Scanning Electron Microscopy SEM Differential Thermal AnalysisDTA

2.5.1 Glutaraldehida

Glutaraldehida dengan rumus molekul C 5 H 8 O 2 yang merupakan suatu bahan desinfektan yang efektif dalam membasmi bakteri, virus serta jamur, dan bersifat toksik serta iritatif bagi manusia Widyatama, 2011. Glutaraldehida digunakan sebagai pengikat silang untuk mengurangi pembengkakan guar gum GG. Reaksi ikat silang guar gum dengan glutaraldehida berlangsung pada hidroksil galaktosa atau sub unit manosa dari guar gum GG, dimana reaksi glutaraldehida dengan poliol pada kondisi asam Kim and Lee, 1992.

2.6 Fourier Transform Infrared FTIR

Spektrofotometer inframerah pada umumnya digunakan untuk menentukan gugus fungsi suatu senyawa organik dan mengetahui informasi struktur suatu senyawa organik dengan membandingkan daerah sidik jarinya.Cahaya tampak terdiri dari beberapa range frekuensi elektromagnetik yang berbeda. Radiasi inframerah juga mengandung beberapa range frekuensi tetapi tidak dapat dilihat oleh mata. Pengukuran pada spektrum inframerah dilakukan pada daerah cahaya inframerah tengah mid-infrared yaitu pada panjang gelombang 2.5-50 µm atau bilangan gelombang 4000 – 200 cm -1 . Metoda ini sangat berguna untuk mengidentifikasi senyawa organik dan organometalik Sagala,2013. FTIR telah membawa tingkat keserbagunaan yang lebih besar ke penelitian- penelitian struktur polimer.Karena spektrum-spektrum bisa dibaca, disimpan, dan diubah dalam hitungan detik, teknik ini memudahkan penelitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi atau ikat silangSteven, 2000.

2.7 Scanning Electron Microscopy SEM

Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang dapat melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali.Mikroskop ini menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya Sagala, 2013. Universitas Sumatera Utara SEM adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara makroskopik. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm diarahkan pada spesimen interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas elektron, sinar x, elektron sekunder, absorbsi elektron. Analisis SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau dari lapisan yang tebalnya sekitar 20 µm dari permukaan yang diperoleh merupakan gambar tofografi dengan segala tonjolan, lekukan, dan lubang permukaan Wirjosentono, 1995.

2.8 Differential Thermal AnalysisDTA

Differential Thermal Analysis DTA adalah suatu teknik dimana suhu dari suatu sampel dibandingkan dengan material inert. Suhu dari sampel dan sampel lebih tinggi dari pembanding maka perubahan yang terjadi adalah eksotermal, dan endotermal bila sebaliknya West, 1984. Pada suhu tertentu, pada awalnya mulai terjadi perubahan dimana terjadi pembanding pada awalnya sama sampai ada kejadian yang mengakibatkan perubahan suhu seperti pelelehan, penguraian, atau perubahan struktur kristal sehingga suhu pada sampel berbeda dengan pembanding. Bila suhupelepasan H 2 O sehingga suhu sampel lebih rendah dari suhu pembanding maka dihasilkan puncak ke kanan enditermal dan terbaca oleh DTA sebagai titik belok kurva. Semakin tinggi suhu didalam pemanas, terjadi peruraian degradasi pada galaktomanan dan mengakibatkan perbedaan suhu dengan pembanding bertambah tinggi dan puncak kekiri eksotermal. Perbedaan ini semakin meningkat sampai suhu tertentu dimana degradasi telah mencapai aktivitas maksimumnya yang ditunjukkan oleh titik puncak Riande et al., 2000. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Sintesis Galaktomanan Ikat Silang Fosfat Dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata) dan Trinatrium Trimetafosfat

32 192 75

Pembuatan Film Hidrogel Galaktomanan Ikat Silang Borat dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata) dengan Asam Borat (H3BO3)

6 72 68

Sintesis dan Karakterisasi Film Galaktomanan Ikat Silang Glutaraldehida Melalui Reaksi Kondensasi dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata)

2 2 14

Sintesis dan Karakterisasi Film Galaktomanan Ikat Silang Glutaraldehida Melalui Reaksi Kondensasi dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata)

0 0 2

Sintesis dan Karakterisasi Film Galaktomanan Ikat Silang Glutaraldehida Melalui Reaksi Kondensasi dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata)

0 3 4

Sintesis dan Karakterisasi Film Galaktomanan Ikat Silang Glutaraldehida Melalui Reaksi Kondensasi dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata)

4 7 12

Sintesis dan Karakterisasi Film Galaktomanan Ikat Silang Glutaraldehida Melalui Reaksi Kondensasi dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata)

1 1 5

Sintesis dan Karakterisasi Film Galaktomanan Ikat Silang Glutaraldehida Melalui Reaksi Kondensasi dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata)

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Sintesis Galaktomanan Ikat Silang Fosfat Dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata) dan Trinatrium Trimetafosfat

0 1 13

SINTESIS GALAKTOMANAN IKAT SILANG FOSFAT DARI GALAKTOMANAN KOLANG-KALING (Arenga pinnata) DENGAN TRINATRIUM TRIMETAFOSFAT SKRIPSI HOTNIDA NOVALIA

0 0 14