Landasan Teori Strategi Peningkatan Produksi Kedelai (Studi Kasus : Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat)

Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produksi maksimal kedelai harus di tanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir dengan kondisi yang subur serta kaya akan bahan organik. Tanah berpasir dapat ditanami kedelai asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman ini tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air saat hujan besar. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai meliputi peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar sehingga perlu peningkatan produksi kedelai yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas kedelai yang dihasilkan. Dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau memahami karakteristik tanaman kedelai yang akan ditanam seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman kedelai sehingga dapat meningkatkan produksi kedelai di Indonesia Adisarwanto, 2005.

2.2 Landasan Teori

Produksi Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran Amang, et al. 1996. Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto dalam Anonimous 2013 memberikan pengertian produksi sebagai berikut :“Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa ”. Universitas Sumatera Utara Menurut Kartasapoetra 1985, rakyat Indonesia di pelosok-pelosok tanah air dan yang tinggal di kota-kota, dari dahulu hingga sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi. Namun kenyataannya, hanya sebagian kecil sekali yang mampu mengembangkan produksinya, sedangkan sebagian yang lainnya merupakan usahawan-usahawan perorangan yang sulit mengembangkan usaha produksinya dan tetap hidup dibawah garis kemiskinan. Adapun penyebabnya antara lain :  Modal yang mereka miliki sangat terbatas,  Pengetahuan ekonomi mereka terbatas,  Usaha hanya ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarga,  Cara dan teknik pemasaran produksi yang menguntungkan belum dikuasai dengan wajar,  Kesadaran untuk menyatukan usaha sehingga merupakan suatu usaha yang besar masih kurang. Peningkatan produksi hanya akan tercapai, selain karena adanya kegairahan kerja para petani adalah juga karena pihak pemerintah mampu memberikan pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan tentang pola kerja yang menguntungkan efektif, jenis dan kualitas benda yang harus diproduksi, cara dan teknik pengolahan, dan pengelolaan yang berkaitan dengan itu. Karena para petani menginginkan terwujudnya peningkatan produksi, dimana mereka dapat memperoleh peningkatan pendapatan dan peningkatan taraf hidupnya maka segala pembinaan, pengarahan dan penyuluhan harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam pembinaan, Universitas Sumatera Utara pengarahan, dan penyuluhan hendaknya terkandung pengetahuan yang mudah diserap oleh mereka. Analisis SWOT Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi usahatani yang dilakukan. Strategi dapat menjadi alat untuk menciptakan keunggulan sehingga menciptakan persaingan yang sehat Rangkuti, 2008. Menurut Kotler 1997, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu usahatani adalah dengan analisis internal yang merupakan proses yang mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, pengembangan, produksi dan operasinya, sumber daya usaha, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana suatu usahatani mempunyai kemampuan yang penting, sehingga dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan menangani ancaman dalam lingkungan. Sedangkan analisis dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan dasar-dasar bagi petani sebagai pengusaha untuk memanfaatkan peluang dan merencanakan tanggapan yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu petani untuk melindungi usahataninya terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat. Untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman seorang petani sebagai pengusaha harus berusaha mengidentifikasi peluang dan ancaman apa saja yang sedang dan akan dihadapi. Kedua hal ini Universitas Sumatera Utara merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan usahatani, sehingga memang perlu untuk dilakukan pencatatan. Dengan demikian setiap pihak yang berkepentingan akan terangsang untuk menyiapkan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan kepada yang lebih penting dan mendesak. Menurut Subandi 2007, faktor-faktor yang dapat dikendalikan atau dalam teori SWOT lebih dikenal dengan faktor-faktor internal yang dapat dijadikan indikator dalam peningkatan produksi kedelai adalah sebagai berikut : 1. Penyediaan benih bersertifikat Benih bersertifikat merupakan syarat awal untuk mendapatkan hasil yang memuaskan di masa panen. Pada tanaman kedelai, benih bersertifikat yang biasanya digunakan adalah benih unggul dari Kementrian Pertanian melalui penelitian dan pengembangan kedelai Litbang Kedelai.Beberapa benih unggul yang dikeluarkan oleh Litbang Kedelai diantaranya varietas jenis Anjasmoro, Argopuro dan Grobogan. Penggunaan benih bersertifikat rata-rata hanya 40 kghektar dan diasumsikan dapat menghasilkan 1 - 1,5 tonhektar. Penyediaan bibit bersertifikat setiap tahunnya mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan benih di sentra-sentra produksi kedelai sehingga nantinya melalui sentra produksi tersebut dapat menghasilkan produksi kedelai yang lebih meningkat. Universitas Sumatera Utara 2. Kesuburan lahan Untuk mendapatkan produksi kedelai tinggi, tanaman kedelai harus ditanam pada lahan yang sesuai dan terjaga kesuburannya. Proses produksi yang baik tentunya dapat dilakukan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT dimana petani harus dapat menyeimbangkan penggunaan pupuk organik dan pupuk non-organik sehingga kesuburan lahan dapat terjaga. Kesesuaian lahan dan kesuburannya dapat juga ditandai dari jumlah produksi kedelai yang dihasilkan yaitu tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil penelitian dari Litbang Kedelai. 3. Teknologi yang digunakan petani Teknologi yang digunakan petani menentukan keberhasilan produksi kedelai yang diusahakan. Semakin maju teknologi yang digunakan, maka potensi peningkatan produksi kedelai akan semakin tinggi. Untuk itu setiap petani kedelai hendaknya mampu untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan oleh pemerintah melalui petugas penyuluh lapangan PPL. Tingkat pendidikan dan pelatihan yang diikuti petani juga berperan dalam penerapan teknologi yang dianjurkan. Untuk itu diperlukan kerjasama dan pelatihan yang berkelanjutan untuk dapat menerapkan teknologi yang sesuai anjuran pemerintah. 4. Sumber daya manusia dalam memproduksi kedelai Jika berbicara mengenai sumber daya manusia maka tidak terlepas dari pendidikan dan pelatihan yang diterima petani. Semakin tinggi pendidikan dan pelatihan maka akan semakin handal petani kedelai tersebut. Ketersediaan sumber daya manusia yang cukup dan di sentra-sentra produksi kedelai dapat Universitas Sumatera Utara meningkatkan potensi produksi kedelai dimana proses produksi yang mereka lakukan akan berjalan dengan baik. 5. Pemanfaatan sumber daya alam Sumber daya alam yang terkelola dengan baik tentunya menuntut kinerja petani itu sendiri dalam memnfaatkannya. Sumber daya alam baik berupa air tanah dan lain sebagainya harus dikelola dengan baik untuk terus tetap dapat digunakan sehingga tidak terputus atau tercemar pengunaannya. 6. Perbaikan pola tanam dan pemanfaatan potensi lahan Pola tanam yang dimaksudkan adalah pemanfaatan lahan bera setelah panen padi sawah. Lahan seperti ini selain berpotensi meningkatkan produksi kedelai di sentrra produksi juga akan menambah pendapatan petani karena memanfaatkan lahan yang tidak ditanam padi sawah akibat kurangnya pasokan air di musim kemarau. Di Indonesia, lahan seperti ini sangat banyak tersebar dan dibiarkan menganggur tanpa dimanfaatkan sehingga perlu perhatian untuk lebih dimanfaatkan, terutama untuk pertanaman kedelai. 7. Modal yang digunakan petani Modal juga merupakan kriteria penting dalam pertanaman kedelai. Petani setidaknya mengeluarkan modal dalam proses produksi dalam jumlah yang tidak sedikit mulai dari awal pertanaman hingga panen. Pemenuhannya pun beragam mulai dari yang memang memiliki modal sendiri ataupun yang harus meminjam. 8. Penggunaan sarana produksi Penggunaan sarana produksi yang baik dan bijak perlu dilakukan. Dalam hal ini petani harus mengerti cara bagaimana teknis penggunaanya. Dalam hal ini perlu Universitas Sumatera Utara pendampingan setidaknya dari petugas penyuluh untuk memastikan petani menggunakan sarana produksi dengan baik dan benar. 9. Sistem manajemen dalam berusahatani Sistem manajemen yang lakukan petani memang tidak perlu secermat dan selengkap seperti di perusahaan pada umumnya. Artinya, setidaknya petani perlu melakukan pencatatan segala kegiatan yang dilakukan berikut pembiayaannya sehingga setelah masa panen, petani dapat membandingkan hasil yang dilakukannya pada musim sebelumnya dengan musim yang baru dipanen sehingga di musim depan dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan hasil produksinya. 10. Luas lahan yang diusahakan Luas lahan yang diusahakan petani dalam pertanaman kedelai kebanyakan tidak seluas seperti pertanaman padi. Petani masih terlalu takut dan tidak berani mengambil resiko kegagalan dalam usahatani kedelai. Untuk itu perlu dilakukan usaha pendekatan dan sosialisasi yang berkelanjutan sehingga petani kedelai terutama di sentra produksi kedelai tetap mengusahakan usahatani kedelainya, atau mungkin menambah luas usahataninya sehingga swasembada kedelai yang dicita-citakan pemerintah dapat tercapai. Adapun faktor-faktor eksternal yang dapat dijadikan indikator dalam peningkatan produksi kedelai adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Adanya industri pengolahan kedelai Industri pengolahan kedelai merupakan salah satu wadah dimana petani mendapat kepastian hasil produksinya terkelola. Makin banyak dan berkembangnya industri pengolahan kedelai menyebabkan setiap industrinya memerlukan pasokan bahan baku berupa kedelai yang tidak sedikit. Karenanya, petani sebagai produsen selayaknya membudidayakan kedelai mereka dengan baik karena hasil produksinya akan sangat dinanti oleh pemilik industri kedelai. 2. Hargajual kedelai Harga jual kedelai yang sangat menggoda selayaknya menambah keinginan petani untuk dapat lebih bersemangat memasok produksi kedelai mereka. Terlebih ditengah pasokan kedelai tanah air yang mulai tergantung pasokan impor tentunya akan mempengaruhi harga jual produksi kedelai lokal. Beberapa tahun terakhir, harga jual kedelai memang berfluktuasi namun sempat menyentuh harga diatas Rp 10.000 per kilogram sehingga harga tersebut dimaksudkan agar petani mampu memproduksi kedelai lebih baik lagi. 3. Sistem penyuluhan Penyuluhan pertanian sebagai sebagai suatu sistem pemberdayaan petani merupakan suatu sistem pendidikan non formal bagi keluarga petani yang bertujuan membantu petani dalam meningkatkan keterampilan teknis, pengetahuan, mengembangkan perubahan sikap yang lebih positif dan membangun kemandirian dalam mengelola lahan pertaniannya. Penyuluhan Universitas Sumatera Utara pertanian sebagai perantara dalam proses alih teknologi maka tugas utama dari pelayanan penyuluhan adalah memfasilitasi proses belajar, menyediakan informasi yang diperlukan petani. Namun, pada prosesnya, petugas penyuluh di lapangan tentunya hanyalah manusia biasa dimana tentunya tidak dapat sepenuhnya membimbing dan melakukan tugas utamanya. Tidak sedikit petugas penyuluh hanya berlaku pasif dalam memberikan informasi untuk petani. Untuk itu diperlukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan agar penyuluh dapat lebih aktif dan memberikan informasi dan pendidikan yang diperlukan petani sehingga petani dapat lebih mandiri dan mampu mengelola usahatani kedelai dengan lebih baik lagi. 4. Peraturan dan kebijakan pemerintah Badan Ketahanan Pangan sebagai pihak yang berwenang mengambil kebijakan berperan cukup besar dalam upaya pemerintah untuk mestabilkan harga dan produksi kedelai, antara lain melalui penyediaan informasi perkembangan harga kedelai tingkat produsen, harga kedelai di tingkat konsumen dan kebutuhan kedelai. Untuk dapat menyediakan itu semua maka diambil langkah dari bagian yang paling dasar yaitu dengan melakukan pendekatan dengan produsen kedelai dalam hal ini petani kedelai itu sendiri dengan memberikan bantuan dan subsidi di beberapa sarana produksi seperti bibit, pestisida dan lain sebagainya. Dengan demikian, setidaknya pemerintah dapat melindungi petani kedelai lokal dalam upaya memasok produksi kedelainya. Universitas Sumatera Utara 5. Keikutsertaan petani dalam organisasi kelompok tani Kelompok tani merupakan wadah dimana petani dapat berbagi pengalaman mengenai usahataninya dengan sesama anggota kelompok tani. Kelompok tani merupakan organisasi petani dimana dapat menjembatani petani dengan pihak lain termasuk pemerintah dan petugas penyuluh lapangan PPL. Untuk itu setiap petani harus aktif dalam keanggotaan kelompok tani sehingga berbagai permasalahan dalam mengelola usahataninya dapat didiskusikan dan dicari solusinya agar ke depannya dapat lebih baik. 6. Permintaan kedelai Permintaan kedelai semakin tinggi seiring dengan berkembangnnya industri kedelai dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap kedelai. Untuk itu, diharapkan petani sebagai produsen kedelai dapat memahami kondisi yang seperti ini untuk dapat memnfaatkan kesempatan dan dapat mengelola proses produksi dengan baik. Kerjasama antara pemerintah dan petani diperlukan dalam hal ini sehingga pemenuhan permintaan kedelai dapat dipenuhi dengan baik. 7. Masuknya kedelai impor Impor kedelai dimaksudkan untuk menjaga pasokan kedelai dalam negeri dan menjamin pemenuhan permintaan kedelai. Pemerintah sebagai pihak yang memberi izin untuk mengimpor menyadari hal ini merupakan langkah yang sangat memberatkan petani dimana petani harus berusaha menjaga kualitas produksi kedelainya agar dapat bersaing dengan kedelai impor. Dalam hal ini, pemerintah juga harus berperan sebagai penengah dengan tidak membiarkan Universitas Sumatera Utara kedelai impor memberatkan petani dan menyebabkan petani enggan untuk memproduksi kedelai, tentunya dengan menstabilkan harga kedelai lokal. 8. Perubahaniklim dan cuaca Kondisi iklim dan cuaca di dalam negeri terus berubah akibat efek pemanasan global. Hal ini tentu tidak dapat terelakkan dan berpengaruh pada kondisi lapangan dalam proses produksi kedelai. Kedelai yang tidak menghendaki lahan yang terlalu kering dan terlau basah tentunya rentan jika kondisi cuaca dan iklim semakin tak menentu. Petani sebagai produsen harus pandai memilih dan menetapkan waktu tanam agar jika tidak ingin mengalami kegagalan hasil panen. 9. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Zaman yang semakin canggih dimana proses transfer infomasi yang semakin cepat seiring bertambahcanggihnya alat komunikasi. Hal ini juga tentu dirasakan juga oleh petani. Sebagai petani yang bijak tentunya dapat menggunakan teknologi dan komunikasi tersebut dengan baik. Namun, disisi lain, kurangnya pendidikan menyebabkan tidak semua petani dapat menggunakan teknologi dan memperoleh informasi dengan baik misalnya dalam memperoleh informasi pasar dan harga komoditi kedelai yang diusahakan. 10. Serangan hama dan penyakit Hama dan penyakit pada tanaman sudah selayaknya dicegah dengan perlakuan-perlakuan yang sesuai anjuran. Dalam hal ini, perlu kerjasama antara penyuluh dan petani dalam transfer ilmu yang tepat dalam penggunaan Universitas Sumatera Utara pestisida dan obat-obatan yang diperlukan sehinga tidak terjadi penggunaan yang tidak sesuai. 11. Ketersediaan kios sarana produksi kios saprodi Kios sarana produksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan petani terhadap sarana produksi seperti bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian. Namun, tidak semua kios saprodi terletak dekat dengan tempat tinggl petani ataupun lahan pertanian yang diusahakan. Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian agar petani dapat lebih mudah mendapatkan sarana produksi yang dibiutuhkannya. Dalam aplikasi kios saprodi, tidak semua bahan-bahan dan barang-barang dapat ditemukan di kios saprodi. Hal ini tentu perlu diperhatikan agar kebutuhan petani dapat terpenuhi dengan baik. Menurut Rangkuti 2008, analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif memberikan gambaran. Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar, yaitu: 1. Kekuatan Strengh, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari usahatani dalam melakukan usahatani kedelai. 2. Kelemahan Weakness, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari usahatani dalam melakukan usahatani kedelai. 3. Kesempatan Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar usahatani dan memberikan kesempatan berkembang bagi usahatani dimasa depan. Universitas Sumatera Utara 4. Ancaman Theat, adalah situasi atau kondisi yang merupakan ancaman bagi usahatani di masa depan yang datang dari luar usahatani dan dapat mengancam eksistensi usahatani di masa depan. Analisis SWOT merupakanidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dalam berusahatani. Analisis ini meliputi pemaksimalkan kekuatan Strength dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahanWeakness dan Ancaman Threats. Proses pengembilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan usahatani itu sendiri. Dengan demikian, petani sebagai perencana strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis usahataninya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini. Proses penyusunan rencana strategis melalui tiga tahap yaitu: 1. Tahap pengumpulan data. 2. Tahap analisis. 3. Tahap pengambilan keputusan. Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam dan luar usahatani, model yang dapat digunakan dalam tahap ini yaitu: a. Matriks faktor strategi eksternal. b. Matriks faktor strategi internal. c. Matriks posisi. Universitas Sumatera Utara Sebelum melakukan analisis, maka dilakukan tahap pengumpulan data yang terdiri atas tiga model yaitu: a. Matriks Faktor Strategi Internal Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel matriks faktor strategi internalIFAS, yaitu: 1. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan. 2. Beri keterangan pada kolom 2 mengenai faktor-faktor internal apakah termasuk dalam indikator kekuatan atau kelemahan. 3. Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 3 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 sangat baik, nilai 3 baik, nilai 2 cukup baik dan nilai 1 kurang baik terhadap kekuatan dan rating terhadap kelemahan bernilai sebaliknya. 4. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100. Bobot ditentukan secara subjektif berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis usahatani. 5. Kalikan rating dengan bobot untuk memperoleh skor. 6. Jumlahkan skor untuk memperoleh total skor pembobotan usahatani. Nilai total ini menunjukkan bagaimana usahatani tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi Internal IFAS Universitas Sumatera Utara untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan. b. Matriks Faktor Strategi Eksternal Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel EFAS, yaitu: 1. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternalnya peluang dan ancaman. 2. Beri keterangan pada kolom 2 mengenai faktor-faktor internal apakah termasuk dalam indikator peluang atau ancaman. 3. Beri ratingdalam masing-masing faktor dalam kolom 3 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4 sangat baik, nilai 3 baik, niali 2 cukup baik dan nilai 1 kurang baik terhadap peluang dan rating terhadap ancaman bernilai sebaliknya. 4. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100. Bobot ditentukan secara subjektif berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis usahatani. 5. Kalikan rating dengan bobot untuk memperoleh skor. 6. Jumlahkan skor untuk memperoleh total skor pembobotan usahatani. Nilai total ini menunjukkan bagaimana usahatani tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Hasil identifikasi faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, bobot dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi eksternal EFAS untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor peluang dan ancaman. Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan bobot masing-masing fakor tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi 50, sehingga menggunakan rumus sebagai berikut: ����� = Rating x Total Bobot Total Rating c. Matriks Posisi Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut : 1. Sumbu horizontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal y menunjukkan peluang dan ancaman. 2. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut : a. Kalau peluang lebih besar dari ancaman, maka nilai y0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar dari peluang maka nilainya y0. b. Kalau kekuatan lebih besar dari kelemahan, maka nilai x0 dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar dari kekuatan maka nilainya x0. y + Kuadran III Kuadran I Strategi Turn-Around Strategi Agresif x - x + Kuadran IV Kuadran II Strategi Defensif Strategi Diversifikasi y - Gambar 1. Matrik Posisi Dalam SWOT Faktor Eksternal F a k t o r I n t e r n a l Universitas Sumatera Utara Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat mengutungkan usahatani tersebut sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif growth oriented strategy. Kuadran 2 : Dengan beberapa ancaman, usahatani masih memiliki kekuatan dari sisi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Kuadran 3 : Usahatani memiliki kekuatan eksternal, namun masih ada beberapa kendala dari sisi internal. Fokus strategi usahatani pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal usahatani sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Adalah situasi yang paling sulit bagi usahatani tersebut dimana mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Dalam kondisi seperti ini, strategi yang diambil adalah defensif ataupun melakukan penciutan dalam usahatani dalam upaya mempertahankan eksistensi. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi usahatani dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.Matrik SWOT IFAS EFAS Strength S Kekuatan Weakness W Kelemahan Opportunities O Peluang Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkankele- mahanuntuk meman- faatkan peluang. Threats T Ancaman Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kele- mahan dan menghin- dari ancaman Sumber : Rangkuti, 2008 - Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan perencanaan usahatani yaitu untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. - Strategi ST Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki usahatani untuk mengatasi ancaman. - Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahannya. Universitas Sumatera Utara - Strategi WT Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Rangkuti, 2008.

2.3 Kerangka Pemikiran