Strategi Peningkatan Produksi Kedelai

5.2 Strategi Peningkatan Produksi Kedelai

Setiap usahatani tentunya mengahdapi masalah-masalah dalam menjalani proses produksi. Namun masalah-masalah dalam menghadapi tujuan tersebut harus dapat menentukan strategi peningkatan produksi yang tepat agar mampu menempatkan diri pada posisi yang menguntungkan. Dalam menetapkan strategi peningkatan produksi yang tepat bagi petani sebagai pelaku usahatani, dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang memberikan dampak bagi pelaku usahatani. Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan proses produksi usahatani. Sedangkan melalui faktor-faktor eksternal dapat diketahui usahatani dapat berubah setiap saat dengan cepat yang melahirkan berbagai peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari petani kedelai di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman yang mempengaruhi peningkatan produksi kedelai sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Peningkatan Produksi Kedelai Faktor-Faktor Parameter Faktor Internal 1. Kekuatan a. Penyediaan Benih Bersertifikat b. Tingkat Kesuburan Lahan c. Sumber Daya Manusia dalam Memproduksi Kedelai d. Perbaikan Pola Tanam dan Pemanfaatan Potensi Lahan e. Modal yang Digunakan Petani 2. Kelemahan a. Teknologi yang Digunakan Petani b. Pemanfaatan Potensi Alam c. Penggunaan Saran Produksi d. Sistem Manajemen dalam Berusahatani e. Luas Lahan yang Diusahakan Faktor Eksternal 1. Peluang a. Adanya Industri Pengolahan Kedelai b. Harga Jual Kedelai c. Peraturan dan Kebijakan Pemerintah d. Keikutsertaan Petani dalam Anggot Kelompok Tani e. Permintaan Kedelai 2. Ancaman a. Sistem Penyuluhan b. Masuknya Kedelai Impor c. Perubahan Iklim ddan Cuaca d. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi e. Serangan Hama dan Penyakit f. Ketersediaan Kios Sarana Produksi Kios Saprodi Sumber : Analisis Data Primer Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal dalam peningkatan produksi kedelai di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal IFAS dan Matriks Faktor Strategi Eksternal EFAS. Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks IFAS untuk diberi skoring rating x bobot seperti pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal IFAS Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength Kekuatan 1. Penggunaan benih bersertifikat 4 13,33 53,33 2. Tingkat Kesuburan Lahan 2 6,67 13,33 3. Sumber Daya Manusia dalam 3 10 30 Memproduksi Kedelai 4. Perbaikan Pola Tanam dan Pemanfaatan 4 13,33 53,33 Potensi Lahan 5. Modal yang Digunakan Petani 2 6,67 13,33 Weakness Kelemahan 1. Teknologi yang Digunakan 2 9,09 18,18 Petani 2. Pemanfaatan Potensi Alam 3 13,63 40,89 3. Penggunaan Sarana Produksi 3 13,63 40,89 4. Sistem Manajemen dalam 2 9,09 18,18 Berusahatani 5. Luas Lahan yang Diusahakan 1 4,56 4,56 Sumber : Analisis Data Primer Selanjutnya, hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dari ancaman juga dilakukan pemberian rating dan bobot. Rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks EFAS untuk di beri skoring rating x bobot seperti pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal EFAS Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang Bobot Skor Oppurtunity Peluang 1. Adanya Industri Pengolahan Kedelai 4 12,5 50 2. Harga Jual Kedelai 4 12,5 50 3. Peraturan dan Kebijakan Pemerintah 2 6,25 12,5 4. Keikutsertaan Petani dalam Anggota 3 9,375 28,125 Kelompok Tani 5. Permintaan Kedelai 3 9,375 28,125 Threats Ancaman 1. Sistem Penyuluhan 2 9,09 18,18 2. Masuknya Kedelai Impor 3 13,63 40,89 3. Perubahan Iklim dan Cuaca 2 9,09 18,18 4. Perkembangan Teknologi Informasi 2 9,09 18,18 dan Komunikasi 5. Serangan Hama dan Penyakit 1 4,56 4,56 6. Ketersediaan Kios Sarana Produksi 1 4,56 4,52 Sumber : Analisis Data Primer Setelah dilakukan pemindahan rating dan bobot untuk tabel matrik EFAS, selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Peningkatan Produksi Kedelai Faktor-Faktor Strategis Rating Bobot Skor Faktor Strategi Internal Strength Kekuatan 6. Penyediaan Benih Bersertifikat 4 13,33 53,33 7. Kesuburan Lahan 2 6,67 13,33 8. Sumber Daya Manusia dalam 3 10 30 Memproduksi Kedelai 9. Pola Tanam 4 13,33 53,33 10. Modal yang Digunakan Petani 2 6,67 13,33 produkpancake durian Total Skor Kekuatan 15 50 163,32 Weakness Kelemahan 6. Teknologi yang Digunakan Petani 2 9,09 18,18 7. Pemanfaatan Potensi Lahan 3 13,63 40,89 8. Penggunaan Sarana Produksi 3 13,63 40,89 9. Sistem Manajemen 2 9,09 18,18 10. Luas Lahan yang Digunakan 1 4,56 4,56 Total Skor Kelemahan 11 50 122,70 Selisih Kekuatan – Kelemahan 40,62 Faktor Strategis Eksternal Oppurtunity Peluang 6. Industri Pengolahan Kedelai 4 12,5 50 7. Harga Jual Kedelai 4 12,5 50 8. Kebijakan Pemerintah 2 6,25 12,5 9. Kelompok Tani 3 9,375 28,125 10. Permintaan Kedelai 3 9,375 28,125 Total Skor Peluang 16 50 168,75 Threats Ancaman 7. Sistem Penyuluhan 2 9,09 18,18 8. Impor Kedelai 3 13,63 40,89 9. Kondisi Iklim dan Cuaca 2 9,09 18,18 10. Perkembangan Teknologi Informasi 2 9,09 18,18 dan Komunikasi 11. Serangan Hama dan Penyakit 1 4,55 4,55 12. Ketersediaan Kios Saprodi 1 4,55 4,55 Total Skor Ancaman 13 50 104,53 Selisih Peluang – Ancaman 64,22 Sumber : Analisis Data Primer Universitas Sumatera Utara 95,47 Tabel 16menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal kekuatan – kelemahan adalah sebesar 40,62 yang artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan pada peningkatan produksi kedelai daerah penelitian. Sedangkan selisih faktor strategis eksternal peluang – ancaman sebesar 64,22 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman pada peningkatan produksi kedelai di daerah penelitian. Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan eksternal tersebut, maka dapat diketahui posisi strategi peningkatan produksi kedelai di Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat. Posisi strategis peningkatan produksi dianalisis menggunakan matriks posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat x,y. Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal kekuatan – kelemahan dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal peluang – ancaman. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai berikut : Y + Kuadran III Kuadran I Strategi Turn Around Strategi Agresif X - X + 40,62 Kuadran IV Kuadran II Strategi Defensif Strategi Diversifikasi Y - Gambar 3. Matriks Posisi Strategi Penigkatan Produksi Kedelai Faktor Eksternal F a k t o r i n t e r n a l 64,22 Universitas Sumatera Utara Peningkatan produksi kedelai di Desa Stabat Lama Barat, Kecamatam Wampu Kabupaten Langkat berada pada posisi yang menguntungkan. Posisi usahatani tersebut berada di kuadran I, artinya posisi ini menandakan bahwa usahatani tersebut tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan produksi kedelai. Untuk itu, maka strategi yang harus diterapkan dalam kondisi yang demikian adalahmendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth Oriented Strategy. Penentuan alternatif dapat dilakukan dengan beberapa alternatif strategi bagi peningkatan produksi kedelai yang sesuai dengan cara membuat matriks SWOT. Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal kekuatan-kelemahan maupun eksternal peluang-ancaman. Setelah mengetahui hasil pada gambar 3 diatas, perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi SO Strengths-Oppurtunities, strategi ST Strengths-Threats, strategi WO Weaknesses-Oppurtunities dan strategi WT Weaknesses-Threats. Universitas Sumatera Utara Tabel 17. Matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL KEKUATAN S 1. Penyediaan benih bersertifikatS1 2. Tingkat kesuburan lahanS2 3. Sumber daya manusia dalam memproduksi kedelaiS3 4. Perbaikan pola tanam dan pemanfaatan potensi lahanS4 5. Modal yang digunakan petaniS5 KELEMAHAN W 1. Teknologi yang digunakan petaniW1 2. Pemanfaatan potensi alamW2 3. Penggunaan sarana produksi W3 4. Sistem manajemen dalam berusahatani W4 5. Luas lahan yang diusahakan W5 PELUANG O 1. Adanya industri pengolahan kedelai O1 2. Harga jual kedelai O2 3. Peraturan dan kebijakan pemerintah O3 4. Keikutsertaan petani dalam anggota kelompok tani O4 5. Permintaan kedelai O5 STRATEGI SO 1. Menggunakan benih bersertifikat sesuai peraturan dan kebijakan pemerintah S1,O3 2. Memanfaatkan tingkat kesuburan lahan dan melakukan perbaikan pola tanam agar mampu memenuhi permintaan kedelai . S2,S4,O1,O2,O5 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia denganmengikuti anjuran pemerintah dan menjadi anggota kelompok tani. S3,O4 STRATEGI WO 1. Melakukan pelatihan untuk meningkatkan jumlah produksi kedelai W1,W3,W4,O3,O4 2. Memanfaatkan permintaaan dan harga jual kedelai dengan melakukan intensifikasi pertanian W1,W3,W5,O2,O5 3. Menjalin kerja sama dengan anggota kelompok tani untuk membentuk sistem manajemen usahatani yang lebih baik. W4,O4 Universitas Sumatera Utara ANCAMAN T 1. Sistem penyuluhan T1 2. Masuknya kedelai imporT2 3. Perubahan iklim dan cuacaT3 4. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasiT4 5. Serangan hama dan penyakitT5 6. Ketersediaan kios sarana produksiT6 STRATEGI ST 1. Meningkatkan kemandirian petani dalam berusahatani kedelai. S3,S4,S5,T1,T3 2. Memanfaatkan kualitas SDM yang dimiliki petani untuk dapat mengatasi serangan hama penyakit . S3,T3,T5 STRATEGI WT 1. Melakukan pengurangan luasan lahan demi menghindari kegagalan panen. W5,T3,T5 2. Mencari informasi dari penyuluh dan alat komunikasi yang dapat memberikan harapan untuk berusahatani menjadi lebih baik. W4,T4 Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam peningkatan produksi kedelai di daerah penelitian melainkan disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT.Di daerah penelitian, posisi usahatani kedelai dalam meningkatkan produksinya berada di kuadran I, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi agresif. Strategi agresif merupakan strategi yang fokus pada strategi SO Strenghts- Oppurtunities yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan untuk usahatani kedelai dalam meningkatkan produksi di daerah penelitian adalah : 1. Menggunakan benih bersertifikat sesuai dengan peraturan dan kebijakan pemerintah. S1,O3 Penggunaan benih yang bersertifikat dimaksudkan untuk memberi keyakinan dan rasa aman terhadap hasil panen yang akan diterima. Di daerah penelitian memang masih ada petani yang menggunakan benih asalan, tentunya akan lebih baik hasil yang diperoleh jika semua petani menggunakan benih yang bersertifikat. Kebijakan pemerintah yang memberi bantua Sumber: Analisis Data Primer Universitas Sumatera Utara subsidi benih harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kesempatan untuk memperbaiki hasil produksi terbuka lebar jika dimulai dari penggunaan benih yang bersertifikat. 2. Memanfaatkan tingkat kesuburan lahan dan melakukan perbaikan pola tanam agar mampu memenuhi permintaan kedelai . S2,S4,O1,O2,O5 Tingginya permintaan kedelai merupakan peluang bagi petani kedelai untuk meningkatkan produksinya. Kesuburan lahan yang mendukung harus dimanfatkan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal. Selain itu, pemanfaatan lahan-lahan pertanian yang bera pasca panen padi juga perlu dilakukan agar lahan tidak terbiarkan kosong begitu saja. Di daerah penelitian banyak lahan yang masih bera pasca panen padi, hal ini tentunya jangan dibiarkan terus menerus dan diupayakan agar lahan tersebut tetap produktif. Dengan demikian, produksi kedelai di daerah penelitian dapat meningkat dan permintaan kedelai dapat terpenuhi dengan baik. 3. Memanfaatkan kualitas sumber daya manusia dengan menjadi anggota kelompok tani S3,O4 Setiap petani pasti memiliki kelebihan masing-masing dalam berusahatani sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya. Untuk itu, kelebihan-kelebihan tersebut perlu dipersatukan dalam wadah kelompok tani sehingga petani mampu berbagi dan bersama-sama meningkatkan produksi kedelainya. Kelompok tani yang mampu menjadi penghubung petani dengan pasar dan pemerintah selayaknya diaktifkan pengorganisasiannya agar memberi manfaat yang dapat dirasakan petani. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan