“Perjanjian Perceraian” Yang Dibuat

81 sebagai Penggugat mengajukan gugatan terhadap Dewi sebagai Tergugat di Pengadilan Negeri Medan tertanggal 1 Oktober 2009.

b. “Perjanjian Perceraian” Yang Dibuat

“Perjanjian Perceraian” yang dibuat tertuang dalam “Surat Pernyataan dan Perjanjian” dihadapan Notaris Intes Nurliana, S.H, M.Kn tertanggal 5 November 2008. Tujuan dari pembuatan Perjanjian Perceraian antara Sudarman Soh-Dewi ini mempunyai tujuan yang sama dengan Perjanjian Perceraian antara Misno-Ny.Eko Saryuningtyas, yaitu sepakat untuk mengakhiri kehidupan perkawinan mereka walaupun tidak secara terang disebutkan didalam Perjanjian Percerain tersebut. Dan ada tujuan lain dari pembuatan Perjanjian Perceraian antara Sudarman Soh-Dewi, adalah pertama-tama untuk menyelamatkan serta mempertahankan kehidupan rumah tangga mereka, dengan saling sepakat untuk sama-sama berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap kehidupan rumah tangga mereka dengan perannya masing-masing. Kemudian tujuan selanjutnya pembuatan Perjanjian Perceraian tersebut adalah apabila ternyata dengan berjalannya waktu, kehidupan rumah tangga mereka tidak ada perubahan sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat, maka mereka sepakat mengenai hak asuh atas kedua anak mereka apabila terjadi perceraian. Kemudian mengenai materi atau isi dari Perjanjian Perceraian antara Sudarman Soh-Dewi ini berbeda dengan materi atau isi dari Perjanjian Perceraian antara Misno-Ny.Eko Saryuningtyas, dimana selain mengatur mengenai akibat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 82 putusnya perkawinan karena perceraian, Perjanjian Perceraian ini juga mengatur mengenai hak dan kewajiban suami-isteri didalam membina rumah tangganya. Adapun materi atau isi dari Perjanjian Perceraian antara Sudarman Soh dengan Dewi adalah : 1. Bahwa dalam menjalani kehidupan rumah tangga, Pihak Kedua berjanji dan mengikatkan diri tidak akan melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga kepada Pihak Pertama, dan kedua belah pihak berjanji dan mengikatkan diri akan membina rumah tangga mereka dengan sebaik-baiknya; 2. Bahwa Pihak Kedua berjanji dan mengikatkan diri akan menjalankan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga, diantaranya disiplin dalam bekerja, dapat membimbing isteri dan anak-anaknya, bersikap tegas terhadap hal yang bisa merugikan isteri dan anak-anaknya dimana isteri harus melihat terlebih dahulu kepada Pihak Kedua, dan menjalankan segala kewajibannya sebagai kepala rumah tangga yang baik; 3. Bahwa Pihak Kedua berjanji dan mengikatkan diri akan memenuhi kebutuhan rumah tangga, memberi nafkah kepada isteri dan anak-anak dengan sebaik- baiknya; 4. Bahwa Pihak Kedua berjanji dan mengikatkan diri akan mandiri dalam bekerja; 5. Bahwa Pihak Kedua berjanji dan mengikatkan diri akan mendengarkan nasihat dan perkataan dari Pihak Pertama, dan Pihak Pertama berjanji dan mengikatkan diri juga akan mendengarkan nasihat dan perkataan dari Pihak Kedua, dan Pihak Kedua tidak akan melakukan perbuatan yang dianggap tidak baikdilarang oleh Pihak Pertama, serta Pihak Pertama tidak akan melakukan perbuatan yang dianggap tidak baikdilarang oleh Pihak Kedua, dan kedua belah pihak berjanji dan mengikatkan diri akan mentaati segala nasihat dan tidak akan sakit hati atas nasihat yang diberikan oleh salah satu pihak; 6. Bahwa Pihak Kedua berjanji dan mengikatkan diri akan memenuhi kewajiban dalam memberikan simpanan perbulannya kepada Pihak Pertama, dan Pihak Pertama berjanji dan mengikatkan diri akan menyimpan simpanan tersebut dengan sebaik-baiknya, dan mempergunakannya untuk keperluan rumah tangga atas persetujuan bersama; 7. Bahwa Pihak Pertama berjanji dan mengikatkan diri akan mengikuti adat istiadat Keluarga Pihak Kedua; 8. Bahwa kedua belah pihak berjanji dan mengikatkan diri akan saling hormat- menghormati dan saling mempercayai antara suami-isteri; 9. Apabila dalam rumah tangga kedua belah pihak terjadi lagi kekerasan yang dilakukan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama sehingga menyebabkan pisah ranjang ataupun perceraian dikemudian harinya, maka kedua belah pihak telah dan setuju semufakat bahwa hak asuh atas kedua anak mereka akan jatuh kepada Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 83 Pihak Pertama dan Pihak Kedua berjanji dan mengikatkan diri tidak akan melakukan gugatan atau tuntutan atas hak asuh atas anak-anak mereka tersebut; 10. Apabila tindak kekerasan tersebut dilakukan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sehingga menyebabkan pisah ranjang ataupun perceraian dikemudian harinya, maka kedua belah pihak telah dan setuju semufakat bahwa hak asuh atas kedua anak mereka akan jatuh kepada Pihak Kedua, dan Pihak Pertama berjanji dan mengikatkan diri tidak akan melakukan gugatan atau tuntutan atas hak asuh atas anak-anak mereka tersebut. Selain poin-poin diatas, dalam Perjanjian Perceraian ini, para pihak juga berjanji bahwa apabila ada hal-hal yang belum diatur maupun dimuat didalam surat ini akan dimusyawarahkan secara kekeluargaan serta segala akibat dari surat ini, para pihak memilih mengajukannya ke Kantor Panitera Pengadilan Negeri di Medan.

c. Analisis Kasus 1. Dari Segi Materiil

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Sita Marital Atas Sengketa Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

10 140 156

PERAN PERJANJIAN PERKAWINAN JIKA TERJADI PERCERAIAN DAN PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

0 6 78

TInjauan Yuridis Tentang Perceraian Qobla Al Dukhul Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Hukum Islam.

0 1 1

KEDUDUKAN HUKUM PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM MELINDUNGI HAK ANAK DAN IBU PASCA PERCERAIAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS PERCERAIAN LIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG N0. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SITA MARITAL ATAS SENGKETA HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA SKRIPSI

0 0 10

BAB II KEABSAHAN “PERJANJIAN PERCERAIAN” SELAMA BERLANGSUNGNYA PERKAWINAN BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN A. Tinjauan Mengenai “Perjanjian Perceraian” - Tinjauan Yuridis Perjanjian Perc

0 0 30

Tinjauan Yuridis Perjanjian Perceraian Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Studi Kasus Perjanjian Perceraian antara Misno-Ny. Eko Saryuningtyas dan Sudarman Soh-Dewi)

0 0 29

TINJAUAN YURIDIS “PERJANJIAN PERCERAIAN” BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (STUDI KASUS PERJANJIAN PERCERAIAN ANTARA MISNO-NY.EKO SARYUNINGTYAS DAN SUDARMAN SOH-DEWI)

0 0 13

PERJANJIAN PERKAWINAN DITINJAU DARI KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA DAN HUKUM ISLAM

0 1 99