TujuanKomunikasi Antarpribadi Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

2. Komunikasi triadik

triadic communication Komunikasi triadik ini adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi komunikator , maka ia pertama-tama menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau dijawab atau ditanggapi , beralih kepada komunikan C, juag secara berdialogis. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat menguasaiframe of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi. Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik karena merupakan komunikasi antarpribadi lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikaf, opini, atau prilaku komunikan Effendy, 2003.

2.2.2.3 TujuanKomunikasi Antarpribadi

Komunikasi antar pribadi memiliki beberapa tujuan. Menurut De Vito 2007 terdapat empat tujuan komunikasi antar pribadi, yaitu : 1. Mengurangi kesepian Kontak dengan sesama manusia akan mengurangi kesepian. Adakalanya kita mengalami kesepian karena secara fisik kita sendirian. Di lain pihak, kita kesepian karena meskipun mungkin bersama orang lain, kita mempunyai kebutuhan akan kontak dekat. Dalam upaya mengurangi kesepian, orang berusaha memiliki banyak kenalan. Satu hubungan yang dekat biasanya berdampak lebih baik. 2. Mendapatkan rangsangan Manusia membutuhkan stimuli. Salah satu cara agar manusia mendapatkan stimuli adalah dengan melakukan kontak antar manusia. 3. Mendapatkan pengetahuan diri Sebagian besar melalui kontak antar manusialah kita dapat mengetahui diri sendiri. Persepsi mengenai diri sendiri sangat dipengaruhi oleh apa yang kita yakini dan pikiran orang lain tentang kita. 4. Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan Universitas Sumatera Utara Alasan paling umum dan paling mendasar mengapa kita melakukan kontak dengan manusia lainnya adalah untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan penderitaan. Kita perlu berbagi rasa dengan orang lain tentang nasib baik, penderitaan emosi atau mengenai fisik kita.

2.2.2.4 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Liliweri 1991 mengemukakan ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang lain, yaitu: 1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu 2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu 3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas 4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak disengaja 5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan 6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan 7. Komunikai antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil 8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna Komunikasi antar pribadi yang baik adalah komunikasi yang memiliki ciri keterbukaan, kepekaan dan bersifat umpan balik. Individu merasa puas berkomunikasi antarpribadi bila ia dapat mengerti orang lain dan merasa bahwa orang lain juga memahami dirinya. Komunikasi antar pribadi antara dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antarpribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Percakapan yang sifatnya pribadi, hanya dapat dilaksanakan melalui komunikasi antar pribadi. Hal ini dikarenakan komunikasi antar pribadi melibatkan pribadi dan terjalin melalui interaksi secara langsung di antara pribadi- pribadi yang sudah saling mengenal, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah diterima, dimengerti dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketepatan yang tinggi dapat dicapai apabila antara komunikator dan komunikan mempunyai pengalaman dan latar belakang yang sama, dengan Universitas Sumatera Utara demikian keefektifan komunikasi antar pribadi dapat terjadi. Orang tua dan anak yang hidup dalam suatu keluarga tentunya mempunyai pengalaman dan latar belakang yang sama. Anak belajar dari orang tua sehingga pengalaman dan pengetahuan orang tua banyak diberikan kepada anaknya. De Vito 2007 menjelaskan karakteristik komunikasi antar pribadi yang efektif dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu: 1. Perspektif Humanistik, meliputi sifat-sifat: a. Keterbukaan Openness Proses komunikasi antar pribadi dapat berlangsung efektif bila pribadi- pribadi yang terlibat dalam proses komunikasi antar pribadi harus saling memiliki keterbukaan, dengan demikian lebih mudah mencapai komunikasi efektif. Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan. Dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya. Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut. Johnson Supratiknya, 1995: 14 mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadiankejadian yang baru saja kita saksikan. Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan Universitas Sumatera Utara komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri. Brooks dan Emmert Rahmat, 2005: 136 mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai berikut: a. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika. b. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dan sebagainya. c. Mencari informasi dari berbagai sumber d. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya. b. Empati emphaty Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain. Adanya empati komunikator dapat merasakan perasaan komunikan sehingga setiap pesan yang disampaikan sesuai dengan keinginan komunikator dan komunikan. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung kondusif apabila komunikator pengirim pesan menunjukkan rasa empati pada komunikan penerima pesan. Menurut Sugiyo 2005: 5 empati dapat diartikan sebagai menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sementara Surya Sugiyo, 2005: 5 mendefinisikan bahwa empati adalah sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. Individu dapat menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran dan keinginan orang lain sedekat mungkin apabila individu tersebut dapat berempati. Apabila empati tersebut tumbuh dalam proses komunikasi antarpribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan. c. Perilaku suportif Supportivness Dukungan tercapai bila ada saling pengertian dari mereka yang mempunyai kesamaan melalui komunikasi yang efektif, dukungan dapat diberikan. Universitas Sumatera Utara Dalam komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator agar komunikan mau berpartisipasi dalam komunikasi. Hal ini senada dikemukakan Sugiyo 2005: 6 dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih- lebih dari komunikator. Rahmat 2005 :133 mengemukakan bahwa “sikap supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif”. Orang yang defensif cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikan dari pada memahami pesan orang lain. d. Rasa positif Positivness Setiap pembicaraan yang disampaikan mendapat tanggapan pertama yang positif, maka rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga atau berprasangka. Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima. Dapat memberi dan menerima pujian tanpa pura-pura memberi dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah. Sugiyo 2005: 6 mengartikan bahwa rasa positif adalah adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi antarpribadi hedaknya antara komunikator dengan komunikan saling menunjukkan sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut akan muncul suasana menyenangkan, sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. Rahmat 2005: 105 menyatakan bahwa sukses komunikasi antarpribadi banyak tergantung pada kualitas pandangan dan perasaan diri; positif atau negatif. Pandangan dan perasaan tentang diri yang positif, akan lahir pola perilaku komunikasi antarpribadi yang positif pula Universitas Sumatera Utara e. Kesamaan Equality Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan antar pribadi lebih kuat apabila memiliki kesamaan pandangan, sikap, ideology dan sebagainya. Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya. Rahmat 2005: 135 mengemukakan bahwa persamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan atau kecantikan. Dalam persamaan tidak mempertegas perbedaan, artinya tidak mengggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pendapat merasa nyaman, yang akhirnya proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar. 2. Perspektif Pragmatis, meliputi sifat-sifat seperti: a. Bersikap yakin Confidence Komunikasi antar pribadi lebih efektif apabila sesorang tidak merasa malu, gugup atau gelisah menghadapi orang lain. b. Kebersamaan Immediacy Sikap kebersamaan ini dikomunikasikan secara verbal maupun nonverbal. Secara verbal orang yang memiliki sifat ini dalam berkomunikasi selalu mengikutsertakan dirinya dengan orang lain. Secara non verbal, orang yang memiliki sifat ini akan berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata ataupun gerakan-gerakan. c. Manajemen Informasi Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak sehingga tidak seorang pun yang merasa diabaikan. d. Perilaku Ekspresif Expresiveness Memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain lebih membuat komunikasi antar pribadi lebih efektif. Universitas Sumatera Utara e. Orientasi pada orang lain Seseorang harus memiliki sifat yang berorentasi pada orang lain untuk mencapai efektifitas komunikasi antar pribadi. Artinya seseorang mampu untuk beradaptasi dengan orang lain selama berlangsungnya komunikasi antar pribadi.

2.2.2.5 Elemen Komunikasi Antarpribadi

Dokumen yang terkait

Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU” (Studi Deskriptif Kuantitatif Untuk Mengetahui Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU).

1 41 110

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

4 95 99

Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi

5 46 104

KomunikasiAntarpribadiOrangtuadanAnak (StudiDeskriptif Proses Komunikasi Orangtua dan Anak yang TinggalJarakjauhdalamPenyelesaianTugasAkhir di FISIP USU)

0 0 12

KomunikasiAntarpribadiOrangtuadanAnak (StudiDeskriptif Proses Komunikasi Orangtua dan Anak yang TinggalJarakjauhdalamPenyelesaianTugasAkhir di FISIP USU)

0 0 2

KomunikasiAntarpribadiOrangtuadanAnak (StudiDeskriptif Proses Komunikasi Orangtua dan Anak yang TinggalJarakjauhdalamPenyelesaianTugasAkhir di FISIP USU)

0 0 5

KomunikasiAntarpribadiOrangtuadanAnak (StudiDeskriptif Proses Komunikasi Orangtua dan Anak yang TinggalJarakjauhdalamPenyelesaianTugasAkhir di FISIP USU)

0 0 33

KomunikasiAntarpribadiOrangtuadanAnak (StudiDeskriptif Proses Komunikasi Orangtua dan Anak yang TinggalJarakjauhdalamPenyelesaianTugasAkhir di FISIP USU)

0 0 2

KomunikasiAntarpribadiOrangtuadanAnak (StudiDeskriptif Proses Komunikasi Orangtua dan Anak yang TinggalJarakjauhdalamPenyelesaianTugasAkhir di FISIP USU)

0 0 40

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

0 1 14