3, 4 4, 5, 6 5, 6 5, 6 5, 6 5, 6 2, 3, 4 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Semua Kriteria

Matriks perbandingan berpasangan pada Tabel 4.1 adalah hasil analisis preferensi gabungan dari 61 responden dengan cara menghitung rata-rata geometri untuk setiap perbandingan berpasangan antar kriteria. Selanjutnya dengan menggunakan fungsi keanggotaan bilangan fuzzy pada Tabel 2.5 maka tabel perbandingan berpasangan untuk semua kriteria dengan fuzzy AHP ditunjukkan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Fuzzy AHP untuk Semua Kriteria K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K1 1, 1, 1 1, 2, 3 2, 3, 4 2, 3, 4 4, 5, 6 7, 8, 9

4, 5, 6

K2 � 1 3 , 1 2 , 1 � 1, 1, 1 1, 2, 3 2, 3, 4 4, 5, 6 6, 7, 8

4, 5, 6

K3 � 1 4 , 1 3 , 1 2 � � 1 3 , 1 2 , 1 � 1, 1, 1 2, 3, 4

2, 3, 4 4, 5, 6

4, 5, 6

K4 � 1 4 , 1 3 , 1 2 � � 1 4 , 1 3 , 1 2 � � 1 4 , 1 3 , 1 2 � 1, 1, 1 1, 1, 1 4, 5, 6 4, 5, 6 K5 � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 4 , 1 3 , 1 2 � 1, 1, 1 1, 1, 1

4, 5, 6 2, 3, 4

K6 � 1 9 , 1 8 , 1 7 � � 1 8 , 1 7 , 1 6 � � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 6 , 1 5 , 1 4 � 1, 1, 1 � 1 4 , 1 3 , 1 2 � K7 � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 6 , 1 5 , 1 4 � � 1 4 , 1 3 , 1 2 � 2, 3, 4 1, 1, 1 Dari data yang diberikan di atas dapat dihitung bobot dari masing-masing kriteria yaitu dengan menggunakan persamaan 2.16: � � = �� � � � � =1 ; � � � � � =1 ; � � � � � =1 � ⊗ � 1 ∑ � � � �=1 ; 1 ∑ � � � �=1 ; 1 ∑ � � � �=1 � sehingga: 1. � �1 = 21; 27; 33 ⊗ � 1 122,060 ; 1 99,399 ; 1 78,155 � = 0,172; 0,272; 0,422 Universitas Sumatera Utara 2. � �2 = 18,333; 23,5; 29 ⊗ � 1 122,060 ; 1 99,399 ; 1 78,155 � = 0,152; 0,236; 0,371 3. � �3 = 13,583; 17,833; 22,5 ⊗ � 1 122,060 ; 1 99,399 ; 1 78,155 � = 0,111; 0,179; 0,288 4. � �4 = 10,750; 12,999; 15,5 ⊗ � 1 122,060 ; 1 99,399 ; 1 78,155 � = 0,088; 0,131; 0,198 5. � �5 = 8,584; 10,733; 13 ⊗ � 1 122,060 ; 1 99,399 ; 1 78,155 � = 0,070; 0,108; 0,166 6. � �6 = 1,987; 2,201; 2,560 ⊗ � 1 122,060 ; 1 99,399 ; 1 78,155 � = 0,016; 0,022; 0,033 7. � �7 = 3,918; 5,133; 6,500 ⊗ � 1 122,060 ; 1 99,399 ; 1 78,155 � = 0,032; 0,052; 0,083 Kemudian hasil fuzzy di atas dapat dijadikan angka defuzzyfikasi dengan menggunakan persamaan 2.19 sebagai berikut: �� � = [ �� � − �� � + �� � − �� � ] 3 + �� � ; ∀� sehingga : 1. �� �1 = � 0,422 – 0,172 � + � 0,272 – 0,172 � 3 + 0,172 = 0,289 2. �� �2 = � 0,371 – 0,152 � + � 0,236 – 0,152 � 3 + 0,152 = 0,197 3. �� �3 = � 0,288 – 0,111 � + � 0,179 – 0,111 � 3 + 0,111 = 0,193 4. �� �4 = � 0,198 – 0,088 � + � 0,131 – 0,088 � 3 + 0,088 = 0,139 Universitas Sumatera Utara 5. �� �5 = � 0,166 – 0,070 � + � 0,108 – 0,070 � 3 + 0,070 = 0,115 6. �� �6 = � 0,033 – 0,016 � + � 0,022 – 0,016 � 3 + 0,016 = 0,024 7. �� �7 = � 0,083 – 0,032 � + � 0,052 – 0,032 � 3 + 0,032 = 0,056 Kemudian nilai defuzzyfikasi di atas dinormalkan dengan cara membaginya dengan nilai penjumlahan semua nilai defuzzyfikasi., sehingga diperoleh nilai sebagai berikut: 1. �� �1 � = 0,289 0,289+0,197+0,193+0,139+0,115+0,024+0,056 = 0,285 2. �� �2 � = 0,197 0,289+0,197+0,193+0,139+0,115+0,024+0,056 = 0,194 3. �� �3 � = 0,193 0,289+0,197+0,193+0,139+0,115+0,024+0,056 = 0,191 4. �� �4 � = 0,139 0,289+0,197+0,193+0,139+0,115+0,024+0,056 = 0,137 5. �� �5 � = 0,115 0,289+0,197+0,193+0,139+0,115+0,024+0,056 = 0,114 6. �� �6 � = 0,024 0,289+0,197+0,193+0,139+0,115+0,024+0,056 = 0,024 7. �� � � = 0,056 0,289+0,197+0,193+0,139+0,115+0,024+0,056 = 0,055 Dengan demikian dari perhitungan dengan metode fuzzy AHP, maka kriteria yang paling penting bagi siswa dalam memilih bimbingan belajar adalah metode Universitas Sumatera Utara belajar dengan bobot 0,285 atau 28,5, kemudin kriteria harga dengan bobot 0,194 atau 19,4, kemudian kriteria tentor professional dengan bobot 0,191 atau 19,1, kemudian kriteria jumlah kelulusan dengan bobot 0,137 atau 13,7, kemudian kriteria jarak dan lokasi dengan bobot 0,114 atau 11,4, kemudian kriteria fasilitas dengan bobot 0,055 atau 5,5, dan yang terikhir adalah kriteria reputasi dengan bobot 0,024 atau 2,4.

4.1.2 Perhitungan Faktor Pembobotan Antar Alternatif untuk Kriteria Model Belajar