4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Ekstraksi Galaktomanan dari Kolang-Kaling
Isolasi galaktomanan dari kolang-kaling 400 gram melalui proses ekstraksi dengan menggunakan aquadest dengan perbandingan 1 : 10
w v
kolang-kaling banding aqaudest, kemudian di sentrifugasi pada kecepatan 6500 rpm selama 60 menit, kemudian
supernatan ditambahkan etanol teknis dengan perbandingan etanol banding supernatan 2 : 1
v v
, lalu didiamkan selama satu malam dan disaring, residu yang diperoleh ditambahkan dengan etanol p.a; dan dikeringkan dalam desikator,
diperoleh galaktomanan seberat 17,7083 gram 4,427 . Mengenai pemisahan galaktomanan dengan karbohidrat lainnya, sifat
galaktomanan larut dalam air sedangkan manan yang unit galaktosanya kurang dari 5 tidak larut dalam air, jadi pada saat sentrifugasi telah terpisah yakni yang
larut atau galaktomanan di fase supernatan sedangkan yang tidak larut terdapat dalam residu, kemudian pada saat penambahan alkohol maka galaktomanan yang
mengendap. Hasil ekstraksi yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan yang diperoleh Koiman sebesar 5 dengan suasana basa, Koiman, 1971 dan yang
diperoleh oleh Tarigan sebesar 4,58 Tarigan, 2012.
4.2.2 Ikat Silang Galaktomanan dengan Glutaraldehida
Galaktomanan ikat silang glutaraldehida yang diperoleh dibuat dalam bentuk film lapisan tipis. Film lapisan tipis yang diperoleh di deteksi glutaraldehida dengan
spektrofotometri-uv pada 235nm glutaraldehida polimer dan 280nm glutaraldehida monomer Kawahara, et al, 1992; Kabir et al.,1998. Dalam hal
ini dijelaskan bahwa fungsi dari UV itu sendiri untuk menentukan struktur senyawa organik. Reaksi ikat silang antara galaktomanan dengan glutaraldehida
yang terlebih dahulu direaksikan dengan H
2
SO
4
dan kemudian penambahan larutan NaHSO
3
secara teoritis ditunjukan pada gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
H-C-CH
2 3
-C-H O O
+ 2H
+
H-C-CH
2 3
-C-H O
+
H O
+
H H-C
+
-CH
2 3
-C
+
-H OH OH
+ H-C CH
2 3
C-H OH OH
O H
O H
HO OH
H H
H OH
O H
O H
HO OH
H H
H O
O
n
O OH
H H
HO H
OH H
H OH
-2H
O
H H
HO HO
H H
H HO
O
H O
H HO
HO H
H H
O
O H
H HO
H O
OH H
H
O O
H H
OH
OH H
H H
OH
O H
O H
OH
OH H
H H
O O
H H
OH
H O
HO H
H O
C CH
2 3
C H H
+ 2H
2
O
R C
O H
NaHSO
3
R C
ONa
HSO
3
H
Gambar 4.2 Reaksi ikat silang galaktomanan dengan glutaraldehida
dan reaksi penambahan NaHSO
3
Universitas Sumatera Utara
Gliko-Kabir et al. ,1998, menjelaskan bahwa yang diharapkan dalam ikat silang
antara galaktomanan dengan glutaraldehida membentuk lapisan film yang memiliki indeks swelling semakin rendah dengan bertambahnya jumlah
glutaraldehida, sama halnya dengan yang saya peroleh dalam penelitian ini. Terdapat juga perubahan lainnya dalam penambahan glutaraldehida sebagai
pengikat silang galaktomanan, yaitu semakin tebalnya lapisan film yang diperoleh dikarenakan densitas campuran yg semakin meningkat, semakin kecil daerah
bentuk puncak gugus OH pada bilangan gelombang 3200 – 3600 cm
-
1 untuk GIG 1 – GIG 4 berdasarkan analisis spektrofometer FT-IR, bentuk permukaan film
yang menjadi lebih kasar dan bergelombang berdasarkan uji morfologi permukaan SEM.
Diperoleh suhu endotermal puncak yang dihasilkan ke kananyang mengindikasikan bahwa film ini melepas uap air pada suhu 70
o
C dan 130
o
C, yang menyatakan bahwa terjadi dua kali penguapan air dari polimer ini, yang
menunjukkan sulitnya pelepasan air dari polimer ini, karena adanya gugus fungsi OH yang bersifat hidrofilik yang memungkinkan adanya interaksi yang kuat
dengan H
2
O Tarigan, 2012.Dan kemudian suhu eksotermik puncak yang didapat dari data adalah pada suhu 470
o
C dan 510
o
Cmenunjukkan pada suhu ini film GIG terdekomposisi, semakin meningkatnya suhu eksotermal menunjukkan bahwa
semakin meningkatnya jumlah ikatan silang yang terbentuk akibat dari semakin meningkatnya jumlah glutaraldehida yang
ditambahkan dalam setiap pembentukan film GIG.
4.2.3 Hasil Uji Sifat Mengembang Swelling