Tabel 5.3. : Hubungan antara VAS dengan Kecemasan
VAS r
p
Tingkat Kecemasan 0,640
0,001
Uji Pearson
5.3. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan tujuan untuk melihat hubungan antara intensitas nyeri dengan tingkat kecemasan pada
penderita nyeri punggung bawah kronis.
5.3.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Pada penelitian ini subjek penelitian adalah sebanyak 34 orang, dimana dijumpai lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki, yaitu 32,4 n=11
laki-laki dan 67,6 n=23 perempuan. Penelitian Bener et al. 2013 pada penderita nyeri punggung bawah, berdasarkan karakteristik sosiodemografi
didapatkanjenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki 53,9 : 46,1. Tingginya level tekanan pada perempuan merupakan kombinasi antara tekanan
akibat kerja dan tekanan karena tanggung jawab terhadap keluarga. Hal ini yang mungkin menjadi alasan tingginya insiden nyeri punggung bawah pada
perempuan. Kemudian penelitiandari Hong 2014 pada penderita nyeri punggung
bawah, berdasarkan data demografi didapatkan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki 59,6 : 40,4.
Pada penelitian ini, rentang usia penderita nyeri punggung bawah kronik terbanyak adalah 61-70 tahun yakni 13 orang. Sementara pada penelitian Benner
et al. 2013 dari 1290 pasien, didapatkan 477 responden dengan rentang usia 45- 54 tahun.
5.3.2. Hubungan antara VAS dengan Ansietas
Dari hasil penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara VAS dengan tingkat kecemasan p 0,001, r = 0,640.Studi lain oleh Mok Lee
2008 didapatkan hubungan tingkat hasil kecemasan sangat bermakna positif berkorelasi dengan intensitas nyeri LBP p0.0005, r= 0,471.
Hasil penelitan ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Benner et al. 2014, membandingkan tingkat kecemasan antara penderita nyeri
punggung bawah dan bukan penderita nyeri punggung bawah, didapatkan hasil yang bermakna p 0,001. Studi ini menyebutkan bahwa faktor-faktor
psikologikal berhubungan dengan nyeri punggung bawah. Faktor-faktor psikologikal tersebut dapat meningkatkan intensitas nyeri punggung bawah.
Resiko LBP di temukan sangat tinggi pada perempuan, dalam studi Sagheer 2013 ditemukan hubungan signifikan pada kecemasan dengan jenis
kelamin p0.01. Alshami A.M.2014 melakukan penelitian dengan menggunakan
kuesioner DASS, dimana ia membandingkan kelompok nyeri punggung bawah dan bukan nyeri punggung bawah, didapatkan hasil yang bermakna antara VAS
dengan tingkat kecemasan p = 0,012. Beberapa mekanisme yang menghubungkan antara stress dan nyeri
punggung bawah.Misalnya sejumlah biomarker stress pada pasien nyeri muskuloskleteal berhubungan dengan regenerasi aktivitas anabolic yang akan
menurunkan level Neuropeptide Y NPY, albumin, growth hormone GH ,high density lipoproteins HDL dan dehydroepiandosterone sulphate DHEAS-S,
yang mungkin berhubungan dengan perubahan regulasi dari axis hipotalamus- pituitary-adrenal. Nilai albumin yang rendah terlihat pada proses inflamasi dan
katabolisme. Studi ini menunjukkan nilai albumin meningkat jika nyeri berkurang ataupun sebaliknya. Konsentrasi albumin merupakan gambaran tingkat
anabolisme sacara umum, yang sesuai dengan penurunan DHEA-S, growth hormone, dan tingginya nilai insulin pada pasien dengan nyeri.Mekanisme lain
yang mungkin berpengaruh adalah emosi seperti stress, dapat mempengaruhi system modulasi nyeri dan jaras utama desending nyeri Schell et al. 2008.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa penyebab utama dari gangguan ansietas menyeluruh adalah multifactorial bukan hanya satu penyebab,
sederhana, sehingga dengan demikian, penangangan pada pasien dengan gangguan cemas menyeluruh harus multifactoria l juga Helsley, 2008.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan analisa bivariat, didapatkan hubungan bermakna anatara VAS dengan tingkat kecemasan p 0,001, r = 0,640.
2. Dari34 orang nyeri punggung bawah kronis yang dianalisa, terdiri dari 11 pria
32,4 dan 23 67,6 wanita dengan suku bangsa terbanyak adalah Batak 85,3 dengan rentang umur terbanyak 61-70 tahun 38,2 .
3. Berdasarkan karakteristik subjek penelitian, diagnosis responden terbanyak
ialah Spondilosis Lumbalis yaitu sebanyak 23 orang 67,6. 4.
Dari 34 pasien nyeri punggung bawah kronis yang mengisi kuesioner McGill di dapati nyeri sensorik lebih menonjol dibandingkan nyeri afektif.
6.2. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai
berikut :
1. Nyeri punggung bawah banyak menunjukkan masalah psikologikal yang juga
merupakan masalah penting bagi petugas kesehatan. 2.
Perlu ditingkatkan penatalaksanaan nyeri yang tepat agar menurunkan angka intensitas kecemasan pada penderita nyeri punggung bawah.
3. Fisioterapi yang rutin perlu disarankan kepada pasien sehingga intensitas dari
nyeri punggung bawahnya berkurang.