F. Subyek Pajak dan Obyek Pajak Bumi dan Bangunan
Dalam Pasal 2 Perda Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan Perkotaan disebutkan bahwa :
1. Dengan nama Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan Perkotaan dipungut
pajak atas Bumi danatau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaat oleh orang pribadi atau Badan.
2. Objek Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan Perkotaan adalah Bumi
danatau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. 3.
Termasuk dalam pengertian bangunan adalah : a.
Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik dan emplasemennya, yang merupakan satu kesatuan dengan
kompleks bangunan tersebut; b.
Jalan tol; c.
Kolam renang; d.
Pagar mewah; e.
Tempat olah raga; f.
Galangan kapal, dermaga; g.
Taman mewah; h.
Tempat penampungankilang minyak,air dan gas, pipa minyak; dan i.
Menara.
Universitas Sumatera Utara
4. Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan
Perkotaan adalah objek pajak yang : a.
Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan;
b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksud untuk memperoleh keuntungan;
c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis
dengan itu; d.
Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
e. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbale balik; dan f.
Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
5. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak disesuaikan sebesar
Rp.15.000.000,00 lima belas juta rupiah untuk setiap Wajib Pajak.
27
Dalam Pasal 3 Perda Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan Perkotaan disebutkan bahwa :
28
1. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan Perkotaan adalah orang
pribadi atau Badan yang secara nyata mempuyai suatu hak atas Bumi danatau
27
Perda Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Pasal 2
28
Ibid., Pasal 3
Universitas Sumatera Utara
memperoleh manfaat atas Bumi, danatau memiliki, menguasai, danatau memperoleh manfaat atas Bangunan.
2. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan Perkotaan adalah orang
pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi danatau memperoleh manfaat atas Bumi, danatau memiliki, menguasai,
danatau memperoleh manfaat atas Bangunan. 3.
Dalam hal Objek Pajak belum jelas diketahui Wajib Pajaknya, Kepala Daerah dapat menetapkan Subjek Pajak sebagai Wajib Pajak.
4. Subjek Pajak yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat
memberikan keterangan secara tertulis kepada Kepala Daerah bahwa ia bukan
Wajib Pajak terhadap Objek Pajak dimaksud.
5. Bila keterangan yang diajukan oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat 4 disetujui , maka Kepada Kepala Daerah membatalkan penetapan sebagai Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dalam jangka waktu
1 satu bulan sejak diterima surat keterangan dimaksud.
6. Bila keterangan yang diajukan itu tidak disetujui, maka Kepala Daerah
mengeluarkan keputusan penolakan dengan disertai alasan-alasannya.
7. Apabila setelah jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal diterimanya
keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 Kepala Daerah tidak memberikan keputusan, maka keterangan yang diajukan itu dianggap disetujui
dan Kepala Daerah segera membatalkan penetapan sebagai Wajib Pajak
29
.
29
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Kewenangan Kota Medan dalam penegelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan dan Perkotaan adalah sejak ditetapkannya Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi Dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan, sehingga sejak tanggal berlakunya segala hal yang terkait dengan pajak
bumi dan bangunan menjadi urusan Pemerintah Daerah Kota Medan
Undang-undang menegaskan bahwa terhadap objek PBB seperti di bawah ini tidak dikenakan PBB, yaitu:
1. Tanah atau bangunan yang digunakan, semata-mata untuk melayani
kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk tidak memperoleh
keuntungan. Hal ini dapat diketahui antara lain dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari yayasanbadan yang bergerak dalam bidang
tersebut. 2.
Tanah atau bangunan yang digunakan untuk kuburan umum, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu seperti museum.
3. Tanah atau bangunan oleh perwakilan diplomatic atau konsulat
berdasarkan asas perlakuan timbal-balik. Artinya bila tanah yang gedung perwakilan RI di Negara tertentu dikenakan PBB, hal yang sama
diberlakukan terhadap tanahgedung Negara tersebut yang ada di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
4. Tanah yang merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, taman nasional,
tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak.
30
Sekalipun objek yang digunakan oleh perwakilan diplomatik, kondusif dan yang digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan tidak terkena pajak, hal ini bukan berarti pembahasan atas subjeknya melainkan karena pembebasan objeknya semata,
hanya saja karena objek PBB yang digunakan oleh wakil-wakil tersebut yang dibebaskan dari pengenaan pajaknya, seolah-olah subjeknya juga itu dibebaskan
dari PBB.
30
Wirawan B. Ilyas dan Richard Buton, Hukum Pajak, Jakarta: Salemba Empat:1999, hal 90
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN