
Menjamin keadaan dan kesehatan kedua anak TKI yang merupakan
cucu Informan` Siti Khadijah
Untuk membiarkan anak membantu membahagiakan kedua orang tua
Soraya Mengontrol keadaan serta
memberikan nasihat- nasihat baik ketika menelepon
Sharing Tasks, sikap melakukan tugas dan
pekerjaan relevan dalam hubungan
bersama- sama. Zulkifli
Mengerjakan tugas masing- masing sebagai suami dan isteri. Dalam hal
ini, informan mengontrol anak mereka dan isteri membantu mencari
nafkah di Malaysia. Rismawati
Menjaga dan merawat kedua cucu serta bagi TKI bekerja untuk
menghidupi kedua anak yang ditinggalkan bersama informan.
Siti Khadijah Informan sebagai orang tua, mendo’a
kan anak dan TKI sebagai anak akan membantu orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Soraya Berbagi tugas sesuai dengan
hubungan kakak dan adik. Akan salaing membantu satu sama lain jika
saling membutuhkan Social Networks, sikap
menghabiskan waktu untuk berkomunikasi
dan berkenalan dengan orang- orang di sekitar
pasangan. Zulkifli
Mengenal siapa majikan, anak majikan TKI
Rismawati Mengetahui teman- teman TKI.
Siti Khadijah Soraya
Mengetahui siapa teman ataupun seseorang yang sedang dekat dengan
TKI Joint Activities, sikap
melakukan kegiatan dan menghabiskan
waktu bersama. Zulkifli
Ketika menjalani hubungan jarak jauh, aktivitas yang dapat dilakukan
bersama adalah berkomunikasi melalui telepon dalam jangka waktu
tertentu Rismawati
Siti Khadijah Soraya
Mediated Communication, sikap
berkomunikasi menggunakan media
telepon, teknologi kartu, maupun surat
Zulkifli Menggunakan media komunikasi
berupa handphone
dalam berkomunikasi satu sama lain.
Rismawati Siti Khadijah
Soraya
Avoidance, sikap
menghindarkan diri dari pasangan dalam
situasi tertentu. Zulkifli
Menghargai TKI tidak dapat menelepon karena harus mencukupi
waktu istirahat setelah bekerja. Rismawati
Siti Khadijah Soraya
Universitas Sumatera Utara
Antisocial, sikap yang tidak ramah atau
menggunakan kekerasan pada
pasangan. Zulkifli
Miskomunikasi yang disebabkan oleh kesalahan persepsi informan
mengenai satu topik di dalam perbincangan menggunakan media
komunikasi handphone. Kekeran verbal berupa umpatan.
Rismawati Tidak mengalami komponen
maintenance relationship satu ini. Siti Khadijah
Marah- marah yang disebabkan oleh panggilan handphone yang tidak
terjawab sehingga membuat TKI menjadi marah
Soraya Tidak mengalami komponen
maintenance relationship satu ini. Humor
Zulkifli Bercerita hal – hal lucu ketika
berkomunikasi menggunakan media handphone
Rismawati Siti Khadijah
Soraya
Dari keempat informan, komunikasi yang terjalin antara informan dan TKI lebih banyak kepada komunikasi yang bersifat dialogis. Berdasarkan teori
manajemen koordinasi makna, salah satu cara yang disarankan untuk berbicara dengan orang lain adalah dengan menggunakan komunikasi dialogis. Komunikasi
dialogis berarti berbicara dalam cara yang memungkinkan orang lain untuk mendengarkan, dan mendengarkan dalam cara yang memungkinkan orang lain
untuk berbicara. Jadi dalam komunikasi dialogis, tidak ada satu pihak bersikap acuh terhadap pembicaraan orang lain atau sebaliknya yang mendominasi dan
menghambat orang lain untuk berbicara. Informan I, II, III, dan IV melakukan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi dialogis tersebut. Informan I dan isteri saling mendengarkan satu sama lain mengenai kabar, pekerjaan, anak, dan rutinitas keseharian. Baik
informan dan isteri saling mendengarkan dan tidak ada yang bersikap acuh atau mendominasi satu sama lain. Informan II, III dan anak juga demikian, informan II
selaku orang tua menyampaikan mengenai kabar dari anak-anak TKI sebaliknya TKI juga menyampaikan mengenai perkembangan pekerjaannya di Malaysia serta
mencurahkan perasaan kepada informan. Informan III berlaku hal yang sama, menyampaikan dan mendengarkan mengenai kabar, pekerjaan dan rutinitas
keseharian TKI. Pada informan IV dan adiknya, hasil penelitian juga menunjukan hal yang sama, tidak ada yang bersikap acuh dan saling mendengarkan. Keempat
informan melakukan pembicaraan dengan cara yang memungkinkan orang lain untuk mendengarkan, dan mendengarkan dalam cara yang memungkinkan orang
lain untuk berbicara sehingga diantara keempat informan ataupun TKI, tidak ada satu pihak bersikap acuh terhadap pembicaraan orang lain atau sebaliknya yang
mendominasi dan menghambat orang lain untuk berbicara. Berdasarkan hasil analisis peneliti, tindakan keempat informan telah
memenuhi tiga prinsip teori manajemen koordinasi makna, yaitu: 1.
Informan I, II, III, dan IV telah melibatkan diri dalam komunikasi yang terjalin antara informan dan TKI. Komunikasi menjadi proses utama dalam
kehidupan. Komunikasi tidak sekedar aktivitas untuk mencapai suatu tujuan melainkan komunikasi membentuk siapa diri mereka dan
menciptakan hubungan diantara informan dan TKI yang pada dasarnya telah terbentuk lama.
2. Cara seseorang berkomunikasi sering lebih penting dari pada isi
pembicaraannya. Mood dan cara seseorang berkomunikasi memainkan peran yang besar dalam proses konstruksi sosial. Komunikasi yang terjalin
anatar informan dan TKI sudah memiliki cara berkomunikasi masing- masing. Tidak adanya perubahan dalam cara berkomunikasi satu sama lain
mempererat hubungan mereka. Berdasarkan hasil penelitian, dalam komunikasi yang dilakukan informan I, II, III, dan IV, isi pembicaraan
diantara informan dan TKI hanya sebatas pada hal yang berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
kabar, pekerjaan, anak, dan kegiatan rutin masing- masing yang rutin dilakuakan setiap minggu. Dari hal ini dapat dilihat bahwa komunikasi
terasa lebih penting daripada hal apa yang akan dikomunikasikan. 3.
Tindakan seseorang dalam komunikasi menentukan kelanjutan dari interaksi tersebut. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Komunikasi
yang terjadi antara informan I, II, III, IV dan TKI menujukan interaksi yang berkelanjutan sehingga dapat dikatakan bahawa komunikasi yang
digunakan dalam interaksi diantara mereka bersifat menyenangkan.
Komunikasi yang dilakukan oleh informan I, II, III dan IV juga tidak menghadapi hambatan yang berarti. Keempat informan dapat berkomunikasi
dengan baik satu sama lain, terkecuali informan III yang sedikit mengalami hambatan diakibatkan oleh adanya keterbatasan pada pendengaran informan
diakibatkan faktor usia informan. Seperti yang dikemukakan pada tabel klasifikasi hambatan penggunaan teknologi komunikasi dan komunikasi antarpribadi.
Berdasarkan teori, terdapat tiga aspek yang termasuk pada hambatan komunikasi antarpribadi, yaitu menurut Sunarto 2003:17 yaitu :
a. Hambatan mekanik, yakni hambatan yang timbul akibat adanya gangguan
pada saluran komunikasi, seperti terganggunya saluran magnetik radio oleh getaran-getaran sehingga pesan yang disampaikan menjadi kurang
jelas. b.
Hambatan semantik, yang sering terjadi dalam tahap proses komunikasi, karena berkisar pada masalah apa yang dikomunikasikan dan disampaikan
pada tahap-tahap komunikasi. Suatu pesan akan berarti lain pada seseorang dalam konteks yang berbeda, hal ini disebabkan adanya gangguan pada
komunikator karena salah persepsi. c.
Hambatan manusiawi, segala masalah yang paling semu dalam proses komunikasi adalah masalah yang timbul karena berasal dari dalam diri
manusia sendiri. Terjadi karena faktor emosi dan prasangka pribadi, kemampuan atau ketidakmampuan alat panca indera.
Berdasarkan teori diatas, informan I mengalami hambatan semantik dan manusiawi, informan I mengalami salah persepsi terhadap isterinya yang
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan masalah peminjaman uang. Informan merasa bahwa isterinya tersebut terlalu membela peminjam uang tersebut. Hal tersebut terjadi akibat dari
adanya masalah dalam proses komunikasi, komunikator yaitu informan I mengalami gangguan dalam menerima pesan. Pada hambatan manusiawi, akibat
dari gangguan dalam diri informan, emosi informan memuncak sehingga komunikasi menjadi tidak berjalan baik
Informan II hanya mengalami hambatan secara manusiawi, tidak adanya waktu untuk berkomunikasi menjadi penghambat informan untuk menyampaikan
suatu hal kepada TKI. Faktor tidak adanya waktu untuk menelepon akibat dari kesibukkan dan kelelahan merupakan hambatan manusiawi yang dirasakan oleh
TKI maupunn informan. Informan III, pernah mengalami hambatan semantik, dan manusiawi. Pada hambatan semantik, TKI mengalami salah persepsi terhadap
informan karena beberapa kali tidak menjawab panggilan TKI sedangkan pada hambatan manusiawi, adanya keterbatasan dalam pendengaran informan.
Hambatan informan IV adalah hambatan manusiawi, komunikasi yang terbatas akibat dari kesibukan TKI menjadi hambatan bagi informan. Faktor
kelelahan dan istirahat menjadikan waktu untuk berkomunikasi TKI dan informan menjadi berkurang. Hal tersebut termasuk pada faktor yang bersifat manusiawi,
informan juga dapat memahami hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang didapatkan oleh peneliti, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar teknologi komunikasi antarpribadi yang digunakan
keluarga TKI adalah Handphone. Handphone sebagai teknologi komunikasi yang paling mudah digunakan keluarga TKI dalam
berkomunikasi. Handphone yang digunakan oleh informan sangat bervariasi, mulai dari handphone yang hanya dapat digunakan untuk
menelepon dan SMS sampai dengan handphone pintar yang dilengkapi fitur-fitur menarik yang berkembang saat ini.
2. Intensitas komunikasi antarpribadi yang tinggi dapat memelihara
hubungan jarak jauh sehingga komunikasi antarpribadi berjalan dengan stabil dan lancar. Informan Zulkifli, Rismawati, Siti Khadijah dan Soraya
biasanya menbicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kabar, pekerjaan, curahan hati dan kegiatan sehari-hari.
3. Hambatan dalam komunikasi terjadi pada semua keluarga TKI. Hambatan
komunikasi keluarga TKI dikarenakan tidak adanya waktu TKI untuk menelepon secara rutin yang diakibatkan oleh kesibukkan bekerja
sehingga waktu yang tersisa akan digunakan TKI untuk beristirahat. 4.
Hambatan dalam penggunaan teknologi komunikasi handphone. Tidak semua anggota keluarga TKI dapat menggunakan handphone dengan baik.
hal ini terjadi pada informan Siti Khadijah yang dapat dikatakan buta terhadap teknologi. Informan sama sekali tidak dapat menggunakan
handphone. Sedangkan informan lainnya dapat menggunakan handphone dengan baik.
Universitas Sumatera Utara