Analisis Metode Analytical Hierarchy Process AHP

Tabel 6.4. Customer Importance CI terhadap Produk Spring Bed 6 Kaki Kategori Atribut CI Attractive Ketebalan foam spring bed 10 cm 5 Warna matras spring bed putih 5 Bentuk sandaran spring bed setengah lingkaran 5 One Dimensional Bahan rangka dipan spring bed dari kayu jati putih Bahan sandaran spring bed dari kayu jati putih 4 Must Be Umur pakai spring bed 5 tahun 3 Berdasarkan hasil rekapitulasi pada Tabel 6.3 diketahui bahwa dari 3 atribut kategori attractive memiliki tingkat CI yang paling tinggi yaitu 5.

6.3. Analisis Metode Analytical Hierarchy Process AHP

13 AHP digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan karakteristik teknis. Kuesioner AHP menggunakan matriks perbandingkan berpasangan antara customer requirement hasil pengolahan metode Kano dengan karakteristik teknis produk spring bed hasil wawancara dengan manajer produksi PT. Ivana Mery Lestari Matras yang dapat dilihat pada Gambar 6.1. 13 Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical Hierarchy Process, London: Springer-Verlag, ,2004., h. 15-17. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.1. Hubungan Customer Requirement dan Karakteristik Teknis Data kuesioner AHP kemudian dihitung bobot prioritasnya untuk mengetahui karakteristik teknis yang diperhatikan dalam proses produksi spring bed 6 kaki. Rekapitulasi bobot prioritas dapat dilihat pada Gambar 6.2. Gambar 6.2. Hubungan Karakteristik Teknis dan Part Kritis Universitas Sumatera Utara Ketebalan B u sa Densitas Bu sa Kelenturan Pegas Durability Maintainble Design Kecerahan Matra s Tingkat Kesulitan 3 4 3 4 3 2 Derajat Kepentingan 16 21 16 21 16 11 Perkiraan Biaya 27 11 4 19 10 28 Sumber: Pengolahan Data Gambar 6.3. Ukuran Kinerja QFD Fase I Hasil menunjukkan bahwa karakteristik teknis yang terpenting adalah densitas busa meliputi komposisi dari busa dan durability meliputi ketahanan produk dengan tingkat kesulitan masing-masing 4, derajat kepentingan 21, dan perkiraan biaya 11 dan 19. Tabel 6.5. Tabulasi Klasifikasi Kano dan Karakteristik Teknis dengan Bobot Kepentingan AHP Atribut Spring Bed No Klasifikasi Kano Karakteristik Teknis Tingkat kepentingan Bobot Kepentingan 1 Ketebalan foam spring bed 10 cm Densitas Busa 4 1.63 2 Warna matras spring bed putih Kecerahan Matras 3 1.70 3 Umur pakai spring bed 5 tahun Kelenturan Pegas 3 0.23 4 Bahan rangka dipan spring bed dari kayu jati putih Durability 4 1.15 5 Bahan sandaran spring bed dari kayu jati putih Ketebalan Busa 3 1.63 6 Bentuk sandaran spring bed setengah lingkaran Maintainble Design 3 0.63 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengolahan data, analisis dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Kategori atribut Kano yang mendapatkan kategori attractive adalah ketebalan foam spring bed 10 cm, warna matras spring bed putih dan bentuk sandaran spring bed setengah lingkaran dimana atribut tersebut ditingkatkan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Kategori must be terdiri dari umur pakai spring bed 5 tahun, dimana atribut yang harus ada dalam produk. Kategori one dimensional terdiri dari bahan sandaran spring bed dari kayu jati putih dan bahan rangka dipan dari kayu jati putih. 2. Derajat kepentingan dari setiap karakteristik teknis dari yang terbesar hingga yang terkecil berdasarkan bobot proritas yang diperoleh dengan AHP yaitu kecerahan matras, ketebalan matras, durability, densitas busa, maintainable design, dan kelenturan pegas. 3. Karakteristik teknis yang memilki pengaruh terbesar dalam proses produksi spring bed yaitu densitas busa meliputi komposisi busa dan durability dengan tingkat kesulitan masing-masing 4, derajat kepentingan 21, dan perkiraan biaya 11 dan 19. 4. Part kritis yang diperoleh dari QFD fase II dengan ukuran derajat kepentingan tertinggi adalah durability kayu dan komposisi busa sebesar 26 Universitas Sumatera Utara